Home / Rumah Tangga / Ditalak Setelah Melahirkan / Pulang Dari Rumah Sakit

Share

Ditalak Setelah Melahirkan
Ditalak Setelah Melahirkan
Author: Jannah Zein

Pulang Dari Rumah Sakit

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2023-04-14 12:49:04

Bab 1

Langkahnya tertatih menyusuri lorong rumah sakit. Sesekali ia berhenti saat perut bagian bawahnya terasa perih. Namun ia harus kuat demi menyusul suami dan ibu mertuanya yang sudah berjalan jauh, bahkan mungkin sudah keluar dari pelataran rumah sakit ini.

Sembari menggendong bayinya, Zakia terus melangkah. Sebelah tangannya menyeret tas berisi perlengkapannya dan bayinya. Seorang lelaki muda berpakaian putih-putih berlari kecil menyusul dan meraih tas besar itu, lalu menyuruh Zakia duduk di kursi roda yang dibawanya.

Lelaki muda itu mendorong kursi roda, hingga akhirnya keluar dari pelataran rumah sakit, menyusuri halaman dan berhenti di sisi mobil yang akan membawa Zakia pulang ke rumah. Suami dan ibu mertuanya berdiri di samping mobil dengan wajah cemberut.

"Kenapa lama sekali, Zakia? Kemana aja sih kamu?! Jalan kok lelet amat. Mama sudah tidak sabar ingin segera pulang. Kamu ini ya, dua hari di rumah sakit merepotkan saja," sembur wanita paruh baya itu. Marina tak perduli dengan kehadiran seorang laki-laki berpakaian putih yang tegak berdiri di belakang kursi roda yang ditumpangi oleh Zakia.

"Maaf, Bu, tolong jangan bersikap kasar dengan ibu ini. Kasihan. Beliau baru saja melahirkan...." Lelaki berseragam putih itu angkat bicara. Dia menatap Zakia dengan iba.

"Apalagi beliau melahirkan secara caesar. Saya lihat tadi beliau membawa tas besar. Bu, lain kali tolong jangan dibiarkan Ibu ini membawa sendiri barang-barang yang berat. Beliau belum boleh membawa beban yang berat, takut akan membahayakan jahitan di perutnya," ujar lelaki itu panjang lebar dengan intonasi suara yang tetap sopan.

"Kamu ini siapa, hah? Sadar diri dong! Apa hak kamu turut campur dengan urusan keluarga saya?! Tugas kamu hanya melayani pasien, karena kamu hanya petugas di rumah sakit ini!" omel Marina yang langsung tersulut emosinya.

"Saya hanya mengingatkan, Bu. Sudah kewajiban kami untuk mengingatkan keluarga pasien agar merawat pasien dengan baik pasca perawatan di rumah sakit, apalagi kondisi ibu ini belum sepenuhnya pulih...." Dia membela diri.

"Sudahlah, Ma. Sebaiknya kita segera pulang," tegur Yudha, suami Zakia menengahi.

"Dan kamu, Zakia, segera masuk ke mobil!" perintahnya seraya menatap tajam istrinya.

Zakia menurut. Dia bangkit dari kursi roda itu, kemudian masuk ke mobil dengan gerakan perlahan. Sesekali ia meringis. Benar, kondisinya memang belum pulih. Rasa nyeri akibat operasi caesar yang dijalaninya dua hari yang lalu masih terasa. Namanya juga operasi. Tidak mungkin sim salabim langsung sembuh total walau metode dan obat secanggih apapun.

Masih dengan wajah masam, Yudha membawa masuk tas besar berisi perlengkapan istri dan bayinya ke dalam mobil, sementara Marina sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil. Mobil meluncur meninggalkan area rumah sakit.

"Makanya itu. Jangan sok-sokan jadi perempuan manja. Kodratnya wanita itu ya, melahirkan. Sakit emang sakit, tapi harus bisa ditahan." Marina terus saja mengomel sepanjang perjalanan.

