Share

Berbohong

Penulis: Ina R
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-23 12:22:12

"Adam? Mau kemana kamu?" Perasaan Adam seketika ciut, dan setelahnya, perlahan ia berbalik menghadap perempuan yang baru saja bertanya padanya.

Dadanya berdebar, niat mau diam-diam malah seperti maling yang ketangkap basah. Gugup itulah kiranya gambaran yang tepat untuk menggambarkan perasaannya saat ini.

"Eh, M--ama."

"Kamu mau kemana? Bukannya tadi kamu bilang mau istirahat karena capek?" tanya Bu Ratmi, matanya memindai Adam dengan tatapan penasaran.

"Eum ... I--tu, Ma, A--dam mau keluar sebentar, ada sesuatu yang harus  dibeli," ucap Adam, kerongkongannya sedikit tercekat usai mengucapkan kalimat dusta tersebut. Ia terpaksa berbohong, sebab jika Bu Ratmi tahu kemana sebenarnya tujuannya tentu tidak akan diizinkan.

"Kamu gak lagi bohongin Mama, 'kan? Bukan untuk nemuin perempuan itu?" tebak Bu Ratmi yang seketika membuat wajah Adam menegang.

"B--ohong? Ya enggaklah, Ma. Lagian untuk apa?" Adam sengaja balik bertanya agar sang Mama percaya, sementara jantungnya memompa terasa begitu cepat dari biasanya.

Bu Ratmi ber oh ria, dan memilih percaya, tidak mungkin juga Adam mau menemui Laila, pikirnya. "Eum ... Ya sudah kalau begitu."

Adam lega, dan segera berpamitan, setelahnya melangkah ke arah cart port, dan masuk ke mobil. Hampir saja ia ketahuan, tetapi untungnya mamanya percaya dengan apa yang diucapkannya, jika tidak sudah tentu ia tidak akan bisa keluar.

Perlahan Adam segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Ada perasaan yang tak bisa ia jelaskan memenuhi rongga dadanya sangat mengingat perempuan yang nyaris dua tahun ini membersamainya. Mungkin merasa bersalahkah? Cintakah? Ah, entahlah Adam juga tidak tahu.

Barangkali perempuan itu akan memaafkannya, dan mengerti akan keputusan yang diambilnya mengingat bagaimana Laila begitu mencintai, dan menyanyanginya. Adam yakin, Laila tidak akan marah lagi jika ia datang menjenguknya.

Di rumah sakit, Bi Jum tengah menemani Laila yang masih terlihat lemah di atas ranjang pasien. Sementara Arga pergi untuk mengurus segala administrasinya.

"Maafin Laila ya, Bi jadi merepotkan Bibi," ucap Laila lemah, dan berusaha untuk bangkit.

"Gak ada yang perlu dimaafin, Non. Udah Non istirahat aja, jangan banyak aktivitas dulu!" cegah Bi Jum melihat Laila berusaha untuk bangun.

"Bagiaman dengan Aleia, Bi, apa dia menyusahkan Bibi?"

Bi Jum tersenyum, bahkan ia baru tahu bayi mungil yang sejak tadi dalam gendongannya bernama Aleia. 

"Non Aleianya sedang tidur Non. Habis minum susu yang tadi dibuatkan Den Arga," jawab Bi Jum tersenyum.

Tanpa terasa air mata Laila luruh, ia terharu melihat masih ada yang begitu peduli padanya. Sementara suami yang seharusnya tempat ia berlindung malah mencampakkannya. 

Laila masih tak percaya dengan alasan yang diberikan keluarga suaminya itu, bahkan Adam pun setuju tanpa memperdulikan bagaimana hancurnya perasaan Laila usai berjuang melahirkan baby yang ternyata tak diharapkan kehadirannya.

"Aku gak tahu kalau tidak ada Bibi, dan Arga."

"Jangan bilang begitu, Non. Semuanya sudah diatur sama Allah, sebagai sesama sudah seharusnya kita saling menolong."

