"Tapi, Tuan Muda sudah bilang ....""Kamu yang majikan atau aku?" tanya Beatrice dengan nada dingin."Baik," jawab Drake dengan sopan.....Pagi itu, Grace bangun dan melihat di luar sudah turun hujan es. Tiba-tiba dia teringat pada kembang api di halaman yang dilupakannya semalam karena terlalu sibuk. Dengan tergesa-gesa, dia berlari keluar dan melihat bahwa semua kembang api itu telah basah."Aduh, aku ini pelupa sekali!" Grace menepuk kepalanya karena merasa bersalah. Semalam, dia terlalu terpesona menikmati makanan yang belum pernah dicicipinya sebelumnya, sehingga lupa akan rencana menyalakan kembang api.Saat hendak membereskan kembang api yang basah, Grace melihat Jane di dekat pintu belakang yang memandangnya dengan tatapan penuh kekecewaan."Maaf, aku lupa ...."Jane menggeleng dengan perlahan dan menuliskan sesuatu di telapak tangannya.[ Nggak apa-apa, aku juga lupa. Mungkin kita memang nggak jodoh nonton kembang api sama-sama. ]Grace menatap tulisan itu sejenak. Merasakan
Setelah kembali ke rumah, pengaruh obat bius itu masih belum hilang. Grace tertidur lelap selama lebih dari setengah jam sebelum akhirnya sadar. Saat bangun, dia memandang balkon dan bertanya-tanya apakah semua yang terjadi adalah sebuah mimpi. Dia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi.Grace ingat bahwa dia pergi ke rumah Jane, melihat lapangan golf, membuat kue untuk Jane, tidur di sampingnya, dan perasaan kecewa saat melihat kembang api yang basah. Semua itu terasa nyata, tetapi juga seolah-olah seperti sebuah mimpi.Tak lama setelah Grace bangun, Felicia baru pulang dengan tampang kelelahan. Felicia langsung masuk ke kamar untuk tidur siang. Sementara itu, Grace pergi ke dapur karena ingin membuat sesuatu yang unik untuk dikirimkan kepada Jane. Meskipun Jane memiliki koki profesional, Grace merasa bahwa hasil buatannya sendiri terasa lebih istimewa.Grace membuat kotak bento berbentuk onigiri dengan berbagai macam bentuk. Setelah selesai, dia mengambil beberapa foto
Bagaimanapun, aktris yang telah berkarier selama 20 tahun lebih di dunia hiburan memang akan terlihat berbeda. Bak bunga teratai yang tumbuh di tengah-tengah lumpur, Felicia tampak jauh berbeda dari artis-artis kecil yang hanya menarik perhatian dengan berpakaian minim. Kelasnya jauh berada di atas mereka.Kehadirannya mencerminkan kecantikan dan keanggunan wanita timur. Para jurnalis memotretnya dengan bersemangat, sedangkan Felicia tersenyum sambil melambaikan tangan dan berjalan perlahan-lahan di atas karpet merah.'Wah ... jadi begini rasanya jadi megabintang? Keren sekali!' batin Grace yang merasa bangga. Bagaimanapun, orang ini adalah ibu angkatnya!Namun tanpa sepengetahuan mereka, ada seseorang yang mengamati semua ini dengan sinis di antara para jurnalis. Tatapannya terus tertuju pada Felicia dengan kejam. Sepanjang perjalanan, Felicia merasakan tidak nyaman seolah-olah ada mata yang mengawasinya dari belakang.Felicia memeriksa ke sekelilingnya, tetapi tidak menemukan sosok y
Tara telah menjadi manajer Felicia sejak awal kariernya di dunia hiburan. Meskipun pada awalnya hubungan mereka bersifat profesional, bertahun-tahun kebersamaan membuat mereka menjadi seperti saudara.Tara sangat memahami Felicia, termasuk semua aspek kehidupannya, bahkan masa lalu kelam yang selalu ingin dilupakan Felicia."Nggak mungkin! Dia sudah mati! Kami semua melihatnya sendiri!""Ta ... tapi, tadi dia benar-benar telepon aku. Aku kenal suaranya, seram dan aneh. Dia datang untuk balas dendam! Dia ... bakal celakain Jimmy nggak?" tanya Felicia."Fel, jangan nakutin diri sendiri. Acaranya sudah mau dimulai, semua media menyorot dirimu. Kamu nggak boleh sampai buat kesalahan. Kamu ini aktris, harus bisa menutupi emosimu sendiri! Kamu nggak boleh ceroboh sekarang.""Lihat mataku. Dia sudah meninggal. Kalaupun rohnya datang mencarimu, kamu tetap nggak boleh takut. Lagi pula, semua karena ulahnya sendiri, nggak ada hubungannya sama kamu!" timpal Tara."Tapi ...." Felicia masih ingin m
