Pacar Harry? Apa maksudnya? Pelakor ini berhasil naik status?"Nggak berani!" jawab mereka dengan ketakutan."Lain kali kalau dia datang cari aku, langsung bawa ke atas saja.""Baik, Pak Harry."Di gedung ini, Harry punya kekuasaan mutlak."Sudah, ayo kita pergi makan. Kamu panggilkan Kak Ellie dulu, aku sudah lapar.""Kalau begitu, tunggu aku di sini. Aku turun sebentar lagi," jawab Harry.Tak lama kemudian, Ellie pun turun. Dia mengenakan sepatu hak tinggi hitam dan setelan jas bergaris, dengan rambut yang diikat tinggi. Penampilannya memancarkan aura profesional sekaligus karismatik.Senyumannya tampak lembut dan anggu. Meskipun di balik kelembutannya, Ellie dikenal sebagai wanita kuat dengan kemampuan yang tidak diragukan lagi. Perpaduan antara kelembutan dan ketegasan ini terlihat begitu alami dalam dirinya.Ellie melangkah mendekat dengan ramah, lalu mengulurkan tangan dan tersenyum."Aku sudah sering dengar Harry bercerita tentangmu. Akhirnya bisa ketemu langsung sekarang. Sulit
Ellie berbicara dengan sangat hati-hati karena takut mengganggu Grace yang sedang tertidur lelap. Harry yang saat itu sedang membelai rambut Grace, tiba-tiba menghentikan gerakannya ketika mendengar ucapan Ellie.Jari-jarinya agak gemetaran dan tubuhnya sempat kaku sejenak. Tatapannya menjadi dalam dan penuh gejolak. Dia menarik napas panjang, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya sudah berlalu, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi.""Dulu kamu menyembunyikan identitasmu dan dia nggak tahu kamu masih hidup. Tapi, sekarang kamu sedang berada di puncak karier. Dengan bantuan Keluarga Wongso, kamu bisa melakukan banyak hal di ibu kota.""Tapi, dengan penyebaran informasi yang begitu cepat di dunia ini, suatu hari nanti dia pasti akan menyadari keberadaanmu," lanjut Ellie."Jangan bahas masalah itu lagi, Kak. Diriku yang dulu memang sudah mati. Sekarang, aku hanya Harry," jawabnya dengan dingin dan sorot mata yang kesepian.Ellie menghela napas panjang sambil melihat ke arah kaca spion. M
Di saat Grace masih gemetaran, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Dia terpana melihat orang yang datang. Kenapa malah Jane?Jane tersenyum sekilas, lalu melirik ke arah Drake."Nona Grace, maaf. Karena mempertimbangkan keselamatan Nona yang nggak bisa keluar rumah, kami terpaksa mengundangmu dengan cara seperti ini."Mendengar hal ini, Grace baru merasa lega. Dia tidak tahu apakah dirinya harus marah atau tertawa. Padahal cuma mau mengundang dirinya, tapi kenapa sampai harus membuat kehebohan seperti ini? Grace hampir saja mati ketakutan.Dengan cepat, dia turun dari tempat tidur dan sambil menepuk dadanya, dia berkata, "Kalian hampir membuatku mati ketakutan! Aku pikir aku diculik! Cara kalian mengundang tamu terlalu unik!"Jane menggenggam tangannya dengan lembut dan mulai menulis di telapak tangan Grace.[ Maaf sudah membuatmu takut. Aku baru tahu setelahnya ternyata Paman pakai cara seperti ini. ]Melihat Jane yang cantik meminta maaf padanya, Grace memutuskan untuk tidak memperm
[ Kali ini aku lapar, aku mau makan cake-mu. ]"Bukannya seharusnya kamu yang siapin makanan enak untukku? Kenapa jadi terbalik? Ya sudah, nggak masalah!"Grace mendorong Jane ke dapur dan mulai menguleni adonan. Dengan tangan yang penuh tepung, dia mencolek hidung Jane dengan sedikit tepung. Jane mengernyit, lalu mencoba membalas dengan mengambil sedikit tepung dari meja. Namun karena Jane duduk di kursi roda, dia tidak bisa mencapai wajah Grace. Karena kesal, dia mengoleskan tepung itu ke pakaian Grace."Aku cuci tomat untukmu, biar kamu bisa ngemil dulu," kata Grace sambil mencuci dua buah tomat. Dia memberikan satu untuk Jane dan satu lagi untuk dirinya sendiri, lalu mulai memakan tomat itu dengan gigitan besar.Jane tampak terkejut melihat cara Grace makan. Di rumahnya, makan dengan cara seperti itu dilarang keras. Saat makan, mereka harus mengunyah dengan pelan dan mulut tertutup. Setiap kali saat makan keluarga, suasananya sangat hening dan mencekam.Namun, sekarang ... suasana
