Share

Bab 33

Penulis: Rani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 13:06:43

"Mama dan Papa hati-hati ya, semoga semua urusannya berjalan lancar." Aisyah mencium tangan kedua orang tua angkatnya, sekarang mereka berada di bandara.

"Iya Sayang, kamu juga baik-baik ya disini, kalau Willi jahat bilang sama Mama biar Mama kasih dia pelajaran," ujar Mama mengelus pucuk kepala Aisyah.

"Anak kandung rasa anak tiri ya gini," ujar Alex membuat mereka tertawa renyah.

"Siap Ma tapi kayanya Willi tidak berani sama aku Ma karena dekingan aku kedua orang tuanya, bahaya kalau dia berani namanya bisa dicoret dari KK," ujar Aisyah.

"Ya udah kita pergi dulu ya, kalian jaga diri baik-baik, awas jangan bikin macam-macam kalian, lebih baik suruh saja Bi Inem tinggal di rumah sampai kita pulang, tidak baik lelaki dan perempuan berduaan di rumah takutnya nanti kalian malah khilaf lagi," peringat Pak Gani, walaupun ia sangat percaya dengan kedua anaknya ini namun, tidak ada salahnya ia berjaga-jaga karena terkadang godaan setan bisa membuat manusia hilang akal.

"Iya Pa, nanti aku aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 34

    Aisyah bergegas pergi menuju ruangan yang dibilang oleh Riska, ia sangat penasaran dengan mayat tersebut. Apa ini memang murni bunuh diri atau ada seseorang yang sengaja membunuhnya dan membuat seolah-olah kasus bunuh diri?"Astagfirullah." Aisyah memegang dadanya terkejut, terlihat seorang perempuan dengan rambut panjang terurai dengan leher yang terikat tali.Aisyah memberanikan diri untuk melihat wajah perempuan itu dibantu oleh beberapa karyawan, tidak lupa mereka memakai sarung tangan agar sidik jarinya tidak mengenai tubuh berempuan malang itu.Betapa terkejutnya mereka ketika melihat wajah perempuan tersebut, ternyata .... hanya sebuah manekin yang diberi pakaian serta wig agar terlihat seperti manusia sungguhan."Ya Allah siapa yang sudah tega melakukan ini semua?" tanya Aisyah lemah, ia tidak menyangka ada yang iseng sampai segitunya."Coba cek CCTV, lihat siapa saja yang masuk ke ruangan ini!" perintah Aisyah kepada staff yang bekerja sebagai operator CCTV."Maaf Bu, kami su

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 35

    "Ada apa kamu kesini?" Setelah pintu terbuka, raut wajah Aisyah berubah masam, ia sangat tidak suka melihat perempuan dihadapannya ini. Ya, Elsa Aurora, istri kedua dari mantan suaminya, tanpa ada angin perempuan itu datang ke rumah Alex dengan membawa sebuah bingkisan di tangannya."Kamu ngapain disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Aisyah, perempuan itu malah berbalik bertanya."Kamu ga perlu tahu dan ga ada juga urusannya dengan kamu," jawab Aisyah."Siapa Cha?" tanya Alex menghampiri Aisyah, lelaki itu juga tidak kalah terkejut melihat siapa tamu yang datang."Pak Alex, bagaimana kabarnya? Aku dengar dari Mas Davit, Pak Alex sakit, makanya aku datang kesini dan Mas Davit juga yang kasih tahu alamat rumah Pak Alex," ujar Elsa tersenyum manis kepada Alex, namun yang mereka lihat sangat menjijikan."Alhamdulillah saya sudah membaik, makasih dan maaf sebelumnya, bukannya saya lancang atau tidak sopan, sebaiknya sekarang kamu pergi ya, kita sedang ada kerjaan yang tidak bisa diganggu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 36

    "Dengar dulu Ica, percayalah tidak akan terjadi sesuatu dengan kamu," ujar Alex menenangkan perempuan yang sedang dilanda amarah tersebut."Tapi aku ga mau berurusan lagi sama dia!" bentak Aisyah.Perempuan itu tidak mengerti dengan jalan fikiran Alex, sudah jelas terlihat bagaimana kejamnya sikap Davit kepada Aisyah, namun kenapa Alex masih saja menyuruh Aisyah kembali mendekati Davit?"Tolong dengar dulu. Nanti kamu dekati Davit, aku yakin dia pasti sangat bahagia dan merasa bisa meluluhkan hatimu dengan mudah, nah, dari situ nanti kamu coba gali informasi dari dia, tenang saja aku dan Arga akan selalu mengawasi kamu, kita tidak akan membiarkan lelaki itu menyentuhmu seujung jaripun," jelas Alex.Aisyah menimbang-nimbang perkataan Alex, ia rasa tidak ada salahnya mencoba usulan dari Alex, toh ini juga demi nama baik perusahaan."Baiklah, tapi kamu harus janji selalu jaga aku, aku ga mau kembali dengan lelaki brengsek itu!" ujar Aisyah."Besok kita lanjut lagi, aku udah ngantuk bange

