Share

Rindu Suara Orang Tuaku

"Siap-siap, setelah sholat subuh kita akan berangkat menuju rumah ibu kiayi Manshori. Di sana sedang ada acara dan karena mereka kerabat, maka sewajarnya tugas kita untuk membantu. Dan harus ibu ingatkan yah, pakai pakaian yang pantas, dan tutup rambutnya. Perlihatkan bahwa kamu adalah istri ustadz," terang beliau dengan wajah dingin mencekam. Tahu sih ini subuh, tapi gak perlu menjelma jadi es batu gitu juga lah. Ngajakin jalan kayak ngajakin ribut deh. Gak bisa apa lebih biasa aja, lemah lembut gitu? Katanya istri ustadz, eh salah anda kan istri kiayi.

"Iya bu," jawabku singkat.

Lalu aku melihat ibu mertua itu meninggalkan rumahku dan kembali ke rumahnya melewati pintu perbatasan. Udah kayak zona Demiliterisasi antara Korsel dan Korut aja deh, mirip banget. Tapi mereka bagian Korut nya yah, soalnya bapak mertuaku lebih mirip kayak Kim Joung Un, alias sadis.

Balik lagi ke rumah, jadi singkatnya model rumah ini tuh berbentuk L. Untuk bagian yang menghadap depan adalah rumah mertuaku,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status