"Dia sendiri yang ingin menginap di sini. Semalam dia mabuk berat. Aku membawanya sampai ke sofa. Saking capeknya, aku ketiduran di lantai. Kalau sampai aku sakit, aku pasti akan menyuruhnya tanggung jawab!" timpal Hannah."Tenang saja, aku pasti akan mengobatimu. Aku dokter profesional, bukan dokter pajangan," balas Robin dengan nada datar sambil membawakan buah untuk mereka.Hannah mengerlingkan matanya dengan kesal. Dia melanjutkan game-nya dan tidak menghiraukan Robin lagi."Sebentar, aku mendengar suara langkah kaki. Di mana orangnya?""Di arah jam 12. Dasar bodoh."Robin mengetuk kepala Hannah sambil berpesan, "Aku ke pasar dulu. Kamu yang patuh di rumah. Jangan buka pintu untuk orang asing.""Tahu, tahu." Hannah merasa pemikiran semalamnya benar-benar bodoh. Tidak lama setelah Robin pergi, Hannah kalah. Dia mengambil anggur dan memakannya. Dia merasa semua makanan yang dibeli Robin sangat enak, bahkan buah ini jauh lebih manis daripada yang biasa dibelinya."Bukannya hubunganmu
Faktanya, Harry telah memiliki tambatan hati dan menunggu kepulangan wanitanya.Setelah menonton video itu, sekujur tubuh Grace menjadi dingin. "Hannah, kamu nggak buka mesin penghangat ya? Aku dingin sekali ....""Suhunya sudah kuatur sampai 30 derajat. Harry ini berengsek sekali! Beraninya dia melakukan hal semacam ini secara terang-terangan! Kalau nggak ada media yang merekam video ini, sampai kapan dia akan merahasiakan semua ini?" bentak Hannah."Apa mungkin semua ini cuma salah paham?" tanya Grace. Dia teringat pada Ellie. Mungkin saja, wanita itu adalah Ellie.Grace berusaha membujuk diri sendiri, tetapi tidak bisa. Dia tahu Ellie adalah wanita yang lembut dan anggun. Mana mungkin Ellie berdandan seperti itu? Lantas, siapa wanita di video itu? Apa mungkin dia punya kakak ipar lain?"Aku harus menanyakan hal ini kepada Harry!" Grace sontak bangkit dan hendak keluar.Di depan pintu, Grace bertemu Robin. Robin bertanya, "Kamu sudah mau pergi?"Grace tidak sempat berbasa-basi lagi s
"A ... aku nggak pernah dengar Harry membahas tentangmu," ujar Grace."Tapi, aku pernah dengar tentangmu. Aku tahu semua tentang kalian. Aku juga tahu dia memberimu 2 pasang sepatu, 'kan? Yang satu berwarna merah, yang satu sepatu kristal," balas Lyla."Gimana ... kamu bisa tahu?" Grace sungguh terkejut. Wajahnya sampai memucat.Bagaimana bisa Harry memberi tahu semuanya kepada wanita ini? Grace mengepalkan tangannya dengan erat, menahan diri untuk tidak kabur dari tempat ini.Kali ini, Grace harus menunggu Harry kembali untuk mendapat penjelasan yang masuk akal. Dia tidak ingin kesalahpahaman seperti hari itu terjadi lagi. Namun, Lyla jelas-jelas mengatakan bahwa mereka adalah kekasih masa kecil.Juan hendak mencairkan suasana melihat perseteruan ini. "Bu Lyla, jangan bercanda begini ....""Aku nggak bercanda. Aku dan Kak Harry memang kekasih masa kecil, 'kan? Kami sudah saling kenal sejak masih pakai popok. Waktu kecil, Kak Harry selalu memasang ekspresi datar. Aku nggak pernah melih
"Aku nggak seharusnya menjawab pertanyaan ini untukmu. Yang berhak memutuskan cuma Harry. Lagi pula, orang luar sepertimu nggak berhak untuk ikut campur urusan kami," balas Grace sambil mengepalkan tangan dengan erat.Grace menarik napas dalam-dalam. Tatapannya terlihat lebih tenang sekarang. Dia menatap Lyla secara terang-terangan. Kali ini, dia tidak akan mundur. Lagi pula, Grace sudah sering mendengar hinaan seperti ini. Dia sampai sudah bosan.Lyla menatap tubuh kurus Grace yang memancarkan aura yang kuat. Wanita ini terlihat lemah, tetapi sorot matanya dipenuhi tekad. Ini sikap yang seharusnya dimiliki anggota Keluarga Prayogo!Lyla tersenyum sambil berucap, "Ya sudah. Kalau begitu, aku akan memberitahumu kebenarannya. Aku ...."Sebelum Lyla selesai berbicara, dia melihat seseorang mendekati ruang kantor. Matanya langsung berbinar-binar. Dia menyerbu ke luar dan berseru, "Robin!"Robin memarkirkan mobil tadi, jadi terlambat sedikit. Sebelum melihat jelas wajah Lyla, wanita itu sud