"Apa aku bisa melewati ini semua, Bi?" Laila bertanya dengan tatapan sedih melihat bayi yang tak berdosa tersebut.

"Bibi yakin, Non Laila pasti bisa melewati semua ini. Non harus kuat demi Aleia." Bi Jum mencoba menyemangati, meski ia sendiri tak tahu harus bagaimana kedepannya nanti, tetapi bukankah ada Allah yang akan menolong hamba yang berharap pada-Nya? Ya Bi Jum yakin Allah akan menolong mereka, bukankah bersama kesulitan akan ada kemudahan?

Laila bergeming, menatap Bayi mungil yang kini tengah tertidur pulas di sampingnya. Semoga Puteri yang telah diberi nama Aleia Rihanna tersebut  tumbuh menjadi perempuan yang cantik, dan kuat seperti namanya.

Laila tak tahu bagaimana caranya berterima kasih pada Jum yang sudah mau repot-repot menolongnya, dan malah menyusahkan hidupnya sendiri dengan memutuskan ikut pergi bersamanya.

Dalam hati Laila berjanji setelah ini akan berjuang demi buah hati tercinta, tak peduli meski suami, dan mertuanya tidak mau mengakui baginya Aleia adalah harta yang paling berharga yang ia punya saat ini.

Setelahnya terdengar pintu terbuka, mengalihakan pandangan Bi Jum Dan Laila, ternyata Arga yang datang.

"Bagiamana keadaan, Mbak?" tanya Arga. Ia tersenyum melihat Laila sudah sadar.

"Alhamdulillah, sudah mendingan. Maaf jadi merepotkanmu," ucap Laila tak enak. "Gak tahu kalau gak ada kalian gimana nasibku sama Aleia," lanjut Laila, ada sesak saat dirinya mengingat sesuatu yang sudah terjadi.

"Aku gak merasa direpotkan," jawab Arga tersenyum.

"Harusnya pake ruangan biasa saja, tak apa kalau harus satu ruangan dengan pasien lain, Mbak gak punya uang," ucap Laila risau.

"Tidak usah dipikirkan, Mbak, yang penting Mbak sehat, dan anak Mbak tidak terganggu oleh yang lainnya."

"Mbak gak tau harus bilang apa, Mbak janji kalau Mbak sehat, dan Mbak punya kerjaan Mbak akan cicil biaya rumah sakitnya." Laila berkata dengan perasaan yang tak bisa ia jelaskan, entah harus senang atau sedih, disaat dirinya dicampakkan oleh suami dan mertuanya justru Arga sepupu suaminya malah datang membelanya.

"Tidak usah dipikirkan! Aku ikhlas nolongin Mbak," jawab Arga tersenyum. Sebenarnya dalam hati ia ingin sekali bertanya apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ini bukan waktu yang tepat.

"Ya udah aku pulang dulu, kalau ada sesuatu Mbak bisa telpon aku!" 

"Sekali lagi, makasih Ga!"

Arga tersenyum. "Assalamualaikum."

"Wa'alaykumsalam."

Argapun segera melangkah ke arah parkiran, dimana mobilnya berada, ia baru saja masuk ke mobil bersamaan itu Adam datang. Mereka tak sempat bertemu.

Beberapa kali Adam menghela napas, ada perasaan ragu, apa benar Laila tidak akan marah jika melihatnya, atau malah sebaliknya. Ia bimbang, dan akhirnya memutuskan untuk turun.

Setelah bertanya pada bagian resepsionis, dan mengetahui dimana Laila di rawat, Adam pun segera mencari ruangan tersebut.

Saat ini ia sudah berdiri di depan ruangan Laila dengan perasaan ragu, setelah beberapa saat berdiri akhirnya ia memberanikan diri untuk bertemu Laila, entah untuk apa ia datang menemui Laila, ia pun tak tahu yang jelas ia ingin bertemu.

