"Aku sudah tahu. Ayo makan. Aku bisa mati kelaparan kalau harus menunggu lagi," ujar Grace."Kamu belum makan? Para pelayan nggak masak untukmu ya?" tanya Harry."Aku yang menyuruh mereka jangan masak. Aku ingin makan bersamamu. Ada pangsit di kulkas. Aku ingin makan pangsit," sahut Grace."Oke. Biar kupanaskan untukmu," kata Harry.Harry segera pergi ke dapur untuk memasak. Dia tidak berani berlama-lama karena Grace sudah lapar. Sementara itu, Grace berdiri di depan pintu sambil menatap Harry yang sibuk memasak.Harry sudah melepaskan jas dan dasinya, juga menggulung lengan bajunya dan membuka kancing kemejanya. Penampilannya yang seperti ini terlihat lebih lembut, tetapi kurang cocok di dapur.Grace menghampiri, lalu memeluknya dari belakang. Harry berkata, "Sebentar lagi matang.""Aku nggak begitu lapar lagi, kamu nggak perlu terburu-buru kok," ujar Grace dengan lembut. Dia merasa sangat bahagia karena ada pria yang bersedia memasak untuknya."Sepertinya kamu jadi aneh karena terlal
Mungkin Grace takut jika dia makan kurang banyak, kemungkinan nanti dia akan mati kelaparan.Jadi, Grace bersumpah kelak dia tidak akan pelit saat membeli makanan setelah menghasilkan uang. Namun, dia merasa wanita yang terlalu rakus akan ditertawakan pria.Itulah sebabnya, Grace selalu menahan nafsu makannya di depan orang lain. Terutama saat bersama Harry.Waktu itu, Grace belum tahu Harry kaya. Dia khawatir Harry akan keberatan dengan porsi makannya. Makanya, Grace menyembunyikan hal ini.Grace berujar, "Aku takut kamu nggak suka aku karena terlalu rakus. Bagaimana kalau kamu kabur setelah lihat aku makan terlalu banyak?"Grace melanjutkan dengan ekspresi memelas, "Selain itu, aku merasa tertekan saat makan denganmu. Aku harus memperhatikan etika. Aku sudah cari tahu, orang kaya harus mengunyah sekitar 20 kali waktu makan. Itu baru sopan."Grace menambahkan, "Masih ada banyak etika saat makan dari negara lain.""Siapa suruh kamu hafal etika ini?" tanya Harry.Grace menjawab, "Nanti
Harry berkata, "Um, aku mau telepon dulu. Kamu tunggu makanannya."Grace manyahut, "Oke. Kamu sangat bahagia bisa mendapatkan aku. Mana ada pacar yang begitu baik seperti aku di dunia ini? Aku mengajakmu mencicipi banyak makanan lezat."Harry berjalan ke samping untuk menelepon Robin, "Robin, panggil ambulans atau aku menyetir sendiri lebih cepat?"Robin menceletuk, "Ambulans boleh menerobos lampu merah."Harry menimpali, "Kalau begitu, kamu bantu aku panggil ambulans. Suruh mereka datang ke tempatku setengah jam lagi. Ingat, jangan nyalakan sirene."Robin menanggapi, "Kamu mau mencoba racun lagi? Oh, bukan. Kamu mau mengorbankan diri demi cinta."Harry membalas, "Robin, doakan aku semoga beruntung."Tak lama kemudian, makanan pun sampai. Kurir mengecek pesanan sambil mengamati vila mewah di depannya dengan ekspresi tercengang.Kenapa orang sekaya ini memesan makanan di luar? Apa ada yang salah? Kurir memberanikan diri untuk menekan bel.Grace menjulurkan kepalanya dari dalam rumah. Di
