Beranda / Pernikahan / Dinikahi Mas Pandu / Drama Imunisasi (2)

Share

Drama Imunisasi (2)

Penulis: Rianievy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-22 12:35:01

"Mas, siapin buku imunisasi anak-anak, ada di tasku di belakang. Maksudnya, di ransel yang ia pakai. Tas hadiah dari Nadin saat pergi ke Singapura karena Devon manggung di sana, merk ternama yang akhirnya Zita punya kesempatan untuk memakainya.

"Dipasang lagi kaitannya, Mas, jangan lupa," pinta Zita. Pandu hanya menjawab dengan kata 'Iya'.

Keduanya berjalan ke dalam lobi, semua mata terpusat kepada keluarga kecil mereka, selain karena anak kembar tiga, juga karena bawaan mereka yang tampak repot. Zita, cuek-cuek aja.

"Dokter siapa namanya, Zit?" tanya Pandu saat menyiapkan kartu tanda pengenal karyawan miliknya.

"Di bukunya ada, Mas Pandu, aku juga lupa. Buka halaman pertamanya, coba," ucap Zita yang memastikan pasukan krucilsnya tak ada yahg rewel.

Pandu lalu melakukan pendaftaran, setelah selesai mendaftar, mereka menuju ke lantai dua. Pintu lift terbuka. Dua orang suster tampak heboh, mereka bertemu tiga bayi kembar yang mereka rawat beberapa wa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Mas Pandu    Hati ke hati

    "Belum tidur, Mas?" tegur Zita yang baru saja menidurkan anak-anaknya setelah sempat rewel karena efek imunisasi, Zita memberikan obat penurun panas dan tak lama, ketiganya tertidur pulas."Sebentar lagi, lagi nunggu transferan uang dari temen," jawab Pandu yang merangkul bahu Zita dengan lengan kanannya."Transferan apaan? Kamu nagih hutang temenmu? Karena kamu sekarang butuh uang banyak?" pertanyaan polos kembali terdengar dari Zita. Pandu cengengesan."Nggak lah, temenku kalau pinjam uang ke aku, mereka balikin, kok, tapi kadang aku bebasin, kasihan, kalau jumlahnya nggak banyak," lanjut Pandu."Ih, baik bener, sih, suamiku ini..., terus transferan apaan?" Zita memperbaiki posisi duduknya menghadap Pandu, ia duduk sembari memangku bantal sofa."Duit sewa rumah sama jual kendaraan.""Maksudnya, yang di dumai?" Zita mengerutkan kening. Pandu mengangguk."Kita udah fix menetap di sini, Zita, jadi warga Jakarta. Aku udah dapat berita d

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • Dinikahi Mas Pandu    Harus Nekat (1)

    Zita merasa tak bisa terus menerus merepotkan suaminya atau keluarga. Kali ini, ia harus mengubah pola pikir dan menghilangkan ketakutannya. Ia sudah punya anak, tanggung jawab mengurus anak-anak juga ia maunya sendirian, saking tak percaya menggunakan jasa pengasuh akibat maraknya berita sehari-hari yang Zita tonton tentang kekerasan dari pengasuh terhadap anak, membuatnya bergidik ngeri. Pun, ia merasa jika mampu. Ia full time ibu dan istri di rumah.Ia menarik napas panjang, membuangnya perlahan berkali-kali. Ia melirik, semua aman, dan ia siap."Masukin gigi satu sambil injak kopling, angkat kopling pelan-pelan sambil Bu Zita injak gas jangan terlalu dalam dan ragu-ragu juga, Bu," ucap pelatih mengemudi yang di sewa Pandu. Suaminya tak mengizinkan jika Zita sendirian datang ke tempat kursus di luar komplek, jadilah oleh papa Pandu dipanggil dan membayar sedikit lebih mahal.Area jalannya pun, sekitar komplek, kecuali nanti untuk melancarkan, Pandu sendiri ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Dinikahi Mas Pandu    Harus Nekat (2)

    Lalu muncul bibi dari dalam rumah, membawa botol ASI tiga buah. "Pak, waktunya anak-anak minum susu," bibi mendekat."Oh iya, Bi, makasih, ya," ujar Pandu. Bibi memberikan botol masing-masing, ketiga bayi itu sudah bisa memegang botol susu. Danu bahkan begitu senang menggoda triplet juga kagum. Pandu memasang alas di leher masing-masing anaknya, supaya kalau menetes, tak kena baju."Hebat, udah pinter pegang botol susu, ya," goda Danu."Mamanya nih, yang ngajarin nggak manja dari beberapa waktu ini. Telaten Zita, Pak," sahut Pandu."Bagus, Ndu. Percayakan cara didik anak ke Ibunya, karena dia yang paling tahu, kita, sebagai suami fokus cari rejeki, tapi ya tetap, tanya perkembangan anak, jangan cuek juga. Seenggaknya tanya 'hari ini anak-anak gimana, kamu capek, ya' istri ditanya gitu aja udah seneng banget, Ndu." Tukas Danu sambil duduk di kursi yang sebelumnya diambil Pandu untuk pria itu."Iya, Pak," sahutnya.***Zita mengusap ali

