"Bapak.. " pekik Asma terkejut saat melihat Basuki terjengkang setelah mendengar ucapannya.
Di sisi lain, Basuki tampak meringis merasakan pantatnya yang tanpa sengaja mencium lantai dengan cukup keras. Rasanya benar-benar sakit sampai membuat encoknya hampir kambuh. Namun selain itu dia juga merasa sangat malu. Sakitnya memang tidak seberapa, tapi malunya itu loh.. ck.. ck..Sembari membantu Basuki duduk di kursi, Asma tak dapat menahan tawanya yang sedari tadi coba dia tahan. Reaksi dari Basuki benar-benar di luar dugaan. Saking terkejutnya sampai membuat pria itu terjengkang.Melihat Asma yang tak berhenti menertawainya, membuat Basuki jadi memberengut. Wajahnya merah dengan bibir mengerucut. Dia benar-benar malu karena bertingkah konyol di depan gadis pujaannya."Bapak kenapa bisa sampai jatuh sih." kikik Asma sembari menutupi bibirnya dengan punggung tangan. Rasanya dia tidak bisa berhenti jika mengingat apa yang terjadi pada Basuki tadi.Asma mencibir melihat tingkah percaya diri Basuki yang setingkat dewa. Tapi kalau boleh jujur, pria itu memang terlihat semakin tampan dengan jambang-jambang halusnya yang mulai tumbuh lebat.Asma jadi panas dingin melihat brewok Basuki saat ini. Mengingatkan dirinya akan kebiasaan pria itu yang sering menggesekkan jambangnya di antara dua bakpaonya. Rasanya memang geli, tapi selalu membuat dirinya merasa ketagihan."Ihh.. Bapak apaan sih." dengus Asma pura-pura. Sebenarnya saat ini dia merasa malu karena pertanyaan Basuki barusan.Basuki terkekeh karena berhasil membuat Asma tersipu. Tingkah malu-malu gadis itu membuatnya merasa gemas.Beberapa detik kemudian, suasana di antara mereka mulai berubah serius. Beberapa kali Asma menggigit bibir bawahnya saat melihat Basuki menatapnya dengan begitu intens."Tentang ucapan kamu tadi, apa itu serius?" tanya Basuki mulai bersuara.Asma menggigit bibir bawahnya dengan wajah resah. Kedua
Asma mengerang di dalam tidurnya saat mendengar suara gaduh yang berasal dari luar kamarnya. Gadis itu mendengus, dirinya baru saja tertidur dua jam yang lalu karena Dika yang rewel. Semalam adik tirinya itu tidak kunjung tidur. Padahal dia sudah menyusuinya cukup lama.Dengan setengah hati Asma bangun dari tidurnya. Mencepol rambut panjangnya asal dan merapikan dasternya yang berantakan karena baru selesai menyusui. Kedua matanya masih terasa lengket untuk dibuka. Tapi Asma memaksakan diri untuk bangun dan melihat apa yang terjadi di luar kamarnya.Asma lalu keluar dari kamarnya dengan langkah gontai. Tujuannya saat ini adalah dapur, tempat dimana suara gaduh itu berasal.Sampai di sana, gadis itu melihat sosok bapak sambungnya yang tengah sibuk di depan kompor. Entah apa yang tengah dimasak oleh pria itu. Karena pandangan Asma terhalangi oleh punggung lebar Basuki."Bapak.. " panggil Asma pelan yang kemudian berjalan mendekati pria itu. Suaranya
Di siang hari yang terik, Asma baru saja selesai mencuci pakaian kotor yang menumpuk karena dua hari tidak dicuci. Kini gadis itu tengah menjemur pakaiannya di belakang rumah.Angin yang berhembus sepoi-sepoi tak membuat Asma merasa kepanasan di bawah terik matahari. Sehingga membuat dirinya merasa senang-senang saja untuk menyelesaikan pekerjaannya.Baru saja Asma menjemur setengah jemurannya, tiba-tiba saja Basuki datang dengan bertelanjang dada. Pria itu baru pulang dari sawah dan langsung mandi.Asma bersemu melihat tubuh atletis bapak sambungnya yang menawan. Apalagi didukung dengan wajahnya yang tampan. Kulit Basuki memang sedikit gelap dibanding dirinya karena pria itu sering berada di bawah terik matahari. Tapi hal itu justru membuat penampilan Basuki semakin sexy."Bapak udah makan siang?" tanya Asma sembari menjemur baju milik Basuki. Gadis itu berusaha bersikap tenang saat pria itu mendekatinya."Nanti saja, selesai bantu kamu
