Okta sama sekali tidak bisa tidur malam itu. Sungguh, dulu Okta berpikir bertemu dengan Miranda dan bisa menikahi wanita itu adalah keberuntungan baginya. Okta sangat mencintai Miranda. Karena itu, Okta percaya saja apa pun yang wanita itu katakan dan menuruti semua yang wanita itu inginkan. Okt
Sena dan semua anggota keluarga menganga tidak percaya saat mendengar cerita Xander tentang pertemuannya dengan Okta, tentang bagaimana semua masalah dan tuntutan atas perusahaannya sebenarnya disengaja demi misi balas dendam Miranda. Semua cerita ini terdengar tidak masuk akal kalau ada orang yan
Miranda merasa pikirannya sudah begitu buram. Suaminya tidak mau mendukungnya lagi, Xander tidak lagi bisa diancam, dan bahkan Sena yang dulu adalah wanita polos yang bodoh dan sok lugu sekarang malah berani mengusirnya. Miranda pun mengangkat kedua tangannya untuk meraih tubuh Sena, tapi Bik Arta
"Kau tidak bekerja, Xander?" tanya Sena keesokan harinya. Xander yang begitu mencemaskan Sena pun akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sampai Sena melahirkan. "Tidak, Sayang. Aku sudah memberitahu Andrew dan Jacky untuk mengambil alih pekerjaanku karena aku akan menemanimu sampai kau melahir
"Aku harus berangkat ke Paris besok." Eleanor berdiri di depan meja kerja Andrew dan membuat Andrew menganga mendengar ucapan wanita itu. "Kau ... apa? Harus berangkat ke Paris? Apa ada hal yang sangat penting?" "Ya, sangat penting. Aku akan berangkat besok pagi dan aku sudah membeli tiketnya.
Miranda sudah merasa marah setengah mati. Sejak kemarin, Miranda tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak bisa ke mana-mana karena Okta meminta para pelayan dan anak buahnya untuk menjaga agar Miranda tidak ke mana-mana. Miranda sendiri pun terus mengumpat dan marah-marah pada Okta, tapi Okta tidak
Eleanor terus diam di sepanjang perjalanan menuju ke bandara. Zara yang melihatnya pun sampai bertanya-tanya apa yang terjadi pada sahabatnya itu. "Kau kenapa, Eleanor? Apa ini karena Andrew tidak mengantarmu?" tanya Zara. Eleanor hanya mengembuskan napas panjangnya. "Cerita cintamu lebih inda
"Sial! Miranda!" Andrew menggeram penuh amarah, sebelum ia langsung ikut berlari mengejar Miranda. Bahkan, Andrew sampai melupakan tujuan awalnya untuk menemui Eleanor. Okta sendiri juga terus menggeram sambil berlari mengejar istrinya. Sungguh, ia tidak menyangka Miranda akan melarikan diri sep