Share

Bab 538

Author: Clarissa
Tiffany juga tidak bisa memikirkan kemungkinan lain lagi. Dia memahami Sean. Sebagai putra Raymond, Sean pasti tidak bisa menerima kenyataan ayahnya adalah orang yang keji. Namun, semuanya sudah jelas.

Sejak kapan Sean lebih mementingkan keluarga dan tidak memedulikan kebenaran? Tiffany menghela napas, lalu menceletuk, "Mungkin dulu aku menganggapmu terlalu sempurna."

Sebenarnya, Sean sama dengan Sanny. Dia hanya mementingkan keluarganya. Jadi, kenapa Tiffany juga tidak bersikap egois dan mengutamakan keluarganya?

Tiffany tersenyum getir. Sebelum datang, dia berpikir jika Sean bersedia memutuskan hubungan dengan Sanny, dia akan kembali bersama Sean. Jika Sean mempertimbangkan pengaruh Sanny terhadap Tiffany, nantinya Tiffany akan menghabiskan sisa hidupnya bersama Sean setelah mengantar Niken.

Bahkan, jika Sean menjamin ke depannya dia akan mengutamakan Tiffany dibandingkan keluarganya sendiri, Tiffany juga tidak akan memedulikan segalanya dan terus mencintai Sean.

Namun, Sean tidak be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dinda Wulandari
yaampun sedih banget......... gak ikhlas kali rasanya lihat mereka beneran pisaaaah.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 539

    Satu minggu kemudian, Tiffany menemani Bronson membawa Niken yang sekarat meninggalkan Kota Aven. Mereka hendak pergi ke kediaman Keluarga Japardi.Di bandara, Julie menggenggam tangan Tiffany seraya berlinang air mata dan berkata, "Tiffany, kamu harus sering-sering hubungi kami. Kalau ada waktu, kami pasti mengunjungimu. Ke depannya kamu harus hidup bahagia."Tiffany mengangguk. Dia yang berdiri di depan pos pemeriksaan berpamitan dengan Julie, Chaplin, Mark, Charles, dan keluarga Kendra.Setelah selesai, orang yang dinantikan Tiffany tetap tidak muncul. Tiffany melihat ke arah pintu masuk bandara. Tidak ada seorang pun di sana.Tiffany mengembuskan napas. Dia mentertawakan dirinya sendiri. Sama seperti Tiffany, akhirnya Sean memilih keluarganya.Sebenarnya, begini lebih baik. Biarpun Tiffany dan Sean memilih untuk meninggalkan keluarga dan hidup bersama, mereka juga belum tentu bisa bahagia.Tiffany melihat lagi Kota Aven yang meninggalkan banyak kenangan indah untuknya. Dia menarik

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 540

    Pria paruh baya meneruskan, "Pasien ini menikah 2 tahun yang lalu dan suaminya sangat menyayanginya. Delapan bulan yang lalu, pasien ini hamil. Dokter sudah mengingatkannya beberapa kali dia nggak boleh melahirkan anak karena kondisi jantungnya sangat lemah. Kemungkinan besar dia dan bayinya bisa mati.""Paling-paling dokter hanya bisa mempertahankan bayinya, tapi pasien wanita ini pasti nggak bisa diselamatkan. Tapi, pasien ini memutuskan untuk melahirkan bayinya. Dia mengabaikan bujukan dokter dan suaminya," lanjut pria paruh baya.Pria paruh baya menambahkan, "Sekarang usia kandungannya sudah 8 bulan. Beberapa hari yang lalu, kondisi jantungnya melemah. Suaminya menemukan rumah sakit kita setelah mencari tahu di berbagai tempat. Dia juga meminta kamu untuk membimbing ...."Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu menghampiri sebuah mobil BMW merah. Dia menjalankan mobil dan menanggapi seraya mengernyit, "Sembarangan! Kalau tahu tubuhnya bermasalah, kenapa dia malah hamil? Kalau tahu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 541

    "Dokter Tiffany."Tiffany baru saja mengganti pakaian dan keluar dari ruang ganti saat seorang pria dengan wajah berlinang air mata tiba-tiba menghentikannya."Aku pasienmu hari ini. Aku suami dari Sanny, namaku Conan."Dengan penuh emosi, pria itu berlutut di hadapan Tiffany. "Aku percayakan keselamatan istriku sepenuhnya kepadamu, Dok!""Saat dia hamil, aku sudah mencoba membujuknya, tapi dia sangat teguh pada keputusannya.""Aku benar-benar kehabisan cara. Setelah bertanya ke banyak orang, akhirnya aku menemukan Dokter. Semua orang bilang kamu adalah dokter yang luar biasa ...."Tiffany mengernyit, menatap pria yang berlutut di depannya dengan ekspresi datar. "Aku akan melakukan yang terbaik.""Uang bukan masalah."Conan menarik napas dalam-dalam, matanya penuh kesedihan dan kecemasan terhadap Sanny. "Berapa pun biayanya, aku pasti sanggup bayar! Selain itu ...."Pria itu mendongak, menatap mata Tiffany dengan serius. "Aku tahu operasi ini berisiko tinggi. Kalau nanti harus membuat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 542