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Dinikahi Mas Pandu    Ambruk

    Hari demi hari mereka lalui dengan kehebohan yang jelas terjadi. Zita baru saja selesai minum obat flu, ia mendadak meriang. Sepertinya, sudah tiba tubuhnya protes minta rehat sejenak.Zita memakai masker, ia takut jika ketiga anak-anaknya tertular. Genap enam bulan sudah usia triplet, Zita ingin memberikan makanan pendamping ASI pertama ketiga anaknya berupa bubur beras dari merk terkenal. Juga ada buah pepaya yang nanti akan ia blender halus."Anak-anak, karena Mama lagi flu, diharap kalian jangan rewel dan pecicilan, ya, Mama mohonnn... kerja samanya."Tiga pasang mata bayi-bayi itu mengerjap pelan, mereka merasa bingung, karena Mamanya memakai masker."Sekarang pakai dulu alas ini, ya, biar bajunya nggak kotor." Zita memakaikan slabber atau celemek bayi di leher masing-masing anaknya. Ada yang bergambar bayi gajah, kucing, dan katak yang imut-imut semuanya.Diva menatap mangkuk berisi makanan itu, Zita sudah menakarnya untuk perut ketiga buah h

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Dinikahi Mas Pandu    Ikatan Dinas

    Bruk!Dengan helaan napas panjang, pria itu duduk di sofa ruang TV, menatap semua orang yang ada di sana."Mesti yo, Mas, Zita, aku yang dikorbankan," protes Ageng yang baru tiba ke Jakarta. Zita masih sedikit lemas, ia bersandar di bahu suaminya yang sedang memangku Diva, sedangkan Duta dan Datra masih tidur, padahal mau mandi pagi.Ageng naik mobil travel dari Solo semalam, dengan satu kalimat perintah dari Pandu, meluncurlah ia tanpa banyak pikir. Demi membantu keluarga."Geng, dari pada kamu di sana cuma bantu Ibumu, Ibuku di kebun sama kandang ternak, mendingan di sini, kan, bantu-bantu Zita. Kamu juga nggak mau disuruh lanjur kuliah, kerja juga ogah-ogahan, karepmu opooo... Geng," sindir Pandu."Mas Pandu piye, toh, ngawasi ternak, bantu di kebun, jabatanku itu sebenarnya mandor pekerja, Mas, nyateti penjualan ternak dan hasil kebun. Belum lagi kalo Bude suruh aku masuk-masukin dagangan camilan-camilan yang udah di packingin, upahku lumayan,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • Dinikahi Mas Pandu    Zita yang heboh

    Suara irama musik di lapangan luas itu terdengar begitu meriah, belum lagi sorakan ibu-ibu, anak muda yang semua perempuan berteriak serempak. Ingat kejadian Zita yang heboh saat senam bersama ibu-ibu paguyuban Bu Rima CS, nah, sekarang, kambuh lagi."Ayo semangat Ibu-ibu!" teriak Zita dengan mikropon di tangannya. "Ayo kita sehat bersama! Udah punya anak bukan berarti letoy ya Ibu-ibu keceh! Ayo semangat!" teriaknya lagi."WWWOOOO!!!" jawab serempak bersamaan dengan musik yang semakin membuat semua bersemangat.Di bawah pohon rindang di ujung lapangan, terlihat pria bernama Ageng yang sibuk menyuapi tiga anak kembar cetakan Zita dan Pandu yang diajaknya melihat kelakuan mama Zita yang hanya bisa membuat Ageng ngedumel."Heh, anak-anak, Mama mu makan apa, sih? Semalam di apain sama Papa kalian, sampai enerjik begitu." tatap Ageng. Triplet hanya bisa cengar cengir."Ageng, masih lama selesainya?" suara Pandu terdengar. Ageng menoleh, beranjak lalu m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • Dinikahi Mas Pandu    Lamaran Ageng (1)