"Aku bukannya nggak bisa menahan sakit, Ma. Aku pun juga ingin melahirkan secara normal, tapi dokter sudah memvonis aku untuk melahirkan secara caesar, karena kalau dipaksakan melahirkan secara normal, akan membahayakan nyawaku dan bayiku. Aku bisa apa?" Zakia berusaha memberi pengertian kepada ibu mertuanya meski ia tak yakin perempuan itu bisa mengerti. Ini sudah kesekian kalinya ia menjelaskan perihal itu.

"Tapi kalau kamu nggak setuju, dokter juga nggak akan melakukan operasi caesar. Kamu aja yang memang nggak bisa menahan sakit," tuduh Marina, lantas mulutnya mengerucut.

"Sungguh, Ma. Aku berani sumpah. Kalau Mama nggak percaya, tanya aja sama dokter yang kemarin melakukan tindakan operasi caesar kepadaku. Mama akan mendapatkan penjelasannya," tantang Zakia.

"Halah.... Dokter-dokter itu yang ada di otaknya hanya uang. Pastilah mereka akan menyarankan operasi caesar kepada pasiennya. Biaya operasi caesar kan jauh lebih mahal ketimbang biaya melahirkan secara normal. Kamu aja yang bodoh dan Yudha sudah bodoh memilih istri seperti kamu. Dasar wanita tidak berguna!" Marina mendengus. Dia benar-benar kesal karena Zakia selalu saja punya alasan untuk membantahnya.

"Ma, dokter-dokter juga tidak asal membuat keputusan. Mereka sangat profesional dan bekerja sesuai prosedur, karena jika mereka menyalahi prosedur, mereka juga akan kena sanksi. Mereka tidak bisa seenaknya mengambil tindakan," ujar Zakia tak mau kalah. Wanita itu memilih memejamkan mata demi menetralisir emosinya.

Selalu saja itu yang diomongkan oleh ibu mertuanya sejak masih berada di rumah sakit. Jujur ia merasa risih. Takut omongan ibu mertuanya terdengar oleh para petugas medis. Mereka pasti tersinggung dengan ucapan seperti itu.

"Sok pintar kamu. Sadar diri dong! Kamu itu siapa, hah?! Kamu itu hanya gadis yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan, yang kemudian dijadikan Yudha sebagai istrinya. Kamu itu sebenarnya beruntung banget, karena mendapatkan suami seperti Yudha yang bekerja di perusahaan."

"Makanya jadi orang jangan belagu. Ini sok-sokan melahirkan pakai operasi, kayak artis saja. Kamu itu sudah membuang-buang uang anakku. Ngerti nggak sih?!" Marina terus mengomel.

Namun Zakia masih tetap memejamkan mata. Dia tidak hendak memberikan komentar apapun. Percuma. Semua tak ada gunanya. Meskipun mulutnya terasa gatal, apalagi dengan ucapan terakhir ibu mertuanya.

Apa?! Dia membuang-buang uang suaminya?!

Ingin rasanya Zakia tertawa sekeras-kerasnya. Orang awam juga mengerti, jika biaya persalinannya ditanggung oleh pihak perusahaan tempat Yudha bekerja melalui jaminan sosial tenaga kerja. Yudha tidak keluar uang sepeser pun, bahkan justru terberkati dengan kelahiran bayinya, karena pihak perusahaan akan memberikan bonus atau tunjangan bagi setiap karyawan wanita yang melahirkan atau karyawan pria yang memiliki istri yang melahirkan. Besaran bonus itu pun diketahui oleh Zakia. Untuk soal itu dia tidak bodoh-bodoh amat.

Lalu, atas dasar apa ibu mertua menuduhnya membuang-buang uang suaminya?

Selama ini yang menikmati sebagian besar gaji Yudha justru adalah Marina dan Risa, kakak perempuan Yudha. Zakia hanya kebagian sisa, itu pun masih sering diomeli oleh Marina. Masih segar di ingatannya Marina mengomel setiap kali ia minta uang untuk ongkos taksi saat ia akan pergi kontrol ke dokter kandungan, padahal Marina jelas-jelas mengetahui jika biaya USG yang sebanyak tiga kali itu di tanggung oleh pihak perusahaan melalui Jamsostek.

