Beranda / Pernikahan / Ditalak Di Pelaminan / Rasa Yang Tertinggal

Share

Rasa Yang Tertinggal

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 20:18:25

Selamat membaca❤️

°°

“Aku sangat mencintai kamu, Dahayu Ishvara. Dan aku akan melakukan hal apa pun, demi untuk kamu.”

Senang — itu yang bisa Dahayu rasakan saat ia mendengar suatu kalimat yang begitu hangat dari Sang suami, janjinya — kesanggupan melakukan sesuatu hal dalam usaha untuk mendapati kepercayaan.

Dan tentu saja, Dahayu mempercayainya.

“Mas, sayangku. Sekali lagi, terima kasih banyak ya.” Dahayu kembali berucap sembari menatap dalam kedua netra Arka yang begitu bulat dengan warna agak kecoklatan. Ah, indah sekali — begitu fikirnya, “Aku pun merasakan hal yang sama, Mas. Sama seperti kamu, aku juga sangat mencintai kamu.” Dahayu menjeda ucapannya — sebentar, sebelum akhirnya ia kembali angkat bicara, “Jadi aku percaya dan yakin kalau wanita bernama Damara itu sudah hilang dari dalam fikiran dan hati kamu. Iya, kan?” lanjutnya

Namun anehnya, Arka hanya terdiam. Apa yang sebenarnya ada di dalam fikirannya saat itu? Karena tiba-tiba ia merasa seperti orang yang kehilangan arah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ditalak Di Pelaminan   Kembali Bertemu

    Selamat membaca❤️°°“Ma, sudah jam 7 malam. Ayo kita makan malam dulu.”Tolong dicatat ; malam itu merupakan kali pertamanya lagi bagi Dahayu untuk mencoba memberanikan dirinya dalam berinteraksi dengan Sang Ibu mertua, dan hal itu sengaja ia lakukan demi untuk merubah pola fikirnya — mengingat jika saat itu hanya Liana seorang yang dapat berperan sebagai orang tua untuknya.“Dahayu sudah buat sayur krecek kesukaan Mama, kerupuk kulit di sayurnya juga banyak. Oh, iya, tadi siang Hani bilang katanya Mama ingin makan sambal goreng kentang ya? Itu juga sudah Dahayu buatkan kok. Tetapi kalau malam ini kita hanya makan berdua saja tidak apa-apa, kan? Soalnya Mas Arka belum pulang, lembur katanya.”Satu kali, dua kali, bahkan hal itu terjadi sampai tiga kali.Dahayu terus saja memanggil Liana — mengetuk pintu serta mengajaknya untuk makan malam bersama, tetapi ia tetap tak mendapati jawaban dan atau respon apa pun dari yang bersangkutan. Sunyi, senyap, tak terdengar suara apa-apa.“Ya Alla

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Ditalak Di Pelaminan   Salah Paham

    Selamat membaca❤️°°“Dahayu? Hey! Apa yang sedang kalian berdua lakukan?”Satu suara itu berhasil menyapa rungu Dahayu dan Rakyan dengan sangat baik, pun berhasil pula membuat keduanya langsung melempar arah pandangnya ke sumber suara, ke arah seorang lelaki yang sedang berdiri dengan nafas yang memburu dan tatapan mata yang tajam.“Mas Arka? Kamu—”“Iya, ini aku. Apa yang sedang kalian berdua lakukan? Duduk dekat-dekat seperti itu, hanya berdua saja pula!”Suami mana yang tak marah saat melihat Sang istri sedang duduk berdua dengan lelaki lain? Catat ; hanya berdua saja, yang bahkan posisinya saat itu cukup dekat, ditambah pula dengan adanya kontak fisik yang terjadi antara keduanya.Cemburu, Arka benar-benar sakit hati dan tak terima.“Mas, kenapa kamu ada di sini? Bukankah seharusnya kamu ada di Bogor untuk—”“Memangnya kenapa kalau aku ada di sini? Apa kamu takut kalau waktumu dengan lelaki itu akan terganggu? Begitu ya, Dahayu?” sindir Arka diakhiri dengan tawanya, “Tenang saja,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Ditalak Di Pelaminan   Permintaan Liana

