“Mas Argo?” Zaviya langsung membuka pintu rumahnya begitu melihat Argo hujan-hujanan melintasi halaman rumah yang luas. “Mas Argo kenapa hujan-hujanan? Mobil mas Argo mana?” Zaviya mengusap-ngusap kepala Argo yang basah terkena air hujan. “Mobil Mas di ujung jalan sana, ayah kamu ngelarang Mas bertemu kamu, Zaviya… tapi ada yang Mas mau katakan sama kamu….” Zaviya menatap lekat Argo sesaat, pria itu tampak putus asa. Tidak ingin Argo mengulang kesalahan yang sama apalagi sampai overdosis lagi, akhirnya Zaviya mengijinkan Argo masuk ke dalam rumah untuk mengeringkan tubuhnya sekaligus mendengarkan apa yang akan disampaikan pria itu. “Sebentar ya, Mas … aku bawain handuk dulu.” Setelah menutup pintu ruang tamu, Zaviya berlari menaiki anak tangga untuk mencari handuk bersih di kamarnya. Dia yang tengah menungging mencari handuk di lemari paling bawah langsung menegakan tubuh saat mendengar suara pintu tertutup. Zaviya menoleh ke belakang dan mendapati Argo sedang mengunci pintu kam
“Cantik banget anak bungsu Bunda … ya ampun, kamu mirip banget sama Bunda waktu muda.” Bunda berceloteh sembari merapihkan kebaya Zaviya.Zaviya tersenyum sembari menatap dirinya di cermin.Dia memang sangat cantik sekali menggunakan kebaya adat Sunda dengan siger di kepala.Jadi pernikahan Zaviya dibuat dua konsep, untuk akad nikah menggunakan tema yang kental dengan adat Sunda mengingat sang bunda lahir dan besar di tanah Pasundan sedangkan resepsi nanti malam menggunakan adat Jawa yang merupakan suku di mana ayah Archio dilahirkan.Sedangkan pesta di Jerman nanti akan diselenggarakan dengan tema Internasional. “Zaviya, itu kebaya kamu enggak terlalu bawah kerahnya?” Ayah meringis melihat dada sang putri bungsu terekspose, lebih tepatnya beliau tidak rela.“Ih Ayaaaah, biarin atuh biar Svarga yang dingin itu jadi hot liatnya,” kata Zaviya jadi tidak percaya diri dengan menutupi dadanya.“Tapi semua akan liat dada kamu itu, sayang … bukan Svarga aja.” Ayah masih tidak setuju dengan
Acara demi acara yang melengkapi prosesi upacara Agama berjalan lancar.Upacara adat Sunda yang baru saja dilakukan dengan diiringi alunan kecapi suling membuat Svarga jadi lebih mencintai Negara tempat kelahiran sang mama.Dalam adat Sunda, ternyata seorang suami sangat dijunjung tinggi dan dihormati sampai disimbolkan dengan kaki suami dicuci oleh sang istri.Kekhawatiran Svarga jadi sedikit terobati lantaran dia didapuk untuk memegang kendali dalam maghligai yang akan dibangunnya bersama Zaviya dan diwajibkan kalau gadis berisik itu harus menurut kepadanya.“Loh … ngapain di sini? Kamu enggak ganti baju?” Ghazanvar-kakak sepupu Svarga tapi usianya lebih muda dari Svarga itu memergoki Svarga sedang duduk di taman sendirian.“Nanti lah … nunggu dia selesai ganti baju.” Svarga menjawab polos.Ghazanvar mengeluarkan rokok dari saku jas dan dia sodorkan ke depan Svarga.Svarga menggelengkan kepala. “Aku enggak ngerokok.” “Weiiisss, anak baik.” Ghazanvar memuji setengah meledek.“Kamu i
Svarga mendapati Zaviya sedang didandani saat keluar dari kamar mandi.Padahal masih kurang lebih tiga jam resepsi akan berlangsung namun Zaviya sudah dipersiapkan untuk acara nanti malam.Ternyata Zaviya berganti make up, bukan makeup flawless yang soft seperti tadi pagi melainkan makeup bold dengan paes di keningnya yang menambah kecantikan Zaviya karena membuat gadis yang selalu bertingkah seperti anak kecil itu menjadi terlihat dewasa.Zaviya melirik sang suami yang tengah melewatinya dan dia mendapati Svarga sedang menatapnya dengan pendar kagum di mata.Pria itu buru-buru mengalihkan tatap ke arah lain, bicara dengan seseorang, bertanya tentang pakaiannya.Tim dari MUA memberikan satu set pakaian pengantin adat Jawa kepada Svarga yang pria itu gunakan sebagian di kamar mandi dan sisanya dibantu tim karena cukup sulit hampir sama dengan beskap pada saat acara akad nikah tadi pagi.Sesekali Zaviya melirik Svarga, semakin lama dipandangi Svarga semakin tampan apalagi setelah resmi
