Share

Curiga

"Kenapa?" tanya Amel heran begitu Ramdan berhenti melakukan aktivitasnya. Tubuhnya kini sudah berada di bawah suaminya itu. Sekian menit lalu, Ramdan hanya menciumi keningnya berkali-kali, beralih ke mata, hidung, pipi hingga bibir. Baru saja Amel mulai menikmati, namun gerakan itu terhenti.

"Kamu nggak capek apa? kita belum ada istirahat loh, kalau dilanjut, aku khawatir besok kamu tepar," jelas Ramdan, ia sudah berpindah ke sisi ranjang, menjauh beberapa meter dari istrinya.

Amel menolehkan kepalanya, tersenyum ke arah sang suami yang kini menghadapkan wajah padanya. Jujur, seharian dipajang di pelaminan memang lelah, hanya saja jika Ramdan menginginkan untuk menuntaskan hajat padanya, ia siap saja.

"Iya Kak..." lirih Amel membalas senyuman suaminya. Ia bertambah bahagia rasanya, begitu menyadari betapa perhatiannya Ramdan padanya. Mengerti sekali jika istrinya memang sedang lelah.

Setelahnya, mereka tertidur dengan kepala Amel yang dibenamkan di bawah dada bidang milik Ramdan. Ia m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status