Beranda / Romansa / Disayang Duda Kaya / 48 - MEMINTA WAKTU

Share

48 - MEMINTA WAKTU

Penulis: Ahgisa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat rapat telah usai, Lila segera berkemas dan mengekor anggota timnya berharap bisa menghindari Dimas. Tapi, belum sempat Lila keluar dari ruangan itu, tangannya sudah dicekal oleh Dimas.

Tentu saja Lila berjengit kaget, ia menghempaskan dengan kasar tangan Dimas. Teman-teman Lila yang mendengar suara pekikan Lila segera berhenti dan mendapati Lila menatap tak suka pada Dimas.

"Kenapa, La?" tanya Ruben yang langsung mundur ke dekat Lila.

Lila merasa tak enak kepada rekan-rekannya yang lain. Ia takut akan terjadi kesalahpahaman disana. Perempuan itu akhirnya hanya tersenyum tipis seolah ingin mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Gak apa-apa, Kak. Aku kaget aja, ternyata Pak Dimas ini-- anu-- mau ngingetin aku karena gak fokus. Aku mau kejedot pintu. Untung Pak Dima

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disayang Duda Kaya   49 - BIBIR MANIS PUJAAN HATI

    Lila memasuki ruang kerja Banyu setelah ia mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Senyum Banyu mengembang melihat pujaan hatinya datang saat makan siang. Tapi itu hanya sesaat, karena wajah Lila yang ternyata tampak sendu dan Banyu tak tahu penyebabnya. "Hei, kenapa? Kok mukanya ditekuk?" tanya Banyu yang kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia mendekat dan merentangkan tangannya untuk mempersilahkan perempuan kesayangannya masuk dalam dekapannya. Banyu ingin sedikit meredakan kegundahan hati Lila. Tanpa penolakan, wanita itu masuk dalam dekap hangat Banyu. Ia menyandarkan kepalanya ke dada Banyu. Sambil mendengar detak jantung yang tak beraturan setiap kali Lila berada di posisi ini. Entah mengapa hal itu bisa menenangkan segala kegelisahan hati Lila. "Mas udah

  • Disayang Duda Kaya   50 - KISAH UPIK ABU

    Seorang pria paruh baya dengan setelan jas sedang berdiri tegap memandang jalanan di luar lobby yang cukup padat. Sesekali ia melirik jam tangannya seolah diburu waktu. Tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian kantor yang rapi menyapanya. Wanita itu tersenyum ramah pada pria yang ternyata suaminya. Tak lama, suara langkah kaki terburu seorang laki-laki tampan dengan cambang tipis yang menggandeng wanita dengan sepatu berhak membuat seisi lobby menatap kagum dengan wanita muda yang memakai bodycon dress ditutup dengan blazer. Padu padan pakaiannya membuatnya sangat cantik, apalagi dengan rambut panjang yang tergerai dan terlihat halus karena mengikuti gerakan badan pemiliknya. pemandangan yang cukup langka itu menampilkan pemilik gedung dan istrinya yang merupakan arsitek terkenal, juga anak lelakinya yang mengurus usaha hampir separuh bisnis yang berada di ged

  • Disayang Duda Kaya   51 - TITIK TERANG

    Lila sedang berjalan menuju ruangan kerjanya saat tiba-tiba seseorang menariknya menuju ke arah tangga darurat. Tangan yang cukup kuat itu membuat Lila tidak bisa melepaskan cengkraman tangannya. Kejadian itu terlalu cepat dan kini Lila sudah berada di depan tangga dengan nafas terengah. Saat ia melihat wajah Dimas, Lila menjadi jengah. “Apalagi sekarang? Mau apa?” ucap Lila kesal. “Soal Raga–” “Kita gak harus sembunyi-sembunyi kayak gini kan buat ngomongin Raga. Kamu bikin situasinya kacau, Mas. Orang yang gak tahu bakal salah paham ngeliat aku sama kamu sembunyi-sembunyi kayak gini!” potong Lila dengan omelan panjang. Dimas tak menjawab omelan itu. Ia terlihat tak mendengarkan dengan wajah serius miliknya. Pria itu nam

