Bora hanya memandangi Tira yang berada di hadapannya, “Jika aku boleh tahu kenapa kau tidak setuju dengan perceraian ibu dan ayah?” Tanya Bora
“Apa karena kau akan takut jika Kalian berdua tidak dapat apa apa dari Kekayaan Ayah?” Tanya Bora, Tira terdiam saat mendengar apa yang Bora katakan, Clea langsung menatap kearah Tira yang berada di sampingnya.
“Apa maksud dari ucapanmu, kau pikir aku gila uang, Ayolah Bora kau anggap rendah sekali kakakmu ini.” ujar Tira yang menyangkal semua ucapan Bora
“Syukurlah kau tidak seperti itu, karena bagaimana pun kau tetap anak ayahku baik Ibu berpisah dengan ayah pasti kau tetap bekerja di Perusahaan dan mendapatkan Hakmu.” ujar Bora
“Namun apa kau mau kalau ibu terus terusan diperlakukan seperti Babu oleeh Ayah?” Tanya Bora
“Bahkan kau tidak tahu kemarin apa yang ayah hampir lakukan kepada Ibu.” ujar Bora, Tira terdiam saat Bora mengatakan
“Jika kau tidak melakukan hal konyol seperti itu maka Aku tidak akan melakukan hal yang kau dan ayahku perbuat kepada Aarav.” ujar Bora“Apa kau tidak sadar semua akar permasalahan itu ada padamu, Kak Owen.” ujar Bora sambil menatap kearah Owen yang berada di hadapannya.“Jika Kau tidak di butakan akan Cinta sesaatmu mungkin Aarav dan Elard tidak akan seperti ini.” Ujar Bora sambil menatap kearah Owen“Dan, Apa aku yang harus bertanggung jawab saat aku memanfaatkan Elard untuk melindungi Aarav?” Tanya BoraOwen sama sekali tidak bisa menjawab apa yang Bora katakan, “Sekarang gini saja, Kau urus masalahmu dan aku urus masalahku.” Ujar Bora“Mengenai aku memanfaatkan Elard untuk melindungi Aarav itu menjadi masalahku.” ujar BoraOwen tersenyum saat Mendengar perkataan Bora, “Kau seharusnya menyalahkan ayahmu yang angkuh itu." Ujar Owen“Kau melakukan ini
Aarav langsung menoleh kearah Pintu, dan saat itu Aarav langsung membuka pintu tersebut untuk melihat siapa yang bertamu kerumahnya malam malam. “Siapa.” ujar Aarav yang membuka Pintunya, kemudian Glesa berdiri dan langsung memeluk Aarav saat Pintu Rumah Aarav terbuka. Aarav terkejut saat Glesa yang tiba tiba datang kerumahnya dan langsung memeluknya. Glesa dalam keadaan mabuk sampai ia melantur dengan menyebut Nama Aarav terus menerus. “Kenapa kau tidak memaafkan ku, kenapa kau terus menerus menolakku, Padahal dulu kita adalah Sepasang kekasih yang saling mencintai, bahkan kita pernah menikah.” ujar Glesa“Kenapa.” ujar Glesam Aarav hanya terdiam saat mendengar apa yang Glesa katakan saat ia dalam keadaan mabuk. Akhirnya Aarav membawa Glesa masuk kedalam rumahnya. Aarav langsung meletakan Glesa di Sofa. Aarav langsung memandangi Glesa yang berada di hadapannya. Aarav teringat kembali dimana momeent Saat Mereka masih menjadi Suami Istri. Fl
Glesa dan Owen minum bersama di Ruang makan dimana Glesa terus menyeruput Teh yang sedang ia minum. Owen hanya memandangi Glesa yang sedari tadi terus menerus menatapnya “Kau ada yang dikatakan, entah itu permintaan maaf atau semacamnya.” ujar Owen“Sejujurnya aku tidak ingat, aku benar benar mabuk. Maaf sudah membuatmu tidak nyaman dan juga terima kasih.” ujar Glesa“Tidak Masalah, aku akan memaafkan semuanya.” ujar Owen, lalu tak berapa lama Ponsel Owen berdering dan saat ia mengangkat panggilan tersebut Glesa langsung melangkah untuk meletakan Gelasnya di Tempat cuci piring. “Ya Halo ada apa.” ujar Owen“Tuan Owen, Anu maaf menganggu anda. Ini ada Surat Panggilan dari Polisi dimana Anda Di tuntu karena Kasus pencemaran baik 12 Tahun lalu.” ujar Asisten Owen. Owen terdiam saat Asistennya mengatakan hal tersebut. Ternyata Aarav mengambil Langkah dimana Ia melaporkan Tuntutan kepada Owen, Dan Josep kare