"Mas Adam?" Mata Laila membola begitu melihat lelaki yang beberapa jam yang lalu berhasil memporak-porandakan hidupnya, tiba-tiba ada disini, mau apa lagi lelaki itu?

"La?" sapa Adam begitu masuk, ia mencoba tersenyum mencairkan kekakuan pada dirinya.

"Mau apa Mas datang kemari, apa belum puas Mas menyakiti aku, dan ...." Kalimat Laila terjeda, ada perasaan sungkan saat akan menyebut kalau Aleia adalah anaknya, sebab bukankah Adam, dan orang tuanya tidak mau mengakuinya?

"Mas cuma mau memastikan kalau kamu baik-baik saja," ucap Adam. Laila tak bisa menebak apa yang sebenarnya ada dikepala Adam. Bahkan kata maaf saja tak terucap dari bibirnya..

"Sekarang kamu sudah lihat kalau aku baik-baik saja, dan Mas bisa pulang!" Laila membuang muka, suasana sejenak hening.

Setelahnya ponsel Adam berdering, Adam pun langsung merogoh ponselnya dari saku celana miliknya, begitu melihat nama yang tertera di ponsel wajah Adam seketika menegang.

Ia pamit keluar untuk mengangkat telponnya, tetapi Laila tak peduli, dan berharap lelaki itu segera pulang.

Perlahan Adam memutar knop pintu, begitu pintu terbuka sempurna ia terperanjat melihat seseorang yang tengah berdiri di depannya.

Bersambung ...

Bab terkait

  • Ditalak Usai Melahirkan    Arga Kembali

    Perlahan Adam memutar knop pintu, begitu pintu terbuka sempurna ia terperanjat melihat seseorang yang tengah berdiri di depannya."A--rga?" Adam terkejut setengah mati melihat sepupunya itu tau-tau berdiri di depan pintu.Sama halnya dengan Adam, Argapun tak kalah terkejut melihat Adam keluar dari ruangan Liala. Bagaimana tidak, lelaki yang sejak Laila pingsan memilih tak peduli itu tiba-tiba ada disini."Adam? Ngapain kamu disini?" tanya Arga heran, sepasang alisnya bertaut."Eum ... A--ku nemuin Laila." Gugup Adam menjawab, sebenarnya ia ingin berkilah, tetapi sudah terlanjur ketahuan percuma juga berbohong.Arga yang belum tahu pokok permasalahannya hanya mengangguk, meski dalam hati menyimpan rasa penasaran."Kamu sendiri ngapain masih disini?" tanya Adam, ia nampak tak suka melihat sepupunya itu memperdulikan Laila, bagian hatinya merasa tak rela, entah apa namanya, cemburukah?"Ada sesuatu yang tertinggal," jawab Arga sekenanya. Ia lupa meninggalkan nomor ponselnya untuk Laila,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Ditalak Usai Melahirkan    Pulang

    "Lho Adam?" Adam yang tak menyangka langsung dibuat spot jantung, begitu melihat Kakak perempuannya itu tiba-tiba ada disini."M--bak Arnie?" Mata Adam membola. "Kok, bisa ada disini?" Cepat Adam bertanya meski tak bisa dibohongi kalau saat ini dirinya tengah gugup setengah mati."Iya Mbak habis jengukin teman Mbak. Kamu sendiri ngapain disini?" Arnie bertanya balik."Eum ... A--ku?" Adam gemetar, ia bingung harus menjawab apa, pasalnya ia tahu kakaknya ini, setipe dengan mamanya mereka. Berbeda dengan kakaknya Marwah yang saat ini tinggal di luar kota, dan belum mengetahui apa yang terjadi dengan rumah tangga Adam."Jangan bilang kamu datang jengukin perempuan itu?" Mata Arnie menelisik, mencari jawaban dari sang adik.Adam tertunduk, ia kebingungan untuk mencari alasan.Menyadari itu Arnie menghela napas. "Astaga, bagaimana kalau Mama tahu kamu ada disini?" "Tolong, Mbak jangan kasih tahu Mama!" Adam memelas, berharap Kakaknya mau membantunya, dengan tidak mengatakan pada Mama mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Ditalak Usai Melahirkan    Kejutan