  • Disayang Duda Kaya   52 - TAK BERUJUNG

    Suara ketukan membuat Banyu menghentikan gerakan tangannya. Setelah mempersilahkan masuk, ternyata wajah sekretarisnya yang muncul dari balik pintu. Padahal ia sudah sangat merindukan Lila saat ini. Ia kira, dirinya akan melihat Lila kali ini. “Pak, maaf. Ada tamu.Belum bikin janji, tapi katanya penting,” ucap sekretaris yang sudah menemani Banyu kurang lebih empat tahun berada di kantor ini. “Atas nama siapa?” “Ibu Meira dan anaknya. nama anaknya Bara, Pak.” Banyu tercenung untuk sesaat. Bara. Nama anak lelaki yang sempat dirinya dan Meira diskusikan. Bayu dan Meira adalah kepanjangan dari nama Bara. Kenapa wanita itu datang dengan membawa anak bernama Bara? Apakah nama itu tetap diberikan pada bayi yang dikandungnya wa

  • Disayang Duda Kaya   53 - JALAN KELUAR TERBAIK

    Banyu membuka sedikit pintu kamar Lila tanpa permisi. Ia tak masuk, hanya mengintip dan melihat apa yang dilakukan oleh Raga dan Lila di dalam kamar itu. Hati Banyu menghangat saat melihat Lila sedang mencium lembut kening Raga. Lalu menyelimuti malaikat kecil itu agar merasa nyaman. Setelahnya, mata Lila dan Banyu beradu. Wanita itu kemudian memberikan isyarat jika Banyu bisa masuk ke dalam kamarnya jika ingin. Banyu pun mengangguk. Ia berjalan mendekat dengan perlahan. Sesampainya di samping Raga, ia mencium kening Raga dan tampak membisikkan sesuatu. Lucunya Raga yang terlihat tertidur pulas malah mengangguk saja. Lila hanya bisa tersenyum memandang bayi kecil dengan orang yang sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri oleh anaknya. Mereka terlihat begitu dekat dan tak terpisahkan.

  • Disayang Duda Kaya   54 - BUKAN ORANG BAIK

    Lila termenung di depan kaca jendela pantry tempat kerjanya. Matanya menatap kosong gedung-gedung dan jalanan yang mulai padat karena jam sibuk di kota metropolitan itu. Pikiran Lila sudah jauh berkelana. Apalagi mengingat cerita Banyu tentang Meira. Ia tahu calon suaminya itu hanya bersimpati, tapi ada rasa takut jika calon suaminya itu tiba-tiba meninggalkannya. Entahlah, rasanya trauma masa lalu masih membekas. Ia sangat takut jika pria itu menjalin hubungan di belakangnya, sama dengan apa yang dilakukan mantan suaminya dulu. “Nggak, Lila! Dia bukan Mas Dimas. Dia Mas Banyu!” ucap Lila sambil menggelengkan kepalanya keras. Ia menarik nafas dalam untuk menenangkan hatinya. “La?” sapa Theo yang membuat Lila segera menoleh ke s

  • Disayang Duda Kaya   55 - SECEPATNYA

    Banyu memegang sebuah map dari rumah sakit terkenal di kota metropolitan itu. Ia tampak ragu dan hanya memandang sampul mapnya saja. Entahlah, Banyu tak yakin. Jauh di dalam hatinya, ia hanya ingin mempercayai bahwa Bara bukanlah anaknya. Attar yang semenjak tadi memang sudah berada di sofa hanya bisa memandangi sahabat karibnya itu dengan tatapan yang ikut sedih. Teman baiknya itu terlalu baik dan rasanya apa yang saat ini terjadi tidak adil untuk Banyu. “Lo gak pengen buka? Gue penasaran juga,” ucap Attar mencoba menguatkan sahabatnya. Banyu menghela nafas sebelum akhirnya membuka mapnya dengan jantung berdebar tak karuan. beberapa menit kemudian tangannya bergetar dengan cukup kentara. “Dia– anak gue, Tar. Dia anak gue?” tanya Banyu yang sebelumnya membuat pernyat

  • Disayang Duda Kaya   56 - CUCU IBU

    Lila berjalan tergesa menuju ruangan Banyu. Suara Elle di telepon membuat Lila khawatir. Apa yang terjadi kali ini dengan Banyu? Saat Lila membuka pintu ruangan Banyu. Ia melihat Banyu yang kembali duduk dengan tegak, senyumnya nampak getir. Pria itu merentangkan tangannya seolah minta dipeluk. Lila awalnya bingung, namun dia mendekat ke arah Banyu dan memeluk pria itu. Mereka pun saling mengeratkan pelukannya satu sama lain. "Janji jangan tinggalin aku ya, La. Temenin aku," ucap Banyu berat. "Aku gak akan pergi kalau kamu gak dorong aku pergi, Mas." Banyu melepaskan pelukannya. Ia beranjak dan memberikan map yang sudah ia baca isinya berulang kali dan tulisannya pun tetap sama.

Bab terbaru

  • Disayang Duda Kaya   FINAL CHAPTER - SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 3

    Sepuluh Tahun KemudianPerempuan berusia tiga puluh dua tahun itu tampak cantik dengan balutan gaun pesta berwarna merah yang menawan. Rambutnya yang panjang tergerai indah. Penampilannya jelas membuat mata pria manapun menatapnya dengan penuh minat. Muda dan Tua, semuanya menatap wanita bernama Shana Rose Adnan itu dengan tatapan kagum.“Nah ini, anak kami paling bungsu. nantinya Shana yang akan ikut mengembangkan bisnis di bidang ini. Dia lulusan Universitas Teknologi Rhein-Westfalen Aachen,” ucap Banyu bangga pada kolega bisnisnya.“Luar biasa, Jerman! Ich freue mich auf die Zusammenarbeit mit Ihnen,” ucap salah seorang kolega Banyu sambil mengulurkan tangannya.Shana pun tersenyum dan membalas jabat tangan itu. “Ja, ich bin auch gespannt darauf. Lasst uns zusammenarbeiten und Großartiges erreichen!”“Anakmu Luar biasa, Banyu,” puji pria yang lain.Dipuji terus menerus membuat Banyu selalu tersenyum. Ia sangat senang, meskipun seorang wanita, anak perempuannya bisa menunjukkan pad

  • Disayang Duda Kaya   SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 2

    Sheena lebih banyak diam setelah kedatangan Rain waktu itu. Ia bahkan lebih banyak mengurung dirinya di kamar. Seperti saat ini, ia lebih memilih untuk duduk dan menatap foto bersama kembarannya ketika kecil. Tak lama, ia memilih untuk menutup foto itu dan membenamkan wajahnya di lututnya yang sudah merapat.“Shen, Lo ngapain?” tanya Shana yang baru saja membuka pintu kamar Sheena tanpa permisi.Sheena tak menjawab. Wanita itu hanya diam, sama sekali tak bersuara.“Shen, Gue mau jalan sama Rain, ayo jalan bertiga. Lo udah lama pengen jalan-jalan ke Kota Tua kan?” ucap Shana yang berjalan mendekat dan kemudian memegang pundak saudara kembarnya. Tak lama gadis itu terkejut karena pundak itu seolah bergetar.“Shen, Lo nangis? Kenapa?” tanya Shana sambil mengguncangkan bahu kembarannya.Sheena dengan kasar menepis tangan Shana. “Lo sengaja kan?”“Sengaja?” tanya Shana bingung. “Sengaja ap–”“Lo– Lo kan saudara Gue Shan. Lo tega sama Gue? Lo tau Gue suka sama Rain. Gue masih berbaik hati s