    Selamat membaca❤️°°“Aduh, Mas. Kenapa jadi begini ya? Mama sampai dirawat di rumah sakit, aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya. Kasihan sekali, Mas.”“Ya mau bagaimana lagi, Yu? Aku juga merasakan hal yang sama, tidak tega dan kasihan. Tetapi ya sudah, kita anggap saja kejadian ini sebagai ujian dari Allah untuk keluarga kita. Lagi pula Mama sudah ditangani oleh Dokter, jadi tugas kita sekarang adalah berdoa, berharap agar kondisi Mama bisa cepat membaik.”“Iya, Mas. Aamiin.”Arka dan Dahayu ; saat itu keduanya hanya bisa pasrah dan lebih memilih untuk menyerahkan semuanya kepada Dokter dan juga tenaga medis lainnya untuk membuat Sang Mama kembali membaik, pun hanya mampu berdoa pada Allah — karena mau seperti apa permasalahan yang terjadi, semua pasti akan berakhir dan berlalu atas kehendak-Nya.“Oh, iya, Yu. Malam ini kamu bisa temani Mama, kan? Karena aku harus kembali ke Bogor.” Arka meminta dengan maksud untuk memerintah, “Maaf ya, Yu. Aku lupa kalau besok masih ada ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Ditalak Di Pelaminan   Dia Kembali

    Selamat membaca❤️°°“Mama tidak menerima alasan apa pun, paham? Pokoknya Mama hanya ingin ditemani oleh Damara, tak mau dengan yang lain. Tetapi kalau kamu tetap memaksa, terserah saja. Mama tidak akan mau makan dan minum obat, biar Mama sakit terus seperti ini.”Si keras kepala itu kembali berulah.Ya, Liana berhasil melontarkan ancamannya pada Arka, pun berhasil pula membuat yang mendengarnya mendengus — kesal, marah, tak percaya kalau pada akhirnya mereka akan kembali berhubungan dengan Damara.Pasti, sudah pasti. “Jangan mengada-ada begitu, Ma. Sudah, ya? Arka mohon. Kesehatan Mama itu tergantung diri Mama sendiri loh, tidak ada hubungannya dengan orang lain. Mama fikir menginap di rumah sakit begini enak? Tidak, Ma. Arka dan Dahayu pun tidak tega melihatnya,” tutur Arka menasehati, “Arka mohon kerjasamanya, ya? Jangan menyusahkan diri sendiri, tolong turunkan ego Mama. Bisa, kan?” lanjutnya“Turunkan ego Mama, katamu?” tanya Liana diakhiri dengan tawanya, “Aduh, apa tidak terbal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Ditalak Di Pelaminan   Pilihan Arka ; Tepat

    Selamat membaca❤️°°“Tidak! Mama tidak akan membiarkan kamu pergi. Kamu itu harus tetap di sini, temani Mama dan Damara. Memangnya kamu tega membiarkan kami berdua di sini? Tolong jangan egois ya, Arkatama Maheswara!”Tolong jangan egois, katanya? Apa tidak salah?Ya, saat sudah menyebut nama Sang anak secara lengkap, maka sudah dapat dipastikan jika puncak emosi dari orang itu sudah berada di titik paling tinggi — amarahnya saat itu sudah sangat membara, terlebih lagi saat ia tahu jika Sang anak akan pergi meninggalkannya — dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja.“Arkatama, apa kamu tidak takut kalau nyatanya malam ini adalah malam terakhir kamu untuk bertemu Mama?” tanya Liana lagi, “Bagaimana kalau besok Mama sudah tidak ada? Atau mungkin nanti malam? Atau bahkan 1 jam lagi? Mama yakin hanya penyesalan yang bisa kamu rasakan nantinya.”Terkejut — itu yang bisa dirasakan oleh ketiga orang lainnya yang ada di dalam ruangan itu, merasa tak menyangka jika Liana akan mengucapka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Ditalak Di Pelaminan   Tidak Untuk Pulang