Zakia menghembuskan nafas, lantas membuka mata. Mobil sudah berhenti. Ah, ternyata mereka sudah sampai di halaman rumah. Rumah peninggalan bapak mertua Zakia itu cukup besar dan itulah yang menjadi alasan Marina untuk tidak mengizinkan Yudha dan Zakia memiliki rumah sendiri.

Sembari mendekap erat bayi di dalam gendongannya, Zakia turun perlahan dari mobil lalu meraih tasnya. Lagi-lagi ia harus membawa sendiri tas besar itu ke rumah. Zakia menyeretnya, karena dia tidak mungkin mengangkat tas besar itu. Perut bagian bawahnya akan semakin terasa sakit, belum lagi kondisi tubuhnya yang masih lemah.

Suami dan ibu mertuanya sudah melenggang masuk ke dalam rumah, tak peduli dengan kesusahan Zakia. Kali ini tidak ada yang menolong. Zakia harus membawa sendiri tas itu ke dalam rumah.

Baru saja ia menginjakkan kaki di teras, bayi perempuan di dalam gendongannya menggeliat, lalu mulai menangis. Zakia memaksakan diri menyeret tas itu masuk ke dalam kamarnya, kemudian segera menutup pintu.

"Cup cup cup.... Sayang, kamu haus ya?" Zakia membuka kancing bajunya di bagian atas dan mencoba menyusui bayinya. Namun sampai wajah bayi itu memerah, hanya beberapa tetes ASI saja yang keluar dari pucuk payudaranya. Tangis bayi pun semakin kencang terdengar.

Brak!

Zakia terlonjak dari tempat duduknya saat pintu dibuka dengan kasar. Yudha berdiri di depan pintu dengan wajah merah padam.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Arutala
melahirkan dioperasi dampaknya lebih besar, ish mertua dakjal...
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
dasar wanita iblis cecar sakitnya luar biasa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Permintaan Zakia

    Bab 2"Ada apa ini? Kenapa dia menangis?" tegurnya. Tidak sedikitpun tergerak di hatinya untuk menggerakkan sepasang kakinya demi menghampiri Zakia yang tengah sibuk menenangkan bayinya."Seperti yang kamu lihat, Mas. Dia menangis," sahut Zakia lugas.Namun jawaban Zakia justru membuat Yudha pertama emosi. "Kamu pikir telingaku tuli, hah? Aku juga tahu kalau anak itu menangis!" Rahangnya mengeras. Matanya tajam menatap Zakia dan bayinya dengan pandangan tak suka. "Ibu macam apa kamu?! Masa iya menenangkan bayi saja kamu nggak bisa? Dasar nggak becus jadi ibu!"Zakia menoleh. Perhatiannya kini teralih sebentar pada suaminya. "Naya menangis karena payudaraku tidak memproduksi ASI. ASI ku hanya beberapa tetes yang bisa disedotnya, karena aku belum makan. Terakhir makan hanya pagi, sarapan saat di rumah sakit. Mas ngerti nggak sih?!" Suara Zakia meninggi. Emosinya ikut tersulut karena selalu saja dari tadi ia yang disalahkan, baik oleh Yudha maupun Marina."Kalau kamu mau makan, ya maka

    Last Updated : 2023-04-14
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Bersabarlah, Anakku