Sebelum Josep menemui Aarav, dimana Josep menemui Pengcara pribadinya untuk membahas mengenai Kasus yang menyeret namanya. “Anda memanggil saya untuk.” ujar Pengacara Josep“Saya ingin kau menuntut Aarav atas pencemaran nama baik, Dimana kau sudah melihat Berita yang sedang memanas dimana dia menuduhku dalam Kasusnya. HAH dia enak saja mengatakan bahwa aku mencemarkan nama baiknya.” ujar Josep“Bisa kau mengurus semuanya dan membalikan keadaan.” ujar Josep“Dari apa yang ada Kasus itu sudah sangat lama, bahkan Jika di usut pun tidak akan mendapatkan apa pun.” ujar Pengacara Josep“Jadi Anda bisa menuntut Tuan Aarav atas hal ini.” ujar Pengacara Josep. Josep langsung diam dan ia tersenyum tipis. Akhirnya Josep bertemu dengan Aarav dimana ia hanya bisa memandang Aarav yang berada dihadapannya.“Kau Luar biasa, bisa bisanya kau menuduhku tanpa ada bukti bahwa aku menjebakmu dan membantu
Bela melihat ponsel Aarav yang tergeletak di atas mejanya. “Astaga lihat dia, bahkan dia tidak membawa Ponselnya.” ujar Bela, lalu Bela mengecek siapa yang menghubunginya dan ternyata Glesa “Mau apa dia Menghubungi Aarav?” Tanya Bela, lalu Bela mengangkat Panggilan dari Glesa.“Halo Aarav apa benar Bora melahirkan anakmu?” Tanya Glesa yang tanpa tahu bahwa yang mengangkat Teleponnya adalah Bela. Bela yang mendengar hal itu hanya bisa diam saat mendnegar hal tersebut.‘Apa yang ia katakan ini, Bora Melahirkan anak Aarav?’ Tanya Bela dalam hatiGlesa masih bingung karena Aarav hanya diam saja tanpa memberikan klarifikasi kepadanya, “Aarav kenapa kau diam saja.” Ujar Glesa“Ini aku Bela.” ujar Bela, Glesa langsung melihat apa benar dia menekan nomor yang benar.“Ini Kenapa Kau yang angkat.” Ujar Glesa“Tidak Penting kenapa aku yang angkat, sekarang k
“Apa Dulu kau pernah melahirkan Seorang Anak?” Tanya Bela, Sontak mendengar pertanyaan itu Bora langsung berubah raut wajahnya menjadi Tegang. “Apa Kau pernah melahirkan? Dan Anak itu Adalah Anaknya Aarav?”Tanya Bela, Bora terdiam sontak Tangannya langsung bergetar saat mendengar pertanyaan Bela. “Apa itu benar, Aku ingin Kau jujur mengenai apa yang aku tanyakan ini. Apa semua itu benar?” Tanya Bela sambil menatap kearah Bora yang berada dihadapannya. Sontak Bora tiba tiba Terdiam dan tangannya langsung dikepal dan Melihat Hal itu Bela langsung mengetahui bahwa Apa yang ia tanyakan adalah kebenaran yang Bora rahasiakan dari semuanya. “Jadi.. Jadi kau memang benar pernah melahirkan?” Tanya Bela. Lalu Bela meraih tangan Bora dan mengenggamnya. Tangan Bora tiba tiba dingin dan Bela berusaha untuk menenangkan Bora yang benar benar terkejut mendengar pertanyaannya. “Kau jangan takut, Kau sudah tahu aku tidak mungkin membocorkan semuanya.” ujar Bela “Siapa
