"Ibu, aku ngerti kok. Aku cuma merasa iri. Aku nggak pernah lupa kalau aku anggota Keluarga Adhitama. Aku akan memikul tanggung jawabku dan nggak bakal bertindak emosional," ujar Dennis."Bagus kalau begitu. Nggak sia-sia aku mengajarimu selama ini. Grace nggak bakal terus hidup santai. Dia harus mempelajari semua etiket itu. Aku nggak peduli dia istri siapa. Yang jelas aku nggak bakal membiarkan Keluarga Adhitama ditertawakan. Dia sudah jadi bagian dari keluarga kita, jadi harus belajar etiket," tutur Felicia."Aku cuma khawatir Ibu nggak punya kesabaran menghadapinya.""Di dunia ini, nggak ada murid yang jadi bodoh setelah diajariku. Lihat saja nanti."Felicia tampak percaya diri. Setelah mengakhiri panggilan, dia berniat mencari Grace. Kalau Grace berani makan dengan lahap, Felicia akan memberinya pelajaran.Grace telah menjadi orang kalangan atas, jadi harus menguasai pengetahuan dasar sebagai seorang sosialita. Felicia harus lebih tegas padanya atau Grace akan mempermalukan Keluar
Grace belajar seharian, merasa kapasitas otaknya kurang besar. Dia berbaring di ranjang sambil mengulangi pelajaran, tampak lebih serius daripada biasanya.Tiba-tiba, Harry meneleponnya. Grace melempar ponselnya dengan kesal. Harry tidak mengantarnya dan hanya menyediakan makanan pesawat untuknya! Sekarang Harry baru teringat padanya?Ponsel hanya berdering untuk sesaat. Grace masih menunggu telepon selanjutnya dari Harry, tetapi malah tidak ada apa-apa.Grace memeriksa baterai dan sinyalnya. Semuanya penuh. Sungguh tidak tulus! Masa Harry cuma meneleponnya sekali! Kenapa nggak meneleponnya lagi?Grace merasa kesal. Tanpa diduga, tiba-tiba masuk pesan.[ Dengar-dengar malam ini Madrila turun salju. Coba lihat dari balkon. ]Ibu kota Negara Yusala adalah Madrila.Hari ini akan turun salju? Itu akan menjadi salju pertama yang dilihat Grace selama musim dingin ini!Grace segera bangkit dari ranjang, lalu berlari ke balkon. Hotel ini sangat mewah, jadi balkonnya pun besar. Ada tanaman hija
Di belakang Harry adalah tali panjang yang terhubung ke atas. Grace pun memandang ke langit. Helikopter? Harry naik helikopter kemari? Bukannya Harry bilang nggak mau memedulikannya?"Eee ....""Aku dengar permintaanmu kepada Tuhan, makanya aku kemari.""Dasar penipu! Kamu sudah sampai sejak tadi, 'kan?""Ya. Kamu ini makin pintar saja. Kalau kamu nggak buat permintaan, aku mungkin mati kedinginan di rooftop.""Bukannya kamu nggak mau peduli padaku lagi?""Mana mungkin aku tega?"Suara Harry terdengar serak dan rendah. Dia tidak mungkin mengabaikan Grace. Dia mengatur semua ini untuk memberi Grace kejutan.Selain itu, Harry memang punya urusan penting yang harus diselesaikan. Begitu selesai, dia langsung kemari. Dia ingin bertemu Grace dan melihat salju pertama bersama.Grace merasa terharu. Dia awalnya masih merasa takut, tetapi sekarang tidak lagi. Dia memeluk Harry dengan erat sambil berkata, "Baguslah kalau kamu datang. Meskipun kamu nggak menghadiri pesta amal bersamaku, aku akan
"Nggak! Aku sangat suka! Aku nggak pernah lihat kembang api seperti ini. Nggak pernah ada yang menyiapkan kejutan untukku ....""Rupanya begitu. Kukira kamu nggak suka hadiah dariku. Buat aku cemas saja. Kalau kamu suka, lain kali kusiapkan kejutan untukmu lagi.""Nggak usah, ini sudah cukup. Aku nggak butuh sesuatu yang heboh, aku cuma mau kita bersama. Pemandangan ini sangat indah. Aku akan mengingatnya untuk seumur hidup. Kalau terlalu sering, jadinya nggak ada yang spesial. Aku mau jadi satu-satunya di hatimu.""Aku akan memberimu segalanya yang dimiliki orang lain, bahkan memberimu yang nggak mereka miliki. Kamu cuma perlu jadi istri yang baik, nggak usah pikir yang aneh-aneh. Semua yang kulakukan cuma untukmu.""Harry ... kamu baik sekali padaku ....""Sudah seharusnya."Harry tampak sangat yakin. Grace merasakan kehangatan di hatinya. Sekalipun cuaca sangat dingin, Grace sama sekali tidak merasa dingin dan justru merasa hangat. Selama ada Harry, dia tidak akan kedinginan."Ayo,