Setelah acara, dimulailah sesi wawancara dengan para wartawan. Felicia memperkenalkan Grace secara resmi kepada media. Saat kamera menyorot ke arah Grace, suara kamera terus terdengar bertubi-tubi.Grace merasa sangat gugup, sampai tidak bisa bersuara. Felicia-lah yang terus memperkenalkannya dengan penuh percaya diri."Putri angkat Anda cantik sekali!""Apa Anda punya rencana mau masuk ke dunia hiburan? Menurutku cocok sekali!""Bu Felicia, penilaianmu memang bagus. Putri angkatmu ini punya karisma seperti kamu dulu!"Pujian dari para wartawan terus berdatangan. Grace hanya bisa tersenyum meskipun dia tahu tidak semua yang mereka katakan bisa dipercaya. Namun, satu hal yang bisa dia percayai adalah ketika mereka memuji penampilannya. Bagaimanapun, dia tahu bahwa wajahnya memang cukup menawan.Acara malam itu berlangsung hingga larut dan setelahnya ada kendaraan khusus yang menjemput mereka untuk menghadiri pesta dari pihak penyelenggara. Lokasinya di sebuah gedung konser terkenal yang
Harry berucap dengan tidak berdaya, "Jangan keluyuran di kota asing seperti ini. Ada banyak hal berbahaya di sini. Paham?""Ya, aku sudah paham." Grace teringat pada Jane. Gadis ini seharusnya berada di tempat berbahaya. Jane tidak senang dengan hidupnya.Karena memikirkan hal lain, Grace tidak memperhatikan tatapan Harry menjadi agak suram. Dia tahu keluarga itu, juga tahu betapa menakutkannya mereka.Hanya saja, Harry tidak ingin memberi tahu Grace karena tidak ingin membuatnya takut. Asal tahu, Madrila adalah medan perang yang paling dibenci Harry.Di wilayah laut sebelah timur, Harry kehilangan kakaknya. Harry tanpa sadar mengepalkan tangan. Napasnya menjadi agak berat."Kamu mau temani aku dansa nggak?""Nggak bisa, soalnya identitasku sebagai pekerja. Kalau aku terlalu mencolok, nanti para selebritas wanita menggangguku. Merepotkan sekali."Ketika mendengarnya, Grace ingin meledek Harry. Namun, dia tidak sengaja melihat banyak wanita mengedipkan mata kepada Harry. Harry benar-ben
Sebelumnya, Grace merasa Felicia sudah sangat memesona dan anggun. Namun, setelah melihat Lucia, dia baru tahu wanita bisa secantik ini.Lucia seperti bunga mawar indah yang menarik perhatian semua orang, tetapi tidak ada yang berani menyentuhnya sembarangan karena durinya beracun.Pada akhirnya, Lucia memilih seorang pria. Pria itu tampak kegirangan. Dia berlutut dengan satu kaki sambil menjulurkan tangan.Pria itu begitu menyanjung Lucia, tetapi Lucia sama sekali tidak peduli. Dia hanya melirik dingin sebelum menerima tangan pria itu. Kemudian, keduanya sama-sama turun ke lantai dansa. Musik dimainkan, mereka mulai menari."Ibu Angkat, siapa wanita itu?""Lucia Dever, dari keluarga bangsawan di Madrila. Dulu mereka mewariskan gelar bangsawan secara turun-temurun, tapi akhirnya gelar itu dicabut. Meskipun begitu, keluarga mereka tetap punya posisi tinggi dan berkembang pesat di Madrila. Dengan metode kuat, mereka memonopoli industri besar Madrila."Begitu mendengarnya, Grace langsung
Grace menunggu begitu lama, tetapi tidak melihat Harry. Saat ini, pintu tiba-tiba terbuka. Orang-orang mengelilingi Lucia untuk mengawalnya keluar. Semuanya adalah pengawal berpakaian hitam sehingga terlihat agak menakutkan.Grace buru-buru bangkit, lalu bergeser ke samping. Lucia tidak sengaja melirik Grace. Dia berucap dengan tidak acuh, "Usir pengemis ini. Beraninya dia mengemis di tempat seperti ini."Kemudian, Lucia langsung masuk ke mobil. Tampak rombongan mobil yang panjang. Lucia masuk ke mobil yang berada di tengah. Di bagian depan dan belakang ada 5 mobil yang mengawalnya.Begitu Lucia pergi, staf datang untuk mengusir Grace. Grace pun ketakutan hingga sekujur tubuhnya menegang. Tiba-tiba, seseorang menaruh mantel di atas bahunya. Grace merasakan aroma familier.Grace langsung mendekapkan diri ke pelukan itu dan bertanya dengan sedih, "Kamu ke mana saja? Aku cemas sekali padamu. Ponselmu juga mati."Harry bersembunyi di kegelapan sejak tadi. Dia melihat Grace menunggunya send
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g