Hujan lebat terus mengguyur desa tempat Basuki tinggal. Selama dua hari dua malam, hujan tak kunjung reda. Membuat beberapa warga memilih untuk tetap diam di dalam rumah.Berbeda dari warga yang lain, Basuki nekat menerobos hujan untuk melihat keadaan padinya yang ada di sawah. Diguyur hujan selama 48 jam pasti akan berdampak buruk pada tanamannya.Dan benar saja, saat sampai di sawah Basuki melihat tanaman padinya roboh di beberapa bagian. Pria itu menghela napas berat melihatnya. Jika hujan tak kunjung reda, Basuki khawatir jika tahun ini mereka akan mengalami gagal panen.Tanaman padi yang roboh akan mengalami kerusakan pada batang dan kerontokan bulir gabah. Hal tersebut dapat terjadi pada jenis padi yang memiliki batang panjang. Jika terjadi pada tanaman padi yang baru saja berbulir, dapat menyebabkan perkembangan bulir yang tidak maksimal. Hal itu karena penyaluran unsur hara yang tidak sempurna."Basuki.. " seru seorang bapak-bapak yang usi
Bukannya merasa bersalah, Basuki justru tersenyum kecil. Omelan Asma tidak membuatnya merasa kesal. Pria itu justru merasa senang karena tandanya gadis itu benar-benar khawatir terhadap dirinya. Basuki tidak akan menolak seluruh perhatian yang Asma berikan untuknya.Asma menarik napasnya dalam-dalam melihat respon Basuki yang hanya diam saja. Sudahlah, lebih baik kali ini dia tidak perlu memperpanjang masalah ini. Toh, Basuki juga sudah pulang dalam keadaan yang baik-baik saja."Ya udah, sekarang Bapak langsung ke belakang aja. Biar Asma siapin air hangat buat Bapak mandi." suruh Asma yang tak ingin Basuki berlama-lama dalam keadaan basah kuyup. Bisa-bisa pria itu terserang demam.Basuki tak membantah sama sekali. Pria itu langsung menuruti apa yang Asma perintahkan. Dia juga sudah merasa bergidik karena hawa dingin yang menusuk sampai ke tulangnya sejak tadi.Melihat Basuki yang sudah pergi, Asma lantas menutup pintu rumahnya. Gadis itu lalu memb
Asma menghela napas pelan begitu melihat Basuki yang tertidur di dalam pelukannya. Setiap Asma hendak bangun, pria itu akan semakin mengeratkan lilitan tangannya pada pinggang Asma. Alhasil, gadis itu tidak dapat pergi kemana pun.Selain tangannya yang tidak mau melepaskan pelukannya, mulut pria itu juga tidak kunjung melepaskan puncak dadanya. Membuatnya merasa kebas karena terlalu lama menyusui bayi besar itu.Hari mulai beranjak malam ketika Asma mendengar tangis bayi yang ada di kamar sebrang. Sepertinya Dika terbangun dari tidurnya karena guntur yang terdengar cukup kencang. Padahal biasanya adiknya itu tidak gampang terbangun.Asma yang merasa khawatir karena terlalu lama meninggalkan Dika sendirian di kamarnya, mencoba untuk melepaskan lilitan tangan Basuki pada pinggangnya. Namun lagi-lagi dengan sengaja pria itu mengeratkan pelukannya."Pak.. lepasin dulu. Asma mau liat Dika." ujar Asma mencoba bersabar. Menghadapi bayi besar yang super manja ini memang membutuhkan kesabaran.