    "Cobain deh Mas, salad buahnya! Enak banget," ucap Farah. Tangannya berusaha hendak menyuapi Adam, yang saat ini duduk di depannya."Eum ... Maaf aku lagi gak pengen, kamu aja yang makan!" tolak Adam. Ia sedang tak berselera makan, raganya saja yang saat ini tengah duduk disini tetapi pikirannya melayang, bahkan makannaya hanya diaduk-aduk saja. Padahal dulunya ini tempat favoritnya bersama Farah.Melihat Adam seperti tak berselera dan dari tadi banyak diam, membuat gadis cantik dengan bulu mata lentik itu penasaran. "Kamu kenapa sih, Mas kayak gak semangat gitu?" tanya Farah. "Mas ada masalah?" Farah menelisik wajah Adam dengan tatapan penuh, sembari melipatkan tangan di meja.Adam menggelang, perasaan yang sedang benar-benar tak enak. "Aku gak apa-apa," jawab Adam sekananya, ia benar-benar tak bersemangat setelah datang ke rumah sakit pagi tadi, dan mendapati kalau ternyata Laila sudah pulang. Entah pulang kemana?"Beneran, Mas gak apa?" Farah memastikan, karena tak biasanya Adam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Ditalak Usai Melahirkan    Tamu yang Datang

    "Ini buat Baby Aleia, semoga suka!" ucap Arga sembari mengakat dan mendekatkan stoller bayi berwarna putih-pink kedekat Laila.Laila masih bergeming, pipinya basah. Tak ada kata-kata yang mampu ia ucapkan untuk semua yang telah Arga berikan untuknya."Harusnya kamu tidak perlu melakukan ini, Ga! Aku sungguh tidak enak. Kamu sudah mau menampung kami disini saja aku sudah berterima kasih!"Meski Laila tahu membutuhkan itu, disisi lain ia juga merasa tak nyaman menerima pemberian Arga seperti ini, apalagi mengingat statusnya saat ini."Santai aja, Mbak. Aku menghadiahi ini untuk baby Aleia. Aku harap Mbak mau menerimanya!" Arga tersenyum.Laila, terdiam ia tak tahu harus berkata apa, percuma ia menolak Arga akan tetap memaksanya. Jika, nanti keadaanya sudah pulih mungkin ia akan memilih tinggal mengontrak, sementara Bi Jum biarkan saja bekerja di sini."Oh iya, tadi aku juga beli ini!" Arga menunjukkan kotak susu dengan gambar ibu meny*sui. "Aku gak tahu kamu suka rasa apa makanya aku be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Ditalak Usai Melahirkan    Kemarahan Bu Ratmi

    "Apa kamu sudah tidak waras?" tanya Bu Ratmi berang begitu mendengar penjelasan Adam. Bu Ratmi yang tadinya duduk langsung bangkit sambil berkecak pinggang."Bagiamana lagi, Ma? Dari yang aku baca haram menjatuhkan talak pada perempuan sedang ni*as," jelas Adam. Ia sengaja tidak mengatakan kebenaran dari mana ia tahu soal itu, jika tidak, urusannya akan semakin runyam."Jadi kamu ingin membawa perempuan si*lan itu lagi kesini?" tanya Bu Ratmi kesal.Adam sengaja mengatakan ini pada Mamanya, berhaharap Mama, atau pun orang suruhan keluarganya tidak mengusik Laila, walaupun ia juga tidak tahu keputusannya ini sudah tepat atau belum."Kenapa diam? Atau kamu sengaja mengarang cerita buat bohongi Mama?"Adam bergeming, ia tahu keputusannya untuk mengajak Laila kembali tidak akan dengan mudah diterima sang Mama apapun alasannya, hatinya seolah mati untuk menerima kebenaran."Adam tidak bohong, Ma. Kalau Mama tidak percaya Mama bisa tanyakan pada yang lebih ahli dibidangnya!" saran Adam, ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Ditalak Usai Melahirkan    Ke Apartemen