    Bab 3Lagi-lagi hanya beberapa tetes yang bisa dihisap oleh Naya, bahkan tetes terakhir hanya berupa cairan seperti air putih, tidak berbentuk cairan putih susu. Tangis Naya kembali terdengar keras. Zakia mendekap erat bayinya, membisikan kata-kata penuh penghiburan dengan air matanya yang berurai.Tiba di dapur, Zakia langsung menuju kulkas dan membukanya, mengambil beberapa bahan masakan yang tersedia di dalam lemari pendingin itu. Tampaknya ibu mertuanya baru saja belanja, karena seingat Zakia, saat ia pergi ke rumah sakit dua hari yang lalu, kulkas dalam keadaan kosong. Melihat bahan-bahan yang ada, akhirnya Zakia memutuskan untuk memasak sop ikan gabus. Sop ikan gabus baik sekali untuk orang yang habis menjalani operasi seperti dirinya. Di samping itu, dia juga mengambil dua buah jagung, menyisirnya dengan pisau dan ditampung di mangkok ukuran besar untuk membuat empal jagung. Sesekali dia menepuk pelan tubuh kecil putrinya. Tangis Naya masih belum mereda. Zakia membiarkan bayi

    Last Updated : 2023-04-14
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Kamu Anak Mama

    Bab 4"Ibu macam apa kamu? Menenangkan satu bayi saja tidak bisa. Dari tadi nangis terus. Bosan aku mendengarnya!" sembur Yudha yang seketika membuat Zakia mengurungkan niatnya untuk melangkah keluar kamar, karena orang yang akan dicarinya sudah berada di sini.Zakia menghela nafas kesal. "Mas, Naya menangis karena kelaparan dan kehausan. Bahkan badannya sampai panas begini. ASI ku tidak mencukupi, karena hanya beberapa tetes. Mas ngerti nggak sih?""Kalau dia haus, kamu tinggal kasih minum saja. Apa susahnya?!""Kasih minum pakai apa, Mas?!" Dada Zakia bergemuruh. Antara marah dan kesal yang membumbung hingga ke ubun-ubun. "Tolong Mas belikan Naya susu formula, biar dia tidak nangis terus dan demamnya bisa segera turun," pinta Zakia dengan berani."Susu formula? Kamu pikir susu formula itu murah? Jangan ngada-ngada kamu, Zakia! Kalau anak itu haus, kasih minum air putih atau air tajin. Beres, kan?" sergah Yudha enteng."Air putih? Apa Mas sudah gila?! Mana boleh, Mas?! Makanan bayi

    Last Updated : 2023-04-15
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Kali Ini Aku Melawan, Mas!

    Bab 5 Seolah mengerti ucapan ibunya, bayi cantik nan menggemaskan itu mengerjapkan mata. Tangisnya sudah benar-benar reda. Entah karena kelelahan menangis atau memang sudah merasa kenyang hanya dengan air putih yang ia hisap melalui pucuk payudara ibunya. "Anak pintar," bisik Zakia mengusap pipi putrinya, lantas bangkit dari kasur. Meskipun tubuh putrinya masih panas, tapi setidaknya sudah lebih tenang. Zakia memutuskan untuk meninggalkan putrinya sendirian. Hari sudah menjelang malam dan ia harus memasak untuk makan malam. Jangan sampai orang seisi rumah marah-marah karena ia dianggap lalai menyediakan makan untuk mereka. Zakia kembali membuka kulkas, mengeluarkan beberapa bahan makanan dan mengolahnya menjadi masakan yang lezat. Masakan Zakia memang juara. Semua orang di rumah ini selalu lahap menyantap hasil karyanya. Entah karena saking sukanya atau memang serakah, selalu saja Zakia kebagian makanan sisa. Hal ini berlaku sejak Zakia menginjakkan kakinya di rumah ini, sebagai is

    Last Updated : 2023-04-16
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Kali Ini Aku Melawan, Mas (2)