Asma mendengus pelan dan berjalan menuju sisi ranjang Basuki yang lain. Gadis itu lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang sembari menyusui Dika.Dapat Asma rasakan ranjang yang dia duduki sedikit bergoyang. Lalu tak lama kemudian, dia merasakan kedua tangan yang menyusup di antara sisi tubuhnya. Dan berakhir memeluk perut datarnya."Kenapa nggak tidur lagi?" tanya Asma yang menyadari siapa pelakunya.Basuki menggeleng di balik punggung Asma. Pria itu mencari posisi nyaman dengan merapatkan diri ke arah anak sambungnya itu."Bapak mau makan?" tanya Asma menawarkan makanan untuk Basuki. Yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh pria itu."Nggak mau makan. Pahit." jawab Basuki cemberut.Asma tersenyum tipis. Hal seperti ini memang sudah biasa terjadi jika sakit. Lidah kita akan terasa pahit setiap merasakan makanan. Bahkan air saja rasanya bisa tidak enak jika diminum.Tapi hal tersebut hanya berlangsung beberapa hari saja. Masalah ini akan sembuh sendiri seiring dengan kondisi tubuh yang mu
Asma terbangun dari tidur lelapnya begitu mendengar kicauan burung yang bertengger di jendela kamarnya. Ketika dia membuka matanya untuk pertama kali, hal yang dia lihat adalah wajah Basuki yang berada tepat di depannya. Kantuk yang sempat mendera Asma seketika lenyap. Iris beningnya yang sembab karena baru bangun tidur seketika membelalak. "P-Pak.. " cicit Asma terkejut bukan main. Siapa yang tidak terkejut ketika baru saja bangun tidur sudah ada seorang pria dengan senyum manis yang terpatri di bibirnya, tengah menatap kalian? "Pagi, Sayang." sapa Basuki dengan ceria. Masih dengan posisinya tidur menyamping menghadap Asma. Dengan sebelah lengannya yang digunakan sebagai sanggahan. Asma yang mendapatkan sapaan manis itu, serta menyadari posisi mereka saat ini seketika tersipu. Kedua pipi tembamnya memerah, bagai tomat yang siap dipetik. "P-Pagi.. " balas Asma malu-malu. Jujur saja dia masih belum terbiasa berhadapan dengan bapak sambungnya dengan kondisi seperti ini. Wajah banta
Asma yang memang telah memberikan dirinya pada Basuki tak mempunyai pilihan lain selain mengangguk.Dengan liar, Basuki mulai memainkan bukit tembam Asma. Mencium, menjilat, mengulum dan menghisapnya dengan rakus. Bahkan cairan hangat yang baru saja keluar dari inti gadis itu tak luput dari hisapannya.Asma hanya bisa melenguh merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ini dia rasakan. Entah berapa kali dia mencapai puncak karena permainan bibir dan tangan Basuki.Wajah Basuki terlihat merah padam dengan sudut bibirnya yang basah. Raut puas tampak jelas di wajah pria itu. Semua yang ada pada diri Asma benar-benar sempurna di matanya. Gadis itu menjaga dirinya dengan baik.Iris gelap Basuki semakin bernafsu melihat posisi berbaring Asma saat ini. Dimana gadis itu tengah telentang dengan kedua kaki terbuka lebar. Menampakkan bukit tembamnya yang merah merekah.Jakun Basuki naik turun melihat pemandangan indah tersebut. Gelora dalam dirinya kian membara, seiring dengan desakan kuat yang
Seorang gadis muda dengan parasnya yang cantik, tampak terbaring pasrah di bawah kungkungan pria dewasa berbadan kekar yang berparas tampan. Siapa lagi kalau bukan Asma, yang terlihat pasrah saat Basuki mendorongnya ke atas ranjang. Dalam posisi kaki yang masih menjuntai di atas lantai.Gaun pengantin yang beberapa waktu lalu melekat di tubuh Asma, kini telah berganti dengan gaun malam yang mengekspos lekuk tubuhnya. Menampilkan beberapa bagian yang menonjol karena ukurannya yang memang di atas rata-rata.Sebelumnya, sesaat setelah Basuki keluar dari kamar untuk kembali menitipkan Dika pada Sekar, Asma buru-buru meloloskan gaun pengantin yang dia kenakan dari tubuhnya. Lalu menggantinya dengan sebuah gaun malam yang diberikan oleh Rahayu.Asma pikir baju yang Rahayu berikan adalah baju-baju normal seperti pada umumnya. Namun ternyata Rahayu sengaja memberikan gaun malam yang memang telah Basuki siapkan untuk Asma. Benar-benar kerjasama yang bagus.Asma yang memang baru pertama kali in