Josep memberikan Tiket Honeymoon untuk Elard. Dimana Elard terdiam saat melihat tiket tersebut“Ini.” ujar Elard“Ayah mau cucu dari kau dan Bora, Ini juga untuk Menjaga Rumah Tangga yang ingin kau pertahankan.” ujar Josep“Ayah tahu kau sekarang was was karena Dia sudah berani terang terangan mengumumkan Kisah cintanya ke publik, namun dia tidak sadar bahwa kau sudah memenangkan permainan ini dan mendapatkan Bora.” ujar Josep“Hanya satu saja yang kurang, dimana Kau Harus memiliki Anak Dari Bora baru bisa kau mendapatkan Bora sepenuhnya.” ujar Josep, Elard terdiam saat Josep mengatakan hal tersebut.“Sebelum Perjalanan kalian, Ayah sudah menyiapkan Satu Kamar Hotel yang harus kau dan Bora kunjungi. Dimana Ayah juga sudah meminta bantuan Seorang untuk membuju Bora untuk datang Ke Hotel tersebut Besok Malam.” ujar Josep sambil mengangkat Gelas Wine dan ia meminumnya“Kau
Elard Membalikan badan ia melihat Chika yang berdiri di sana. Elard menatap kearah Chika dan Chika hanya menatap kearah Elard yang berada dihadapannya. Saat itu Chika Mengajak Elard untuk minum secangkir Kopi dan dimana Chika memberikan Cangkir kopi kepada Elard yang sedang duduk Di sana. “Terima Kasih.” Ujar Elard, lalu Chika duduk di hadapan Elard dan terus menatap kearahnya“Kenapa kau menatapku seperti itu, Apa diwajahku ada yang aneh?” Tanya Elard“Tidak, Hanya saja yang aku lihat tadi kau seperti Terikat oleh sesuatu.” ujar Chika“AKu tidak melihat Elard yang dulu bebas tanpa tekanan apa pun.” ujar Chika“Kau semenjak Menikah dengan Bora, kau terus saja Menjadi Anjing yang patuh akan semua Aturan yang di buat Oleh ayah Mertuamu. Aku tidak melihat Elard yang bisa mengutarakan Pendapatnya, Ada apa ini.” ujar Chika“Apa kau bilang, Aku menjadi Anjing Penurut.” ujar Elard yang sedikit tersinggung dengan apa yang Chika katakan“Kau tersinggung?” Tanya Chika“Tentu saja aku sangat te
“Untuk itu, disini aku ingin izin untuk Meminang Bora jika kau memberikan Restu.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav dengan lantang meminta restu Josep untuk meminang Bora. Saat itu Josep hanya diam sambil memandangi Aarav yang berada dihadapannya.“Kau Ingin Meminang anak ku.” ujar Josep“Benar, Saya tahu hubungan kita berdua kurang baik, namun saya hanya ingin membuat Bora bahagia.” ujar Aarav“Selama ini, Aku melihat Bora tidak bahagia dimana dia selalu menjadi Prisai untuk keluarganya, dan kau juga mungkin menyadari hal tersebut.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut“Maka dari itu, saya ingin.” ujar Aarav“Akan aku pertimbangkan.” ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan akan mempertimbangkan apa yang Aarav inginkan. Flashback berakhir dimana Aarav dan Bora sudah tiba di depan kediaman Josep. Dimana Bora sedikit gugup untuk menemui Ayahnya sendiri, melihat hal itu Aarav langsung meraih tangan Bora dan mengenggamnya.“Kita akan menghadapinya dengan
“Aku Minta Maaf kak.. Aku minta maaf.” ujar Wina yang mengenggam tangan Bora dan memohon ampun kepada Bora, Bora hanya terdiam saat Wina mencium tangannya memohon ampunannya karena sudah gagal melindungi Lily. “Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, Aku sudah Ikhlas dengan apa yang terjadi, lagian ini sudah lama berlalu.” ujar Bora, Lalu Bora menepuk Tangan Wina sambil tersenyum kearahnya.“Kita Mulai Lembaran baru, dimana Kakak mau kau dan Vian kembali kerumah dan berkumpul bersama.” ujar Bora, Wina sangat terharu dengan kebaikan hati Bora, lalu Wina memeluk Bora dan Bora langsung membalas pelukannya.Bora melangkah ditemani oleh Aarav. “Apa kau mau bertemu dengan ayahmu, Aku lihat Ayahmu sedang dirumah bersama dengan ibumu.” ujar Aarav“Dari ayah keluar dari penjara aku sama sekali belum menemuinya.” ujar Bora, Bora langsung menghentikan langkah kakinya,“Meski sudah berlalu entah mengapa saat aku memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayah, hatiku masih berat.” ujar Bora, Aarav la
