Sorot mata Frandy yang terang-terangan membuat Grace merasa sangat tidak nyaman. Pria ini seperti ingin melucuti seluruh pakaiannya dan melahap dirinya.Grace tanpa sadar berbalik untuk menghindari tatapannya. Frandy masih ingin mengelus tangan mungil itu, tetapi Grace mengempaskannya sekuat tenaga. Frandy yang mulai kesal pun bertanya, "Kamu masih nggak bisa menilai situasi?""Tolong jaga jarakmu denganku. Aku calon istri pamanmu!" jelas Grace dengan tegas."Kenapa memangnya? Memangnya dia sanggup memuaskanmu? Semua orang tahu dia impoten, makanya jomblo bertahun-tahun. Kamu pasti merasa sangat kesepian, 'kan? Aku bisa membantumu kok," ujar Frandy yang hendak maju.Grace buru-buru menghardik, "Frandy, kamu mau masalah ini sampai ke telinga kakekmu ya?"Frandy mengernyit. Dia berbaring di ranjang rumah sakit selama sebulan. Sekarang kondisinya baru membaik. Kalau sampai Aryan tahu, dia mungkin akan dipukuli habis-habisan lagi. Harry memang biadab!Frandy yang merasa agak takut pun tida
Setelah mengakhiri panggilan, Harry memicingkan mata. Berani sekali Frandy berbicara buruk tentangnya di hadapan Grace! Pria ini benar-benar sudah bosan hidup!'Berengsek! Mana ada junior yang berani merebut calon istri seniornya!' batin Harry sambil menarik dasinya dengan gusar.Harry kembali ke aula. Grace yang biasanya tidak menyentuh alkohol tiba-tiba mengambil segelas koktail dan meneguknya hingga habis.Grace sedang merasa gelisah. Dia meminum koktail ini untuk melampiaskan emosinya. Tangan yang memegang gelas koktail itu bahkan tampak bergetar.Harry merasa tidak tega melihatnya. Grace pasti sangat menderita sejak bersamanya. Grace memang terlihat kuat selama ini. Dia tidak pernah mengeluhkan apa pun kepada Harry karena khawatir menambah bebannya.Namun, sekarang Grace malah terlihat seperti anak kecil yang panik dan tidak berdaya. Harry maju dengan perlahan. Ketika melihat Harry, Grace segera meletakkan gelasnya.Harry bertanya, "Kenapa tiba-tiba minum koktail?""Aku ingin menc
Grace tidak makan terlalu banyak. Dia mulai merasa kantuk sehingga berbaring dan meringkuk di ranjang.Grace memeluk Harry sambil menatap setengah wajahnya yang terluka parah itu. Tangannya yang dingin tak kuasa menyentuh wajah Harry dengan hati-hati.Harry tiba-tiba menahan tangan Grace, lalu memeluknya dan bertanya, "Kamu ingin lihat wajahku sebelum terluka?""Sebelum terluka?" Grace tampak kebingungan seperti tidak memahami maksud Harry."Ya, wajah tanpa luka ini. Kamu mau lihat nggak?" tanya Harry dengan suara serak.Grace merasa kepalanya sangat pusing sehingga tidak bisa berpikir dengan baik. Dia mengangguk secara naluriah. Dia ingin melihat seperti apa tampang Harry dulu.Namun, Harry tidak punya foto masa lalu. Bagaimana Grace bisa melihat penampilannya yang keren dan gagah itu? Bagian wajah Harry yang tidak terluka sangat tampan. Tanpa luka itu, Harry pasti pria tertampan di dunia ini. Hanya saja, apa Grace masih bisa melihatnya?"Tutup matamu." Suara Harry yang seksi seolah-o