    Saat itu, Tiffany berbaring di pelukannya. "Tentu saja sepadan. Ya, sepadan."Tiffany memejamkan matanya."Aku sudah meneliti penyakit jantung ini selama 5 tahun penuh. Aku pikir, sekarang saatnya untuk benar-benar menguji hasil penelitianku."....Operasi berlangsung dari pukul 4 sore hingga pukul 5 pagi keesokan harinya. Selama 13 jam operasi, Tiffany tetap fokus dan berdiri tegak di depan meja operasi.Saat jahitan terakhir selesai, dia akhirnya menghela napas panjang dan bersandar ke dinding ruang operasi dengan tubuh yang lelah.Tangisan bayi terdengar, perlahan-lahan Sanny membuka matanya. Ketika pandangannya bertemu dengan Tiffany yang berdiri di dekat dinding, matanya langsung terbelalak."Ti ....""Itu Dokter Tiffany."Seorang perawat yang sedang merapikan peralatan tersenyum tipis dan memperkenalkan, "Dokter Tiffany adalah dokter bedah jantung paling terkemuka di rumah sakit kami.""Jangan tertipu oleh usianya yang masih muda. Pengalamannya memang lebih sedikit dibandingkan d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 543

    "Kakak iparmu melarangku memberitahumu." Di ujung telepon, suara Charles terdengar pasrah. "Dia bilang takut kamu khawatir ....""Takut aku khawatir?" Sean mengernyit, lalu tertawa saking kesalnya. "Jadi, dengan cara diam-diam seperti ini aku nggak akan khawatir?""Aku ...." Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, mata Sean tiba-tiba menangkap sosok wanita yang sedang berbicara dengan Conan di kejauhan.Wanita itu mengenakan pakaian operasi berwarna hijau. Tubuhnya tinggi dan ramping, kulitnya putih dan bersih. Wajah itu ....Itu adalah wajah yang selama 5 tahun ini terus menghantui pikiran Sean, bahkan dalam mimpinya.Dalam ingatannya, Tiffany selalu memiliki terlihat polos dan menggemaskan. Namun, sekarang ....Masih wajah yang sama, masih sepasang mata yang sama, tetapi auranya dipenuhi keanggunan dan keteguhan, seolah-olah menyiratkan bahwa orang asing tidak boleh mendekat. Dia ...."Sean? Sean?" Suara Charles di telepon membangunkan Sean dari lamunannya."Aku sudah sampai di rumah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 544

    "Kalau rekan kerja, tolong jangan ganggu dulu. Aku ingin istirahat."Setelah waktu yang cukup lama, orang di depan pintu tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi.Tiffany mengernyit sambil menyelesaikan kata-kata terakhir yang ditulisnya. Kemudian, dia meletakkan pena dan mengangkat kepalanya untuk melirik ke arah pintu.Mata wanita itu tiba-tiba membesar. Pria yang berdiri di ambang pintu mengenakan setelan hitam, dengan fitur wajah yang tampan dan tegas, mata yang dalam, hidung yang mancung, serta tubuh yang tegap dan berkarisma.Dibandingkan 5 tahun lalu, dia semakin tampan, semakin dingin, dan semakin arogan. Seluruh tubuhnya memancarkan aura pria dewasa di atas 30 tahun.Tiffany menatapnya, keterkejutan di matanya hanya bertahan sekejap. Kemudian, dia tersenyum ringan kepadanya. "Pak Sean, kamu datang untuk menanyakan kabar operasi kakakmu?"Dia menampilkan senyuman formal. Suaranya dingin dan profesional seperti berbicara dengan keluarga pasien yang asing. "Operasinya sangat suks

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 545

    "Kalian sebenarnya punya hubungan apa ...?"Setelah beberapa menit keheningan di dalam ruang istirahat, tiba-tiba terdengar suara wanita yang lembut dari belakang.Sean tertegun sejenak, lalu secara refleks menoleh ke belakang. Di dalam ruangan, terdapat dua ranjang tingkat.Saat ini, ada tiga orang, satu pria dan dua wanita, yang sudah berbaring di atas ranjang tingkat itu.Ketiganya menatap Sean dan Tiffany dengan tatapan penasaran, seolah-olah sedang menyaksikan sebuah drama seru.Sean baru menyadari, ternyata masih ada orang lain di dalam ruangan ini. Tiffany menatap Sean dengan ekspresi pasrah. "Pak Sean, sekarang bisa tolong lepaskan aku?"Sean mengernyit, lalu melirik sekilas ke arah tiga wajah yang penuh rasa ingin tahu itu. Setelah itu, dia baru perlahan-lahan melepaskan Tiffany."Tolong tutup pintunya kalau keluar." Tiffany menguap, tidak berniat untuk berdebat lebih lanjut dengan Sean.Dia langsung naik ke ranjang kosong yang tersisa. Tanpa mengganti pakaian, dia langsung me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 546

    Chaplin mengernyit dengan kuat. "Kamu bawa wanita?""Kakak iparmu."Sean tersenyum tipis, lalu melepaskan Tiffany.Chaplin akhirnya bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas. Begitu melihatnya, dia langsung berlari ke pelukan Tiffany dan memeluknya dengan erat. "Kakak Ipar!""Chaplin." Tiffany memelototi Sean dengan galak, lalu mengusap punggung Chaplin dengan lembut. "Jangan panggil aku kakak ipar. Panggil saja aku Kak Tiffany.""Kak Tiffany.""Anak baik."Setelah menenangkan Chaplin, Tiffany menguap dan langsung menjatuhkan diri ke kursi kulit mewah di dalam mobil van, lalu berbaring dengan nyaman."Pak Sean nggak salah. Tempat ini memang jauh lebih baik dibanding ranjang keras di asrama."Wanita itu meregangkan tubuhnya dengan santai. "Chaplin, aku mau tidur sebentar. Kamu jaga di sini baik-baik, jangan biarkan orang jahat mendekat."Setelah berkata demikian, Tiffany memejamkan matanya, menarik selimut, dan langsung tertidur lelap.Sean duduk di kursi di seberang, menatapnya lekat-

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status