    "Mana Laila?""Adam?" ucap Arga terkejut melihat Adam yang tiba-tiba ada disini."Mana Laila? Aku mau bertemu dengannya!"Belum sempat Arga menjawab Adam langsung menerobos masuk."La! Laila!" seru Adam."Mau apa kamu ketemu Laila? Apa kamu mau menyakitinya lagi?" tanya Arga sembari mengejar sepupunya itu yang masuk begitu saja.Mendengar pertanyaan Arga, Adam pura-pura tak mendengar dan terus memanggil Laila."Apa seperti ini cara kamu bertamu ke rumah orang?" seru Arga yang terlihat kesal dengan Adam yang seperti tak beretika tersebut."Aku hanya ingin bertemu dengan istriku!"Arga menghela napas mendengar sebaris kalimat yang keluar dari mulut Adam, ada rasa tak percaya."Kamu masih menyebutnya istri?" tanya Arga memancing, ia sengaja ingin mendengar langsung apa yang menjadi alasan Adam hingga berkata demikian."Aku tak perlu menjawab pertanyaanmu, sekarang mana Laila?" Sebelah sudut bibir Arga tertarik ke atas, membentuk lengkung senyum, senyum merasa lucu dengan sikap Adam.Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ditalak Usai Melahirkan    Harga Diri yang Tercabik

    "Tak apa. Bibi makan saja dulu, biar Laila yang bukakan pintunya!" ucap Laila tersenyum. Lalu, beranjak, dan melangkah ke pintu.Perlahan Laila membukakan pintunya, begitu pintu terbuka, tubuh Laila langsung terasa kaku begitu melihat tamu yang datang.Bibir merah menyala itu langsung terlihat begitu kontras dengan ekpresi wajah tak suka dari sang empunya, dialah Bu Ratmi."Ma---ma!" seru Laila dengan terbata, sementara yang disebut hanya berdehem, dan langsung menyuruh supir yang tadinya mengantarnya untuk menunggu di mobil, setelahnya Bu Ratmi langsung masuk.Dada Laila seketika berdegub kencang, ia tak tahu apa gerangan yang membawa sang mertua kemari, apa ini ada hubungannya dengan Adam yang membawanya tinggal di sini?Dengan gerakan pelan, Laila kembali menutup pintu, sementara mamanya sudah duduk lebih dulu."Mama mau minum apa?" tanya Laila.Meski Bu Ratmi sering marah, dan menghinanya, sampai sekarang Laila tetap menghormatinya sebagai mertua."Tidak perlu! Duduk!" titah sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Ditalak Usai Melahirkan    Marah

    "Astagfirullahaladzim, Non Laila!" Suara Bi Jum menggema memenuhi ruangan berukuran sedang ini, begitu melihat Laila tergelatak di atas lantai, dan tak sadarkan diri.Dengan langkah lebar-lebar Bi Jum segera menghampiri Laila, dan berusaha untuk membangunkannya, tetapi nihil. Susah payah Bi Jum memindahkan tubuh Laila ke atas kasur Bersamaan itu baby Aleia menangis, membuat Bi Jum semangkin panik."Ya Allah bagaimana ini?" Ucap Bi Jum sembari mengakat tubuh Aleia dalam gendongan. Kemudian, di raihnya ponsel Laila yang terletak di atas nakas, dan berniat menghubungi Adam untuk memberi tahu kondisi Laila. Panggilan terhubung tetapi tidak diangkat."Ya Allah, angkat Den!" Batin Bi Jum resah saat panggilan itu srakhir dengan rijek, tak ingin enyetah akhirnya Bi Jum mencoba untuk mengirim pesan.[Assalamualaykum, Den maaf ini Bibi, Non Laila pingsan] pesan terkirim tak lama setelahnya terlihat centang biru, itu artinya pesan sudah di baca.Tak menunggu waktu lama, pesan balasan masuk, memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02