Cheria menegaskan, "Maksudku sudah jelas. Kamu nggak cocok dengan Harry."Grace menimpali, "Kamu nggak berhak tentukan kami cocok atau nggak. Aku mau makan, jadi aku nggak punya waktu untuk meladenimu. Terserah kamu mau lakukan apa."Grace berbalik dan hendak pergi. Namun, Cheria menghentikannya, "Apa kamu nggak ingin tahu sekarang Harry ada di mana dan apa yang dilakukannya?"Grace menyahut, "Harry sedang kerja atau makan.""Harry dirawat di rumah sakit," sergah Cheria.Grace terkejut. Kemudian, dia pergi ke rumah sakit bersama Cheria. Kalaupun ucapan Cheria tidak benar, Grace juga ingin memastikannya sendiri. Dengan begitu, dia baru bisa tenang.Namun, Grace tidak melihat Harry. Dia hanya melihat hasil diagnosis Harry. Ternyata Harry keracunan makanan dan dia mengalami diare.Perasaan Grace menjadi kalut. Kenapa Harry bisa keracunan makanan dan dirawat di rumah sakit? Jelas-jelas semalam Harry masih baik-baik saja. Apa semalam .... Grace tiba-tiba teringat sesuatu. Dia benar-benar k
Grace merasa panik, buru-buru ingin membela dirinya sendiri. Dia bukan beban bagi Harry dan bukanlah orang yang tidak berguna! Kalaupun tidak bisa menyelesaikan masalah Harry, Grace masih tetap bisa memberinya penghiburan dan perlindungan. Dia bukan orang yang sepenuhnya bodoh!Selama Harry memperlakukannya dengan baik, Grace pasti akan membalas kebaikannya ribuan kali lipat!"Justru karena kamu ini Grace, makanya kamu membuatnya kesulitan! Pernah nggak kamu berpikir, Harry sudah menahan diri selama empat tahun menyamar sebagai orang jelek dan mengelabui semua orang. Semua fitnah dan cercaan nggak pernah dipedulikannya, semua itu demi apa?""Dia punya dendam di dalam hatinya, ada hal yang harus dia lakukan. Makanya sekarang ada Grup J.C. Kalau bersamaku, kariernya bisa maju pesat dan mengurangi kesulitannya berjuang selama bertahun-tahun. Selain itu, aku lebih cantik darimu, tubuhku lebih bagus, auraku lebih menonjol.""Aku unggul dalam segala hal darimu. Bukankah seharusnya kamu mundu
Apa yang bisa dilakukan Grace jika Grup J.C benar-benar menghadapi krisis kelak? Selain hanya bisa menyaksikan semuanya, Grace benar-benar tidak berdaya. Dia hanya bisa membiarkan Harry menanggung semuanya sendirian.Grace sendiri juga tidak bisa menghadapi cobaan besar. Dia benar-benar terlalu lemah. Grace hanya bisa menunduk dengan wajah pucat, seolah-olah darah di sekujur tubuhnya telah terkuras habis. Jika bukan karena sedang bersandar di dinding, mungkin Grace sudah jatuh dengan menyedihkan sekarang.Melihat Grace yang hanya terdiam, Cheria berkata, "Aku sudah jelaskan padamu semuanya. Seharusnya kamu sudah ngerti apa yang harus kamu lakukan selanjutnya, 'kan?""Apa yang harus ... kulakukan selanjutnya ...," gumam Grace."Pergi .... pergilah sejauh mungkin. Jauhi dirimu dari pandangan Harry!""Aku mengerti. Bolehkah ... aku melihatnya sekali lagi ...," tanya Grace."Kamu masih mau celakain dia ya? Kalau bersamamu, dia cuma akan terus-menerus terluka! Orang sehebat dia memang sehar
"Sakitnya parah?" tanya Grace."Kali ini jauh lebih mendingan dari sebelumnya. Sebelumnya dia sempat cuci lambung, kali ini cuma diare. Dilihat dari imun tubuhnya, mungkin sebentar lagi dia bakal kebal sama penyakit apa pun."Grace agak terkejut mendengarnya. Ternyata hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya?"Kenapa dia cuci lambung?" tanya Grace."Kamu ingat pernah memberinya banyak camilan saat daki gunung waktu itu?" Robin merasa agak ragu-ragu. Dia mengira Grace mengetahui semuanya karena telah menemui Harry. Namun, sepertinya ... Grace tidak tahu apa pun.Setelah mendengar ucapan Robin, hati Grace jadi semakin berkecamuk. Ternyata ini bukan pertama kalinya Harry dirawat di rumah sakit. Grace merasa dirinya benar-benar hanya sebuah beban. Bukan hanya tidak bisa membantu, dia bahkan membuat Harry dilarikan ke rumah sakit berulang kali.Atas dasar apa dia berhak menjadi tunangan Harry?"Suasana hatimu sepertinya buruk sekali. Apa aku salah ngomong?" tanya Robin."Nggak. Pak Robin,