    Selamat membaca❤️°°“Assalamualaikum, Hani. Saya ingin kasih kabar kalau Mama harus dirawat di rumah sakit sejak malam ini atas saran dari Dokter, jadi saya dan Mas Arka tidak akan pulang ke rumah.”Sekiranya itu pesan singkat yang Dahayu buat dan kirimkan untuk Hani, sebelum ia serahkan kembali benda canggih itu pada Sang suami.Ya, mungkin banyak dari kalian yang membacanya merasa bingung dengan kalimat ; jadi saya dan Mas Arka tidak akan pulang ke rumah. Iya, kan? Jelas, karena kenyataannya saat itu mereka sedang berada di dalam kamar hotel, salah satu hotel mewah bintang 5 yang cukup terkenal — Kempinski.Arkatama Maheswara, lelaki itu memang sengaja mengajak Sang istri untuk pergi dan menginap di sana — walau hanya satu malam, pun hal itu dilakukan demi untuk melepas rasa penat yang sedang melanda.“Sudah dikirim, sayang?” tanya Arka sembari meraih ponsel Dahayu“Sudah, Mas. Sudah aku kirim,” jawab Dahayu“Pintarnya, istriku.” Arka tersenyum lebar sembari mencium pipi Dahayu, lal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Ditalak Di Pelaminan   Kempinski & Kejutan (18+)

    Selamat membaca❤️°°“Apa? Sekarang sudah jam 8 pagi? Yang benar saja?”Ya, apa yang Dahayu lihat saat itu tidak salah — jarum pada jam yang menempel di dinding kamar hotel yang ia tempati sudah menunjukan tepat pukul 8 pagi, pun dapat dibuktikan pula dari sinar matahari yang masuk lewat sela-sela gorden kamar, yang mana gorden itu sendiri juga memang sengaja dibuka karena semalam mereka berdua — Arka dan Dahayu bermain-main di sana sembari menikmati betapa indahnya Ibu Kota Jakarta pada malam hari dari lantai 38.Tubuh Dahayu pun menggeliat — menggigil karena suhu AC yang menyala saat itu cukup rendah, terlebih lagi saat itu ia sama sekali tak menggunakan pakaian apa pun ; tubuhnya benar-benar polos dengan hanya dibungkus oleh selimut — mengingat kalau nyatanya semalam mereka berada dalam suasana yang cukup panas.“Ya ampun, dingin sekali ya udaranya? Aku jadi malas untuk mandi lagi.” Helaan nafas kasar pun berhembus — tidak lain dan tidak bukan Dahayu pelakunya, sebelum pada akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Ditalak Di Pelaminan   Bukan Harapan

    Selamat membaca❤️°°“Pokoknya Mama ingin kamu menikah dengan Damara, titik! Tidak boleh ada penolakan. Paham kamu?”“Permintaan macam apa itu, Ma? Menikah dengan Damara? Yang benar saja! Arka itu sudah menikah, sudah ada wanita lain di dalam hati dan hidup Arka. Jangan mengada-ada!”“Hey, Mama tidak peduli dengan hal itu! Yang paling penting untuk saat ini adalah kamu menikah dengan Damara, kamu harus menikahi Damara secepatnya!”Jarum jam terus berputar hingga akhirnya kini menunjukkan tepat pukul 8 pagi. Ibu Kota Jakarta yang seharusnya terasa dingin dan sejuk karena baru saja selesai diguyur oleh hujan itu pun nyatanya tidak mampu membuat suasana hati Arka menjadi ikut tenang — justru sebaliknya.Ya, sepagi itu emosi dalam diri seorang Arkatama nyatanya sudah berhasil untuk terpancing — membuat hatinya panas akibat amarah yang membara saat mendapati permintaan yang sangat amat tidak masuk di akal dari Sang Mama.Terlebih lagi, wanita paruh baya itu kembali membentaknya — berbicara