Acara resepsi yang diadakan selama empat jam tanpa jeda iklan itu akhirnya telah selesai. Tamu undangan yang memenuhi pelataran rumah Asma yang telah disulap bak gedung tempat acara pernikahan berlangsung, kini berangsur sepi. Hanya segelintir orang yang masih bertahan di sana.Malam memang semakin beranjak larut. Dan orang-orang juga mulai mengantuk. Ingin segera terlelap di atas ranjangnya yang empuk.Seorang gadis dengan sanggul yang masih terpasang di belakang kepalanya, kini tengah terduduk di depan cermin rias bersama seorang wanita yang berdiri di belakangnya."Apa Mbak bilang.. kalau kamu tenang, semuanya pasti berjalan lancar." ujar Rahayu yang tengah sibuk melepaskan segala properti yang ada di atas kepala Asma.Asma mengulum senyum sebelum kemudian mengangguk. Dia memang sempat gugup ketika acara pengucapan janji pernikahan berlangsung. Takut Basuki salah berucap. Atau lebih parahnya lagi salah menyebut namanya. Ada-ada saja memang yang Asma takutkan."Iya, Mbak. Gugup yang
"Dika dimana?" tanya Basuki saat tidak melihat batang hidung anaknya sedari tadi pagi. Tidak melihatnya beberapa jam saja, dia sudah merindukannya. Asma yang tengah menikmati suasana pesta pernikahan mereka lantas menoleh. Dan mendekatkan bibirnya pada telinga Basuki. Suara bising sound system yang dinyalakan cukup keras membuat suaranya teredam. "Asma titipin adiknya Mbak Rahayu." jawab gadis itu. Dia tidak perlu khawatir karena adik Rahayu bisa memomong Dika dengan baik. Adik tiri yang sekarang resmi menjadi anak sambungnya itu tampak nyaman dengan pemuda remaja itu. Basuki mengangguk dan bernapas lega. Seharian ini dia memang belum sempat bertemu dengan putra kecilnya. Setelah sesi foto bersama, Dika kembali menghilang begitu saja. Sehingga kini dia tampak kebingungan mencarinya. Iris gelap Basuki melirik Asma dari ekor matanya. Jika hari-hari biasa dia terbiasa melihat gadis itu tanpa polesan make up. Di hari bahagia ini dia akhirnya bisa melihat Asma dengan riasan yang membua
Jarak wajah mereka semakin dekat. Hanya tinggal maju sedikit saja, bibir keduanya pasti akan saling bertemu. Namun seruan bernada gurauan yang MC layangkan, membuat keduanya spontan menjauhkan wajah masing-masing. Baik Asma maupun Basuki tampak kikuk dan malu karena hampir lepas kendali. Acara resepsi dimulai, dengan berbagai ritual yang harus dijalani oleh keduanya. Mulai dari penyerahan kembang mayang, ngidak endhog sampai dulangan. Acara kemudian berlanjut dengan ucapan selamat bagi pengantin dan sesi foto bersama. Banyak dari para warga yang dengan senang hati ikut berfoto bersama Asma dan juga Basuki. Sempat menjadi tanda tanya besar mengapa tidak ada keluarga dari kedua belah pihak yang datang di acara sakral tersebut. Namun setelah menyimak apa yang MC katakan, membuat pertanyaan tersebut akhirnya terjawab sudah. "Selamat ya, Asma.. Mas Basuki. Semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan." ujar Roni yang memang datang di acara pernikahan tersebut. Tentu saja d
