Share

Bab 282 Sebelum hari H

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-22 11:48:57

Menggelar sajadah di sepertiga malam, Daniel menunaikan sholat qiyamul lail dan sholat taubat di kamarnya. Di akhir sholat, ia menengadahkan ke dua tangannya pada sang maha kuasa, melangitkan doa dengan suara yang lirih dan air mata yang berderai.

“Allah, terima kasih … Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar. Alhamdulillah.

Ya Muqollibal qulub, wahai dzat yang Maha membolak-balikan hati, terima kasih atas segalanya.

Wahai Engkau sang penguasa takdir, hamba datang padamu, meminta ampunan dariMu. Hamba yang berlumur dosa ingin bertobat dari segala keburukan yang telah pernah hamba perbuat pada masa kelam hamba …

Ya Rabb, hamba sebentar lagi akan menjadi seorang suami. Tolong bimbing hamba menjalankan peran hamba sebagai khalifah dalam rumah tangga. Bantu hamba yang lemah untuk menjadi sosok suami yang bijak dan bisa mengayomi istri dan anak-anak …”

Daniel mengatakan itu dengan isak tangis. Ia sangat bersyukur karena ia merasa mendapatkan kesempatan ke dua dari sang pemberi cinta untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rani Sumarni
duh ..duh...ada yg mau sabotase pernikahan ukhti Sally sama mister
goodnovel comment avatar
Fatmawati Paseng
Raja si pengacau jangan biarkan lolos sally...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 283 Alhamdulillah sah!

    Malam sudah larut. Daniel sudah merasa bosan, beberapa kali ia menghafal kalimat ijab qabul hingga di luar kepala. Ia juga sudah berlatih membaca surat AR-Rahman. Intinya persiapan untuk walimah sudah rampung. Seharusnya ia istirahat karena esok acara pernikahan digelar. Namun ia menjadi terjaga dan rasa kantuk menghilang. Ia diserbu gelisah dan kecewa saat bersamaan. Awalnya, Daniel merasa terbang mengawang-awang lalu tiba-tiba tubuhnya terhempas dari ketinggian. Pria itu jatuh dari langit langsung terjun bebas ke dalam ngarai. Ia teramat bahagia ketika Aruni-sang calon mama mertua mengijinkannya mempercepat pernikahan mereka. Namun ketika ia mengingat percakapan secara pribadi di resort di mana mereka sedang mendekorasi tempat acara tadi, Daniel terlihat kecewa. “Maaf, kuliah Salwa tinggal satu semester atau dua semester. Ummi harap Salwa jangan sampai hamil dulu. Maaf, ini urusan pribadi kalian, tapi ini juga demi kebaikan kalian. Terutama kuliah Salwa jangan sampai berantakan.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 284 Indahnya menikah

    Air mata menetes begitu saja dari pelupuk mata Daniel. Sumpah demi apapun, Daniel merasa bersyukur karena bisa meminang kekasihnya setelah perjuangan panjang yang ia lakukan.Dengan penuh antusias, Daniel Dash meraih kotak hitam beludru berisi cincin nikah mereka. Ia membukanya perlahan dan langsung akan meraih tangan istrinya.Namun, gadis itu sama sekali tidak mengulurkan tangannya. Ia malah meremat jari jemarinya sendiri saking dilanda gugup luar biasaSalwa menunduk dalam. Perasaannya campur aduk. Terharu dan malu hingga tanpa sadar ia menitikan air mata.“Sayang, pinjam tanganmu dong! Mas mau pasangin cincinnya.”Daniel berkata dengan nada lembut.Salwa pun mengulurkan tangannya dengan perasaan yang tak karuan. Gadis tomboi itu memang tak terbiasa bersentuhan dengan lawan jenis kendati sering bertarung dengan para pria.Namun untuk urusan romantisme ia bernilai nol besar. Ia mendadak takut ketika pemuda yang kini telah menjadi suami sahnya itu menyentuhnya.“Salwa, tangannya!” S

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 285 Malam pertama (bukan 21+)

    Acara pernikahan telah usai lebih awal karena dalam agenda acara tidak ada perayaan apapun, selain akad pernikahan, sesi dokumentasi foto dan menyantap hidangan yang dimasak oleh chef.Sebagian anggota keluarga memilih pulang, kecuali anggota keluarga inti yaitu keluarga sepasang pengantin. Keluarga kecil Nuha dan Darren memilih pulang. Nuha sedang sakit sehingga akan segera pergi ke dokter.“Kenapa belum mandi?” tanya Daniel yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk bathrobe, rambut yang basah berantakan terkesan aur-auran namun terlihat seksi.Alih-alih menjawab pertanyaan Daniel, Salwa yang kini telah menyandang status seorang istri memalingkan wajahnya. Ia masih belum terbiasa berada di dalam satu ruangan bersama Daniel-yang kini sudah menjadi suaminya.“Sayang, cepetan mandi! Gerah tau! Katanya tadi pengen cepat ganti baju.”Daniel berjalan mendekatinya. Salwa tengah duduk di tepi ranjang, memainkan jari jemarinya gelisah.Daniel tahu betul bahasa tubuh ist

