Share

Sedikit Jengkel

Penulis: Arrafina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Inayah membulatkan matanya dengan sempurna ketika membaca sebuah pesan masuk di ponselnya.

["Kami telah menangkap tersangka itu, tetapi anehnya dia mengatakan bila dirinya bukanlah pelaku sebenarnya?"]

"Naya, apa kau mendengarku?" tanya Daniel melihat perempuan itu begitu fokus dengan ponselnya.

"Oh, iya, bisa kita lebih cepat. Aku ada kerjaan yang mendadak."

"Apakah terjadi sesuatu?"

"Bukan kok, hanya saja Alita butuh bantuanku." Inayah sengaja beralasan seperti itu padahal sebenarnya yang mengirim pesan itu adalah Aldi.

"Baiklah, kalau begitu." Daniel menambah kecepatan mobilnya, tetapi tetap di jalur aman dan berhati-hati dalam mengemudi.

Tak butuh waktu lama akhirnya Inayah dan Daniel sampai di depan rumahnya. Terlihat ada sebuah mobil yang terparkir membuat Daniel langsung menoleh ke arah Inayah yang hendak saja menyentuh knop pintu. "Mobil siapa itu, Naya?"

"Sepertinya itu mobil Aldi." Inayah menyentuh kenop pintu dan hendak keluar.

Daniel bergegas lebih cepat keluar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Pengakuan Tersangka

    Dengan sangat terpaksa Inayah harus mengangguk, tetapi dia tidak terlalu detail karena mereka sudah sampai di depan kantor polisi, "Ayo, kita keluar sekarang," ajaknya memgalihkan pembicaraan. Alita tersenyum tipis, "Naya, kau memang pintar dalam mengalihkan pembicaraan.""Sepertinya Allah berbaik hati kepadaku." Inayah terkekeh geli."Kalian berdua berantem terus deh, masuk sekarang yuk," ajak Aldi merelai dua perempuan itu. Ketika melihat Aldi berjalan lebih dulu, Inayah dan Alita pun menyusul dari belakang. "Itu, Izzan," ucap Alita tersenyum hangat karena bisa bertemu dengan pujaan hatinya."Aku pikir kalian tidak akan datang, ayo ikut aku," ajak Izzan langsung mengajak ketiga orang itu masuk ke dalam sebuah ruangan interogasi. Inayah menatap tajam ke arah tersangka yang sedang duduk sambil meliriknya. "Bisakah Bapak katakan yang sejujurnya, siapa orang yang telah menyuruh Anda menculikku?""Saya sendiri yang ingin menculikmu karena kau..." Pria kekar itu sengaja menghe

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Rencana Inayah

    Si pelaku menatap penuh harap kepada Jody karena banyak sekali sesuatu hal yang ini dia sembunyikan namun berharap dia masih bisa melihat keluarganya. "Aku janji akan melindungimu namun aku harap kau menepati janjimu karena aku tak akan sungkan untuk menghukummu seberat-beratnya." Jody menatap tajam ke arah si pelaku seraya sedikit mengancamnya."Selama kau juga menepati janji maka aku akan menepati janjiku." Si pelaku akhirnya mengungkapkan kebenarannya bahwa dirinya memang sengaja menjadi pelaku karena ingin dibayar agar bisa melunasi hutangnya namun dia tidak pernah tahu bila Daniel akan menerima hukuman yang berat, 5 tahun cukup berat baginya dan tidak setimpal dengan bayaran yang telah dibayarkan oleh Daniel padanya."Bagaimana bisa kau percaya bahwa kau akan dihukum hanya 2 tahun saja, hah?" tanya Jody ingin tahu."Entahlah, aku pikir orang sekaya Daniel bisa memanggilkan pengacara terhebat hingga hukumanku bisa diringankan," jawabnya begitu polos."Sepertinya kau sudah dit

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Gejala Cinta

    "Tentu saja dia licik karena memang sudah nampak jelas dari perawakannya saja namun aku tak berani bilang karena dia adalah temanmu, mungkin persepsiku bisa saja salah.""Maka dari itu, aku ingin menyakinkanmu agar kita bisa tahu seperti apa Daniel itu karena dahulu dia adalah pria yang sopan dan tidak banyak tingkah.""Iya, apa yang Inayah katakan itu benar, Zan. Biarkan kita menyusun rencana untuk memancing Daniel." Alita ikut membujuk Izzan yang tak ingin merelakan Inayah ikut dalam rencananya. Pria dengan lesung pipi itu menatap Inayah begitu lekat, "Sekarang semua terserah pada Inayah saja, aku rasa aku telah salah melarangnya karena aku bukan siapa-siapa baginya." Entah kenapa ketika mendengar Izzan berkata seperti itu Inayah sontak menatap datar ke arah pria tampan itu, seolah dirinya sedikit kecewa. Entah apa yang dirasakannya hingga perempuan itu merasa sedikit sedih. "Menurutku sih, aku harus ikut dalam rencana tersebut demi menguak siapa Daniel itu sebenarnya.""Ben