Setelah Dari Makam Lily, Aarav mengajak Bora untuk Jalan Jalan mengelilingi Kota Jakarta, Saat itu Bora Menatap kearah Aarav yang mengajaknya Pergi Makan Ke Warung yang dulu ia singahi Dengannya. “Bukankah ini.” ujar Bora“Kau masih ingat dulu kita pernah makan disini, Aku ingin mengajakmu makan Siang sebelum kau Bertemu dengan ayahmu.” ujar AaravBora hanya menatap kearah Aarav yang hendak mempertemukan Bora dengan Josep, Aarav memparkirkan Mobilnya terlebih dahulu, dan saat itu Aarav menatap kearah Bora“Kenapa kau menatapku seperti itu.” ujar Aarav“Aku belum siap menemuinya.” ujar Bora, Aarav hanya diam dan ia mengenggam tangan Bora,“Aku tahu mau masih kecewa dengan ayahmu, Tapi dia tetap ayahmu.” ujar Aarav“Kau tahu, saat dia meminta maaf kepadaku. Saat itu aku melihat Sosok Josep yang Gagah, Angkuh dan Dingin seketika Hancur.” ujar Aarav“Kau tahu, D
“Dan… Jika Aarav tahu bahwa kau akan bertindak bodoh seperti ini, Aku yakin dia akan terpuruk.” ujar Tira, Bora hanya terdiam saat mendengar kata kata Tira. Elard dan Aarav Sama sama Menaiki Tangga menuju Ke Atap gedung untuk mencegah Bora. Mereka berdua terus menaiki tangga dan Saat itu Aarav melihat Elard yang ternyata juga berada disana. Aarav langsung berlari dan meraih tangan Elard. Elard langsung berhenti melangkah“Sedang apa kau disini.” Ujar Aarav“Apa kau tidak salah menanyakan hal itu, Aku kesini ingin menghentikan Istriku.” ujar Elard“Kau sendiri apa hak mu datang kesini.” ujar Elard, lalu Aarav menaiki anak tangga supaya setara tingginya dengan Elard.“Aku lebih punya Hak karena aku Kekasih Bora.” ujar Aarav“Kekasih? Lebih tinggi mana statusmu denganku yang Suami Sah Bora.” ujar Elard“Memang kau suami Bora, Tapi Bora adalah Ibu dari Anakku.&r
Selama Dalam perjalanan, Aarav terus memikirkan apa yang ingin Josep bicarakan sampai ia ingin bertemu 4 mata dengannya. Josep sedang dalam perjalanan menuju Cafe yang tak jauh dari Rumahsakit, Josep mengingat apa yang Bora katakan kepadanya.Flashback dimulaiBora menatap kearah Josep, “Ayah sudah menghubunginya, Apa yang harus ayah katakan kepada pria itu.” ujar Josep“Ayah masih belum paham dengan semua kesalahan ayah.” Ujar Bora“Ayah sama sekali tidak salah, Ayah tidak pernah salah justru kamu yang salah sampai Menyembunyikan Anak mu ditambah kamu Hamil dengan Pria tua itu.” Ujar Josep“Mas, ini di ruang ICU sebaiknya kau jangan meninggikan suaramu.” ujar Clea“Karena Keangkuhan ayah, Ke otoriteran ayah semua orang yang care dan perduli kepada ayah Meninggalkan ayah dan membenci ayah, termasuk aku.” ujar Bora, Josep terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut.&ldquo