Hal paling mendasar bagi sosialita adalah belajar etiket agar tidak mempermalukan keluarga.Namun, ini berbeda untuk Harry. Dia menikahi Grace bukan demi kehormatan keluarga, melainkan untuk bersama selamanya. Harry tidak akan memaksanya belajar ini itu, hanya akan membuatnya bahagia."Aku nggak mau. Begini saja, aku nggak bakal memperhatikan etiket waktu makan denganmu. Aku jauh-jauh kemari, masa pergi begitu saja? Kamu ini kekanak-kanakan sekali!""Kalau ikut pesta besar, kamu memang harus memperhatikan etiket. Bagus kalau kamu mau belajar. Tapi, jangan gunakan pengetahuanmu itu kalau makan bersamaku. Suami istri nggak perlu begitu canggung kalau bersama.""Ya, kamu benar."Grace teringat pada Felicia dan Jimmy. Mereka sangat mesra saat berduaan. Grace sampai merinding melihatnya. Karena Harry tidak memintanya memperhatikan etiket, Grace pun makan dengan bebas. Dia mencicipi semua makanan yang mereka beli.Grace bertanya dengan penasaran, "Harry, kamu pernah pikir nggak, gimana hubun
Grace tidak tahu bahwa berlian di lehernya adalah satu-satunya berlian merah muda di dunia. Ukurannya memang tidak terlalu besar, tetapi kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.Jika Harry membeli berlian seukuran telur merpati, belum tentu harganya lebih mahal daripada berlian merah muda itu.Harry sudah lama menyiapkannya, tetapi tidak pernah mengeluarkannya. Namun, karena Grace telah memberanikan diri mengambil langkah, Harry ingin segera mengikatnya.Jangan sampai gadis ini melihat pria tampan di luar sana dan bosan padanya. Harry bisa mati karena sedih nanti."Karena kamu sudah terima cincinku, kamu akan menjadi wanitaku untuk selamanya. Jadi, semua pria tampan di luar sana nggak ada hubungannya denganmu. Paham?""Rupanya ini jebakan? Kamu mau mengikatku?""Ini yang mau mengikatmu." Harry meraih tangan Grace dan meletakkannya di atas dadanya. Grace bisa merasakan detak jantung Harry dengan jelas, meskipun Harry memakai sweter tebal.Ketika mendengar gombalan Harry, wajah Grace sont
Kenapa tidak ada respons apa pun? Harry tidak terharu mendengarnya? Grace kebingungan. Dia sudah menunggu semenit, tetapi Harry hanya mematung menatapnya. Payungnya sampai dipenuhi tumpukan salju."Ka ... kamu nggak mau menanggapi ucapanku tadi? Sudahlah, anggap aku nggak bicara apa-apa." Grace tampak sedih. Dia berbalik dengan kecewa. Ternyata drama di TV memang tidak nyata.Sebelum Grace menjauh, Harry sontak memeluknya dari belakang. Dia perlu waktu untuk mencerna semua omongan Grace yang begitu menyentuh hati."Kamu ...." Grace bisa merasakan Harry membenamkan wajah di lehernya. Napas Harry agak dingin, membuat Grace tak kuasa mengangkat bahunya."Jangan gerak. Biar kupeluk sebentar," ucap Harry. Dia tidak bisa berpikir jernih lagi karena terlalu bahagia.Setelah memeluk untuk waktu yang lama, Harry baru melepaskan pelukannya dengan enggan. Grace berbalik, mendapati payung Harry hilang. Pria ini pasti membuang payung dan berlari ke arahnya. Masih ada salju yang belum meleleh di tub
Harry datang ke tempat Ellie. Setiap kali datang ke Negara Yusala, dia akan tinggal di tempat Ellie.Ketika melihat Harry, Ellie menuangkan segelas air hangat untuknya. Harry tampak tidak fokus dan terus tersenyum.Ini jelas bukan Harry yang dikenalnya. Ellie merasa Harry terlihat seperti pemuda 18 tahun yang baru jatuh cinta. Tatapan dan senyumannya yang lembut sampai membuat Ellie merinding.Ellie mengetuk meja sambil memperingatkan, "Kakak iparmu ada di sini lho. Kamu bisa menahan perasaanmu sedikit nggak?""Kak, kamu nggak tahu. Gadis kaku itu tiba-tiba menyatakan perasaannya padaku hari ini. Dia bilang dia mencintaiku. Aku sampai merasa semua ini cuma mimpi," ucap Harry.Ellie hanya bisa menggeleng. Dia tidak menyangka Harry bisa terjebak dalam cinta seperti ini. Dia menyahut, "Sepertinya gadis itu telah menjeratmu. Kapan kamu akan mempertemukan kami?""Setelah pesta amal ini berakhir, aku akan membawanya kemari.""Pesta amal? Yang diadakan keluarga terbesar itu?""Ya. Cuma itu ca
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar