Share

Bab 30

Penulis: Yeiron Jee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Senyum di wajah Ramon tidak memudar sampai mereka meninggalkan rumah. Dia begitu bahagia melihat keluarga ini bersama lagi.

“Kakek, apakah kamu baik-baik saja?” tanya Sophie dengan penuh kasih sayang.

Ramon tersenyum padanya, terlihat senang dia tidak bertengkar dengan Stella lagi.

Sophie duduk di samping Ramon, bertekad untuk tidak membiarkan Stella memonopoli perhatiannya. Hal ini menempatkannya di sebelah Charles di kursi depan mobil. "Elizabeth tidak ada di sini," dia berbisik pada dirinya sendiri, lega karena dia mendapat perhatian Ramon.

Stella tetap diam, menyibukkan diri dengan teleponnya. Dia menerima foto selfie dari Zion yang sedang sarapan dan tersenyum sebelum mengetik balasan kepada pengasuhnya.

Charles mempererat cengkeramannya pada kemudi ketika dia melirik Stella yang sibuk dengan teleponnya. Sepertinya dia sedang berbicara dengan suaminya.

Ketika mereka tiba di rumah sakit, Stella diam-diam mengikuti kedua kakak beradik itu sambil mendorong kursi roda Ramon. Dia melih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 31

    Charles mengingat temannya, si dokter, karena ponselnya. Dia menyadari dia belum memahami apa yang temannya katakan padanya tadi karena dia tengah terburu-buru dan hanya mengambil kartu nama dari Ayah temannya. “Dia pasien pertamaku, empat tahun yang lalu.” Perkataan itu terngiang di benak Charles saat dia mengingat apa yang dikatakan oleh Jenny. “Pasien? Empat tahun yang lalu?” Gumamnya pada dirinya sendiri. Kebingungan yang melandanya mulai jelas, dia segera berdiri tegak. Charles dengan sigap langsung berdiri dan meraih ponselnya dari meja kecil. Alih-alih menelepon Elizabeth, dia menelepon Roy.“Ya, Pak?”“Ketika Stella pergi, rumah sakit mana yang diantar oleh supir taksinya?”Roy mengernyitkan dahinya, terheran akan pertanyaan bosnya. “Jawab aku, sialan!” Seru Charles ketika Roy tidak segera menjawab. “Maaf, saya masih berpikir.” Roy terbata-bata sebab terkejut oleh nada suara Charles yang meninggi. Dia tidak tahu mengapa bosnya tiba-tiba menanyakan ini.“Aku butuh jawabanm

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 32

    “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Charles pada Elizabeth ketika dia menemukannya di kantornya. Charles baru saja kembali dari ruang rapat dengan keadaan hati yang masih buruk. “Sayang, aku hanya ingin meyakinkanmu bahwa aku sudah tidak lagi marah atas apa yang terjadi kemarin,” ucap Elizabeth dengan lembut, mencoba untuk menenangkannya.Elizabeth sedang mencoba untuk memenangkan hatinya kembali, tetapi sepertinya dia sudah terbiasa tidak berada di dekatnya. Acaranya besok, dan dia khawatir bahwa Charles akan terpilih menjadi suami dari cucu Firdaus. Charles memandanginya dari ujung mata hingga ujung kaki. Dia sudah menenggelamkan dirinya pada pekerjaan untuk berhenti memikirkan masa lalu. Dia sampai lupa untuk meneleponnya. Elizabeth dengan cepat mendekatinya dan merangkul lengannya. “Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku tidak mau kita kembali putus karena Stella.”Charles melepaskan pelukannya, seakan dia telah tersengat oleh lengannya. Nama Stella membuat segala kenangan buru

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 033

    “Benarkah?” Kelegaan Elizabeth terlihat jelas. Setidaknya sekarang, dia tidak begitu khawatir akan kemungkinan Charles untuk terpilih. “Iya, aku mendengarnya berdebat dengan Kakek semalam,” kata Sophie dengan pekikan. Sophie mencuri dengar bahwa Charles berkata pada Ramon bahwa dia tidak punya keinginan untuk menghadiri acara esok. Tapi, dia tidak memberitahukan alasan sebenarnya pada Elizabeth dan Magda. Dia membiarkan Elizabeth percaya bahwa dialah alasan Charles tidak berencana untuk dinominasikan sebagai calon suami cucu dari Firdaus. “Kalau begitu, ayo kita ke salon sekarang!” Elizabeth dengan cepat berdiri dan menarik Sophie. Dia sudah terlihat menawan, tapi dia mau terlihat lebih menawan lagi kali ini, bukan untuk Charles, tapi untuk memukau cucu misterius dari si taipan miliarder. ***“Silakan duduk,” Alex menunjuk pada salah satu kursi ke wanita yang diminta oleh Stella untuk diantar. Rachel Tanjung melihat ke sekeliling rumah besar itu, tidak yakin akan mengapa Stella ad