    Lima tahun kemudian."Kamu, serius, Geng?" tatapan Zita begitu lekat. Sedangkan Pandu hanya bisa duduk tegak di sebelah istrinya karena merasa terkejut dengan ucapan Ageng."Udah bener?" lanjut Zita. Ageng mengangguk."Hmmhh... yaudah, mau gimana lagi, kan. Mas Pandu, gimana?" toleh Zita. Pandu melirik ke istrinya itu."Yaudah, siapin semuanya, deh. Ngapain juga kelamaan pacaran, Geng. Aku hubungin keluarga di Solo. Tapi, serius udah dipikirin baik-baik? Nikah itu bukan perkara SAH dan enak-enak aja, Geng, tapi banyak hal yang--" mulut Pandu dibekap Zita."Stop. Menurut kamu, kamu udah sehebat itu bisa nasehatin Ageng, heh?" pelototan Zita membuat kedua mata Pandu membentuk garis lurus. Ageng terbahak-bahak."Sukurin! Lagu-laguan kasih nasehat soal pernikahan. Tuh, lihat, anak-anak udah siap les berenang. Lets Go triplets! Om Ageng temenin berenang." Ageng beranjak, meraih kunci mobil. Datra, Diva dan Duta menghampiri papa mamanya yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • Dinikahi Mas Pandu    Lamaran Ageng (2)

    Zita memiringkan tubuhnya menghadap ke arah suaminya yang bertelanjang dada, jujur saja Zita tergoda, bagaimana tidak, suaminya tetap menjaga bentuk tubuhnya itu, walau saat di luar rumah, tak pernah ia pamerkan. Maksudnya itu, Pandu tak pernah tebar pesona sok-sok menunjukkan tubuh atletisnya, bahkan saat bekerja pun, Pandu tak memakai kemeja yang ketat membentuk tubuhnya, ia justru tampak seperti bapak-bapak mendekati kepala empat yang tak memerhatikan penampilan, tapi... sata di rumah dan berdua bersama Zita, hmmm... jangan di tanya apa lagi di bayangkan, Zita lah penguasa tubuh Pandu. Hal itu sengaja Pandu lalukan guna meminimalisir tatapan wanita-wanita yang bisa saja tergoda dengan penampilan fisik Pandu.Jadi, tak cuma hati, tapi tubuhnya pun, hanya milik Zita seorang. Ingat kan, pengalaman dua pelakor yang habis di bantai istrinya itu? Pandu sungguh menjadikan itu pelajaran. Pun, Zita, istrinya itu tak pernah berdandan cetar membahana tiada tara jika keluar rumah, cuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24

Bab terbaru

  • Dinikahi Mas Pandu    Bonus Chapter

    Zita dan Pandu berjalan-jalan di taman yang ada di kota Istanbul, keduanya begitu menikmati hari yang selama ini mereka nantikan. Keempat anaknya sibuk dengan acara jalan-jalannya sendiri bersama saudara sepupu lainnya. Bangku taman itu mereka duduki, Pandu membenarkan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Zita memberikan es kopi miliknya ke tangan Pandu, karena ia ingin mengambil ponsel miliknya dari dalam tas. "Mas, kita foto-foto dulu, selfie dulu biar keceh..." ujarnya sambil mengarahkan layar ponsel ke arah keduanya. Pandu bahkan tersenyum bahagia, dan ada yang foto sambil mencium pipi istrinya itu. "Zit, kalau rambutku di cet cokelat tua bagus kayaknya, deh," tanya Pandu sambil menyugar rambutnya yang masih lebat. Bagaimana tidak, Zita rajin membalur rambut Pandu dengan ramuan cemceman warisan budenya, dengan minyak kemiri, juga bahan-bahan tradisional lainnya. "Nggak usah. Ngapain, mau centil kamu. Puber ke dua? Iya?"

  • Dinikahi Mas Pandu    Dinikahi Mas Pandu

    Hidup manusia itu layaknya roda berputar, itu benar. Pengulangan lingkaran kehidupan itu pasti akan terjadi. Tak jarang, banyak yang berpikir untuk mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik dari pada yang terdahulu, baik orang tua tua sendiri, atau menyangkut jalan hidup anggota keluar lainnya. Pandu dan Zita, menikah begitu cepat, kenalan juga cepat, harus menikah siri lebih dulu sebelum buku nikah diterima di tangan, tapi mampu membangun rasa cinta dua orang asing yang akhirnya, merasa terikat dan begitu saling membutuhkan seumur hidup. Tahun demi tahun mereka lewati, ujian rumah tangga mereka hadapi, pun, saat ujian berganti saat menerpa anak-anak mereka. Duta sempat berkelahi dengan remaja seusianya saat mengganggu Diva dan Dira yang berjalan setelah pulang dari minimarket, tak tedeng aling-aling, Duta main hajar dua remaja itu hingga akhirnya Pandu dan Zita ke rumah sakit karena dua remaja itu terluka cukup parah. Padahal, Datra lah si atlit karate, tapi Datra tak pern

