Sekarang hanya terdengar bunyi gemerincing rantai baja yang beradu dengan ranjang besi. Illarion masih berusaha melepaskan diri.
Ratu Zaina beranjak keluar dari kamar pribadi Pangeran Hitam. Ia keluar dengan mata berkaca-kaca tak menyangka dengan pemandangan yang baru saja ia lihat.
Pangeran Hitam menitikkan air mata. 'Kenapa ia terlihat sangat lemah? Apa ia benar-benar mencintai Amanda? Ini bukan Pangeran Hitam yang aku kenal selama ini!'
Perasaan Ratu Zaina berkecamuk. Entah karena tidak terima dengan sosok Pangeran Hitam yang terlihat tak berdaya, atau karena Illarion Black sudah memiliki seseorang yang sangat berarti di hatinya, orang yang bahkan menurut penguasa Eden itu sangat tidak sebanding dengannya.
Yurigov pe
Akhirnya akan happy ending ya, karena author selalu buat kisah yang happy ending *menurut author* dan Terima Kasih sudah baca, harap tetap VOTE sampai kisah ini berakhir ^^
Illarion baru saja mengunjungi kediaman Duke Alantoin yang terbengkalai semenjak seluruh keluarga kakak kandung Ratu Minerva itu dibuang ke pengasingan. “Anda berniat balik sekarang, Baginda Raja?” tanya ajudan Illarion Black setelah semua urusan mereka di tempat itu selesai. “Tidak, kurasa aku akan singgah ke suatu tempat dulu,” ujar Illarion setelah berpikir beberapa saat menjawab pertanyaan Kazim, pengawalnya. “Ke Sulli, aku ingin menemui seseorang di sana.” Raut muka Kazim menunjukkan tanda tanya, tapi pria itu hanya mengangguk patuh. “Cuma kita berdua saja, tak perlu membawa pasukan,” perintah Illarion lebih lanjut. Dua jam dari bekas kediaman Duke Alantoin, Kazim dan Illarion Black sudah sampai di
Brenda tak dapat menyembunyikan senyumnya dibalik tangis kehilangan palsunya. Sedangkan Ben Broke tampak tercekat di kursinya. “Baginda Raja-.” Suara Ben Broke menghilang dibalik isak tangisnya. ‘Bahkan sampai akhir pun kau tetap menjadi anak yang berbakti ya Amanda.’ Tangisan Ben Broke semakin kuat membentuk bunyi dengung yang sangat aneh. Brenda bahkan mengernyitkan hidungnya. ‘Sejak kapan ia pintar berakting?’ Tapi itu bukan akting, perasaan bersalah yang teramat sangat bagai palu godam menghantam dada Ben Broke. “Hamba tidak pantas atas kepercayaan itu,” tolak Ben Broke di sela-sela tangisannya yang hampir reda.
Illarion yang tak dapat tidur malam itu, berjalan-jalan sejenak di puri kecil milik Amanda, hanya ada tiga ruangan di sana, ruang tengah dengan perapian, tempat Illarion pernah melihat lukisan keluarga Amanda, dapur, dan terakhir kamar tidur yang dilengkapi kamar mandi dalam. ‘Bahkan kamar mandi ini tak memiliki bathtub, hanya ember dan pancuran air dingin. Apa Amanda tak menyukai air hangat?’ Illarion berpikir sejenak, kemudian menggeleng. ‘Ia bahkan mandi lama sekali dengan berendam di air hangat.’ Suara kecipak air saat Amanda mandi yang terdengar sampai kamar Illarion Black kala itu mampu membuat pikirannya membayangkan sesuatu yang menggoda hasratnya. Illarion membersihkan debu meja nakas di samping ranjang Amanda, sembar
“Ceritakan aku tentang kakakmu, maka kau akan kuberikan kesenangan yang lebih dari ini,” ujar Illarion sambil mengedipkan matanya dan tersenyum miring. Gisella dengan napas memburu sekarang duduk terikat di atas ranjang. “Apa yang… ingin… Anda ketahui, Tuan?” desah adik tiri Amanda itu. “Kenapa... kita... tak langsung ke inti permainan saja... apa gadis penyakitan itu penting sekarang?” desak Gisella yang tubuhnya sudah haus akan sentuhan. Illarion menggeleng. “Bisakah kau sabar dan memberikan apa yang aku pinta tanpa membantah?” tanya Illarion sambil menarik tangan gadis dihadapannya, seolah ingin memberikan sentuhan mesra dengan memainkan jari-jarinya. “Aku bukan pria yang sabar, walau sekarang aku menyuruhmu sabar,” ucap Illarion sambil tersenyum seraya memuntir jari telunjuk Gisella hingga menyebabkan bunyi ‘krak’.