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 34

    Diana memandangi sekeliling begitu dia memasuki tempat acara yang besar. Acara itu diadakan di hotel mewah yang dimiliki sepupunya. Meskipun keluarganya juga kaya, dia masih saja iri terhadap cucu Firdaus. Jika bukan karenanya, merekalah kerabat terdekat untuk mewarasi kekayaan pria tua itu.“Rapikan dirimu,” ujar Fajar pada Diana, mengarahkannya ke tempat acara.Diana menghela nafas, dia berada di sana dengan terpaksa. Dia benar-benar merasa kesal karena sepupunya mengadakan acara seperti ini. Dia biasanya terlihat menjaga jarak dan tidak mau memperkenalkannya pada yang lain sebelumnya.Ketika Fajar bercakap-cakap dengan yang lainnya, dia berdiri di situ, seolah merasa diabaikan.“Diana? Benar ini dirimu?” Sophie menyapanya.“Oh, halo!” Diana membalas dengan ramah, mengenali Sophie dari pertemuan Stella dan Fajar sebelumnya.“Senang melihatmu lagi. Perkenalkan ini temanku, Elizabeth,” Sophie memperkenalkan orang yang bersamanya.Diana tersenyum dan berjabat tangan dengan keduanya.“El

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 35

    Ketiga wanita itu berpuas diri ketika melihat Stella dan Rachel diusir paksa.Namun, sebelum mereka dibawa menjauh, terdengar gema suara yang tegas. “Apa yang kalian pikir sedang kalian lakukan?”Ketiga penjaga terpaku ketika mengenali asal suara itu.“Mikhail, kamu sudah di sini sejak tadi?” Diana segera merangkulkan lengannya pada Mikhail untuk menarik perhatiannya.“Kenapa kalian biarkan penjaga menyeret mereka keluar?” Pertanyaan Mikhail terdengar tajam, dan jelas sekali dia sedang marah.Diana terkejut dan tiba-tiba merasa gugup bahwa Mikhail akan tahu kalau dialah biang keladinya. Dia tidak mau tahu Mikhail tahu kalau dia adalah orang yang jahat dan suka memandang orang dari kelas sosialnya.“Hai Mikhail. Lama tidak jumpa!” Sapa Sophie pada Mikhail.Dahi Mikhail semakin mengernyit saat melihat Sophie. Alih-alih menyapanya balik, dia berjalan mendekati Stella.Diana melepaskan lengan Mikhail dengan merasa sebal dan mengikutinya. Dia bersumpah akan memecat ketiga penjaga itu nanti

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 36

    Nafas Charles dihela dalam-dalam sebelum berjalan keluar dari mobilnya. Dia akhirnya memutuskan untuk menghadiri acara itu, sebab Ramon-lah yang akan menghadirinya kalau dia tidak datang. Dia tidak mau kakeknya yang sudah sakit-sakitan untuk bepergian dan menghadiri acara tersebut. Saat Charles memasuki tempat acara, Sophie-lah yang pertama kali menyadari kehadirannya. “Charles? Kupikir kamu tidak datang?”“Apakah sudah dimulai?” Charles balik bertanya dan menatap ke arlojinya. Dia terlambat setengah jam dan berpikir bahwa proses seleksi sudah dilaksanakan. “Belum.” Sophie menyilangkan tangannya dan memanyunkan bibirnya di hadapan Charles. “Pembawa acara tadi berkata bahwa acaranya akan dimulai terlambat karena cucu Pak Mahardi mengalami masalah.”“Sayang, kupikir kamu tidak akan datang.” Elizabeth dengan cepat merangkul lengan Charles. Charles melihat gaun yang dikenakan oleh Elizabeth. Gaunnya memiliki potongan leher yang rendah hingga memperlihatkan belahan buah dadanya dan bagi