  • Dinikahi Mas Pandu    Keistimewaan masing-masing

    Tidak heran, jika keluarga Pandu dan Zita memang ramai dan heboh. Tahun berganti, kehidupan mereka tak ayal seperti keluarga pada umumnya. Masalah banyak mereka temui, dan bisa terpecahkan dengan sangat baik juga. Ingat Duta yang tak bisa membaca? Kini, di saat triplet sudah menginjak masa sekolah dasar, Duta menunjukkan hal lain yang mampu membuat Zita dan Pandu bangga. Ia juara umum pidato anak kelas 6 SD. Iya, kini mereka sudah besar, waktu berjalan begitu cepat. Zita, apalagi Pandu, semakin tua, tapi, tidak mematikan semangat jiwa muda mereka semua.Pidato dengan tema "Sekolah untuk siapa?" itu, dibuat Duta seorang diri. Materinya ia kumpulkan sendiri sambil banyak menonton berita juga membaca buku. Tuh, kan, jangan meremehkan seseorang. Dulu, Pandu dan Zita bisa saja kesal karena kelihatannya, Duta malas belajar, pemberontak, tapi kini, ia seperti anak yang suka berorasi, menyuarakan pikirannya dengan terbuka, jago debat, dengan cara yang tepat. Datra bahkan kewalahan sa

  • Dinikahi Mas Pandu    Persiapan masuk SD

    Pandu pulang kerja dengan keadaan letih, bagaimana tidak, kepalanya seharian itu isinya angka semua. "Ta, Zita..." panggilnya sambil meletakkan kunci mobil di tempat yang sudah tersedia. Dari lantai dua rumah, terdengar suara melengking Zita dari kamar anak-anaknya. Dua kamar yang dijadikan satu itu begitu luas, tiga ranjang terpisah juga sudah di atur Zita untuk kamar triplets. Pandu melihat bibi menyiapkan makan malam di jam setengah tujuh itu."Pak, Ibu jangan di ganggu, lagi jadi guru dadakan," ujar bibi. Pandu yang sudah berdiri di titian tangga ke dua, menoleh cepat."Emang, ada apaan?" Pandu mengerutkan kening."Tadi sore, sepulang Ibu rapat RT untuk lomba senam, anak-anak minta diajarin belajar membaca, tapi berakhir drama karena Duta nggak mau belajar dan ngambek sampai nangis guling-guling di karpet, Pak."Pandu menghela napas, "lagi-lagi Duta," keluhnya."Pak, jangan di omelin, kasihan Duta," pinta bibi yang memang, cenderung lebih meman

  • Dinikahi Mas Pandu    Piknik berujung liburan mendadak

    "Ini gimana, sih masangnya?" keluh Zita saat ia sibuk menyiapkan keranjang ritan warna cokelat itu. Rambutnya ia kuncir tinggi, terasa gerah karena menyiapkan empat orang anak yang mendadak minta piknik ke kebun binatang, tidaklah sesederhana yang di bayangkan para ibu rumah tangga yang mampu membayar 4 bahkan lebih suster atau asisten. Zita, hanya masih mempekerjakan Bibi yang sudah hampir tujuh tahun ikut dengannya bekerja."Ayo, Zita," ucap Pandu sambil mengecup tengkuk istrinya bertubi-tubi."Mas, ih! Geli, kamu nyosor aja sukanya, ya ampun. Nggak lihat nih, aku ribet masang keranjang ginian," protes Zita sambil menyingkir dari ciuman suaminya yang sudah berusia kepala empat itu."Sini, sayang, aku bantu. Nih, gendong Dira dulu," ucap Pandu. Zita menoleh ke belakang, Dira yang sudah berusia satu tahun. Kelahiran anak ke empat berjenis kelamin perempuan itu, mampu membuat tim anak-anak mereka seimbang. Diva senang, ia punya saudari, tak melu

  • Dinikahi Mas Pandu    Berlayar bersama (2)