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Sedikit Ambigu

    "Tentu saja dia ingin memilikimu," jawab Alita tegas."Apa itu mungkin??""Tidak ada yang tidak mungkin, Naya. Jika cinta sudah merasuk ke dalam jiwa maka cara apa pun akan dilakukan agar kau bisa menjadi miliknya.""Apakah separah itu, Ta? Aku jadi ngeri deh," jawab Inayah sedikit merinding."Asal kau tahu, seseorang bisa saja berbuat jahat agar orang yang dicintai akan bertekuk lutut kepadanya." Alita mulai mengingatkan Inayah agar tetap berhati- hati dalam menolak seseorang karena di era seperti ini, terkadang orang sering berpikir sempit mengartikan penolakan itu."Iya, aku tahu itu. Tetapi 'kan dia menyatakan cinta padaku sesuah aku diculik, bukan sebelumnya." Alita tersenyum sambil menoleh ke arah Inayah, "Itu dia yang sedikit ambigu, aku dan Aldi memang sempat mencurigainya namun ketika mendengar dia baru saja menyatakan cintanya padamu aku sedikit ragu namun seperti apa yang Izzan yakini tadi maka aku yakin kau harus menghilangkan rasa kecurigaan ini.""Kenapa kau begitu y

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Halwa Mencoba Bunuh Diri

    "Kenapa tidak bisa?!" tanya Halwa dengan lantang. Gadis itu menatap tajam ke arah Izzan sambil membisikkan sesuatu di telinga pria tampan itu membuat Izzan nampak begitu terkejut, entah apa yang dibisikkannya. "Tidak! Aku tidak mungkin melakukan itu," ujarnya menolak keinginan Halwa."Jika kau tidak mau maka jangan salahkan aku bila Inayah akan dalam genggamanku.""Apa maksudmu? Apa kau berniat jahat padanya?" Izzan melayangkan tatapan tajam pada Halwa."Ingat, Zan. Aku bisa melakukan apa pun bila keinginanku tidak tercapai jadi kau pikirkan matang-matang keputusanmu itu sebelum kau menyesalinya." Halwa menyentuh pundak Izzan pelan seraya meliriknya dalam, "Santai saja, Zan. Aku memberimu waktu 3 hari kok," ulasnya tersenyum miring sambil memicingkan matanya."Apa kau mengancamku, Wa?" tanya Izzan menelisik tajam."Sedikit, aku lakukan ini agar kau menjaga jarak dengan Inayah.""Bukankah kau tahu bahwa aku sudah menjaga jarak dengannya jadi kau tak peelu mengancamku seperti i

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Kabar Buruk

    ["Dia bersaksi bahwa memang dia yang merencanakan penculikan itu dan ada sesuatu hal yang buruk dan harus kau dengar."]"Apa itu, Jod? Kau katakan saja," imbuh Izzan mulai geram akrena sang sahabat tak juga mau mengatakannya.["Aku harap kau tidak terkejut setelah mendengar ini. Halwa ikut dalam rencana penculikan itu."]"Apa?! Kau yakin?" tanya Izzan ingin memastikan.["Iya, Daniel sendiri yang bersaksi dan jika kau tidak percaya kau bisa bicara padanya sekaranh."] Jody memberikan benda pipih itu kepada Daniel yang masih duduk begitu santai dan mengungkapkan bahwa Halwa melakukan itu juga dan dalang dari semua kejahatan itu adalah Halwa."Terima kasih atas pengakuanmu, assalamualaikum." Izzan langsung mematikan sambungan teleponnya, kini menaruhh ponsel tersbeut ke dalam saku celananya. Matanya menatap sinis ke arah Halwa yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Halwa,"panggil Izzan pelan."Iya, adda apa, Zan?""Apa ada sesuatu hal yang kau sembunyikan dariku?" tany Izzan masih