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 37

    "Aku duluan," ujar Alex ketika mereka telah berada di parkiran kantor.Aisyah mengangguk, ia menatap kepergian lelaki itu yang semakin menjauh, ia tidak menyangka masalah yang ia anggap sepele bisa menjadi besar seperti ini, lelaki itu terlihat sangat marah.Ia kembali teringat terakhir ia dan Alex bertengkar mengakibatkan Nenek meninggal dan sekarang Aisyah harus sabar dan bisa berbicara baik-baik dengan lelaki itu, ia tidak ingin kejadian kemaren terulang kembali, ia masih trauma dengan kejadian yang menimpa sang Nenek."Ada masalah lagi?" tanya Riska menghampiri Aisyah. Perempuan itu sudah menganggap Aisyah seperti adik sendiri."Ya begitulah Kak, cuma masalah sepele tapi Pak Alex aja yang terlalu berlebihan," ujar Aisyah mendudukkan bokongnya di salah satu kursi."Memangnya ada apa? Bukannya kemaren kalian baik-baik aja?" Aisyah menjelaskan secara rinci permasaahannya kepada Riska tanpa ada yang dikurangi maupun dilebih-lebihkannya."Oalah pantesan Pak Alex marah, dia pasti cem

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 38

    "Ayo pulang!" ujar Alex menemui Aisyah di ruangannya.Aisyah membersihkan meja dan mengambil tasnya, sesampainya diparkiran, ia tidak melihat mobil Alex melainkan sebuah motor beat pengeluaran lama yang terparkir."Mobilnya mana?" tanya Aisyah bingung.Alex berjalan menuju motor tersebut. "Kita pulang pake motor ini, katanya kamu kepengen naik motor makanya tadi aku pinjam motor Pak Agus, satpam depan," jawab Alex.Bibir Aisyah mengembang, ternyata lelaki dihadapannya ini bisa peka juga."Nih pake helm demi keselamatan." Alex memberikan memakaikan helm ke kepala Aisyah."Makasih," ujar Aisyah tersenyun senang."Jangan lupa peluk aku, takutnya nanti kamu malah jatuh lagi," ujar Alex yang mendapatkan jetakan di kepalanya dari Aisyah."Dasar modus, jangan harap aku mau peluk kamu."Alex melajukan motornya lalu mengerem mendadak membuat tubuh wanita itu maju kedepan dan refleks melingkarkan tangannya keperut Alex."Ihh ga usah modus deh, turun nih aku," ancam Aisyah, beruntung sekarang ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 39

    "Ay!" panggil Alex dipenjuru rumah."Apa sih By, berisik tahu engga, gimana nanti kalau dengar sama Bi Inem bisa ketahuan kita kalau ada hubungan," ujar Aisyah kesal, lelaki itu benar-benar tidak bisa lihat situasi dan kondisi terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu hal.Bukannya apa-apa hanya saja Aisyah belum siap jika ada yang mengetahui hubungannya dengan Alex, bukannya ingin mempermainkan lelaki itu, namun ia takut mendapatkan kritikan pedas dari orang lain yang tidak menyukai dirinya.Sifat manusia berbeda-beda, didepan terlihat baik tetapi dibelakang bisa saja mereka yang akan menusuk kita, jadi sebelum itu terjadi sebaiknya kita yang harus lebih waspada dan jangan terlalu percaya dengan seseorang."Gapapa Ay, biar semua orang tahu sekarang Aisyah Marisa hanya milik Alexander Willian seorang, tidak ada yang bisa menyakiti bahkan melukai dirinya," jawab Alex. Lelaki itu memang menjadi sangat bucin.Panggilan 'Ay dan By' juga dikasih oleh Alex, lelaki itu berkata bahwa dalam hu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 40

    Beberapa tahun yang lalu ....Seorang perempuan dengan senyuman mengembang dan penuh semangat masuk kesebuah butik, tempat dirinya akan bertemu dengan tunangannya untuk fiting baju pengantin, namun baru saja beberapa langkah masuk ke butik tersebut, ia melihat pakaian pengantin yang sebelumnya sudah ia booking dipakai oleh perempuan lain dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata pengantin prianya Arga, calon suaminya.Senyumannya langsung menghilang digantikan oleh embun yang meluap keluar membanjiri pipinya, perempuan mana yang tidak sakit melihat lelaki yang ia cintai mencoba baju pengantin bersama perempuan lain? Rasanya tidak ada seorangpun perempuan yang sanggup menerima itu semua."Riska!"Perempuan itu pergi menjauh dari butik tersebut, hatinya terlanjur sakit, ia tidak memperdulikan panggilan dari lelaki yang baru saja menorehkan luka dihatinya."Riska, tolong dengar dulu penjelasan aku," ujar Arga ketika berhasil mencekal tangan perempuan tersebut."Engga ada yang perlu dijela