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 37

    “Apakah Anda sudah memilih seseorang, Pak Mahardi?” tanya seorang reporter. “Iya. Anakku, Lutfi, sudah memilihnya sebelum kecelakaannya terjadi. Namun, aku tidak tahu siapa di antara mereka berdua yang pantas bagi cucuku.”Stella yang mendengarkan itu sambil berjalan, terkejut akan apa yang didengarnya. Dia tidak tahu ini akan terjadi dan Firdaus tidak mengatakan apa pun. Dia berhenti sejenak di belakang panggung, menunggu Firdaus memanggilnya. Dia benar-benar percaya bahwa siapa pun yang terpilih sebagai suaminya bisa dengan mudah dimanipulasi olehnya. Kekhawatirannya berkurang saat dia menyadari Charles belum hadir. “Hadirin sekalian, silakan sambut cucu perempuanku satu-satunya!” Firdaus berhenti sejenak sebelum mengulurkan tangannya pada pintu di mana Stella akan muncul.Mata Elizabeth terbelalak saat wanita yang sudah ditunggu oleh khayalak berjalan keluar. Tatapannya terpaku pada gaun wanita itu dan segera mengenalinya. Dia menatap Sophie yang menunjukkan reaksi sama. Tidak sal

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 38

    Diana bergegas menuju toilet, nafasnya sesak oleh amarahnya yang membara. Dia tidak bisa menerima bahwa Stella adalah sepupunya. Ketika sudah di dalam, dia menatap kaca, nafasnya menderu. Matanya menatap pada pantulan dirinya.“Dari semua orang, kenapa harus kamu?” Geramnya sambil mencengkream wastafel. “Kamu bukan hanya mengambil tahta perusahaan dariku, tapi juga mengincar pria yang kusukai!”Elizabeth menyandarkan dirinya di pintu dan tersenyum miring. Dia membiarkan Diana meluapkan amarahnya pada Stella, merasa lega bahwa dia memiliki teman dalam menghancurkan reputasi Stella.***Stella hanya tersenyum pada Mikhail saat dia berjabat tangan dengan dua pria itu. Dia bisa merasakan pandangan intens dari Charles, tapi tidak repot-repot mengindahkannya.“Pak Mahardi, terima kasih sudah memilih saya sebagai ...” Ujar Mikhail yang kemudian disela oleh Charles.“Kamu bahkan belum terpilih menjadi suami Stella.”Firdaus berdeham sebelum mereka bertikai. Dia tidak berpikir akan melihat pers

Bab terbaru

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 50

    “Tidak peduli kamu suka atau tidak, kamu akan menikah denganku lagi. Kamu tidak akan memiliki suami selain aku,” ujar Charles dengan nada dingin dan raut wajah datar.“Jika kamu merencanakan hal kotor untuk menghindari ini, jangan harap!” Seru Stella.“Siapa yang peduli? Apa yang penting bagiku adalah kamu menjadi istriku dan mengurus perusahaan keluargamu,” sahutnya dengan arogan.Stella kesulitan menyembunyikan kekecewaannya. Kemarahannya naik dua kali lipat, mengetahui bahwa yang dipedulikan Charles adalah reputasi dan kekayaan.“Mulai hari ini, kamu harus menjawab teleponku. Aku harus tahu kamu ke mana, kapanpun kamu pergi sendiri.”“Bajingan, kamu pikir siapa diriku? Wanita yang bisa kamu kendalikan seperti Elizabeth?” Ujarnya ketus, giginya digertakkan dan bibirnya terkatup rapat.“Terserah kamu mau berpikir apa. Aku tahu kamu marah, tapi ini cara satu-satunya agar aku bisa mendapatkanmu kembali,” jawabnya dengan nada dingin.“Bermimpilah!” Stella dengan cepat memakai pakaiannya

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 49

    “Ahh, sial! Lebih cepat lagi, sayang!” Charles menggeram sambil meremas pantat Stella.Alih-alih merasakan sakit dari apa yang dilakukannya, nafsu Stella malah semakin menjadi. Stella melepaskan desahannya dan menggerakkan pinggangnya di atas Charles.Namun, Charles tidak puas dengan posisi mereka. Dia dengan cepat berdiri dan menggendongnya, membalikkan badannya dan melakukannya dari belakang.“Aaahhh …” Stella mendesah panjang, melengkungkan punggungnya. Dia mencengkram sofa dengan erat untuk mencegahnya terjatuh.Segalanya terasa bergetar dari intensitas dan kecepatan dorongan Charles. Stella ada di ujung kesadarannya dari kenikmatan saat gerakan Charles dipercepat. Terdengar dari geramannya, jelas sekali dia menikmatinya, sama seperti Stella, hal ini membuat semakin berat baginya.Setelah beberapa dorongan kuat, Charles belum mengeluarkan kejantanannya darinya. Dia memiringkan kepalanya dan mengeratkan cengkraman di pinggang Stella, lalu menenggelamkan kejantanannya lebih lagi di l