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Izzan Meminta Maaf

    "Zan, apa yang kau lakukan di sini?" tanya pria brewok itu yang tak lain adalah Aldi."Aku baru saja mengantar Halwa pulang." Aldi menyuruh Izzan untuk keluar dari mobil, "Bisa kita bicara sebentar?""Tentu saja." Izzan melangkah keluar dan kini berdiri tepat di samping Aldi. Pria brewok itu menarik napas panjang sebeum dia memulai pertanyaannya. "Sebenarnya apa kau suah tahu bahwa Daniel sudah bersaksi dan menyatakan bahwa kekasihmu terlibat?""Iya, aku baru saja tahu. Jody baru saja menelponku.""Baguslah kalau kau sudah tahu! Aku juga baru saja dari kantor polisi dan akan kembali ke rumah." Aldi menatap tajam ke arah Izzan. "Aku bingung harus berkata apa padamu namun yang pasti kau harus bertindak tegas kepada Halwa.""Iya, aku suah menegurnya. Maaf!""Sudah kedua kalinya Halwa melakukan hal yang mencelakai Inayah dan aku tidak mau dia bertindak gila mengakibatkan Inayah kenapa-kenapa." Izzan menghela napas kasarnya, "Aku akan berusaha melindungi Inayah aar Halwa tidak

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Mungkin Kau Jatuh Hati Pada Izzan

    "Daniel dan Halwa bekerja sama untuk menculikmu, Nay," tutur Izzan menjelaskan."Bisa kau katakan sekali lai, Zan?" ucap Inayah ingin memastikan bahwa apa yang terdengar di telinga itu benar."Iya, Halwa ikut terlibat dalam penculikanmu itu." Di situ Izzan menceritakan kenapa dia yang meminta maaf dan bukan Halwa, dia tiddak ingin sampai pertemuan Halwa dengan Inayah malah membuat Inayah terluka lagi, "Jadi kedatanganku ke sini untuk meminta maaf padamu, Nay. Perwakilan dari Halwa aku mohon maaf.""Apakah rasa cinta Halwa begitu besar hingga dai menjadi buta, Zan?""Entahlah, Nay. Aku hanya tidak ingin sampai dia membuatmu terluka lagi jadi aku berencana akan pindah ke kota lain.""Kau ingin pindah?" tanya Inayah igin tahu."Iya, aku rasa harus melakukan itu. Lagian aku juga ingin menemanik kakek pengobatan jadi aku rasa ini waktu yang tepat.""Apakah Halwa juga akan ikut bersamamu?""Tentu saja, aku ingin menjaganya dengan baik.""Menjaganya dengan baik, apa maksudnya itu, Zan?"

Bab terbaru

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Akhir Yang Bahagia (End)

    Izzan mengusap wajahnya dengan frustrasi. “Halwa, apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu?” tanya Izzan kalut.“Pilihanmu hanya satu, Zan. Kembali padaku atau aku akan mendorong Inayah,” jawab Halwa yang sudah kesetanan.Di saat yang sama, Jody dan Aldi sampai di jembatan itu. Mereka sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari jembatan supaya tidak ada yang tahu tentang kedatangan mereka.“Astaga, apa yang sedang Halwa lakukan?” gumam Aldi sambil membelalakkan matanya.Posisi Halwa yang membelakangi Aldi dan Jody membuat mereka kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Hingga akhirnya mereka mendengar ancaman demi ancaman yang terlontar dari bibir tipis Halwa.“Kita harus menyelamatkan Inayah dari sana sebelum Halwa mendorongnya,” ucap Jody lirih supaya Halwa tidak mendengar.“Bagaimana caranya? Apakah kau tidak melihat jika Halwa mengikat Inayah di jembatan?” gerutu Aldi cemas.“Pasti ada caranya, Al. Selalu ada cara untuk menyelamatkan seseorang,” balas Jody dengan yakin.Sementa

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    "Apa kau mendengar suara itu, Al?" tanya Alita ingin tahu."Iya, sepertinya suara itu berasal dari ruangan ini." Aldi menyentuh knop pintu dan ternyata pintunya terkunci. Pria brewok itu mencoba mengetuk pintu sambil bertanya, "Ada siapa di dalam?" Merasa tidak ada jawaban, dua orang itu pun memutar balik namun baru dua langkah memutar balik tiba-tiba terdengar kembali suara orang meminta tolong, dengan sigap Aldi langsung mengetuk pintu itu kembali dan bertanya, "Halo Ada siapa di dalam?" tanya Aldi ingin memastikan."Tolong!!" Terdengar ada jawaban yang meminta tolong akhirnya Aldi bergegas mendobrak pintu tersebut dan alangkah terkejutnya dua orang itu ketika mendapati Al Fattah Shidiq sedang tergeletak di anak tangga bagian bawah dengan posisi kursi roda menimpa tubuhnya."Astagfirullah, Kakek. Bagaimana bisa ini terjadi di mana Izzan dan Inayah?" tanya Alita dan Aldi bersamaan. Aldi dan Alita membantu pria tua itu untuk duduk kembali di atas kursi rodanya, "Izzan edang me