    Bab 6Zakia meraih bayinya yang terlihat menggeliat, lalu menggendongnya. Wanita itu menepuk-nepuk belakang tubuh mungil putrinya. Saat terdengar suara tangis Naya, dia buru-buru mengeluarkan payudaranya, kemudian duduk di kasur dan berusaha memberi putrinya ASI. "Tunggu dulu, Zakia! Kamu ini apa-apaan sih? Main ngeloyor aja. Dasar tidak menghargai suami!" sembur Yudha. Rupanya laki-laki itu menyusul ke kamar ini karena merasa diabaikan."Sudahlah, Mas. Jangan buat keributan di sini. Naya sedang menyusu. Nanti kita selesaikan semuanya di luar," tegur Zakia sembari menempelkan jari telunjuk di hidungnya."Tidak bisa! Kamu sudah keterlaluan! Kamu tahu, kan, dia itu ibuku dan kakak perempuanku. Tidak sepantasnya kamu melawan mereka. Kamu ini tidak belajar sopan santun, apa?!" hardik Yudha yang membuat putri mungilnya kaget dan spontan melepas pagutannya ke pucuk payudara Zakia."Mas bicara soal sopan santun?!" sahut Zakia akhirnya sembari tersenyum sinis."Apa Mas pikir mereka memiliki

    Last Updated : 2023-04-18
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Talak

    Bab 7"Aku tidak mengada-ngada, Ma. Aku tahu jika tunjangan perusahaan untuk kelahiran Naya sudah cair." Untuk hal yang satu ini Zakia tidak bodoh. Dia memiliki teman bernama Sofia yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Yudha. Sofia lah yang memberitahu soal itu kepadanya. "Aku hanya meminta hak Naya, karena uang itu memang untuk Naya, kan?" lanjutnya. Zakia berusaha menjaga posisi tubuhnya tetap tegak, karena lagi-lagi Marina mendekat dan berusaha mendorong tubuh Zakia demi untuk meruntuhkan mental wanita itu."Berani sekali kamu ngomong seperti itu, Zakia! Kamu lupa yang kerja itu siapa?! Enak saja kamu minta-minta. Sudah untung kamu dinikahi anakku. Bukannya ngasih anak lelaki, tapi malah anak perempuan. Kamu pikir kami senang dengan kelahiran putrimu?! Nggak, Zakia!" Marina bermaksud akan merenggut tubuh Naya dari gendongan Zakia, tetapi Zakia mempertahankan bayinya dengan sekuat tenaga, karena ia tahu maksud buruk Marina. Dia tidak ingin terjadi hal yang buruk pada Naya."

    Last Updated : 2023-04-19
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Talak (2)

    Bab 8Suasana mendadak hening. Zakia menatap sang suami, tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Kata-kata yang barusan terucap dari mulut Yudha seperti sebuah vonis, ibarat hakim yang sudah ketok palu. Talak!Kata sakti yang mengguncang Arasy meluncur begitu saja dari mulut suaminya. Apakah sedemikian besar salahnya sehingga sang suami tega menalaknya? Apakah menuntut haknya sebagai istri dan memperjuangkan hak putrinya itu adalah sebuah kesalahan yang fatal?Tiba-tiba tubuh Zakia gemetar."Atas dasar apa Mas menalakku? Apa salahku?" ucapnya lirih."Kamu masih tanya salahmu?!" Mendadak suara Marina menggema. Rupanya wanita setengah baya itu menyusul putranya ke kamar Zakia."Tolong jangan turut campur urusan rumah tangga kami, Ma," tegur Zakia menyadari ibu mertuanya berdiri di belakang tak jauh dari Yudha."Aku berhak turut campur karena Yudha adalah putraku. Jangan kamu pikir setelah Yudha menikah, lalu semuanya selesai. Sampai mati pun Yudha adalah putraku. Dia milikku!" hardi

    Last Updated : 2023-04-22
  • Ditalak Setelah Melahirkan    Talak (3)

    Bab 9"Benarkah?" Nada suara Nilam terdengar begitu antusias."Tentu saja, Nilam," sahut Risa seraya merebut ponsel dari genggaman ibunya. "Kamu dan Yudha akan segera bersama lagi. Besok kamu datang ke rumah ini ya. Mungkin saat ini dia masih sedih karena ditinggal oleh Zakia. Dia butuh perhatian dari kamu, Nilam.""Sedih? Bukankah Mama bilang Yudha dan Zakia sudah bercerai?""Iya, Nilam." Risa buru-buru menelan ludahnya. Dia bukan tidak tahu jika sebenarnya Yudha sangat mencintai Zakia. Keputusan yang diambil oleh Yudha hanyalah emosi sesaat, karena dia dan ibunya lah yang mengompori Yudha agar menceraikan Zakia. "Maksud Kakak, kamu harus menunjukkan perhatianmu disaat Yudha butuh seseorang untuk berada di sampingnya," jelas Risa.Terdengar helaan nafas lega di seberang sana. "Tentu saja. Aku akan datang besok kalau tidak ada kerjaan lembur di kantor." Wanita muda itu tertawa.Kedua wanita itu berpandangan. Marina dan Risa tersenyum penuh arti sesaat setelah panggilan telepon terput