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 41

    Hari ini Alex, Arga dan Aisyah akan menyelesaikan permasalahan tentang manekin yang sudah menggegerkan seantero kantor."Masuk," ujar Alex setelah mendengar ketukan pintu."Apa benar Pak Alex memanggil saya?" tanya Davit ketika berada dihadapan Alex."Silahkan duduk dulu, ada beberapa hal yang ingin kita tanyakan kepada kamu," ujar Alex berusaha bersikap tenang.Davit duduk, dahinya mengernyit melihat tatapan tajam dari para atasannya, ia mulai gelisah, takut kejahatannya kembali terbongkar."Sekarang jawab jujur, apa kamu yang sudah iseng menggantung manekin diruangan tersebut?" tanya Alex dengan tatapan serius."Sa-saya tidak pernah melakukan itu Pak," elak Davit gelagapan."Kita sudah membuktikan semuanya, kita tahu kamu pelakunya, disini kita ingin mengetahui apa motif kamu melakukan itu semua?" tanya Arga."Pak tolong percayalah, bukan saya pelakunya, lagian ngapain juga saya segabut itu untuk membuat hal tersebut, Syah tolong Mas, kamu percayakan bukan Mas pelakunya," ujar Davit

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 8

    "Kamu ngapain di sini? Kenapa ga istirahat aja di kamar? Kamu pasti masih capek kan?" Zizan menghampiri Rani yang tengah duduk melamun di taman."Gapapa, aku cuma pengen lihat pemandangan di sini," ujar Rani, sebenarnya badannya sangat pegal apalagi setelah ia memaksa berbaring di tempat tidur, namun ia tidak mungkin jujur dengan Zizan, takut lelaki itu tersinggung."Kamu pasti tidak nyaman kan tinggal di asrama?" "Aku tahu asrama di sini sangat jauh berbeda dengan kamar kamu dan aku juga tahu kalau kamu tidak bisa tidur tanpa AC dan tidak bisa tidur di keramaian sedangkan di asrama kamu harus tidur bersama para santri," jelas Zizan.Rani menghela napas. "Mau bagaimana lagi, ini juga sudah menjadi keputusan aku, nyaman ga nyaman, betah ga betah harus aku jalani juga, ga mungkin aku pulang, bisa di coret nama aku dari kartu keluarga.""Kamu bisa tinggal di rumah, keberulan masih ada kamar kosong dan juga sudah ada AC, kamarnya juga lumayan besar walaupun tidak sebesar kamar kamu.""Ga

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 7

    Zizan memasangkan cincin di jari manis Rani, begitu juga dengan Rani, perempuan itu memasangkan cincin di jari manis Zizan.Kedua orang tua mereka serta sahabat Zizan bersorak gembira, sekarang Rani dan Zizan sudah terikat dan tinggal selangkah lagi menuju jenjang pernikahan."Selamat ya, sekarang kalian sudah resmi bertunangan, semoga kalian bisa melewati semua cobaan dan ujian yang terjadi menjelang pernikahan, apapun yang terjadi jangan pernah leapaskan cincin itu dari jari manis kalian, jangan pernah sesekali ingin membatalkan pertunangan ini dan semoga saja kalian berjodoh dan dimudahkan segara urusan pernikahan kalian," ujar Abi memberikan nasihat.Rani terdiam, ia tidak menyangka akan secepat ini terikt dengan seorang lelaki, walaupun hanya pertunangan tapi secepatnya ia juga akan menikah, apa keputusannya ini sudah tepat? Apa ia sanggup menjalani pertunangan ini dengan lelaki yang baru ia kenal? Bagaimana hubungannya dengan Fero? Bagaimana jika pacarnya mengetahui semua ini?E

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 6

    Rani berjalan menuju kelas dengan tidak semangat, hari ini adalah hari terakhir ia menginjakkan kaki di sekolah ini dan hari ini juga ia akan melangsungkan taaruf dengan Zizan, ia sangat dilema, ia tidak dapat membayangkan bagaimana nasibnya ke depan."Lah tumben nih sekolah masih sepi?" tanya Rani heran ia mengambil gawainya untuk memastikan bahwa jam tangannya tidak salah."Sudah jam 07:15 tapi kok masih sepi? Kemana warga sekolah ini? Nala dan Fero juga ga kelihatan batang hidungnya," ujar Rani berdecak.Ia membuka aplikasi berlogo hijau tersebut untuk melihat info grup kelas maupun sekolah tetapi semuanya sepi, tidak ada satupun chat yang masuk."Pada kemana sih orangnya? Padahal parkiran sudah penuh loh," ujarnya sangat penasaran, baru kali ini sekolahnya menjadi semenyeramkan ini, semua orang seperti menghilang ditelan bumi."Heh ada apa?" tanya Rani ketika melihat seorang adik kelas berlari menuju lapangan."Anu kak, Kak Nala dan Kak Angel bertengkar di lapangan, katanya keadaa

DMCA.com Protection Status