Suasana khidmat tampak menyelimuti pernikahan antara Asma dan juga Basuki. Setelah mengucapkan janji pernikahan yang disaksikan oleh para saksi dan tamu undangan, maka status keduanya telah resmi menjadi sepasang suami istri.Basuki telah berdiri di atas panggung seorang diri. Menanti kedatangan Asma yang sebentar lagi akan datang menemani. Wajahnya terlihat sumringah karena baru saja melepas masa dudanya. Apalagi di pernikahannya yang ketiga kalinya ini dia mendapat seorang gadis muda yang cantik jelita. Ehem, yang muda lebih menggoda ya Pak Bas. Sstt.. lupakan ocehan author.Alunan musik gamelan terdengar, begitu Asma muncul dari balik pintu rumah yang telah dipasangi gedebog pisang yang telah dihias di sisi kanan dan kirinya. Hiasan tersebut berupa anyaman daun kelapa muda yang dibentuk seperti keris dan semacamnya. Juga terdapat hiasan janur kuning, bunga kertas dan dedaunan yang ditancapkan di batang pisang tersebut.Asma mulai berjalan mengarah ke atas panggung dengan ditemani d
Lagu berjudul Ikan Dalam Kolam yang telah dicover menjadi dangdut koplo terdengar menyemarakkan acara resepsi pernikahan Asma dan Basuki.Among tamu yang berjajar rapi di sisi kiri dan kanan pintu masuk, tampak begitu ramah saat menyambut kedatangan tamu undangan yang mulai berdatangan.Beberapa dari mereka bertugas untuk membawa bawaan dari tamu perempuan. Biasanya barang bawaan tersebut berisi beras, minyak dan juga gula. Ada juga yang membawa mie kemasan merah besar sebagai junjungannya. Sedangkan untuk tamu laki-laki, biasanya membawa sebuah amplop berisi uang yang akan langsung dimasukkan ke dalam kotak angpao. Hal semacam itu sering disebut dengan becek'an.Among tamu yang lain mengarahkan para tamu undangan menuju meja prasmanan. Dimana telah tersaji berbagai menu makanan yang bisa diambil sesuka hati. Mulai dari rawon, soto sampai sup daging tersaji rapi di atas meja panjang.Suasana resepsi yang dihadiri cukup banyak warga desa ini kian semarak saat biduan dangdut mulai naik
Asma terkikik geli dan mengajak Basuki masuk ke dalam rumah. Dirinya sudah memasak ayam goreng, tempe penyet yang dibaluri sambal terasi dan terong goreng sebagai lalapan. Salah satu menu masakan rumahan kesukaan sang calon suami. Ehem.. calon suami nggak tuh.. "Ini yang lain sudah pada makan?" tanya Basuki pada salah satu karyawan vendor yang berpapasan dengannya ketika hendak menuju dapur. Wanita itu mengangguk dan tersenyum kecil. Namanya Citra, karyawan wanita yang bertugas mendekor altar dengan bunga-bunga. "Sudah, Pak. Ndak nyangka, masakannya Dik Asma ternyata juara." serunya sembari mengacung jempol. Tak hanya dirinya, teman-temannya yang lain juga mengakui jika makanan Asma memang lezat. Asma yang mendapatkan pujian tersebut terang saja tersipu. Sedangkan Basuki justru terlihat tersenyum bangga. Dia menyenggol kecil lengan Asma yang sejak tadi diam saja. Sadar jika sang gadis tengah tersenyum malu. "Wahh.. kalau soal masakan memang calon istri saya juaranya." timpal Basu
Undangan pernikahan Asma dan Basuki telah tersebar. Tak banyak memang warga yang mendapat undangan tersebut. Selain karena Asma tidak ingin terlalu ramai, juga masih sedikit warga yang dikenal oleh keduanya. Dua hari sebelum hari H, tenda beserta alat-alat yang lain telah datang dan terkumpul di depan rumah Asma. Para pekerja mulai sibuk memasang dan mendesain dekorasi tenda pernikahan untuk Asma dan juga Basuki. Basuki hanya menyewa satu petak tenda berukuran sedang, mengingat jumlah tamu undangan yang dia undang tidak terlalu banyak. Untuk bagian konsumsi, pria itu juga menyerahkan sepenuhnya pada vendor yang dia sewa. "Pak, sarapan dulu. Dari tadi pagi Bapak belum sempet makan." seru Asma tengah menggendong Dika yang tampak rewel. Suasana rumahnya yang terbilang ramai karena lalu lalang para perias dekor, mungkin membuat bayi kecil itu merasa tidak nyaman. "Iya, sebentar lagi." Basuki menjawab seruan Asma dengan seruan juga. Pria itu terlihat sedang membantu salah seorang kary