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 48

    “Sial, aku sangat merindukanmu!” Ucap Charles sambil merobek atasan lengan panjangnya. Kancing-kancingnya bertebangan dan memperlihatkan buah dadanya. Meskipun ditutupi oleh kain merah kecil, dia mulai menciuminya.“Uhmmm …. Sial, Charles! Kenapa kamu merobek bajuku?” Dia memarahi Charles dan jantungnya berdegup.Charles mengangkat dalamannya dan menghisap putingnya layaknya seorang anak kecil.“Maafkan aku, akan kubelikan yang baru,” bisiknya sambil terus menghisap putingnya.Stella merasa kewalahan akan sensasi asing yang menjalari tubuhnya saat Charles bergantian memberi perhatian pada kedua buah dadanya. Dia melepas kaitan dalamannya, seolah takut jika dia akan kehabisan susu jika melihat caranya menghisap buah dada Stella. Tangannya menggerayang secara liar, bahkan tidak repot-repot melepas celananya. Dia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalam Stella, dan si wanita merasa seperti tersengat listrik saat jarinya bermain dengan klitorisnya.“Charles, ahhh sialan! Apa yang kamu l

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 47

    Ketika Stella kembali ke rumah yang pernah ditinggalinya bersama Charles, lingkungan rumah itu sangat sepi. Siti tidak terlihat di mana pun, membuatnya kebingungan. Ramon ada di ruang tengah, tampak seperti dia sudah menunggu cukup lama.“Kenapa kamu ada di ruang tengah, Kakek? Apakah Kakek sudah makan malam?” tanya Stella.“Sudah, tapi Charles belum,” jawab Ramon.Stella menoleh pada Ria dengan tatapan penuh tanya.“Pak Tjandra sedang minum sejak beberapa waktu yang lalu dan tidak ingin diganggu,” jelas Ria.Stella mengerutkan dahinya, bertanya-tanya kenapa Charles tiba-tiba memutuskan untuk minum-minum. Dia lalu mengingat Elizabeth dan mendecakkan lidahnya. “Mungkin dia sakit hati karena putus dengan Elizabeth, jadi dia minum-minum.”Ramon dengan cepat menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan asumsi Stella. “Kurasa bukan begitu, Stella. Aku akan memeriksanya. Dia mungkin sudah minum terlalu banyak.”Stella dengan cepat menghentikan kursi rodanya. “Aku yang akan pergi, Kakek. Isti

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 46

    “Stella, nak, benar ini kamu?” Ramon dengan lemah memanggil Stella, saat dia membuka matanya dia melihat Stella duduk di tepi ranjang ranjangnya. Stella segera menghampirinya. “Kakek, bagaimana perasaan Kakek?”Ramon, dengan mata berkaca-kaca, menggenggam tangan Stella dengan gemetaran. “Stella, Kakek tidak tahu berapa lama lagi akan bertahan.”Stella menggigit bibirnya untuk menahan isakannya. Dia menarik napas panjang sebelum berbisik, “Kakek, aku minta maaf aku menyimpan rahasia ini begitu lama. Aku minta maaf tidak memperkenalkannya ke keluarga kita. Aku hanya tidak ingin anakku diketahui, apalagi aku hamil dia di waktu yang sulit.” Mata Ramon memancarkan kebahagiaan. Dia mengerti meski belum tahu penjelasan lengkapnya. “Aku mengerti, Stella! Terima kasih sudah melahirkan cicit pertamaku! Aku pasti tidak akan pernah memaafkan Charles kalau saat itu ada hal buruk yang terjadi denganmu.” Ramon menghela napas. Dia tidak bisa menyalahkan Stella karena menyembunyikan keberadaan anak