Kedua pasang mantan mertua Illarion Black itu berdiri terpaku di tempat mereka masing-masing mendapati pria itu tengah mengancingkan kemejanya dan keluar dengan santai. “T-tuan.” Ben Broke membuka suara. “Kirim orang-orang ini ke pertambangan, kurasa mereka butuh budak baru di tambang,” perintah Illarion pada Kazim yang ternyata sudah ada di belakang suami istri Broke. “Ma-maksudnya apa Baginda Raja?!” tanya Brenda panik. “Ba-baginda Raja, maafkan kami jika ada salah,” mohon Ben seraya sedikit membungkuk. Illarion menghentikan langkahnya. “Kau tak keberatan kan jika kehilangan seorang putri lagi?” tanya Illarion sambil menatap Ben Broke dengan ekor matanya, hanya sesaat, merasa pria tua itu tak pantas mendapat atensinya.
Hera kemudian menatap mata Illarion. “Lihat bahkan kantung matamu semakin hitam saja.” Illarion berdecak tak senang mendengar kecerewetan wanita yang sekarang sedang berkacak pinggang di hadapannya. “Izinkan aku berperang dan aku akan tidur nyenyak!” Hera menggeleng. “Tidak! Para petinggi kerajaan selalu was-was begitu kau pergi perang, begitupun aku. Kau belum memiliki penerus Illarion! Tidurilah salah satu wanita itu, buat mereka hamil dan kau boleh berperang kemana pun kau mau,” perintah wanita cantik dengan baju seronok itu. “Terkadang aku menyesal membawamu kembali ke Anarka,” ucap Illarion. Hera tersenyum. “Kau tidak impoten kan?” tanyanya jenaka tapi dibalas dengan mata melotot oleh Illarion.
Esok harinya Illarion beserta Putri Hera menggunakan kereta kecil ke desa terpencil itu. Kembali kilasan nostalgia yang nyaris membuat Illarion gila memasuki benaknya. ‘Betapa aku sangat rindu denganmu Amanda.’ Sosok tinggi besar yang penuh kesedihan di hatinya itu masih tak bisa melupakan sosok Amanda. Selama ini Illarion Black berusaha menguasai seluruh Benua Selatan karena satu alasan, ia ingin mati di medan perang, berharap dengan begitu ia bisa menemui Amanda yang sudah tenang di alam sana. Tapi sepertinya malaikat maut masih enggan menyapa pria bersurai gelap itu, sampai sekarang ia masih sehat, karena itulah Illarion Black akan terus berperang, bukan untuk menguasai, tapi lebih karena ia ingin segera mati di medan perang, dengan terhormat.
Illarion mengamati wanita yang dibawa oleh Mama Dora. Jujur saja Illarion tak ingat apa pun tentang gadis itu kecuali rambutnya berwarna ungu. 'Seperti manik mata Amanda.' Sejenak padangan Illarion berubah sedih melihat surai amethyst milik Kitty, sedangkan Hera menangkap tatapan itu seperti percikan rasa suka. 'Tatapan adikku melunak begitu melihat gadis ini.' Hera langsung menatap Mama Dora. "Siapkan kamar terbaik kalian, dan gadis itu kami akan menyewanya," perintah Hera sambil menunjuk Kitty dengan berjenggit. Sebenarnya putri kedua dari Raja Abraham itu tak ingin anak dari seorang pelacur seperti Kitty yang menjadi penerus kekuasaan di Anarka. Tapi Hera tak punya pilihan lain.