Bab terbaru

  • Ditalak Usai Melahirkan    Tersenyum Lega

    15 tahun Kemudian.Laila dan Fahmi begitu merasa bahagia, dikarunia dua orang puteri, dan satu orang putera bernama Aidan yang kini berumur 7 tahun.Aleia Rihanna, sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik, dan cerdas. Aghnia pun sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, dan tak kalah cerdas.Selain menjadi seorang mahasiswa Aleia juga sudah dipercaya memegang perusahaan yang sempat dititipkan Hamzah pada Laila beberapa tahun lalu. Begitu banyak prestasi yang ia dapat, dan saat ini ia juga tengah menyibukkan diri untuk menjadi seorang hafidzoh. Orang tua mana yang tak bangga memiliki anak yang nantinya akan memberikan mahkotah dari surga.Namun sebaliknya, berbeda dengan Zafran. Anak laki-laki yang dipundaknya ditaruh harapan besar oleh keluarga Ratmi untuk menjadi penerus keluarga mereka."Zafa!" seru Adam begitu mendapati pintu utama terbuka."Dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?" tanya Adam sembari melirik jam yang melingkar di tangannya, dan tengah menunjukkan pukul 01.

  • Ditalak Usai Melahirkan    Salah Pilih

    "Laila!" batin Adam.Betapa bahagianya Laila bersama keluarga barunya, bahkan Fahmi terlihat begitu perhatian."Hei! Pelan-pelan, Sayang!" ucap Fahmi yang langsung dengan sigap membantu Liala turun dari mobil sembari menggendong babynya.Laila tersenyum, ia merasa begitu beruntung dipertemukan, dan dipersatukan dengan laki-laki seperti Fahmi. Laki-laki bertanggung jawab, dan penuh kasih sayang.Sementara Adam masih berdiri di tempatnya, tanpa terasa tangannya meremas roti yang tadi dipegangnya begitu kuat. Ia marah, bukan pada orang lain, melainkan pada dirinya sendiri.Andai dulu ia tak menjadi laki-laki pengecut, mungkin laki-laki yang saat ini berdiri di samping Laila adalah dirinya."Mas Adam!" seru Laila terkejut begitu melihat Adam yang masih berdiri menghalangi pintu masuk."Eh, eum ... Maaf!" Adam gegas menggeser tubuhnya. "Gimana kabar Leia?" tanya Adam yang kemudian mengalihkan pembicaraan. Akhir-akhir ini ia memang sudah jarang menemui Aleia."Dia baik," jawab Laila singkat

  • Ditalak Usai Melahirkan    Kecewa

    'Izinkan aku untuk mengucap kata maaf untuk terakhir kalinya, maaf jika selama bersama aku tak bisa membuat kamu dan anak-anak bahagia, sekali lagi maaf untuk semua kesalahan yang sudah kulakukan terhadap kalian'~Hamzah~Mata Ratmi memanas. Marah, kesal, dan kecewa seketika melebur jadi satu."Dasar lelaki tidak tahu diri, apa kurangku?" umpat Ratmi dengan amarah yang tak bisa ia lampiaskan pada seseorang yang pernah membersaminya tersebut, dan juga seseorang yang telah membuat luka di hidupnya, dan juga anak-anak.Nyatanya pesan tersebut bukan membuat hatinya membaik, malah membuat luka itu kembali menganga. Andai dekat ingin sekali ia melampiaskan kemarahan, dan kekecewaannya pada lelaki tersebut. Ratmi benar-benar kecewa dengan keputusan Hamzah yang memilih pergi dengan perempuan muda itu, bahkan tanpa membawa harta sepeserpun ia rela. Hati istri mana yang tak sakit, dan sanggup menerima diperlakukan seperti itu? Ratmi sangat marah, dan berniat membuat Hamzah pisah dengan perem