“Selamat ayah, Karena Keangkuhan dan Keotoritermu Kau sudah membunuh cucu mu sendiri.” ujar Bora“Maksudmu?” Tanya Clea“Lily Adalah Anakku dan Juga anak Pria yang selama ini ayah benci.” ujar Bora, Josep terkejut saat mendengar kenyataan bahwa Lily adalah Anak dari Bora dan Aarav.“Lihat… Kau sudah mengkorbankan Putri Kecilku karena semua Ke egoisanmu yang sudah mendarah daging.” ujar Bora”Bahkan Kau juga menempatkan Wina dan Vian atas Keangkuhanmu ayah.” ujar BoraClea langsung melangkah kearah Bora, “Nak, Ini bukan salah ayahmu, Ini murni kecelakaan.” ujar Clea“Aku Tahu ini semua kecelakaan, Tapi Jika Bukan karena Ayah aku tidak akan menitipkan Anakku kepada Wina.” ujar Bora, lalu Bora memegang Bahu Josep“Apa yang ayah mau dariku, apa yang ayah inginkan dariku.” ujar Bora“Kau sudah memisahkan aku dengan Aarav, Lalu
”Katakan dimana anakmu.” ujar ElardBora masih terdiam saat Elard bertanya kepadanya, “Kenapa kau masih diam, Apa kau tidak bisa menjawabnya.” ujar Elard“Kau sudah pernah menemuinya.” ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan bahwa ia pernah bertemu anaknya. Lalu Elard memgingat kembali siapa anak yang Bora maksud, dan Saat itu Elard memikirkan Lily, dimana Bora sangat perduli bahkan saat Lily di gendong oleh Bora, ia langsung terdiam dan merasa tenang. Elard langsung mengingat saat Lily di gendong oleh Aarav pun sama dimana Lily benar benar senang saat Aarav mengendongnya saat ia berulang tahun beberapa Minggu yang lalu.“Apa dia,” ujar Elard sambil menatap kearah Bora“Benar, dia adalah Lily. Dia adalah Putriku dan Aarav.” ujar Bora, Elard benar benar terkejut mengetahui bahwa Selama ini Anak Wina adalah anak kandung Bora dan juga Aarav.“Dia adalah Putri yang aku lahirkan 1 t
”Kau benar benar ingin tahu apa benar Aku dan Aarav sudah memiliki Seorang anak yang mengikat Takdir kami berdua.” ujar Bora, Elard terdiam dan ia mengepalkan tangannya untuk menahan semua emosi yang berkecambung didalam dirinya. Lalu Bora melangkah kearah Elard yang masih membelakanginya, lalu Bora berhenti tepat di belakang Elard, “Aku Pernah melahirkan anak Aarav 1 tahun yang lalu, dan Anak itu.” Ujar Bora“CUKUP!!” Seru Elard, Bora terdiam dan Elard langsung membalikan badan sambil menatap kearah Bora. ”Aku bilang Cukup, aku tidak mau dengar apa apa darimu.” ujar ElardBora hanya bisa terdiam saat melihat Elard yang begitu sedih, “Meski kau punya anak dari Aarav, aku tidak akan melepaskanmu.” ujar Elard“Sampai kapanpun kau adalah istriku.” ujar Elard, Bora langsung meraih tangan Elard dan mengenggamnya,“Kau bahagia dengan Hal ini.” Sambil menatap kearah Elard y
“Aku sudah mengambil keputusan ini, dan Apa yang di atur dalam Peraturan Perusahaan, jika Seluruh Dewan Direksi Setuju dan menandatangani Petisi tersebut maka Keputusan itu adalah SAH.” ujar Bora, Josep menatap kearah Bora sambil memegang Dokumen petisi yang sudah di tanda tangani oleh 20 Dewan Direksi“Jadi, Aku Harap… ayah akan menerima semua keputusan ini, suka atau tidak suka Tira akan kembali ke posisinya meski ayah berpisah dengan ibu.” ujar Bora yang menatap kearah Josep yang berada di hadapannya.Josep Langsung Menyobek Petisi Yang Bora Berikan Kepadanya, “Kau Pikir Ayah akan memenuhi Semua Keputusan dari Petisi ini?” Tanya Josep“Tidak akan.” ujar Josep“Selama Ayah masih hidup didunia, Ayah tidak akan memberikan Perusahaan yang ayah sudah kembangkan kepada orang lain.” ujar Josep“Ayah Tidak akan Rela.” ujar Josep,Bora menatap kearah Josep yang masih be