Awalnya aku selalu melihat ia seperti wanita yang dingin dan tak pernah tersenyum, ekspresinya selalu datar. Ia mirip sepertiku, kecuali satu hal. Gadis berkulit pucat itu selalu gemetar dan terlihat ketakutan. Manik matanya tak pernah benar-benar menatapku, ia selalu menatap kakiku. Entahlah mungkin sepatu kulitku lebih menarik ketimbang parasku, menurutnya. Tapi penampilan yang tak biasa itu cukup menarik perhatianku. Selanjutnya, kupikir untuk membunuh gadis itu secara perlahan. Menyiksanya dulu mungkin? Bagaimanapun ia adalah keluarga wanita iblis itu. “Ma-maaf.” “Maaf, Tuan…” “Maaf.” Itu ucapan yang sering ia lontarkan dari bibir merah cherry dengan tangan gemetar dan tubuh membungkuk. Hanya puncak kepalanya saja ya
“Aku hanya mengundang orang-orang yang terpilih saja untuk datang ke pesta ulang tahunku,” seru seorang anak gendut dengan leher berlipat. Nyaris seluruh anak di sekolah itu berharap diundang ke pesta cucu Duke Serafin, kakek Samuel yang terkenal kaya itu sangat memanjakan bocah gendut yang sekarang sedang berkacak pinggang dengan sombong. Tapi perhatian anak-anak di kantin dengan interior mewah itu langsung terpecah begitu melihat Maximiliam memasuki cafetaria yang menghubungkan asrama laki-laki dan perempuan itu. Beberapa gadis sedikit menjerit melihat kedatangannya. “Ck!” decak Samuel dengan raut muka tak suka. “Kau tak akan kuundang,” ujarnya sambil menunjuk Max yang melintas di depannya. “Aku juga tidak mengharapkannya,” jawab Max yang duduk meletakkan nampannya di sebelah Niana. Tawa pelan berbisik me
“Berkemaslah, kita langsung balik ke Ibu Kota,” perintah Illarion pada para anak buahnya yang masih masih tergeletak horizontal setelah dua hari menggempur pemberontak di wilayah perbatasan. Sebenarnya Kaisar Hitam enggan keluar dari Ibu Kota, atau lebih tepatnya meninggalkan Amanda. Permaisurinya itu ia tinggalkan setelah nyaris sebulan pernikahan mereka diakui publik. Tapi pemimpin pemberontakan kali ini jauh lebih cerdas dan kuat dibanding sebelumnya, karena itu Illarion Black turun tangan. Setelah Illarion masuk ke dalam tenda hitamnya, erangan pelan keluar dari mulut para prajurit itu. “Astaga Kaisar benar-benar manusia apa seorang monster? Tuan ingin kita segera balik ke ibu kota tanpa membiarkan kita bernapas terlebih dahulu,” keluh seorang prajurit yang baru saja kehilangan tiga gigi depannya karena perkelahian semalam.
Hai, perkenalkan saya penulis cerita ini dengan nama pena missingty.Terima kasih sudah mengikuti kisah Amanda White dan Illarion Black sejauh ini, dan yah, kita sudah berada di chapter terakhir kisah ‘Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam’. Terima kasih untuk support teman-teman pembaca semua, di note ini juga missingty ingin meminta maaf jika tulisan yang missingty buat jauh dari ekspektasi dan keinginan para pembaca sekalian.Sebagai permintaan maaf, mungkin diantara para pembaca masih ada merasa plothole yang mengganjal di novel online ini, atau mungkin penasaran dengan beberapa kisah yang tidak disebutkan di cerita ini. Silahkan komentar di bawah ya, mungkin nanti missingty akan buatkan bab epilog untuk itu.Sekali lagi terima kasih kepada akak-akak pembaca sekalian, salam sayang dari missingty. I* inspirasikuh.
Ekspresi menyedihkan yang Illarion tampilkan setelah mendengar perkataan Amanda itu membuat Karak kembali menggaungkan tawanya di ruang bawah tanah itu. “Karma! Kau dengar! Itu Karmamu Illarion!” ucap pria tua itu di sela sela tawanya yang tampak mengerikan.“Jangan tinggalkan aku lagi Amanda,” pinta Illarion terdengar lemah mengikuti langkah gadis itu menuju pintu.Amanda mempercepat langkahnya sembari berurai air mata. Perpisahan dan pergi sejauh mungkin dari Illarion Black adalah pikiran Amanda saat ini.“Galela!” teriak lelaki bertubuh tinggi besar yang hanya beberapa langkah dibelakangnya itu.Amanda menghentikan langkahnya mendengar Illarion mengeluarkan nama lain dari mulutnya.“Kau tak ingin memaksanya memintamu untuk kembali padaku kan Amanda?” tanya Illarion dengan suara lirih seakan penuh kesedihan, tapi tatapan mata dari iris kelam itu terlihat sangat dingin.“Apa maksudmu?” tanya Amanda mengabaikan asas kesopanan den
Mata ungu Amanda langsung terbelalak mendengar nama itu. Karak adalah nama pria yang meracuni Illarion saat pesta dansa di ulang tahun baginda Raja Abraham dahulu. Saat itulah mereka bertemu Galela dan Balton yang menyelamatkan Illarion dan memberikan penawar racun itu.‘Apa karena itu, Illarion menyiksa pria ini? Karena ia pernah diracuni olehnya?’“Kau sepertinya mengenalku?” tebak Karak sembari menyipitkan matanya. Rantai-rantai di punggungnya ikut berderak. “Ah kemampuanku memang luar biasa.”‘Aku tak perlu ikut campur hal ini, sebaiknya aku pergi saja.’“Hei, apa kau tak menyimpan dendam pada pria itu?”Amanda yang bersiap balik kembali menghentikan langkahnya. “Karena?”“Mengorbankanmu.”“Apa maksudmu?” tanya Amanda.Karak kembali terkekeh pelan sebelum menjawab pertanyaan Amanda. “Kau kira siapa yang meracuni Raja? Raja terdahulu.”“Ha?” gumam Amanda tampak bingung. ‘Selama ini aku memang penasar
Wajah Putri Hera langsung pucat pasi. “Tentu saja warna musim semi itu yang paling pas seperti warna daun yang berguguran,” ujar Amanda sambil tersenyum dan menepuk lengan kakak iparnya itu.“Ah iya ten-tentu saja,” balas Putri Hera dengan senyum kaku.“Kami membahas warna gaun yang pas di musim semi, Tuan.”“Oh,” gumam Illarion kemudian naik ke dalam kereta kuda itu. “Kakakku akan berhenti di Istana Utama, ia akan tinggal sementara waktu di sana untuk mempersiapkan pesta pernikahan kita,” jelas Illarion pada Amanda.“Ah! Terima kasih, Putri Hera. Kuharap aku tidak merepotkanmu.”“Oh tentu saja tidak, aku senang akhirnya melakukan ini setelah sepuluh tahun menanti pernikahan kaisar,” balas Putri Hera tampak tertawa. Tapi hal itu malah membuat Amanda menautkan keningnya. ‘Kenapa Putri Hera terlihat sangat tidak nyaman di sebelah adiknya sendiri?’Akhirnya Amanda White dan Illarion Black sampai di is
Ancaman Illarion barusan membuat Putri Hera tercekat, matanya yang berkaca-kaca akibat tamparan di pipi barusan masih menatap tajam adik tirinya itu.“Tuan? Putri Hera?” panggilan lembut dari arah belakang Illarion Black memecahkan suasana tegang diantara dua kakak beradik lain ibu itu.Putri Hera langsung balik berlalu tanpa pamit pada Amanda sambil memegang pipinya yang memerah.“Putri Hera,” panggil Amanda pelan, kemudian balik menatap Illarion. “Putri tidak apa-apa?”Illarion kembali tersenyum manis dihadapan istrinya. “Ia tidak apa-apa, sepertinya kakakku terlalu mabuk di pesta dansa barusan.”Amanda menggumam pelan. “Aku akan membuatkan teh pereda pengar untuknya.”Namun, Illarion malah menggendong ala pengantin si gadis berkulit pucat yang sekarang mengenakan pakaian dengan warna senada rambutnya itu. Sama-sama merah muda.“Tak perlu, biarkan para pelayan yang mengurusnya. Malam ini kau hanya perlu mengurus diriku saja,” ti
‘Harusnya aku menyuruh orang untuk menjemputnya,’ batin Illarion sambil mencari-cari Amanda di antara ratusan tamu undangan yang hadir. Hingga lengkungan di wajahnya terbentuk lebar ketika melihat sosok berkulit seputih salju melewati pintu masuk utama aula tempat diadakan pesta dansa itu. Semua mata kembali mengikuti arah langkah Illarion Black sembari berdecak kagum melihat kesempurnaan fisik milik pemimpin pasukan paling mematikan di seantero Benua Hitam itu, hingga napas mereka tertahan ketika Kaisar Hitam berlutut di hadapan seorang wanita. “Siapa dia?” “Kudengar ia putri Duke Gree, bukannya ia sakit-sakitan dan memiliki anak diluar nikah?” Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dalam nada rendah tak berani meny