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Ditalak Di Pelaminan   Akhir Cerita

    Selamat membaca❤️ °° “Aku dan Jeenara pamit ya, Mas. Terima kasih karena sudah mengantar kami. Oh, iya. Tolong titipkan salamku pada Bu Liana ya, sampaikan juga permintaan maafku padanya—” “Mama sudah tidak ada, Yu. Mama sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu karena jatuh di kamar mandi, dia terpeleset. Dokter berkata kalau Mama mengalami serangan jantung.”Lagi, Dahayu kembali dikejutkan dengan pernyataan Arka, ia benar-benar tak menyangka jikalau ternyata wanita paruh baya yang selalu membencinya itu kini sudah tiada.“Innalillahi, ya Allah. Turut berduka cita ya, Mas. Maaf, a-aku tidak tahu tentang hal itu,” ucap Dahayu“Tidak perlu minta maaf, tidak apa-apa, karena itu memang bukan hal penting yang harus kamu ketahui. Iya, kan?” balas Arka sembari menundukan kepalanya, “Hm... Oh, iya. Ta-tapi ada satu hal penting yang harus kamu ketahui. Tepat sehari sebelum Mama pergi, dia berkata padaku kalau katanya dia rindu kamu, ingin bertemu dan juga minta maaf. Ingin sekali rasanya dia

  • Ditalak Di Pelaminan   Jeenara Tavisha

    Selamat membaca❤️ °° 8 Tahun kemudian… “Sayang, kamu dan Jeenara sudah berangkat belum? Sekali lagi aku minta maaf ya karena tidak bisa jemput kalian, ada meeting mendadak sampai jam 12 siang dengan team. Tapi kalian tenang saja ya, aku akan langsung pergi menyusul ke sana setelah meetingnya selesai. Plaza Indonesia, kan?”(Jeenara, dibaca ; Jinara). “Iya, Mas. Tidak apa-apa. Aku dan Jeenara sudah siap, kami hanya tinggal menunggu taksi onlinenya datang, sepertinya sebentar lagi. Oh, iya, Mas. Anakmu ini bawel sekali, katanya sudah tidak sabar untuk bermain di tempat bermain. Sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Papa juga katanya.” “Aduh, manisnya anak Papa. Ya sudah, kalau begitu sampai bertemu nanti ya. Kabari aku terus, Ma.” “Oke, Papa sayang. Sampai bertemu nanti ya! Jeenara and Mama loves you.” “Papa loves you two too, sayang-sayangnya Papa. Hati-hati di jalan ya, see you.” Sambungan telepon keduanya pun berakhir, dan kebetulan pula taksi online yang ditunggu sudah datan

  • Ditalak Di Pelaminan   Bukti

    Selamat membaca❤️ °° “Sekarang aku harus apa? Aku merasa seperti tidak memiliki arah dan tujuan. Aku hilang tanpa tahu ingin pergi kemana.” Hampa, itu yang sekiranya sedang dirasakan oleh Arkatama Maheswara. Baginya, semua telah menghilang — semuanya tak lagi sama, tak ada lagi rasa kasih sayang dan cinta tulus yang menyelimuti hatinya. Melindungi dirinya dari kejamnya kenyataan di dunia.Rumahnya itu kini sudah tiada, tempat ternyaman untuknya pulang dan mengadu itu kini sudah pergi meninggalkannya. Hidupnya kini benar-benar terasa sangat sunyi sepi, bahkan ia merasa jikalau dirinya sudah tak lagi berguna untuk siapa pun — termasuk dirinya sendiri.Rasa bersalah yang ada pun sudah berhasil menghantuinya. Namun, ia bisa apa selain pasrah? Semuanya sudah terjadi. Ingin marah? Tentu saja, ingin sekali. Namun dengan siapa?“Kamu marahi saja dirimu sendiri, Arkatama! Apa kamu tak sadar kalau kamu itu bodoh? Bodoh karena sudah melepas wanita yang begitu sempurna seperti Dahayu. Kamu bod