  • Ditalak Usai Melahirkan    Jangan Salah Paham

    Bi Narti mengangguk, dan pamit. Laila pun menemui tamu tersebut. Namun, betapa terkejutnya ia begitu melihat siapa yang datang.Mata Laila tak berkedip memandangi lelaki yang tengah berdiri di hadapannya, benarkah apa yang dilihatnya, dan untuk apa Hamzah--mantan mertuanya datang kemari?***"Mungkin kamu tidak menyangka saya datang kemari," ucap Hamzah setelah Laila mempersilahkan Hamzah duduk--mereka duduk di kursi teras."Permisi, silahkan," ucap Bi Narti yang datang membawa minum, dan menjeda obrolan mereka."Terima kasih, Bi!" Bi Narti mengangguk, dan pamit ke belakang. Setelahnya Liala pun mempersilahkan Hamzah untuk meminum tehnya."Terima kasih!" ucap Hamzah. "Saya sengaja menemuimu, karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan!" Lanjut Hamzah. Lalu, ia mengeluarkan sebuah map dari dalam tasnya, dan meletakkannya di atas meja kayu di hadapan mereka."Ini adalah surat kepemilikan salah satu perusahaan yang baru saya bangun, tanpa sepengetahuan keluaraga." Alis Laila terang

  • Ditalak Usai Melahirkan    Papa Baru Aleia

    "Apa jual? Gak, gak. Aku gak mau hidup miskin!""Aku akan bekerja di tempat lain," ucap Hamzah menenangkan, ia pun tak menyangka di usianya yang tak lagi muda akan memilih jalan seperti ini.Sava membuang muka, bekerja di tempat lain, dan miliki perusahaan sendiri tentu saja penghasilannya berbeda, kalau sudah begini apa gunanya ia menikah dengan pria kaya, dan ruginya sudah tua."Mas akan segera mendaftarkan pernikahan kita!" ucap Hamzah menenangkan Sava yang kemarin-kemarin protes dengan status pernikahan mereka.Sava bergeming, ucapan Hamzah sama sekali tak menarik untuk ia dengarkan. Lelaki itu terlalu b0doh pergi tanpa membawa apapun, dan Sava tak bisa terima itu begitu saja.***Satu Minggu berlalu, Hamzah tengah mencoba untuk mencari pekerjaan, entah demi apa ia rela meninggalkan keluarganya demi hidup bersama Sava."Sayang aku butuh uang nih, 50 juta!" ucap Dion yang pagi itu sengaja datang ke rumah Sava dan Hamzah, ia tahu kalau pagi-pagi begini Hamzah tidak ada di rumah."A

  • Ditalak Usai Melahirkan    Memilih Pergi

    Usai dari toilet, Bu Ratmi pun keluar dan hendak kembali ke meja makan. Namun, belum sampai ke meja, ia tak sengaja melihat sesuatu yang membuat matanya seketika terasa panas.Tangannya terkepal kuat, hingga menimbulkan buku-buku putih. Benarkah yang dilihatnya saat ini? Seorang perempuan muda tengah bergelayut manja di tangan Hamzah--suaminya. Siapa perempuan itu?Tanpa menunggu, Ratmi langsung melangkah ke arah dua insan beda usia tersebut, dan ..."Aww ... Apa-apaan ini?" teriak Sava terkejut karena tangannya ditarik, mendengar teriakan Sava membuat Hamzah reflek menoleh, dan langsung terkesiap melihat Ratmi ada disini."Ma---ma?" Mata Hamzah membulat sempurna, jantungnya berpacu lebih cepat, dengan tubuh gemetar."Punya hubungan apa kamu dengan suami saya?" tanya Ratmi dengan tatapan tajam ke arah Sava."Oh Anda rupanya," ucap Sava santai. Seolah tanpa beban, kedua tangannya ia lipatkan di dada. "Kalau Anda mau tau, tanya saja sama, Mas Hamzah," lanjut Sava dengan nada sombong."M