"Dennis, kamu mau ngapain! Kamu ini Ketua BEM, harus patuh sama aturan!" Dosen itu tidak mengenali Grace, tetapi dia kenal dengan Dennis dan bahkan sangat menghargainya. Namun, Dennis malah tidak peduli dan pergi begitu saja.Setelah keluar dari ruangan, Dennis kebetulan melihat Grace yang berbalik ke sebuah persimpangan koridor. Dia pun mempercepat langkah kakinya."Grace!" teriaknya sambil menarik pergelangan tangan Grace.Grace berbalik melihat Dennis, "Kak Dennis?"Melihat wajahnya yang merona dan matanya yang berkaca-kaca, hati Dennis terasa sedih."Kenapa kamu nangis?" tanyanya sambil mengernyit, "Harry nindas kamu ya?"Saat mengungkit tentang Harry, Grace akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Semua emosinya langsung meluap. Dia berusaha menggeleng dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tenggorokannya terasa tercekat. Air mata terus berderai membasahi wajahnya.Hati Dennis bagaikan tersayat-sayat melihat sosok Grace yang menangis tersedu-sedu. Dia menarik Grace ke dalam pelukannya
Harry tidak menjawab. Dia hanya mengambil ponsel Grace dan menekan beberapa tombol, lalu mengembalikannya pada Grace.Grace bingung, tetapi dia juga tidak terlalu memikirkannya karena dia sudah lapar dan ingin makan makanan enak. Di lantai bawah pun sudah ada hidangan lezat yang menantinya.Setelah makan malam, Harry langsung meninggalkan meja.Sementara itu, Grace selesai mandi dan berbaring di tempat tidur bersama Kezia. Kezia sedang membaca buku, sedangkan dia terbiasa membuka Instagram karena ingin melihat apa yang sudah terjadi hari ini.Begitu membuka Instagram, Grace melihat banyak pesan pribadi yang masuk. Dia mengira pesan itu karena masalah Nikolas, tetapi itu ternyata adalah komentar netizen tentang hal lain.[ Sekarang memang lebih baik fokus pada pendidikan, abaikan saja orang-orang yang nggak penting. ][ Belajarlah dengan baik. Setelah kamu lulus, baru bahas tentang urusan percintaan. Kamu masih sangat muda, nggak perlu buru-buru. Kami paham kok. ][ Sering-sering bagika
"Kalau Tuan pernah pacaran sama orang lain sebelumnya, apa kamu nggak cemburu?""Nggak, kok.""Kenapa?""Kalau ada yang suka sama dia, membuktikan bahwa dia punya pesona dan pilihanku nggak salah. Nggak tahu juga nggak apa-apa, yang penting ke depannya jadi milikku seorang."Grace mengangkat bahunya dengan santai dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Lagi pula, mau ditanya bagaimanapun, Rudi juga tidak tahu. Rudi pergi dari dapur sambil melirik sekilas punggung Grace dan menghela napas lega.Semoga saja mereka tidak akan bertemu. Dia terlalu memahami temperamen Lucia. Sifatnya sangat keras dan punya latar belakang keluarga yang kuat. Dia selalu berada di atas semua orang. Mana mungkin Grace yang baik hati ini bisa menang melawannya?....Tak lama kemudian, waktu makan malam pun tiba. Grace naik ke atas untuk memanggil Harry makan. "Yang Mulia, makan malam sudah siap, apakah Anda ingin turun untuk makan?" Dia mengetuk pintu dan hampir menempelkan telinganya ke pintu karena ingin menguping