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Tipu Daya Daniel

    Dan segerombolan pria berseragam datang sembari menyodorkan sebuah pistol ke arah pria tadi. "Borgol dia sekarang," titah pria itu melirik dua orang pria di belakangnya."Kalian tidak akan bisa menangkapku!" serunya masih mengenakan sebuah masker yang menutupi wajahnya."Apa kau masih bermimpi?! Lekas bangun dari ilusimu karena kami sudah menangkapmu sekarang!" jawab seorang pria yang kini sedang berada di daun pintu dengan napas yang ngos-ngosan."Jody," sebut Izzan pelan. Inayah meminta Alita untuk mendekat ke arah Izzan, "Apa kau baik-baik saja, Zan?" tanya Inayah nampak khawatir."Apa kau mulai mengkhawatirkanku?" tanyanya dengan alis terangkat."Tentu saja, kau terluka seperti ini karena melindungiku dan kakek." Inayah menyentuh jemari Izzan dan membawanya untuk segera duduk di atas sofa, melirik sahabatnya untuk ikut membantu maka Alita pun langsung bergegas cepat. "Aku akan memanggil perawat," ucap Alita mengerti bahwa Inayah tidak ingin sampai terlambat mengobati Izzan.

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Terjadi Perkelahian

    Inayah sontak tertegun, jujur saja dia bingung untuk menjawab apa. Mengingat bagaimana Irsyad dulu pernah ditolak oleh kedua orang tuanya ketika ingin melamar Inayah. "Atas nama orang tuaku, aku memohon maaf.""Maaf untuk apa, Nay?" tanya pria tua itu tak mengerti."Mungkin penolakan orang tuaku beberapa tahun lalu telah menyakiti hati Kakek." Inayah tertunduk malu dan merasa bersalah, jika saja ibunya tidak menulis surat mana mungkin dia bisa tahu bahwa Irsyad pernah berbicara kepada orang tuanya perihal ingin melamar Inayah."Oh, masalah itu Kakek juga tidak terlalu ingat namun waktu itu Irsyad melarang Kakek untuk menemui orang tuamu." Izzan yang ada di ruangan tersebut sontak menatap Inayah, "Apa maksud ucapanmu itu, Nay?" tanya Izzan sangat penasaran, bukankah selama ini yang Izzan tahu bahwa kak Irsyad belum sempat untuk meminangnya, meski dia sudah menyiapkan semua perlengkapan lamaran."Jangan bilang kalau..." Izzan menelisik tajam ke arah Inayah. Seolah dia bisa menebak

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Ingin Meminang Inayah

    "Jalan satu-satunya adalah membawa beliau pergi ke Singapura untuk pengobatan." Dokter hanya berkata seperti itu namun hal tersebut sungguh sangat membubat Izzan bingung."Akan aku usahan, Dok." Izzan mengangguk pelan ndan akan berusaha untuk membujuk kakeknya agar mau melakukan pengobatan. Pria tampan itu kembali masuk ke dalam ruangana tersebut sambil melirik Al Fattah Shidiq yang nampak sangat akrab sekali dengan Inayah, membuat pria itu nampak tersenyum tipis. "Apakah Kakek sudah merasa baikan?" tanya Izzan melirik kakeknya."Alhamdulillah, lumayan membaik, Zan. Bisakah kau bawa Kakek pulang ke rumah?" ucapnya menoleh ke arah cucunya."Kakek kenapa mau pulang? Kondisi Kakek belum membaik sepenuhnya," imbuh Izzan menolak dengan pelan. Pria berlesung pipi itu mencoba untuk menjelaskan bahwa kakeknya harus dirawat di rumah sakit sampai tubuhnya sudah membaik. Izzan habis kata-kata meliha Al Fattah Shidiq selalu saja menolak dan bersikukuh untuk pulang. Melihat Izzan yang t