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 286 Malam penuh air mata

    Malam terasa lama dan menegangkan bagi sepasang suami istri yang baru saja melaksanakan akad ijab qabul tadi siang. Sehabis berjalan-jalan di sekitar resort lalu menikmati pizza, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kamar.Ke duanya naik ke atas ranjang namun berjarak seakan-akan mereka adalah orang asing. Daniel sebetulnya sama sekali tidak merasa gugup berada di sisi istrinya. Hanya saja, ia tengah mencari cara bagaimana mendekati istrinya agar tidak tegang saat bersamanya.Bukankah seorang pria harus lebih dulu berinisiatif?Salwa membaringkan tubuhnya di tepi ranjang, menyisakan ruang tengah di antara mereka. Tatapannya terpacak pada plafon ruangan itu, ke dua tangannya memeluk Rain dengan perasaan yang tak menentu. Daniel memiringkan tubuhnya sembari mengamati istrinya yang terlihat diam. Sungguh, tak seperti biasanya gadis itu tampak lugu.Namun di mata Daniel, ia tampak menggemaskan. Keinginan untuk mereguk malam pertama surut. Ada hal yang lebih penting dari itu semua. I

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 287 Romantisme

    Neng Mas begitu antusias saat tahu jika sosok penelepon ialah sosok yang sangat ia rindukan dan cemaskan. Betapa tidak, sosok itu pergi jauh dengan kondisi yang tak jelas. Apakah berada di jalur yang benar atau keliru. Di mana tempat tinggalnya dan dengan siapa ia tinggal. Tidak ada informasi yang jelas tentang keberadaannya.[Jangan tertawa! Kalau tertawa kau jelek!]Neng Mas mencibir saat mendengar tawa dari bibir pria yang dirindukannya. Jauh panggang dari api, perasaannya begitu membuncah saat mendengarnya. Mendengar suaranya melelehlah air mata itu. Namun ia pandai menyembunyikan kesedihannya itu.Hanya mendengar suaranya sungguh telah membuat hatinya berdesir bahagia dan lega sekaligus. Sesungguhnya di balik keceriaan yang tampak dari luar terselip kesedihan yang ia simpan rapat-rapat. Kesedihan karena hubungannya dengan pria yang dicintainya tak normal seperti orang lain.Hanya pria itu yang bisa menghubunginya sewaktu-waktu sedangkan Neng Mas tak bisa. Hubungannya tidak jelas.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 288 Belajar dari Papa

    Salwa berjalan seperti biasa agak terburu-buru. Ia meninggalkan Daniel begitu saja hingga membuat suaminya itu bad mood pagi hari. Mereka baru turun ke lantai dasar karena akan menyantap sarapan pagi di restoran resort. Begitu ia tiba di tempat makan, mata gadis itu membola dan seketika menelan saliva yang terasa kerontang. Perutnya bergemuruh lapar. Beberapa kali ia menjilati bibirnya. Tak peduli dengan siapapun. Ia hanya ingin makan. Di meja prasmanan ada banyak hidangan yang disajikan chef yang terdiri dari bubur nasi, bubur kacang, bubur sumsum, nasi goreng, nasi putih lengkap dengan lauk pauknya, roti panggang panekuk dan masih banyak makanan lainnya. Gadis itu kebingungan mau memilih yang mana. “Mbak, biar saya bawakan. Mbak hanya tinggal katakan apa yang Mbak mau.” Seorang pelayan langsung dengan sigap menyambut kedatangan pengantin wanita. Tentu saja, resort itu biasanya disewakan untuk para wisatawan. Namun khusus hari itu, resort dikosongkan karena digunakan untuk acar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 289 Musibah

    Hari ini saatnya pengantin baru pulang ke rumah setelah menghabiskan tiga hari berada di resort. Mereka tengah bersiap-siap melakukan packing pakaian ke dalam koper siang itu. Seharusnya mereka menghabiskan waktu lebih lama namun karena desakan pekerjaan, mereka mau tak mau harus kembali pada aktifitas normal mereka. Daniel Dash bekerja kembali ke kantor. Sementara itu, Salwa Salsabila kembali pada rutinitasnya magang di klinik kantor suaminya. Hanya saja, Salwa tengah dilanda dilema. Ia merasa tak tega meninggalkan sahabatnya untuk tinggal di messan sendiri. Memang di luar rencana dirinya akan menikah dalam waktu dekat. Usai mengemas pakaian, mereka duduk di sofa berdekatan. Maklum pengantin baru. Sang suami sangat agresif. Ia terus menempel bagai perangko. Saat ini Salwa berencana membahas kegundahan hatinya pada sang suami. Termasuk membahas di mana mereka akan tinggal setelah menikah mengingat Salwa masih harus kuliah. “Duduk di sini!” titah Daniel menepuk-nepuk pahanya. Sal

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 290 Kado pernikahan yang ?

    “Ayah, Ibu sakit apa? Dari tadi muntah terus?” Farah kecil menghampiri sang ayah yang tengah duduk di ruang tamu sembari menggulir layar macbook miliknya. Ia tengah memeriksa neraca keuangan perusahaan.Mendengar pertanyaan gadis kecilnya, Darren menoleh lalu menaruh macbook miliknya sebelum menjawab pertanyaannya.“Sini! Duduk!” imbuh Darren begitu lembut pada putrinya. Farah mengambil tempat duduk di samping ayahnya dengan tangan memeluk boneka kesayangannya dan memainkan kakinya.“Ibu sekarang sakit apa ya …”Darren bingung mau menjelaskan apa. Sebetulnya Nuha sedang hamil muda. Usia kandungannya mulai memasuki bulan ke dua. Namun Nuha belum mau mengatakan kehamilannya pada siapapun termasuk pada putra-putri mereka. Hanya Darren lah yang mengetahui kehamilannya.“Ibu sedang mual dan muntah,” lanjut Darren kemudian. Ia ingin Nuha sendiri yang mengabari kehamilannya pada mereka.“Aku tahu, Ayah. Aku bertanya sakit apa Ibu?” tanya Farah belum puas dengan jawaban sang ayah.Seorang wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status