"Robin, apa kamu tahu apa itu cinta dan pernikahan?" tanya Hannah."Aku bisa perlahan-lahan mempelajarinya nanti," sahut Robin dengan nada datar.Robin adalah orang yang berkarakter dingin dan tidak punya ambisi apa pun. Dia bergabung dengan kemiliteran juga karena diatur oleh orang tuanya.Setelah mengalami cedera, Robin tidak bisa menjadi tentara lagi sehingga beralih profesi menjadi dokter. Dia ditakdirkan untuk hidup demi Keluarga Birawa, jadi sudah seharusnya mencari istri yang statusnya setara. Dengan begini, Keluarga Birawa akan menjadi makin terhormat.Lyla adalah pilihan terbaik untuk sekarang. Mereka punya profesi yang sama dan pangkat militer mereka sama-sama tinggi. Selain itu, Lyla adalah anak bungsu Keluarga Prayogo. Statusnya jelas tidak sembarang.Jika Robin memberi tahu pamannya tentang ini, pamannya pasti akan setuju. Namun, Robin belum membuat keputusan sampai sekarang karena hatinya terasa hampa.Robin sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Kadang di tengah mal
Selesai rapat, Harry kembali dan melihat pemandangan ini. Seketika, ekspresinya menjadi masam. Adiknya sedang menggoda calon istrinya? Kurang ajar!"Sudah cukup." Harry maju dan meraih kerah baju Lyla untuk menghentikannya.Lyla mencebik dan berkata, "Dasar pelit! Masa kamu melarangku mendekati calon istrimu?""Kalau bisa, aku memang ingin menyembunyikannya." Harry merangkul Grace, lalu berkata, "Karena kalian sudah ketemu, ayo kita pergi makan bersama. Sore nanti, aku dan Lyla harus ke rumah lama untuk menemui Ayah."Mereka segera tiba di restoran. Harry memberi tahu Grace bahwa dia baru tahu tentang berita di internet itu. Setelah menjemput Lyla di bandara, Harry langsung kembali untuk rapat tadi.Lyla melihat video itu, lalu memuji, "Sudut yang diambil reporter ini bagus juga. Aku terlihat cantik. Kasih dia bonus.""Aku akan menyuruh Juan mengklarifikasi semuanya nanti. Ini masalah sepele," ucap Harry."Kak, tunanganmu ini sangat peduli padamu. Begitu melihat berita ini, dia langsun
Lyla sontak merasa panik. Dia sengaja mengajak Harry ke rumah lama supaya ada yang membantu saat Aryan menceramahinya nanti.Jika pergi sendiri, Lyla pasti akan diceramahi habis-habisan. Dia tidak ingin mengalami situasi mengerikan seperti itu.Ketika melihat Harry mengeluarkan ponselnya, Lyla buru-buru menghentikan, "Jangan dong, Kak! Tolong aku! Kamu ingin membunuhku ya?"Grace merasa tidak tega melihatnya. Selain itu, ada beberapa hal yang ingin ditanyakannya kepada Lyla. Jadi, dia berkata, "Eee ... biarkan saja dia. Lagian, aku nggak punya teman di rumah. Aku bosan kalau kamu pergi bekerja di akhir pekan.""Benar! Aku bisa menemanimu secara gratis!" timpal Lyla."Mulutmu itu berbisa sekali! Kamu kira aku bisa percaya padamu?" tanya Harry sambil memelotot."Aku janji akan bersikap patuh kali ini," ujar Lyla dengan serius. Ditambah dengan permintaan dari Grace, Harry pun luluh.Selesai makan, Harry berniat mengantar Grace pulang, tetapi Grace ingin diantar oleh Lyla. Katanya, dia ing
"Oh, rupanya begitu. Gimana gejalanya? Gimana dia bisa tahu kalau dia impoten?" tanya Lyla. Faktanya, dia tahu Grace menipunya. Lyla sudah berusia 26 tahun, jadi jelas lebih berpengalaman daripada Grace.Lyla juga bisa menebak bahwa orang yang dimaksud Grace adalah Harry. Dia tentu merasa heran. Kakaknya itu terlihat tegap dan kekar, tidak seperti orang yang menderita impotensi."Hm ... mereka tidur bersama setiap malam, tapi nggak melakukan apa pun. Pernah juga, pacarnya diberi obat perangsang oleh seseorang. Temanku ingin membantunya, tapi pacarnya menolak," jelas Grace.Grace masih ingat betul kejadian hari itu. Hingga sekarang, dia masih belum paham apa yang terjadi.Begitu mendengarnya, Lyla terbelalak dan menganga. Serius? Kakaknya punya penyakit seperti itu?"Sebenarnya temanku sudah tahu, tapi nggak berani mengatakannya. Dia takut pacarnya nggak bisa menerima pukulan sebesar itu," lanjut Grace."Kalau begitu, kenapa dia nggak meninggalkannya saja?" tanya Lyla."Karena mereka sa
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar