Svarga sampai di Surabaya, dia naik penerbangan paling pagi dari Jakarta tapi saat itu pesawat paling pagi berangkat jam sebelas siang jadi ketika tepat jam makan siang pesawatnya baru mendarat. Katanya gadis berisik itu akan menjemputnya di Bandara, dia melangkah tegap menuju pintu kedatangan. Svarga masih tidak mengerti, kenapa banyak gadis melirikan mata ke arahnya. Semenjak tiba di Jakarta sebenarnya dia sudah merasa risih sekali dengan tatapan aneh dari para gadis sampai tante-tante pasti menatapnya tanpa jeda begitu netra mereka menangkap sosoknya. Mama Kejora mengatakan kalau mereka selalu ingin menatapnya karena dia memiliki wajah tampan dan blasteran. Svarga memilih mempercayai ucapan sang mama tapi lama-lama dia jengah juga. Langkah Svarga memelan saat dia sudah berada dekat pintu kedatangan, netranya menangkap sosok Zaviya tapi rasanya Svarga ingin kembali ke dalam lalu naik pesawat menuju Jakarta. Bulan tanpa sebab Svarga ingin mengurungkan niat bertemu kekasih Zaviy
Momen ini adalah momen yang paling tidak Zaviya inginkan, harus melihat ekspresi kecewa di wajah Argo. Pria itu sudah tiba beberapa menit yang lalu, duduk di depan Svarga dan Zaviya. Svarga menatap pria yang dicintai calon istrinya lamat-lamat, mengawasi gerak-gerik dan ekspresi wajah juga sorot mata Argo sedangkan yang bersangkutan menatap sendu pada Zaviya yang menundukan kepala tidak berani bertemu tatap dengan Argo. “Zaviya, bisa kamu jelaskan … apa alasan kamu meminta Mas datang ke sini?” Argo bertanya dengan suara lembut. Svarga langsung membuang tatapannya ke arah lain lantaran jijik mendengarnya. “Mas … Svarga ini … pria yang dijododohkan ayah untukku ….” Zaviya menjeda. Argo mengalihkan tatap pada Svarga, dia sudah menduga saat mereka berkenalan tadi. Pria itu mengembuskan napas panjang, bibirnya memaksakan sebuah senyum yang justru membuat Argo terlihat menyedihkan. “Kamu mencintai dia?” Mata Argo memerah menahan amarah dan kecewa. “Belum Mas tapi ….” Zaviya menoleh
Dalam waktu singkat, setelah ayah Archio menyampaikan kepada papa Arjuna kalau Zaviya menerima perjodohan ini maka pesta tunangan digelar.Bertempat di restoran Zaviya yang memiliki desain instagramable dan aesthetic dengan alasan Zaviya ingin memamerkan restoran miliknya kepada keluarga dari Svarga.Mengambil tempat di lantai dua yang dapat menampung hingga tiga ratus orang untuk area out door dan indoor.Meski dapat menampung banyak orang tapi suplai udara tetap terpenuhi dan terasa sejuk karena sirkulasi yang baik dan banyaknya tanaman rindang di sana.Terimakasih tak terhingga kepada ayah Archio yang telah mewujudkan konsep restoran impian Zaviya.Tidak ada pihak luar yang diundang karena Byantara memiliki keluarga yang besar begitu juga keluarga dari pihak mamanya Svarga yang kebanyakan berdomisili di Indonesia.Untuk yang berdomisili di Luar Negri, mereka berjanji akan datang saat pesta pernikahan nanti.Acara yang diselenggarakan sore hingga ke malam itu cukup formal dan memper
“Ayah … kenapa bude tiba-tiba pergi? Memangnya ada urusan mendesak apa?” Zaviya bertanya di sela makan malam setelah acara inti selesai.Ayah melirik pada bunda yang sudah beliau beritahu perihal Argo dibawa ke rumah sakit karena over dosis.Bunda terdiam menatap ayah lekat, beliau takut salah memberikan saran apakah harus memberitahu Zaviya atau tidak.Tatapan ayah berubah nelangsa, tanggung jawab ada di pundaknya sekarang. Sang istri cari aman sendiri.“Ayaaaah.” Zaviya memanggil ayah lagi memanjangkan kata karena ayah Archio malah tatap-tatapan dengan bunda.Kebetulan duduk di meja itu adalah keluarga inti. Ada Reyshaka beserta istri dan Amaranggana bersama suami.Mereka berempat juga belum mengetahui alasan kenapa bude Natalia melewatkan pesta pertunangan Zaviya yang merupakan keponakan yang paling beliau sayang lantaran sama-sama berdomisili di Surabaya dan mengelola restoran peninggalan eyang sehingga Zaviya banyak belajar dan berkomunikasi dengan bude Natalia.“Argo dilarikan k
Awalnya Svarga berpikir kalau dia akan tetap menjadi dirinya sendiri tidak akan terpengaruh dengan kehadiran Zaviya dalam hidupnya meski mereka telah menikah nanti namun nyatanya, hidup Svarga sudah seperti di neraka semenjak kenal dengan gadis itu bahkan sebelum mereka menikah. Tapi lihat saja, Svarga akan membeli apartemen dan membawa Zaviya tinggal di sana sehingga gadis itu tidak akan meminta dukungan atau pertolongan kakek dan nenek atas apapun perilakunya terhadap gadis itu. Tanpa sadar Svarga mengembuskan napas jengah. “Sabar ya Svarga, perempuan dandannya memang lama,” kata ayah Archio yang duduk di sampingnya. Beliau menemani Svarga yang sedang menunggu Zaviya didandani MUA. “Jadi dulu itu Zaviya pernah suka sama cowok, tapi Celine—sahabatnya yang ulang tahun hari ini malah deketin cowok yang Zaviya suka dan mereka pacaran sampai sekarang … jadi Zaviya merasa harus lebih cantik dari Celine … dia juga mengajak kamu ke ulang tahun Celine salah satunya ingin memamerkan kamu,
“Svarga ….” Zaviya memanggil dengan suara manja.“Hem?” Sahut Svarga dingin dan datar tanpa menoleh menatap Zaviya karena dia sedang fokus mengemudi, jangan sampai kejadian tadi siang terulang lagi.“Aku laper … berenti dulu buat makan, yuk?” ajak Zaviya dengan suara riang gembira.Svarga menoleh sekilas, tatapannya dingin dengan segudang curiga kalau Zaviya akan membuat ulah lagi.“Aku yang traktir deh.” Zaviya membujuk padahal Svarga memiliki saldo rekening jauh di atas Zaviya.Svarga tidak bersuara, dia hanya ingin kembali ke rumah Zaviya kemudian mengistirahatkan tubuhnya lalu bangun besok pagi dan pulang, menjauh dari hidup gadis berisik di sampingnya.“Svarga!!” Zaviya menjerit lantaran gemas, Svarga tidak meresponnya.“Iyaa!” Svarga berseru kesal disertai tatapan tajam dan kedua alis menukik.“Aku lapeeerrr ….” Zaviya merengek sembari menghentakan kedua kakinya.“Iya … iya … mau makan di mana?” Akhirnya Svarga mengalah.“Di depan ada resto baru, kita makan di sana aja.” Zaviya
“Kapan sampai, Svarga?” Kakek yang baru saja keluar dari perpustakaan bertanya.Beliau duduk di sofa pijat refleksi yang menghadap ke televisi.Tadi ketika sampai, Svarga haus dan langsung pergi ke dapur mengambil minum.Setelah itu dia mengistirahatkan tubuhnya sambil menonton televisi di living room.“Baru beberapa menit yang lalu, Kek.” Svarga menjawab sopan.“Eeeh … Cucu nenek yang paling ganteng udah pulang,” tegur nenek saat keluar dari kamarnya yang berada di depan living room.“Hallo, Nek!” Svarga mengecup pipi nenek setelah beliau duduk di sampingnya.“Gimana acara ulang tahun sahabatnya Zaviya? Seru?” Kakek bertanya, menjadikan kegiatan Svarga di Surabaya sebagai bahan obrolan ringan.Svarga mengembuskan napas panjang, raut wajahnya tampak nelangsa.“Loooh, kenapa?” Nenek sampai tertawa melihat perubahan ekspresi cucunya.“Pusing Svarga ngadepin tingkah Zaviya … pecicilan, centil, kadang manis kadang nyebelin … yang paling parah, masa dia minta dibuatkan surprise birthday pa
Zaviya sudah pasrah ketika seluruh anggota keluarga tidak bersedia mendukung mewujudkan pesta ulang tahunnya tahun ini dengan alasan beberapa bulan lagi pesta pernikahannya akan digelar super megah.Bahkan sang kakak-Amaranggana dan Reyshaka ikut-ikutan tidak mau membantu.Padahal biasanya Reyshaka yang paling peduli tapi setelah menikah, kakak laki-lakinya Zaviya itu lebih fokus pada keluarga kecilnya.Sepertinya keputusannya untuk menerima perjodohan ini sudah betul, dia jadi memiliki keluarga sendiri seperti kakak-kakaknya.Dan karena merasa diabaikan satu keinginannya—Zaviya jadi banyak menuntut, ingin pesta pernikahannya seperti di Negri Dongeng, gaun pengantin dari perancang busana ternama dunia sampai Zaviya meminta pada sekertaris Svarga kalau bisa cincin nikahnya nanti adalah warisan dari Ratu Inggris.Zaviya tidak peduli, mereka semua harus membayar lebih pada pesta pernikahannya nanti.Pagi ini dia bangun dalam keadaan lesu dan tidak bersemangat padahal hari ini adalah hari
“Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng
Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j
Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir
Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …
Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R
Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem
Sebelum pulang ke Indonesia, Svarga dan Zaviya diberikan materi pendidikan tentang rumah tangga selama enam SKS.Berjam-jam mereka duduk di sofa untuk mendengar wejangan mama Kejora dan papa Arjuna.Sepertinya mama dan papa trauma setelah masalah besar yang terjadi dalam rumah tangga Zaviya dengan Svarga yang nyaris membuat mereka berpisah.Layaknya anak baik dan penurut, Svarga manut sekali tanpa membantah tidak seperti Zaviya yang terkadang ngeyel dan tidak segan mengajak mama dan papa berdebat.Sehebat itu memang Zaviya, dia akan langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya sampai papa dan mama harus memberi pengertian yang masuk akal baginya.Mama dan papa yang berjiwa bebas tidak mempermasalahkan sikap Zaviya tersebut dan malah menganggapnya sebagai hal biasa.Namun pada kenyataannya, setelah Zaviya dan Svarga sampai di Jakarta kemudian menjalani aktifitas seperti biasa—Svarga lupa dengan wejangan dan semua nasihat papa mama, tidak seperti Zaviya yang menjadi lebih baik.Buktinya Za
Keesokan harinya sengaja Zaviya bangun siang, dia sedang merajuk karena Svarga berdusta.Tidak ada ‘hanya sekali” dalam kamus bercinta Svarga, kalimat itu hanya bujukan penuh dusta agar Zaviya bersedia membuka pahanya lebar-lebar.Tapi Svarga juga tidak membangunkan Zaviya, dia biarkan istrinya cukup tidur karena mereka akan naik pesawat sore. Tahu istrinya tengah merajuk, Svarga juga tidak banyak bicara tapi tetap membuatkan Zaviya susu ibu hamil dan mengingatkan untuk minum vitamin dengan langsung memberikan vitamin tersebut beserta air mineral.Tidak ada drama saat mereka naik pesawat hingga tiba di Jerman.Seorang driver menjemput mereka di Bandara dan keduanya masih belum bicara.Zaviya dan Svarga disambut hangat oleh mama Kejora dan papa Arjuna ketika sampai di rumah.“Mama udah masak makan malam, kita langsung makan malam aja ya.” Mama merangkul Zaviya, membawanya ke ruang makan setelah berpelukan dengan putranya.“Makasih ya, Ma … kamu jadi ngerepotin Mama,” kata Zaviya basa-
Zaviya tampak tidak bersemangat saat mengitari pusat perbelanjaan, tubuhnya terasa lelah usai digempur Svarga semalaman sedangkan pria itu malah terlihat segar dan bugar.Jadi Zaviya bergelayut manja terus di lengan berotot Svarga.Mungkin jika ada troli untuk orang dewasa, dia akan meminta Svarga membelikannya karena sungguh—rasanya Zaviya ingin berbaring saja di atas ranjang di kamar hotel mereka.Outlet-outlet dari berbagai macam merek branded dunia tidak mampu membuat hasrat berbelanja Zaviya muncul.“Kamu sakit?” Svarga menghentikan langkah, mengecek suhu tubuh Zaviya dengan cara menempelkan punggung tangan di kening sempit istrinya.“Pulang aja, yuk!” ajak Zaviya mengerucutkan bibir.“Kamu enggak mau belanja lagi?” Svarga dengan senang hati menawarkan.Zaviya menggelengkan kepalanya dan karena melihat wajah sang istri yang pucat jadi Svarga memutuskan kembali ke hotel meski baru tiga paperbag dari tiga merek ternama yang memenuhi tangannya saat ini.Paperbag itu berisi barang be