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Cerita Yang Sebenarnya

    "Bisakah kau berhenti membekapku?" ketus Alita tak senang. Gadis cantik itu menoleh ke arah Aldi sambil bertanya, "Memangnya apa yang terjadi?" Aldi mengedarkan sepasang bola matanya melihat ke penjuru arah lalu berjalan mendekati Alita, menarik tangan gadis itu untuk mendekatinya sambil berbisik dan mengatakan kejadian yang terjadi dan penyebab Inayah terluka."Apa? Dasara gadis licik!" ketusnya tak senang."Maka dari itu, sebelum Izzan pulang kita harus menjaga mereka dengan baik. Perhatikan dokter dan perawat yang masuk," imbuh Aldi mengingatkan Alita."Kau tenang saja ku paling ahli dalam memeriksa orang, memangnya Izan pergi ke mana?" tanya Alita ingin tahu."Izzan pergi memeriksa perusahaan I2 Group, ada sedikit masalah yang mendadak jadi dia pergi ke sana. Bila ada Izzan maka hal ini tidak akan terjadi, andai saja aku tidak menerima telpon maka hal seperti ini tak akan terjadi," tandasnya penuh sesal dan merasa bersalah. Alita menghela napas beratnya, dia tidak pernah t

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Rasa Penasaran Alita

    "Al, cepat selamatkan kakek," balasnya seraya ikut berteriak dan masih menarik kaki Halwa."Kalian tak akan bisa menyelamatkan pria tua itu," imbuh Halwa langsung mendorong Inayah lagi."Mau sekuat apa pun kau mendorongku, aku akan tetap kokoh dan aku tak akan membiarkanmu mencelakai kakek." Inayah sekuat tenaga memegang kaki Halwa agar gadis itu tak mengejar Aldi. Halwa berusaha menendang tubuh Inayah yang sudah terguling dan sepertinya kaki perempuan itu terluka namun dia menahan rasa sakit itu agar bisa menahan Halwa melihat segerombolan pria berseragam membuat Inayah tak mampu lagi untuk menahan Halwa."Tangkap gadis itu sekarang!" Salah satu pria itu langsuang menarik tangan Inayah dan membawanya untuk diperiksa."Kalian bawa dia ke kantor polisi sekarang!" teriak si ketua itu yang tak lain adalah Jody. Jody menggendong tubuh Inayah dan membawanya ke ruangan unit gawat darurat. "Dok, selamatkan Inayah." Jody nampak panik sekali melihat banyak sekali darah yang menetes dar

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Menyelamatkan Kakek

    Pria tua itu meminta Inayah untuk duduk berjongkok dan dia membisikkan sesuatu kepada Inayah, alangkah terkejutnya Inayah ketika mendengar hal tersebut. Dia benar-benar tidak menyangka bila hal tersebut akan menimpah Al Fattah Shidiq. "Baik, Kek. Ayo." Inayah mendorong kursi roda pria tua itu. Diiringi oleh Aldi yang membawa sebuah tas tengah dijinjingnya, pria brewok itu masih sibuk dengan headseat di telinganya namun sepasang bola matanya terus melihat sekeliling arah. Mengawasi bila saja ada hal buruk yang terjadi."Baiklah, aku akan mencari tempat dulu, di sini suaramu tidak terlalu jelas." Aldi menyentuh pundak Inayah seraya berkata, "Naya, aku terima telpon dulu ya.""Iya, aku akan menunggu di mobil ya." Inayah mengangguk pelan. Pria tua itu terus menoleh ke belakang sambil meminta Inayah untuk lewat jalan yang tak dipenuhi dengan banyak orang. "Lewat mana ya, Kek?" tanya Inayah tak paham."Kau ikuti instruksi kakek saja." Mereka hampir saja sampai di pertengahan jal

  • Dinikahi Guru Tampan Putraku   Akhirnya Kakek Siuman

    "Tentu saja," jawab Aldi dan Inayah bersamaan."Baiklah, kalau begitu!" seru Izzan langsung berjalan mendekati sang kakek sambil emnyentuh jemari yang sudah sangat keriput dan semakin tua itu. "Kek, maafkan aku! Dengan sangat terpaska aku harus meninggalkan kakek dulu, perusahaan kak Irsyad dalam masalah. Aku titip kakek pada Inayah," bisiknya pelan. Untuk kedua kalinya, pria tampan dengan lesung pipi itu mengucapkan maaf pada sang kakek. Sangat berat bagi Izzan untuk meninggalkan sang kakek, jika saja itu perusahaannya maka dia tak akan pergi namun mengingat kerja keras sepupunya maka h itu harus dia lakukan."Al, aku titip kakekku dan Naya ya." Izzan menatap Aldi penuh harap."Iya, Zan. Aku akan menjaga mereka dengan baik kok." Inayah memandangi kepergiaan Izzan yang begitu sedih, ia tahu bahwa pria itu tak ingin pergi namun amanah mendiang Irsyad harus dilaksakannya. "Semoga saja kakek segera sadar ya, Al." Inayah duduk di samping sang kakek sambil memandangi wajah pria tua

DMCA.com Protection Status