    Last Updated : 2023-04-28

Latest chapter

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Ekstra Part 6 (Penutup)

    Ekstra Part 6 (Penutup)Kenapa penyesalan selalu datang terlambat?!Ingin rasanya ia menangis, tetapi tak bisa. Dia seorang laki-laki, pantang baginya untuk menangis. Dia harus tegar menghadapi kenyataan ini. Dialah yang membuat Citra akhirnya menggugat cerai dirinya. Dia yang tidak bisa menerima anak itu. Dia tidak bisa menerima kehamilan Citra, padahal Citra tidak salah. Yang salah disini adalah Kevin yang sudah berbuat curang. Sepanjang pernikahannya dengan wanita itu, dia sudah menyakitinya, bukan membuatnya bahagia. Apalagi ibu dan kakak perempuannya yang selalu saja menindas, menuntutnya macam-macam. Citra sama sekali tidak menemukan ketenangan hidup saat menikah dengannya.Dia pula yang membiarkan kedekatan Citra dengan dokter Budi, direktur rumah sakit ini. Kedekatan yang terjalin karena ia memang tak pernah mendampingi Citra kontrol kehamilan dan kemungkinan faktor itu yang membuat dokter Budi simpati kepada Citra. Sekarang hasilnya apa?!Kedekatan yang membuat Yudha akan sa

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Ekstra Part 5

    Ekstra Part 5"Bagaimana, Mbak Citra? Sudah siap?" tanya Dokter Budi. Lelaki itu mendekat saat Melda sudah menyadari kehadirannya.Melda buru-buru menyingkir dari tempat itu lantaran merasa malu karena sudah ketahuan membicarakan orang lain di hadapan yang bersangkutan."Antara siap dan tidak siap sih, Dok." Citra meringis."Sebenarnya saya deg-degan, karena ini pengalaman pertama saya. Tolong dimaklumi ya, Dok.""Tidak apa-apa. Tidak akan terjadi apa-apa. Kami semua sudah mempersiapkan dengan baik. Jangan khawatir Mbak Citra." Tangan lelaki itu terulur, mengusap kepala sang pasien kesayangannya.Lelaki itu merasa bersyukur, kini dia sudah selangkah lebih maju. Hakim sudah ketok palu dan Citra sudah resmi bercerai dari suaminya, walaupun mungkin masa iddahnya baru berakhir setelah wanita ini melahirkan. Ya, hanya sebentar lagi. Sebentar lagi ia bisa menyatakan perasaannya kepada wanita ini. Wanita cantik dan mandiri, sangat pas dengan kriteria wanita idamannya. Dia membutuhkan seoran

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Ekstra Part 4

    Ekstra Part 4Niat hati ingin segera meloloskan diri demi menyusul Citra yang sudah lebih dulu masuk ke dalam gedung rumah sakit ini, tapi ternyata Kevin malah dihadang oleh beberapa orang lelaki berseragam petugas medis. Mereka mencekal Kevin dan memaksanya berjalan menuju pintu pagar. Mereka baru melepaskan Kevin setelah lelaki itu berada di luar batas area rumah sakit ini."Sial! Sial!" Lelaki itu mengumpat dalam hati melihat Yudha dan rekannya sudah menghadangnya di depan pintu pagar, sehingga dia tidak bisa lagi menerobos masuk."Pergilah, Kevin. Jangan membuat kekacauan di sini," ujar Yudha dingin. Dia berusaha mengabaikan sejenak kegalauan yang bersarang di hatinya."Aku tidak akan pergi sebelum kalian memberi jalan padaku untuk masuk ke rumah sakit ini. Aku yang lebih berhak mendampingi Citra melahirkan, karena anak itu adalah anakku!" ucap Kevin pongah dengan nada menindas. Tangannya bersedekap di dada. Lelaki itu mendongakkan wajah menatap Yudha yang tak kalah beringas."Keh