    Keduanya pun sudah selesai makan siang, Pandu bergabung bersama para pria, sedangkan Zita bersama para wanita. Anak-anak sudah tidur di kamar, dan... jangan lupa, dikelonin Ageng. Calon manten itu memang sudah tak merawat triplet semenjak sibuk bekerja di koperasi karyawan, tapi jika ada waktu, selalu bersama tiga keponakannya itu."Zita, Ageng udah dapet kontrakan untuk boyong istrinya nanti di Jakarta?" tanya ibu mertunya."Udah, Bu, deket kantor. Naik motor cuma lima belas menit. Minggu lalu Zita sama Mas Pandu juga ngecek ke sana, ada dua kamar, agak masuk gang memang, tapi nyaman." Zita membantu merapikan hiasa untuk kotak seserahan. Istri Pandu itu tampil cantik sendiri, selain rajin perawatan diri di rumah dan skin care dagangan tetangga, membuatnya tampil berkilau dengan budget sederhana.Zita rajin minum jamu, olahraga ringan di rumah, hingga menjadi asisten Ayunda sebagai instruktur senam, bukan... bukan... lebih tepatnya tim hore dengan mikrofon di ta

  • Dinikahi Mas Pandu    Berlayar bersama (1)

    "Ayo... ayo... cepetan! Kita bisa ketinggalan kereta...! Ya ampunnn..." panik Zita yang berjalan menggandeng dua anaknya, satu anaknya lagi digendong Pandu, sedangnya Ageng sudah berlari lebih dulu untuk mencari gerbong kereta yang akan mereka naiki. Porter berjalan di belakang mereka membawa tiga tas koper besar. Tak hanya satu, tapi ada tiga porter yang mereka minta bantuan jasanya."Ini...!" teriak Ageng. Ia memberikan tiket kereta ke petugas yang masih berdiri di depan gerbong kereta eksekutif yang akan mereka naiki. Zita dan dua anaknya berjalan ke dalam gerbong, lalu Pandu yang masih menggendong Diva. Zita terengah-engah, ia merasa lega karena tak tertinggal kereta. Duta dan Datra memindai sekitar sembari menganga. Pertama kali naik kereta dan tampak takjub. "Diva duduk di sini sama Om Ageng, ya," ujar Zita sembari memindahkan Diva dari gendongan Pandu. Mereka duduk di bangku 13DC yang artinya, kursi bisa diputar 180 derajat, kereta Argo lawu itu nyaman karena kelas eks

  • Dinikahi Mas Pandu    Lamaran Ageng (2)

    Zita memiringkan tubuhnya menghadap ke arah suaminya yang bertelanjang dada, jujur saja Zita tergoda, bagaimana tidak, suaminya tetap menjaga bentuk tubuhnya itu, walau saat di luar rumah, tak pernah ia pamerkan. Maksudnya itu, Pandu tak pernah tebar pesona sok-sok menunjukkan tubuh atletisnya, bahkan saat bekerja pun, Pandu tak memakai kemeja yang ketat membentuk tubuhnya, ia justru tampak seperti bapak-bapak mendekati kepala empat yang tak memerhatikan penampilan, tapi... sata di rumah dan berdua bersama Zita, hmmm... jangan di tanya apa lagi di bayangkan, Zita lah penguasa tubuh Pandu. Hal itu sengaja Pandu lalukan guna meminimalisir tatapan wanita-wanita yang bisa saja tergoda dengan penampilan fisik Pandu.Jadi, tak cuma hati, tapi tubuhnya pun, hanya milik Zita seorang. Ingat kan, pengalaman dua pelakor yang habis di bantai istrinya itu? Pandu sungguh menjadikan itu pelajaran. Pun, Zita, istrinya itu tak pernah berdandan cetar membahana tiada tara jika keluar rumah, cuk

  • Dinikahi Mas Pandu    Lamaran Ageng (1)

    Lima tahun kemudian."Kamu, serius, Geng?" tatapan Zita begitu lekat. Sedangkan Pandu hanya bisa duduk tegak di sebelah istrinya karena merasa terkejut dengan ucapan Ageng."Udah bener?" lanjut Zita. Ageng mengangguk."Hmmhh... yaudah, mau gimana lagi, kan. Mas Pandu, gimana?" toleh Zita. Pandu melirik ke istrinya itu."Yaudah, siapin semuanya, deh. Ngapain juga kelamaan pacaran, Geng. Aku hubungin keluarga di Solo. Tapi, serius udah dipikirin baik-baik? Nikah itu bukan perkara SAH dan enak-enak aja, Geng, tapi banyak hal yang--" mulut Pandu dibekap Zita."Stop. Menurut kamu, kamu udah sehebat itu bisa nasehatin Ageng, heh?" pelototan Zita membuat kedua mata Pandu membentuk garis lurus. Ageng terbahak-bahak."Sukurin! Lagu-laguan kasih nasehat soal pernikahan. Tuh, lihat, anak-anak udah siap les berenang. Lets Go triplets! Om Ageng temenin berenang." Ageng beranjak, meraih kunci mobil. Datra, Diva dan Duta menghampiri papa mamanya yang masih

DMCA.com Protection Status