Mendengar hal itu, ekspresi Harry langsung menjadi muram dan matanya menatap dengan tajam."Ehm, Bu Grace minta aku untuk bantu di dapur. Aku pergi dulu, ya." Juan buru-buru melarikan diri.Harry memijit pelipisnya karena merasa pusing. Sepertinya memang benar dia sedang cemburu. Dulu, Grace suka mengejeknya soal ini, tetapi dia tidak mau mengakuinya. Sungguh tidak pantas jika seorang pria dewasa cemburu pada hal remeh seperti ini. Namun ... dia tidak bisa menahannya.....Juan pergi ke dapur. Grace sedang belajar memasak bersama Leah. Ketika melihat Juan datang, dia bertanya, "Harry baik-baik saja? Sampai sekarang belum keluar dari ruang baca. Dia itu sebenarnya lagi marah karena apa?""Pak Harry ... cemburu, sekarang lagi diam-diam merajuk!" Juan tidak bisa menahan diri untuk bercanda."Cemburu?""Iya. Melihat ada orang yang menyatakan cinta sama kamu dan membuat keributan sebesar itu, dia jadi merasa terpukul. Aku selalu mengira Pak Harry adalah orang yang berpikiran luas, tapi tern
Meski marah, Harry tetap bisa berpikir rasional. Dia tahu apa yang dilakukannya. Juan mengembuskan napas lega. Yang penting dia tidak dipukul."Kalau begitu, aku akan mengurusnya sekarang," kata Juan. Selesai bicara, dia hendak pergi.Namun, Harry memanggil Juan lagi, "Tunggu dulu.""Pak, ada apa?" tanya Juan yang kebingungan. Dia melihat ekspresi Harry sangat muram. Selain itu, Harry tampak ragu-ragu untuk bicara.Setelah beberapa saat, Harry baru bertanya, "Apa semua wanita menyukai hal romantis seperti itu?""Maksudnya memberi bunga mawar?" tanya Juan."Iya," sahut Harry.Juan menjelaskan, "Tentu saja. Para wanita menyukai bunga, baju, tas, sepatu, perhiasan, boneka, kucing, anjing, hamster, berbagai jenis makanan enak, produk kecantikan dan perawatan kulit ...."Juan melanjutkan, "Barang yang disukai wanita sangat banyak. Walaupun aku nggak pernah pacaran, aku tahu semua wanita suka belanja. Mereka harus dimanjakan dengan uang!""Coba jelaskan lebih detail," ujar Harry.Juan beruca
Grace menimpali, "Kalau kamu tahu aku sengaja, cepat pergi! Jangan cari masalah di sini!"Nikolas membalas, "Kamu ... aku mengungkapkan isi hatiku padamu dengan tulus. Kamu nggak hargai aku, malah bilang aku cari masalah. Kalau bukan karena kamu cantik dan berhubungan dekat dengan Keluarga Adhitama, kamu kira aku akan tertarik padamu?"Nikolas menambahkan, "Ternyata, kamu tetap nggak bisa mengubah sifatmu yang rendahan biarpun sudah menjadi anak angkat Keluarga Adhitama."Orang-orang di sekeliling berkomentar. Tidak disangka, Nikolas yang berpenampilan baik mempunyai sifat buruk.Grace melihat ada yang merekam dengan ponsel. Dia sengaja memanas-manasi, "Kamu memarahi aku karena usahamu gagal? Kamu bilang aku rendahan? Mereka semua sudah mendengar ucapanmu!"Grace melanjutkan, "Kalian semua lihat baik-baik orang ini. Dia mementingkan paras dan latar belakang keluarga saat mencari pasangan. Para wanita harus menghindari pria dangkal seperti ini!"Suara Grace sangat keras sehingga semua o
Tak jauh dari sana, Juan sudah menghentikan mobil di dekat kampus. Harry menunggu di persimpangan jalan dari tadi, tetapi belum melihat Grace. Jadi, dia memutuskan untuk melihat di kampus. Siapa sangka, dia malah melihat kejadian di depan pintu kampus.Harry menyipitkan matanya. Ekspresinya sangat dingin. Dia terus mengamati Nikolas. Suasana di mobil menjadi tegang.Juan yang duduk di kursi pengemudi ketakutan. Dia berkeringat dingin. Gawat, sepertinya Harry yang protektif cemburu. Masalahnya pasti runyam.Harry hendak membuka pintu. Juan segera berkata, "Pak, kamu nggak boleh keluar. Nona Grace harus selesaikan masalah ini sendiri. Kamu nggak berhak menghentikannya!"Juan mempertaruhkan nyawanya untuk melontarkan ucapan itu. Harry memang tidak mempunyai status yang cocok untuk menghentikan Nikolas mengungkapkan isi hati pada Grace."Aku yang menyetir!" ujar Harry dengan dingin."Apa?" tanya Juan yang masih kebingungan."Kamu turun dulu, biar aku yang menyetir," sahut Harry. Dia turun