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 45

    Sophie dengan cepat menghampiri Elizabeth dan memeluknya. Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk menghiburnya karena dia merasa tersakiti oleh Charles. Namun, dia juga tidak menyukai perkataan yang keluar dari mulut Elizabeth sebelumnya yang membuat Charles sangat marah.“Sekarang aku mengerti kenapa Kakek tidak menyukaimu,” kata Charles, kekecewaan tampak jelas di wajahnya.“Sayang, maafkan aku! Aku hanya marah dan cemburu, karena itu aku mengatakan hal-hal itu. Aku sangat mencintaimu dan aku akan melakukan apa pun untuk cinta kita!” Elizabeth mulai terisak dan memohon, takut Charles tidak akan mencintainya lagi.“Kita sudah berakhir, Elizabeth,” balasnya dengan dingin.Sophie dan Elizabeth tertegun. Elizabeth merasa seperti dia menjadi tuli karena apa yang baru saja dia dengar dan berdiri membeku di tempatnya.“Maaf, tapi aku sudah menyadari bahwa cintaku padamu sudah hilang sejak lama,” ungkap Charles.Elizabeth dengan cepat melepaskan dirinya dari pelukan Sophie dan berlari ke arah

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 44

    Ria Halim, perawat Ramon, tersenyum saat dia melihat wanita yang baru saja dia biarkan masuk. Dia segera mengenalinya. Tidak hanya dia sudah melihatnya di kunjungan pertamanya, tapi Ramon sering bercerita tentangnya, mantan cucu menantunya. “Terima kasih sudah mengunjungi Pak Ramon lagi.”Stella tersenyum pada Ria sebelum menatap ke ranjang. Ramon tertidur dengan selang oksigen di hidungnya.“Bagaimana kabarnya? Kenapa dia diberi selang oksigen?” tanyanya dengan khawatir.“Cucunya, Nona Sophie, tadi datang dan dia membawa seorang temannya,” jelas Ria.Stella menghela nafas. Ramon pastilah kecewa dan menyebabkan tekanan darahnya meninggi.“Beliau sudah baik-baik saja. Saya baru memasangkan selang oksigen untuk memastikan beliau lebih nyaman. Dokter juga sudah memeriksanya.”“Kenapa kamu tidak memberitahuku jika ada masalah?” tanya Charles dengan marah sebab dia mencuri dengar perkataan terakhir Ria.Ria menundukkan kepalanya ketakutan ketika melihat Charles. “Maafkan saya, Pak Tjandra,

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 43

    Charles menghela nafas saat dia melihat Stella bergegas memasuki rumah dengan terlihat ketakutan. Dia perlahan keluar dari mobil dan mengikutinya.Siti terkejut saat pintu terbuka, dan melihat wanita yang tidak pernah diharapkannya untuk dilihatnya kembali. Dia dengan cepat menurunkan kakinya dari meja kaca kecil dan membersihkan kekacauan yang diperbuat olehnya.Stella menatap pelayan itu, menyadari perilakunya tidak berubah ketika Charles tidak ada.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Siti dengan kesal.“Pertanyaan macam apa itu?” tanya Charles balik dengan marah.Wajah Siti memucat saat mendengar suara Charles. Dia tidak menyadari bahwa Charles ada di belakang Stella. “M … Maaf, Pak! Saya terkejut melihat beliau masuk tanpa mengetuk.”Charles mengernyitkan dahinya dan dia memberi tatapan tajam pada Siti. “Inikah caramu memperlakukan Stella selama ini?”Siti merasa jantungnya berpindah ke lambungnya dan dia tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Dia menatap pada Stella, mencari ba

  • Dipermainkan oleh Takdir   Bab 42

    Stella dengan enggan memasuki mobil Charles. Charles tidak membiarkannya mengendarai kendaraan lain. Setelah duduk, dia menyilangkan lengannya dan tetap tidak bergerak. Charles mendekat, dan tersenyum padanya. Stella terkesiap tapi tidak bisa bergerak menjauh. Dia perlahan mendekatkan wajahnya, dan Stella merasakan jantungnya berdegup kencang dengan ketakutan dan kepanikan. Dia pikir Charles akan mengecupnya.“Sudah,” ujarnya sambil memasangkan sabuk pengaman Stella.Stella merasa malu karena menyangka Charles akan melakukan hal lain dan memalingkan pandangannya untuk menyembunyikan rona di pipinya.Sebelum dia bisa bergerak, Charles menangkup dagunya dan mendekatkan wajahnya dengan wajahnya sendiri.“Apa yang kamu ...” Perkataannya terhenti oleh ciuman Charles. Tangannya segera mendorong bahunya, tapi hal itu tidak memengaruhi Charles.Ciuman mereka kian mendalam dan Charles menyapukan lidahnya agar dia membuka mulutnya. Bagi Charles, dia seakan menemukan air di padang gurun setelah

DMCA.com Protection Status