  • Disayang Duda Kaya   SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 1

    Tujuh Tahun KemudianShana masuk ke dalam rumah dengan senyum ceria. Ia juga banyak berceloteh. Entah apa saja yang dia ceritakan, kepada teman lelaki yang mengekor di belakangnya. Lelaki nyatanya tidak memprotes apapun. Ia mendengar dengan seksama, sesekali ikut tertawa dengan cerita Shana.“Shan, sama Rain?” tanya Lila yang baru saja keluar dari kamarnya karena mendengar celoteh ceria salah satu anak gadisnya yang kini sudah masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi di kota metropolitan itu. Jurusannya juga tak main-main, anak gadisnya itu memilih untuk mengambil Teknik Mesin.“Iya, Ma.” Shana segera memeluk Mamanya dan mencium punggung tangannya.“Hai, Tante. Rain kesini lagi. Semoga Tante gak bosen ya,” ucap Rain yang kemudian mencium punggung tangan Lila dengan takzim.“Gak akan pernah bosen. Tante malah seneng. Kalian udah makan?” tanya Lila bersemangat.“Belum, Tante. Rain laper,” ucap Rain tapa berbasa-basi. Pria muda itu tampaknya sudah tak sungkan dengan Lila.“G

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 3 (END)

    Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ungkapan itu sangat cocok untuk Mirea yang terjerembab karena ternyata masih terlalu sakit untuk digunakan berjalan.Rasa sakitnya mungkin bisa dia tahan, tapi rasa malunya terlalu besar saat ini. Ia bahkan hanya bisa menunduk ketika tangan yang sedikit kekar itu kembali mengangkatnya.“Non Mirea,” ucap Satpam yang tergopoh membuka gerbang. Saat pria itu hendak mengambil Mirea, Noah tampak bergeming.“Biar saya yang antar ke dalam rumah. Tolong antar saya,” ucap Noah yang terlihat tenang menggendong Mirea.Satpam itupun mengangguk dan berjalan di depan Noah. Sementara itu Mirea masih setia menutup mukanya karena sangat malu. Kulitnya yang memang tidak terlalu putih itu, tetap saja memerah seperti kepiting rebus jika ia malu.Baru saja melewati pintu rumah, para pekerja di rumah itu sudah histeris melihat luka-luka di tubuh Mirea. Mereka bahkan melupakan siapa yang menggendong Mirea.“Non Mirea, ya ampun Non. Non Mirea kenapa?! Aduh Non–”Mirea sudah tak m

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 2

    Semua orang termangu saat Noah dengan cepat membuka baju seragamnya secara paksa, hingga menyisakan undershirt berwarna putih untuk menutupi tubuhnya yang sudah sedikit membentuk.Noah dengan cepat menutup baju putih Mirea yang tersiram sehingga tidak terlihat orang lain. Juga supaya kuah bakso itu ikut menyerap ke bajunya dan sedikit mengurangi rasa terbakar di tubuh Mirea.“Rea, gak apa-apa? Panas ya?”ucap Noah panik.“Aargh, panas..” desis Mirea sambil menahan rasa terbakar di setengah tubuhnya.“Maaf, ya. Gue gak tau. Jalannya nikung,” ucap perempuan yang tadi membawa satu nampan berisi dua mangkok bakso dengan kuah yang masih sangat panas. Meski begitu wajahnya lebih tampak kesal daripada meminta maaf dengan tulus.Tanpa banyak kata, Noah segera mengangkat Mirea saat itu juga. Membuat semua orang yang ada di sana semakin terkejut. Bahkan Clarine yang disamping Mirea memekik tak percaya dengan kejadian itu.Sementara orang yang membawa nampan bakso yang ternyata bernama Reaza itu

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 1

    Tiga Tahun KemudianNoah, remaja berumur enam belas tahun itu, adalah atlit basket yang sangat berbakat di sekolahnya. Dengan tinggi badan yang mencolok dan keahlian bermain basket yang luar biasa, Noah telah menjadi pusat perhatian di antara teman-teman sekelasnya. Hari itu, lapangan basket sekolah dipenuhi dengan suara tawa dan semangat.Noah sedang berlatih intensif bersama tim basketnya. Pukulan bola dan derap langkah kaki menggema di udara. Teman-temannya berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik dalam sesi latihan tersebut. Di antara kerumunan pemain basket yang bersemangat, Noah memimpin dengan keterampilan dan ketangkasannya yang luar biasa.Namun, ada sesuatu yang membuat suasana semakin hidup. Para wanita di antara penonton, terutama kelompok teman sekelas Noah, tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka. Mereka berdiri di pinggir lapangan, sorak sorai, dan berteriak memberikan semangat kepada Noah. Seiring dengan setiap tembakan dan aksi spektakuler yang diperlih