Zaviya pura-pura asyik menggendong keponakannya yang baru saja lahir ke dunia.Bayi mungil tampan yang mirip bundanya itu diberi nama Kaysan Giano Byantara.Tapi sesungguhnya Zaviya juga diam-diam mencuri-curi pandang ke arah ranjang pasien.Reyshaka-sang kakak duduk di sisi ranjang sembari menggenggam tangan istrinya yang setengah berbaring di sana sembari memangku Janu.Entah apa yang diucapkan Reyshaka sambil tersenyum tipis disertai tatapan penuh cinta.Namira-istri dari Reyshaka juga terlihat tersenyum, dia mengangguk singkat kemudian Reyshaka mengecup keningnya.Kakak laki-lakinya Zaviya itu terkenal dingin dan cuek di depan perempuan lain yang tidak dia kenal.Tidak pernah terlihat bersama seorang gadis sampai akhirnya menemukan sendiri cinta sejatinya.Sikap Reyshaka kepada Namira tidak pernah dingin, istrinya itu selalu digenggam tangannya atau direngkuh bagian pinggangnya dan setiap kali Reyshaka bicara dengan istrinya selalu dengan tatapan memuja.Pandangan Zaviya kemudian
“Brutal, Kak!” Zaviya menjawab dengan memperlihatkan ekspresi wajah nelangsa.Tanpa Zaviya duga seluruh keluarga Svarga bersorak sampai bertepuk tangan.Papa Arjuna langsung mengangkat dua jempolnya untuk Svarga.Zaviya jadi tidak enak hati karena dia sedang berdusta hanya untuk membuat Svarga kesal lantaran meninggalkannya tidur tadi malam sengaja melewatkan ritual malam pertama.Svarga menatap Zaviya datar tapi dari tampangnya yang datar itu Zaviya bisa melihat mata Svarga yang berapi.Kepala Zaviya meneleng balas menatap Svarga dengan senyum paling manis di bibirnya.“Kamu enggak akan bisa jalan, Zaviya … kalau aku benar-benar melakukannya.” Svarga mengancam di dalam hati.*** Jam check out tadi seluruh keluarga Svarga kembali ke Jakarta sedangkan Svarga tidak boleh ikut karena harus membantu Zaviya pindahan.Tapi sesungguhnya tidak ada yang bisa Svarga lakukan untuk membantu Zaviya, dia malah bisa menyelesaikan pekerjaannya karena barang Zaviya yang dibawa ke Jakarta tidak banyak
Svarga terjaga karena merasakan sesak seperti diikat kemudian membuka mata dan nyaris melompat begitu menyadari kalau Zaviya sedang memeluknya seperti memeluk guling.Wajah Zaviya menempel di dadanya dengan tangan gadis itu juga melingkari perutnya sedangkan satu kaki Zaviya melesak di antara kaki Svarga.Beberapa bagian tubuh mereka yang bersentuhan secara langsung kulit ketemu kulit termasuk bagian dada Zaviya di tambah paha gadis itu yang menekan bagian paling sensitif di tubuh Svarga membuat bagian paling sensitif itu mengeras.“Zaviya!” Svarga berusaha menjauhkan tubuh Zaviya.“Eeemmhh ….” Zaviya mengerang sembari mengeratkan pelukan.“Zaviya bangun!” Svarga menepuk-nepuk pipi Zaviya dan berhasil, istrinya yang masih gadis setelah dua hari mereka menikah itu mengerjapkan mata“Svargaaaa ….” Zaviya mengerang lagi tapi bernada protes.Zaviya melepaskan pelukan lalu bergulir membelakangi Svarga dan karena gerakan serampangannya itu membuat bagian rok gaun tidurnya naik hingga ke pin
“Loh … Svarga, ikut meeting? Bukannya kamu cuti sama kakek selama satu minggu?” Davanka-kakak sepupunya yang paling tua bertanya saat mereka bertemu di ruang meeting kantor pusat.“Aku sengaja pulang lebih cepat, enggak ada lagi yang perlu kami lakukan di Surabaya.” Svarga menjawab cukup panjang.Svarga menghargai Davanka karena pria itu tidak pernah membullynya seperti sepupu yang lain.Davanka juga tidak banyak bicara dan kelakuannya yang paling normal jadi bisa dibilang kalau Davanka sefrekuensi dengannya sehingga Svarga nyaman bicara dengan pria itu.“Memangnya enggak bulan madu? Kakek kasih cuti seminggu buat bulan madu, kan?” Davanka bertanya dengan nada santai tanpa menatap wajah Svarga seakan kalau pertanyaannya hanya basa-basi saja dan tidak memerlukan jawaban Svarga.Svarga mengembuskan napas panjang, dia bersandar punggung lebih dalam ke kursi meja rapat.“Kenapa?” Kali ini Davanka menoleh menatap Svarga saat bertanya.Svarga menggelengkan kepalanya.“Target tahun ini engga
“Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng
Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j
Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir
Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …
Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R
Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem
Sebelum pulang ke Indonesia, Svarga dan Zaviya diberikan materi pendidikan tentang rumah tangga selama enam SKS.Berjam-jam mereka duduk di sofa untuk mendengar wejangan mama Kejora dan papa Arjuna.Sepertinya mama dan papa trauma setelah masalah besar yang terjadi dalam rumah tangga Zaviya dengan Svarga yang nyaris membuat mereka berpisah.Layaknya anak baik dan penurut, Svarga manut sekali tanpa membantah tidak seperti Zaviya yang terkadang ngeyel dan tidak segan mengajak mama dan papa berdebat.Sehebat itu memang Zaviya, dia akan langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya sampai papa dan mama harus memberi pengertian yang masuk akal baginya.Mama dan papa yang berjiwa bebas tidak mempermasalahkan sikap Zaviya tersebut dan malah menganggapnya sebagai hal biasa.Namun pada kenyataannya, setelah Zaviya dan Svarga sampai di Jakarta kemudian menjalani aktifitas seperti biasa—Svarga lupa dengan wejangan dan semua nasihat papa mama, tidak seperti Zaviya yang menjadi lebih baik.Buktinya Za
Keesokan harinya sengaja Zaviya bangun siang, dia sedang merajuk karena Svarga berdusta.Tidak ada ‘hanya sekali” dalam kamus bercinta Svarga, kalimat itu hanya bujukan penuh dusta agar Zaviya bersedia membuka pahanya lebar-lebar.Tapi Svarga juga tidak membangunkan Zaviya, dia biarkan istrinya cukup tidur karena mereka akan naik pesawat sore. Tahu istrinya tengah merajuk, Svarga juga tidak banyak bicara tapi tetap membuatkan Zaviya susu ibu hamil dan mengingatkan untuk minum vitamin dengan langsung memberikan vitamin tersebut beserta air mineral.Tidak ada drama saat mereka naik pesawat hingga tiba di Jerman.Seorang driver menjemput mereka di Bandara dan keduanya masih belum bicara.Zaviya dan Svarga disambut hangat oleh mama Kejora dan papa Arjuna ketika sampai di rumah.“Mama udah masak makan malam, kita langsung makan malam aja ya.” Mama merangkul Zaviya, membawanya ke ruang makan setelah berpelukan dengan putranya.“Makasih ya, Ma … kamu jadi ngerepotin Mama,” kata Zaviya basa-
Zaviya tampak tidak bersemangat saat mengitari pusat perbelanjaan, tubuhnya terasa lelah usai digempur Svarga semalaman sedangkan pria itu malah terlihat segar dan bugar.Jadi Zaviya bergelayut manja terus di lengan berotot Svarga.Mungkin jika ada troli untuk orang dewasa, dia akan meminta Svarga membelikannya karena sungguh—rasanya Zaviya ingin berbaring saja di atas ranjang di kamar hotel mereka.Outlet-outlet dari berbagai macam merek branded dunia tidak mampu membuat hasrat berbelanja Zaviya muncul.“Kamu sakit?” Svarga menghentikan langkah, mengecek suhu tubuh Zaviya dengan cara menempelkan punggung tangan di kening sempit istrinya.“Pulang aja, yuk!” ajak Zaviya mengerucutkan bibir.“Kamu enggak mau belanja lagi?” Svarga dengan senang hati menawarkan.Zaviya menggelengkan kepalanya dan karena melihat wajah sang istri yang pucat jadi Svarga memutuskan kembali ke hotel meski baru tiga paperbag dari tiga merek ternama yang memenuhi tangannya saat ini.Paperbag itu berisi barang be