  • Ditalak Di Pelaminan   Janji Rakyan

    Selamat membaca❤️ °° “Dahayu benar-benar hamil. Dan pertanyaanku hanya satu, bagaimana nasib hidupnya dengan Sang anak nanti? Tidak mudah kalau mereka hanya harus hidup berdua tanpa ada sosok suami dan juga Ayah yang menemaninya. Wah, lelaki itu memang sangat keterlaluan! Gila dan tidak memiliki hati. Bisa-bisanya dia melakukan hal setega ini pada Dahayu.” Rakyan menghela nafasnya sembari memejamkan mata — untuk mengatur emosi yang saat itu sedang ia rasakan, lalu setelahnya ia menoleh ke belakang, mengarahkan tatapnya ke arah Dahayu yang sedang berbaring di kasur periksa.Lemas, begitulah keadaan Dahayu yang bisa Rakyan lihat.Ya, saat itu Dahayu masih dibiarkan berbaring di atas kasur periksa dengan infus yang tersambung ke tangannya — hal yang memang sengaja dilakukan karena keadaannya saat itu masih lemah, Dokter yang menyuruhnya untuk menjaga kondisi tubuhnya ; agar tidak kembali menurun.“Kandungan Bu Dahayu saat ini sudah memasuki usia enam minggu ya, Pak. Dan alhamdulillah

  • Ditalak Di Pelaminan   Ucapan Selamat

    Selamat membaca❤️ °° “Mas Rakyan, jadi orang yang selalu membersihkan makam Ibu dan menaburkan bunga di atasnya itu kamu?” “Iya, Dahayu. Aku yang melakukannya.” Ya, dia orangnya. Rakyan Pradana.Kalian masih ingat dengan lelaki itu, kan? Jika lupa, sini, biar aku bantu ingatkan kembali.“Terima kasih banyak sebelumnya, Mas. Tetapi saya tidak— Loh? Mas Rakyan? Kamu Rakyan Pradana, kan?”“Iya benar, saya Rakyan. Tunggu, kamu Dahayu ya? Dahayu Ishvara alumni Universitas Indonesia jurusan Sastra, kan?”“I-iya, benar itu aku.”“Wah, kenapa bisa kebetulan begini ya? Setelah sekian lama akhirnya kita bisa bertemu lagi. Omong-omong kamu masih ingat denganku, Yu? Suatu kehormatan besar ini namanya.”“Bisa saja kamu, Mas. Lagi pula ya, sepertinya mustahil kalau aku lupa dengan kamu. Rakyan Pradana. Bayangkan, hanya dengan mendengar namanya saja aku bisa ingat betapa seringnya lelaki itu untuk mencari masalah dengan Pak Yugi karena tidak pernah masuk ke dalam kelasnya. Betul, tidak?”Ya, lel

  • Ditalak Di Pelaminan   Dahayu ; Sudah Cukup

    Selamat membaca❤️ °° “Kamu tidak salah dengar, Mas. Nama lelaki itu Kaivan Daffa, dan dia adalah Kakak sepupuku. Dia yang sudah membantu aku selama beberapa hari terakhir ini, bahkan dia juga yang sudah menolongku dari keterpurukan, menolongku agar aku tetap bangkit dan sembuh dari luka yang cukup membekas. Walau nyatanya tidak mudah, sangat sulit dan menyakitkan hati.” “Dahayu, maaf. A-aku tidak tahu, maaf. Sekarang aku ulangi pertanyaanku, ya? A-apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku? A-apa kamu benar-benar ingin bercerai? Tolong fikirkan itu lagi, Yu. Jangan gegabah, kita hanya butuh waktu untuk bicara dan menenangkan hati serta fikiran.” Nyatanya, Arka kepalang malu. Rasa malu itu sudah berhasil menyelimuti dirinya, pun merasa tak enak hati karena sudah menuduh Dahayu — tanpa bukti. Hingga akhirnya ia kembali mengulang apa yang sudah ditanyakan, dengan harap bisa mendapati jawaban yang berbeda. “Dahayu, coba lihat aku. Me-memangnya kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Kam