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Ekstra Part 3

    Ekstra part 3Pengalaman melahirkan sungguh mendebarkan bagi Citra. Dari sejak bangun tidur, mandi, kemudian menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan persalinannya di rumah sakit nanti, lalu sarapan bersama dengan bik Sum dan Melda.Hanya dua orang itu yang menemaninya pergi ke rumah sakit. Tetapi tidak masalah. Citra bersyukur dia memiliki dua orang yang sangat baik dan mau menemaninya dengan tulus.Setelah memastikan keadaan rumah aman dan pintu terkunci rapat, ketiga wanita itu segera masuk ke dalam mobil. Melda yang kebagian menyetir menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah. Hari ini adalah jadwal operasi caesar untuk Citra. Citra memilih melahirkan secara caesar untuk menghindari komplikasi. Usianya yang sudah 40 tahun cukup beresiko jika memaksakan melahirkan secara normal, lagi pula Citra bukan orang yang sanggup menahan rasa sakit.Sekali lagi cara melahirkan itu adalah pilihan. Bukan soal melahirkan secara normal atau operasi, tetapi kembali kepada kesanggupan tiap ca

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Ekstra Part 2

    Ekstra part 2"Jangan memikirkan soal sewa, Ri, karena aku yang akan menyewakannya untukmu," sahut Leo berbohong. Padahal sebenarnya apartemen ini adalah apartemen pribadi milik Leo sendiri. Dia tidak menyewanya. Apartemen yang sudah lama tidak pernah ia tinggali, karena Leo memilih untuk tinggal di apartemen sederhana yang sesuai dengan perannya sebagai pengawal pribadi seorang nyonya muda."Tapi..." Riri masih ingin memprotes."Sudahlah, Ri," tukas Leo seraya masuk ke dalam apartemen ini, sembari membawakan barang-barang milik Riri. "Masuklah, jangan cuma berdiri di depan pintu seperti itu. Kamu nggak usah takut padaku."Antara percaya atau tidak, tapi yang jelas hatinya benar-benar gamang. Akhirnya Riri melangkah masuk ke dalam. Apartemen ini benar-benar mewah, dengan ukuran yang cukup luas untuk ia tinggali sendirian. Dia baru berada di area ruang tamu, tapi sudah merasakan aura yang berbeda. Di ruang tamu ada satu set sofa dengan meja kaca di tengah-tengah. Lampu kristal yang me

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Ekstra Part 1

    Ekstra Part 1Riri masih menimang amplop berwarna coklat tua di tangannya. Amplop yang diberikan oleh Zakia beberapa jam yang lalu sebelum wanita itu pergi dari rumah ini. Tidak terlalu berat, tetapi Riri yakin, uang yang berada di dalam amplop itu nominalnya cukup besar untuk ukuran dirinya yang hanya orang kecil. Dia belum membukanya, apalagi menghitungnya. Dia masih saja terbawa oleh perasaan.Berat sekali. Rasanya ia ingin menangis saat Zakia memutuskan untuk memberhentikan dirinya sebagai pengasuh Naya. Bukan soal kehilangan pekerjaan, tapi lebih karena perpisahan dengan anak asuhnya. Masih terbayang-bayang semua tingkah anak asuhnya, Aretha Nayyara Az-Zahra yang aktif dan ceria. Balita cantik dan menggemaskan, buah perkawinan nyonya mudanya dengan suami pertamanya.Dia sangat menyayangi anak itu, karena ia pun mengalami hal serupa. Ayah dan ibunya bercerai saat ia masih kecil. Bedanya, Riri memiliki seorang kakak laki-laki yang kemudian bisa menggantikan sosok ayahnya yang pergi