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 3 (END)

    Lila berjalan bersama dengan suaminya. Dalam hidupnya, ia tak pernah sangat berambisi seperti ini. Mukanya sudah ia buat arogan semenjak turun dari mobil paling mewah yang mereka miliki.“Selamat datang, Bapak dan Ibu. Kepala Sekolah sudah menunggu di ruangannya,” sambut salah satu orang dari sekolah tersebut.Tak ada yang menjawab, mereka hanya mengikuti saja langkah guru tersebut.Sesampainya di ruangan kepala sekolah di sana. Lila disambut hangat oleh kepala sekolah, tapi keduanya bergeming. Tentu saja Ibu Lais memandang remeh Banyu dan Lila melihat sikap mereka yang dingin.“Pantas saja anaknya gak tau sopan santun, ternyata didikannya,” ucap Ibu Lais yang membuat Lila menahan amarahnya dengan tetap duduk tenang, tapi ia mengepalkan tangannya erat-erat.“Saya sebagai–”Banyu segera memutar video yang ada di dalam tabletnya untuk memotong ucapan kepala sekolah itu. Ia menunjukkan pada Ibu Lais dan kepala sekolah. Video itu memperlihatkan bagaimana Lais bersikap. Bukan hanya saat me

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 2

    Raga menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk berwarna abu-abu. Remaja lelaki itu memandang langit-langit kamarnya sambil menghela nafas panjang.“Apa aku ikut Papa Dimas ya? Tapi di sana ada Mama Feby.”Raga mengalihkan perhatiannya pada sebingkai foto dimana ada fotonya dan ayah kandungnya yang sangat jarang ia temui. Foto yang diambil beberapa tahun lalu itu memperlihatkan kedekatan batin antara keduanya.Meski banyak cerita yang mulai Raga tahu tentang ayah dan ibunya di masa dulu yang kurang menyenangkan, nyatanya keduanya sudah berdamai dengan keadaan. Raga pun memahami kondisi keduanya.Banyu juga ayah yang baik. Dia penyemangat nomor satu bahkan sebelum ibunya. Raga tidak pernah menyesal berada di keluarga ini. Tapi lingkungannya selalu berusaha membuat Raga membenci dirinya.“Aku liburan di sana kali ya. Daripada aku cuma diem-diem aja selama di skors ini. Kayaknya udah lama juga gak pernah ketemu Papa Dimas,” gumam Raga yang kemudian mengambil ponsel di sakunya. Ia hendak men

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 1

    Enam Tahun KemudianRaga Dewandra Adnan, itu lah nama seorang remaja yang kini duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas.Anak lelaki itu menunggu jemputan seperti biasanya di taman sekolah sambil memainkan ponselnya sekedar untuk melihat-lihat komik yang episodenya baru saja terbit.Saat tangannya tengah lincah menggulir dan matanya menatap fokus ke arah ponsel keluaran terbaru dari salah satu merek ternama di seluruh dunia, tiba-tiba saja seseorang melemparkan kaleng soda yang sudah kosong dan tepat mengenai dahi Raga.Raga tak bereaksi banyak selain membuang kaleng itu asal. Ia enggan menanggapi remaja laki-laki seumurannya yang terlihat seperti preman.“Anak pungut, Show off! Mamerin apa sih? Oh, hpnya baru. Najis! Norak!” ucap pria bernama Lais itu.Dua orang anak laki-laki yang lain mengekor dan memandang remeh juga pada Raga.Namun, Raga juga tak ambil pusing. Ia lebih memilih untuk kembali menatap ponselnya. Sekedar untuk mengunduh beberapa komik yang ingin ia baca.“Rag

DMCA.com Protection Status