  • Ditalak Di Pelaminan   Rencana Pergi

    Selamat membaca❤️ °° Kaivan Daffa… Ya, Kaivan Daffa — sebuah nama yang memiliki makna pria tampan nan penuh dengan kehangatan, yang mana nama itu sendiri juga benar-benar menjadi doa atas harapan dan permintaan yang terkabul.Sesuai dengan arti dari namanya ; lelaki bernama Kaivan itu sangat tampan, pun juga hangat, sehingga membuat siapa saja yang berada di dekatnya menjadi nyaman — termasuk Dahayu.Namun dalam kisah ini kalian tak boleh salah menyangka — seperti Arka, karena nyatanya lelaki itu adalah Kakak sepupu Dahayu — anak dari Kakak Sang Ibu ; Inka. Umur mereka pun tak jauh dan hanya terpaut usia 2 tahun saja, namun Kaivan sangatlah dewasa dan pantas untuk disebut sebagai Kakak.Dan dialah — lelaki yang bertemu dengan Dahayu di taman dekat rumah sakit.Flashback On Dahayu terus menangis, air mata itu terus mengalir — tanpa henti dan bahkan semakin deras. Sebenarnya Dahayu malu, tapi rasa sesak itu sudah tak mampu untuk ia tahan, hingga tiba-tiba ada seorang lelaki yang dat

  • Ditalak Di Pelaminan   Pengadilan Agama

    Selamat membaca❤️ °° “Dahayu, apa kamu sudah yakin dengan keputusan itu? Apa kamu benar-benar ingin melakukannya? Tolong fikirkan lagi, Yu. Apa kamu benar-benar ingin berpisah denganku?” “Iya, Mas Arka. Aku yakin, masih sama yakinnya seperti dulu aku memutuskan untuk menikah dengan kamu, pun di saat aku memutuskan untuk kembali setelah kamu menalak aku. Ini bukan hanya keputusan semata, tetapi aku benar-benar ingin melakukannya.” Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pukul 11.00 WIB. Hari ini — di salah satu tempat yang dapat dikatakan cukup menyeramkan bagi sepasang suami istri, yaitu ; Pengadilan Agama, ada Arka dan juga Dahayu yang nyatanya kembali bertemu setelah hampir melewati hari yang cukup panjang, yang mana saat itu keduanya sedang berada di salah satu lorong kosong yang ada di sekitaran tempat itu.Flashback On “Dahayu, aku tidak bisa hidup tanpamu. Bagaimana ini? Aku tak mau cerai, yang aku mau adalah hidup bahagia dengan kamu. Aku sangat membutuhkan kamu, sayang. Kembal

  • Ditalak Di Pelaminan   Pergi dan Menghilang

    Selamat membaca❤️ °° Assalamualaikum, Mas Arka sayang… Bersamaan dengan surat ini, aku — Dahayu Ishvara, istrimu, ingin mengucapkan serta mengutarakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada kamu, suamiku. Terima kasih untuk segalanya ya, Mas. Terima kasih banyak karena kamu sudah pernah hadir ke dalam hidupku. Terima kasih banyak atas tiap-tiap warna nan indah yang sudah kamu goreskan di atas kertas polos kehidupanku. Mas Arka sayang… Mungkin perpisahan ini akan terasa begitu menyakitkan hati dan diri kita, tapi aku yakin akan menjadi lebih menyakitkan lagi kalau kita tetap memaksa untuk terus bersama.Mas, bila nyatanya kita berdua — aku dan atau kamu sudah tak bisa untuk saling mencintai lagi, maka percayalah kalau semua ini hanya akan lebih menyiksa lagi. Dan ada satu hal yang ingin aku sampaikan. Pasti akan ada waktu dimana orang yang awalnya sabar berubah menjadi jengkel, orang yang awalnya peduli berubah menjadi segan, bahkan orang yang setia akan berubah menjadi khi

DMCA.com Protection Status