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Membuka Lembaran Baru (Tamat)

    Bab 232"Istrimu benar. setidaknya kamu sudah menjalankan kewajiban dan amanah dari dua wanita itu dan kamu sudah menjadi anak dan cucu yang berbakti," ujar Iqbal menghibur seraya menatap wajah menantunya dalam-dalam."Seandainya mereka masih ada, ibu dan nenekmu pasti juga akan berpikiran sama dengan Papa jika melihat kondisimu memprihatinkan seperti ini. Mereka pasti akan memilih keselamatanmu, ketimbang harta yang tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan nyawamu," ucap Iqbal lagiMendapatkan bujukan bertubi-tubi dari istri dan kedua mertuanya membuat Arkan terdiam. Usul dari Zakia terasa masuk akal. Namun entah kenapa, dia merasa masih berat. Dia menginginkan semua harta peninggalan milik orang yang dicintainya tetap utuh. Dia sangat ingin menjaganya. Dia tahu sekali, jika ia menyerahkan semua itu kepada anggota keluarga Hadiningrat, maka tidak akan lama, semua itu pasti akan lenyap. Keluarga besar Hadiningrat hanya akan tinggal nama. Padahal di masa lalu, keluarga itu sungg

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Cinta Itu Ada Disini

    Bab 231Mendapatkan protes dari anak-anak merupakan sesuatu yang paling membuat hati Zakia pedih. Anak-anak benar. Sejak Zakia dan Arkan sibuk mengurus perusahaan masing-masing, perhatian mereka terhadap anak-anak menjadi sangat terbatas.Sejauh ini semua berjalan sebagaimana mestinya. Dengan dibantu tiga baby sister, Zakia tetap bisa mengurus anak-anaknya dengan baik. Hanya saja, perhatian secara khusus tentunya tidak bisa Zakia lakukan setiap waktu.Entah bagaimana hari-hari ke depan, lantaran Arkan yang harus dirawat di rumah sakit, bahkan saat ini belum juga sadar. Remuk redam rasanya hati Zakia membayangkan kemungkinan terburuk. Dia tidak siap untuk kehilangan suaminya, ayah dari anak-anaknya. Pernikahannya dengan Arkan bisa terjadi dengan melewati banyak hal yang tidak mudah mereka lalui. Mereka bisa sampai ke titik ini dengan perjuangan yang keras. Mereka bahkan harus menikah ulang karena Zakia sudah menemukan orang tua kandungnya, yang berarti pernikahan mereka sebelumnya rus

  • Ditalak Setelah Melahirkan    Tugas Leo

    Bab 230"Apa? Leo?!" Sepasang alis Zakia seketika terangkat."Emangnya kenapa, Nak? Ada apa dengan Leo?" tanya Hanna yang sedikit kaget dengan perubahan di wajah putrinya."Mama tau nggak, gara-gara Leo yang mengantarku pulang ke rumah, Mas Arkan sampai terluka parah begini," adu Zakia. Namun Hanna hanya manggut-manggut."Sayang, Leo itu nggak salah. Tugas Leo itu memang untuk menjaga kamu dan dia digaji oleh papa kamu, jadi dia tidak bekerja untuk Arkan," jelas Hanna. Sebenarnya itu tidak perlu di jelaskan, karena Zakia sudah tahu soal posisi Leo."Nggak gitu juga kali, Ma," bantah Zakia seraya mendengus. Dia merasa sangat kesal."Sesuai dengan tugasnya, Leo itu pastinya memprioritaskan keselamatan kamu, meski di sisi lain dia pun peduli dengan suamimu. Buktinya dia balik lagi ke restoran itu, kan? Meskipun kedatangannya sudah terlambat," ujar Hanna. Dia tahu putrinya kesal, tapi Zakia harus menyadari tugas dan kewajiban Leo. Hendrik dan lainnya memang digaji oleh Arkan, tetapi khus

DMCA.com Protection Status