Setiap kali pemeran utama pria dalam drama itu mendekati pemeran utama wanita untuk menciumnya, Grace akan mengeluarkan suara yang seolah-olah sangat bersemangat, sekaligus menderita.Ketika pemeran pria menyelamatkan pemeran wanita dari situasi sulit, Grace mengepalkan kedua tangannya dengan lebih semangat daripada si pemeran pria itu sendiri. Saat adegan pemeran pria menindih pemeran wanita, Grace akan menutup matanya dengan tangan, tetapi mengintip melalui celah kecil di antara jari-jarinya dengan penasaran.Ternyata ... Grace menyukai hal seperti ini!Tanpa pikir panjang, Jane mendorong kursi rodanya mendekati Grace dan berhenti di depannya. Grace tampak bingung."Ada apa?" tanya Grace.Namun tak disangka, Jane meletakkan satu tangan di samping Grace untuk meniru adegan di drama, lalu memandangnya dengan tatapan intens. Jane mendekat perlahan-lahan dan Grace bisa mencium aroma lembut yang khas dari tubuh Jane."Kamu ... kamu mau ngapain" tanya Grace dengan terbata-bata.[ Bukannya
Jane mengangkat pandangannya dan bertemu dengan mata Grace yang tampak begitu lembut, polos, dan sedikit memelas. Mata itu memiliki daya tarik khusus yang sulit ditolak. Jane benar-benar merasa pusing karena situasi ini.[ Maaf, aku ... terbiasa tidur sendiri. ] tulis Jane dengan hati-hati sambil mendekat dan menggenggam tangan Grace.Grace merasa agak bersalah. Setiap orang memiliki kebiasaan tidurnya sendiri. "Maaf, ya. Aku juga bisa tidur sendiri. Lagi pula sudah malam, kamu tidur lebih awal biar cepat tumbuh besar," ujarnya dengan tersenyum, lalu berbalik hendak meninggalkan ruangan.Namun ketika dia baru saja berbalik, Jane tiba-tiba menarik tangannya lagi.[ Kamu benar-benar takut ya? ]"Nggak, aku cuma bercanda kok!" Grace mencoba menjawab dengan nada santai agar Jane tidak merasa terbebani. Namun, Jane jelas bisa melihat kegelisahan yang tersembunyi di balik kata-katanya.Setelah ragu beberapa saat, Jane menundukkan kepala dan berpikir. Akhirnya, dia menggigit bibirnya dan menu
"Nyonya.""Ibu ...," panggil Jane dengan suara yang sedikit bergetar. Dia sangat menyayangi, sekaligus membenci ibunya sendiri.Drake mendorong Jane ke ruang kerja, sedangkan ibunya duduk di kursi putar yang mewah sambil menyalakan sebatang rokok. Jane mengernyit dalam-dalam, sementara itu Drake membuka jendela."Ibu pulang lebih cepat kali ini," ucap Jane."Kamu saja sudah bawa orang untuk menginap, tentu saja aku harus pulang untuk melihatnya," balas ibunya dengan nada dingin."Ibu, dia itu cuma teman yang kebetulan kukenal, kuharap Ibu bisa melepaskannya. Dia cuma orang biasa, nggak ada hubungannya dengannya!" timpal Jane buru-buru."Kamu ... lagi memohon untuknya?" Tatapan ibu Jane memicing karena merasa kaget.Jane biasanya tidak peduli dengan nasib orang lain. Bahkan, dia tidak pernah peduli dengan nyawanya sendiri. Lalu, kenapa sekarang malah memohon demi seseorang yang baru dikenalnya selama beberapa hari?Ibu Jane mengingat kembali semua yang diselidikinya. Sejak keluar dari r
Kata-kata itu terdengar begitu berat di telinga Beatrice sehingga membuat tubuhnya gemetar hebat. Dia memandang anak laki-laki di depannya yang tersenyum sinis terhadap dirinya sendiri. Dalam hatinya, Beatrice berharap anak itu benar-benar masih berusia 16 tahun. Meski mengetahui bahwa kakinya lumpuh, setidaknya dia masih optimis dan ceria.Namun seiring waktu, ketika anak itu mulai menyadari kelainan pada pertumbuhan tulangnya, dia mulai menghindari dunia luar, mengurung dirinya di rumah selama berhari-hari, dan menghindari tatapan siapa pun. Senyum yang dulu menghiasi wajahnya menghilang perlahan-lahan dan bahkan hobi menonton televisi tak lagi menarik baginya.Butuh waktu yang lama bagi Jane untuk menerima kenyataan pahit ini. Pada akhirnya, dia memilih untuk terus tampil dengan mengenakan pakaian wanita. Dulu, dia sangat membenci penyamaran ini karena merasa penampilan ini membuatnya tampak lemah dan feminin. Namun, kini dia menerimanya dengan tenang.Hanya dengan menjadi seorang g
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g