  • Ditalak Usai Melahirkan    Kebencian

    Tentu saja hal tersebut membuat Bu Ratmi panik, dan langsung menelpon Adam dan suaminya untuk mengurus Farah."Mama!" teriak Zafran, dan setelahnya bocah lelaki itu menangis melihat Mamanya pergi di bawa polisi seperti di sinetron yang pernah ia lihat. Bu Ratmi pun mencoba menangkannya. ***"Jadi kamu yang melaporkan Farah ke kantor polisi?" tanya Bu Ratmi sembari menatap tajam ke arah Laila, seakan siap mengulitinya hidup-hidup.Laila bergeming, hal inilah yang ingin dihindarinya, beruntung Fahmi berada di sisinya, dan langsung membelanya."Bukan Laila yang melaporkan Farah, tapi saya!""Saya tidak suka orang asing ikut campur, memangnya kamu tidak tahu siapa kami?"Fahmi menghela napas, biasanya orang kalau sudah bertanya begitu berasal dari keluarga terhormat, dan terpandang, tetapi apa gunanya jika melakukan kesalahan tetap saja harus dihukum."Maaf, mungkin saya tidak mengenal Anda. Tapi, ini bukan masalah siapa Anda, ini masalah hukum yang harus ditegakkan, agar tidak terjadi k

  • Ditalak Usai Melahirkan    Memberi Pelajaran

    Kemudian ia berbalik, berniat pergi. Namun, begitu berbalik ia langsung terkejut melihat seseorang berdiri di depannya, jantungnya seakan mau lepas saking kagetnya."Siapa kamu ngagetin aja. Minggir! saya mau lewat!" ketus Minah dengan tatapan jengkel setengah mati karena terkejut. Ia tidak mengenali lelaki tersebut."Tidak penting siapa saya, sekarang ayo ikut saya!" Fahmi hendak menarik tangan Minah, mengajaknya kembali ke butik Laila, dan disuruh mengakui kesalahannya."Eh, eh siapa kamu jangan lancang ya, jangan berani pegang-pegang kalau gak mau saya teriaki maling!" Ancamnya. Ia yakin lelaki itu tidak akan berani, melihat lingkungan sekitar yang lumayan ramai. Lalu, tersenyum smirk, Minah dilawan batinnya.Melihat Fahmi tak ada reaksi membuat Minah langsung merasa percaya diri."Minggir! Jangan halangi jalan saya, saya mau belanja!" ucap Minah dengan nada ketus, dan melewati Fahmi begitu saja."Oke, kalau Ibu tidak mau saya paksa, Ibu bisa datang sendiri ke butik yang tadi!" uca

  • Ditalak Usai Melahirkan    Gara-Gara Baju Sobek

    Baru saja akan melangkah pergi, Fahmi dan Laila langsung terkejut begitu melihat seseorang masuk ke butik dalam keadaan marah.Perempuan berusia sekitar 46 tahun itu, langsung melangkah menuju meja kasir dengan tatapan nyalang."Saya gak mau tau ya! Saya minta ganti rugi tiga kali lipat, apaan ini katanya barang bagus, berkualitas malah sobek begini!" Perempuan tersebut langsung megeluarkan bajunya dari paper bag, dan meletakkan ke meja kasir dengan kasar."Tenang, Bu!" ucap Laila, berusaha menenangkan perempuan yang datang-datang dan mengamuk tersebut. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik!" ajak Laila. Tentu saja apa yang dilakukan perempuan tersebut, mengundang perhatian pengunjung lainnya, dan membuat Laila tak enak."Gimana bisa tenang? Kalian sudah menipu! saya gak mau tau saya minta ganti rugi tiga kali lipat, kalau gak saya bisa tuntut dengan kasus penipuan, dan memviralkan butik kalian!"Laila menghela napas mendengar ancaman perempuan tersebut, selama membuka butik baru kali in

DMCA.com Protection Status