Harry mencium Grace lagi. Setelah selesai, wajah Grace merah padam dan tubuhnya terasa panas. Jendela balkon terbuka, angin semilir berembus.Grace baru merasa sedikit sejuk. Dia memandang Harry dengan ekspresi polos seraya mengisyaratkan, "Itu ... keras ... rasanya nggak nyaman."Ekspresi Harry menjadi muram. Dia terpaksa berdiri, lalu pergi ke kamar mandi. Sepertinya dia sudah terbiasa.Grace menepuk wajahnya dan mengembuskan napas. Dia ingin menempelkan wajahnya di gelas agar bisa meredakan panas. Kalau terus begini, takutnya dia bisa mimisan.Grace mendengar suara air dari kamar mandi. Tampak siluet Harry dari pintu kaca. Grace masih ingat postur tubuh Harry sangat bagus.Grace mengetuk pintu kamar mandi dan berkata, "Nanti sore aku ada mata kuliah umum. Aku belum selesaikan SKS-ku. Aku mau pergi ke kampus dulu.""Aku antar kamu," balas Harry.Grace menolak, "Nggak usah. Aku bisa naik taksi. Kamu temani Kezia saja, aku pergi dulu.""Kalau begitu, hati-hati di jalan. Telepon aku kal
Kenapa Kezia sangat menyukai kartun ini? Jelas-jelas sebelumnya Kezia tidak tahu kartun ini saat tinggal di luar negeri.Sementara itu, Grace juga menonton dengan asyik. Sebelumnya, Harry seperti seorang ayah yang selalu mengkhawatirkan Grace. Sekarang Kezia tinggal di rumah mereka sehingga Harry makin repot. Mereka tidak terlihat seperti orang tua yang memiliki 1 anak, melainkan seperti seorang ayah yang memiliki 2 putri.Harry memang terus mengingatkan dirinya Grace adalah istrinya. Dia hanya memanjakan Grace seperti anak-anak.Namun, Harry tidak bisa berbaur setiap melihat Grace dan Kezia bermain. Dia tiba-tiba merasa tua. Demi memahami dunia mereka, Harry tidak pergi ke perusahaan dan menonton Peppa Pig."Kamu suka, ya?" tanya Harry kepada Grace."Iya. Apa kamu nggak merasa kartunnya sangat lucu?" sahut Grace.Harry berbicara jujur, "Kamu nggak merasa sangat membosankan?"Grace menanggapi, "Ini cuma kartun, nggak usah begitu serius. Yang penting lucu."Kezia yang sedang asyik menon
Kezia menimpali, "Aku cuma bicara jujur. Kalau Mama tahu kamu berkelahi, dia pasti sangat marah!""Kalau kamu jelek-jelekkan aku lagi, aku akan pukul pantatmu!" ancam Joshua sambil mengangkat tangannya.Siapa sangka, Kezia tiba-tiba memelas, "Paman, apa kamu tega pukul Kezia? Aku tahu Paman sangat menyayangiku. Kalau Paman pukul aku, nanti Paman yang merasa sakit, 'kan?"Grace memelotot setelah mendengar ucapan Kezia. Kenapa ucapan ini terdengar sangat familier? Grace merasakan pandangan seseorang yang galak. Dia melihat Harry dan Harry juga mengamatinya. Grace yang malu mengalihkan pandangannya.Kezia melanjutkan, "Hais, aku tahu aku sudah buat Paman marah. Kalau Paman nggak terima, pukul aku saja ...."Kezia mengangkat pantatnya dan meneruskan, "Paman, kamu nggak tega pukul aku, 'kan? Biarpun Kezia salah bicara, Paman juga nggak akan membuat perhitungan dengan Kezia, 'kan?"Joshua memegang dahinya sembari menanggapi, "Kezia, aku belum bilang apa-apa. Kamu sudah bicara panjang lebar