Harry memicingkan matanya. Dia sudah menahan diri begitu lama, sudah waktunya untuk memperlihatkan kemampuannya. Dia akan membuat orang-orang itu membayar utang dengan perlahan!Grace yang berada di kamar mandi sontak menepuk kepala sendiri. Alkohol memang meresahkan. Grace sampai tidak bisa membedakan kenyataan dengan mimpi.Harry yang sekarang sudah sangat sempurna di mata Grace. Tidak peduli setampan apa Harry dulu, semua itu tidak ada hubungannya dengan Grace. Karena sudah mengakui posisi Harry, Grace akan menerima segala kekurangannya.Grace pun mencuci wajah dengan air dingin supaya pikirannya lebih jernih.....Selesai sarapan, Harry hendak pergi ke perusahaan. Dia tidak punya libur 7 hari seperti orang lain. Selama 2 hari ini, dia dan Juan terus bertelepon untuk membahas masalah pekerjaan.Sementara itu, Grace yang senggang akan menghabiskan waktu dengan membaca buku di halaman belakang. Bagaimanapun, dia akan mengikuti ujian di kemudian hari.Grace membaca buku sambil mengantu
"Tapi, aku muncul karena kamu memikirkanku. Faktanya, kamu lebih menyukaiku daripada Harry yang ada di kenyataan," ujar Harry sambil tersenyum nakal dan perlahan mendekat.Grace hendak melarikan diri, tetapi Harry memeluknya dengan erat. Tangan besar Harry menahan Grace dengan kuat, membuatnya tidak bisa ke mana-mana.Seketika, Grace merasa sangat panik dan gugup. Ketika Harry hendak menciumnya, Grace yang tidak tahu harus bagaimana pun menamparnya.Plak! Terdengar suara tamparan yang nyaring. Harry sampai termangu dibuatnya. Selagi Harry tidak bereaksi, Grace segera mendorongnya dengan sekuat tenaga."Jangan mendekat. Jangan kira kamu bisa semena-mena karena tampan. Ini mimpiku! Aku bisa saja membantaimu! Kamu memang tampan dan membuatku terobsesi untuk sesaat, makanya aku memimpikanmu lagi. Tapi, yang kusukai adalah Harry yang asli, Harry yang selalu memperlakukanku dengan baik!" bentak Grace.Harry merasa lucu mendengarnya. Hanya Grace yang berani menamparnya seperti ini. Dia berkat
Harry langsung duduk. Tanpa rasa sungkan sedikit pun, dia langsung menuangkan anggur dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba pulang?""Cuti," sahut Robin dengan tidak acuh. Kemudian, dia tidak sengaja memperhatikan wajah Harry sehingga bertanya, "Kenapa wajahmu begitu?""Ya, ada kucing yang mencakarku tadi," timpal Harry sambil mengedikkan bahu dengan tidak acuh."Maksudmu gadis kecil itu?" tanya Robin.Harry menjawab dengan agak kesal, "Dia bukan gadis kecil lagi. Dia sudah 18 tahun!"Robin tersenyum tipis sambil berkata, "Dasar nggak tahu malu. Kamu sudah 28 tahun, sebentar lagi masuk kepala 3. Masa menikahi gadis kecil yang lebih muda 10 tahun darimu? Kamu nggak takut dibilang punya kelainan? Aku tahu seleramu memang agak aneh, tapi nggak nyangka separah ini!"Harry tidak bisa menyahut untuk sesaat. Dia ingin sekali mengelem mulut pria ini. Kemudian, Harry menyindir, "Robin, kamu juga sudah 28 tahun, tapi masih nggak punya pacar sampai sekarang. Kamu nggak malu bicara begitu padaku?""Aku n
"Akting majikanmu makin lama makin bagus saja. Aku hampir tertipu!" ujar Robin. Ternyata Harry tidak mabuk dan hanya berpura-pura. Robin sampai lelah memapahnya.Rudi tertawa dan menyahut, "Tuan Harry sedang belajar cara menjadi suami yang baik. Dia benar-benar bersusah payah akan hal ini.""Nggak akan semudah itu. Tapi, aku senang melihatnya bebas dari bayang-bayang masa lalu," kata Robin."Benar." Rudi menghela napas panjang. Tahun itu memang seperti mimpi buruk. Hanya Harry yang bertahan, sedangkan kakak kedua Harry ....Robin tidak berbasa-basi dengan Rudi lagi dan langsung pergi. Sementara itu, Grace hendak turun untuk menyiapkan sup pereda pengar. Begitu berbalik, pergelangan tangannya tiba-tiba diraih oleh seseorang. Grace ditarik dan jatuh ke pelukan Harry.Tangan Harry menahan tubuh Grace dengan kuat. Wajah Grace menempel di dada Harry. Dia bisa mendengar suara detak jantung Harry dengan jelas dan mencium bau alkohol yang pekat.Grace agak bingung. Dia tidak tahu Harry benar-
Dulu, Harry bertahan hidup demi membalas dendam. Dia ingin orang yang mencelakai kakak keduanya membayar dengan nyawa. Namun, sekarang Harry ingin hidup dengan baik dan bahagia bersama Grace."Oke, aku janji. Aku akan selalu kuat untukmu dan menemanimu sampai maut memisahkan," sahut Harry."Mandi sana, aku akan buatkan sup pereda pengar untukmu. Kamu bau alkohol, aku nggak suka!" desak Grace sambil mendorong Harry.Sebenarnya, Grace merasa malu karena gombalan Harry. Harry ini jelas-jelas sudah dewasa, tetapi masih menggombal seperti remaja. Benar-benar tidak tahu malu.Harry tahu Grace merasa malu. Dia tersenyum nakal dan berkata, "Cium aku dulu. Setelah itu, aku bakal mandi sebersih-bersihnya supaya kamu bisa memelukku waktu tidur.""Ah, terserah kamu saja!" Grace mengerlingkan matanya dengan kesal."Aku minum terlalu banyak. Kepalaku agak pusing ...." Harry bersandiwara lagi."Ya, ya. Sudah tua, tapi masih mau dibujuk seperti anak kecil." Karena tidak berdaya, Grace terpaksa maju da
Hannah meneruskan, "Aku sudah melupakan semua masalah yang menyedihkan itu, kamu juga harus melupakannya. Kamu nggak berutang padaku, aku yang terus mempersulitmu. Aku sudah dewasa, nggak perlu dilindungi kamu lagi. Nantinya pasti ada yang melindungiku."Hannah menambahkan, "Kamu simpan saja perhatianmu untuk orang lain. Aku nggak butuh!"Hannah berusaha menahan air matanya dan mengungkapkan semua kata-kata yang sudah disiapkannya untuk waktu yang lama. Ternyata, rasanya begitu lega setelah memutuskan untuk melepaskan seseorang.Robin berbalik setelah mendengar perkataan Hannah dan tersenyum. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Robin hanya mengangguk, ekspresinya terlihat lembut.Hannah tahu Robin hanya menunjukkan perhatiannya sebagai seorang kakak. Hannah juga menerimanya. Dia tidak menyesal karena sudah melakukan apa yang dia inginkan. Hannah akan melanjutkan hidupnya dan menemukan pria yang mencintainya."Hati-hati di jalan," pesan Hannah sambil melambaikan tangannya. Dia menga
Pemilik kedai tahu Harry memikirkan kepentingan anaknya. Jadi, dia pun setuju. Harry menemukan anak pemilik kedai, lalu menyerahkannya kepada pihak kepolisian.Saat dipenjara, anak pemilik kedai memarahi Harry suka mencampuri urusan orang lain. Dia juga memaki ayahnya yang bersikap kejam terhadap anak kandung sendiri.Harry berpesan, "Robin, tolong beri tahu temanmu di kantor polisi untuk beri dia pelajaran. Aku nggak senang dengar omongannya tadi."Robin menyahut, "Oke. Harry yang marah baru kelihatan normal."Harry bertanya, "Menurutmu, butuh berapa lama untuk mengubah sifat seseorang?"Robin menjawab, "Untuk orang yang parah begini, setidaknya butuh waktu lebih dari 1 tahun."Harry menimpali, "Kalau begitu, 3 tahun saja. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Aku juga nggak pernah bersikap lunak saat membantu orang."Robin mengangguk, orang yang kecanduan judi selama bertahun-tahun seperti ini harus diawasi untuk waktu yang lama agar tidak berulah lagi."Oh iya, aku sudah mau pergi,"
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace