Share

Bab 433

Penulis: Clarissa
Meskipun Sean sering mengatakan bahwa Tiffany itu bodoh, sebenarnya dalam hal belajar, Tiffany sama sekali tidak bodoh. Sejak tadi pagi ketika Sean menetapkan hukuman jika dia tidak belajar dengan baik, Tiffany menghabiskan seluruh sore di ruang belajar untuk menghafal semua isi buku-bukunya dengan tekun.

Setelah makan malam, Sean duduk di atas karpet ruang belajar sambil memegang buku catatan kuliahnya dan mengajukan pertanyaan satu per satu.

Tiffany yang berbaring di pangkuannya, menjawab setiap pertanyaan sambil menguap. Namun, semua jawabannya benar, tanpa ada satu pun kesalahan.

Sean agak terkejut. Dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi Tiffany yang putih dan halus. "Ingatanmu sebagus ini?"

"Ya," Tiffany menjawab dengan bangga, sambil mengangguk. "Bukan cuma ingatanku yang baik, tapi kemampuan menghitung dan logikaku juga sangat kuat, lho."

Setelah itu, dia menggigit bibirnya dengan malu-malu. "Tapi sering kali, aku tetap nggak bisa berpikir cepat. Guru pernah bilang, otakku i
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 434

    "Sejak kecil dia dibawa ke organisasi pembunuh dan dijadikan bahan percobaan. Mereka menyuntikkan banyak obat ke tubuhnya," ujar Sean sambil mengemudikan mobil dengan santai dan senyuman tipis menghiasi wajahnya."Ditambah lagi, waktu kecil dia cuma menjalani pelatihan dan nggak pernah punya teman, makanya dia sekarang jadi nggak banyak bicara."Sean melirik Tiffany sekilas. "Kenapa tiba-tiba kamu tertarik sama Chaplin?"Tiffany menggigit bibirnya. "Chaplin dulu ... seorang pembunuh?""Ya." Sean tersenyum tipis sambil tetap fokus pada jalan. "Dia adalah pembunuh genius.""Tiga tahun lalu, waktu usianya baru sepuluh tahun, dia sudah bisa membunuh anjing pelatih di markas pembunuh tanpa ragu-ragu. Jadi, organisasi mencoba mengirimnya untuk membunuh manusia."Mata Tiffany membelalak takjub. Anak sepuluh tahun ... membunuh manusia ...?"Aku adalah target pertamanya dan juga yang terakhir."Sean tetap memandang lurus ke depan, senyum kecil di bibirnya tidak bisa disembunyikan. "Mereka yang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 435

    Tiffany menghabiskan sepanjang hari untuk ujian.Ketika ujian terakhir selesai menjelang malam, dia meregangkan tubuhnya sejenak. Sebelum dia sempat menghidupkan ponselnya, Julie sudah berlari menghampirinya dari belakang.Julie langsung merangkul Tiffany. "Barusan Mark ngirim pesan dan minta aku menyampaikan ini padamu. Setelah ujian selesai, jangan langsung pulang, pergi dulu ke rumah lama Keluarga Tanuwijaya."Tiffany mengerutkan kening. "Ke rumah lama Keluarga Tanuwijaya?""Benar," jawab Julie sambil menggaruk kepalanya, tampak sedikit bingung dengan pesan Mark."Dia bilang, kamu harus bicara sama Pak Darmawan. Sepertinya Sean sedang menghadapi sesuatu dan membutuhkan bantuan Pak Darmawan untuk menyelesaikannya. Tapi Sean sepertinya nggak akur sama Pak Darmawan, jadi mereka ingin kamu yang turun tangan."Tiffany berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Baik."Mark adalah teman terbaik Sean. Dia tidak mungkin membohonginya. Selain itu, dengan kepribadian Sean, meskipun menghadapi kesulit

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 436

    "Ah ...!" Saat Tiffany berpikir dia sudah aman, langkah kaki di belakangnya tiba-tiba berhenti. Detik berikutnya, dia merasakan tasnya ditarik kuat ke belakang .... Tubuh Tiffany langsung terseret ke dalam pelukan Michael."Lepaskan aku!" teriaknya sambil berjuang sekuat tenaga.Sebenarnya, dia sudah berjaga-jaga. Namun, dia tidak menyangka bahwa Michael masih berani bertindak meskipun dia sudah hampir masuk ke ruang tamu!"Teriak apa?!" Michael buru-buru menutup mulutnya dengan tangan dan menyeretnya ke sudut taman kecil. "Susah payah aku mendapatkanmu sendirian, kamu pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?""Beberapa kali sebelumnya aku diganggu sama si buta itu, aku sudah sangat kesal!"Tiffany terus meronta, bahkan menggigit tangan Michael. "Lepaskan aku! Kamu lupa sumpahmu waktu itu? Kamu bilang kalau kamu berani menyentuhku lagi .... "Saat Tiffany menyebutkan kejadian sebelumnya, wajah Michael menjadi semakin marah. Dia langsung mengangkat tangan dan menampar Tiffany dengan ker

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 437

    Tamparan Michael menghantam Tiffany dengan keras hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh ke tiang di sebelahnya. Untungnya, Mark dengan sigap melangkah maju dan menariknya, sehingga dia tidak benar-benar menabrak tiang.Keributan di luar menarik perhatian Darmawan yang keluar dengan bantuan kepala pelayan.Ketika Darmawan melihat Tiffany dengan wajah penuh bekas tamparan dan pakaian yang tidak rapi, lalu memandang Michael dengan ekspresi penuh amarah, dia langsung memahami apa yang telah terjadi."Dasar bajingan!" Darmawan mengentakkan tongkatnya dengan keras ke lantai, lalu memberi perintah kepada kepala pelayan. "Seret dia keluar! Cambuk dia sampai nggak bisa bicara lagi!""Tunggu."Mark tersenyum tipis, sambil memasukkan kameranya ke dalam tas dengan tenang. "Michael telah melecehkan istri Sean. Masalah ini harus diselesaikan langsung oleh Sean, bukan?""Kalau Anda menghukumnya sekarang dan Sean nggak puas dengan cara Anda, bukankah cambukan ini akan menjadi si

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 438

    "Kenapa? Kamu nggak senang aku masih hidup, Kak Michael?" Sanny tersenyum tipis dan nada bicaranya sangat dingin. "Oh, benar juga.""Memang masuk akal kalau kehadiranku membuatmu nggak senang. Lagian, bagi keluargamu, kalian semua selalu berpikir bahwa seluruh harta keluarga ini seharusnya menjadi milik kalian. Baik aku, adikku, maupun orang tuaku, sama sekali nggak berhak bersaing sama kalian."Ucapannya membuat Lulu yang berdiri di dekatnya, mendengus kesal dan memutar matanya. "Sanny, suaramu saja sudah seperti itu. Sebaiknya jangan terlalu banyak bicara.""Sekarang wajahmu memang menakutkan, tapi setidaknya suara kamu masih bisa didengar. Kalau kamu terus bicara omong kosong begini, jangan menyesal kalau suatu hari nanti kamu bahkan nggak bisa bicara lagi."Sanny tertawa dingin. "Bibi terlalu khawatir. Bahkan kalau Bibi meninggal sekalipun, aku nggak akan kehilangan suaraku." Perkataan pedas itu membuat Darmawan mengerutkan kening dengan tajam."Cukup!" Darmawan mengentakkan tongka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 439

    Ucapan Sanny membuat seisi ruangan menjadi sunyi senyap. Tidak ada satu pun yang mampu berkata-kata. Tiffany menatap Sanny dengan tatapan terkejut dan perasaan dingin menyelimuti hatinya.Tiffany memang tahu bahwa Ronny kemungkinan besar adalah dalang di balik penghancuran keluarga Sean, termasuk orang tua dan kakaknya. Dia juga tahu bahwa meskipun Sean tidak pernah terlibat dengan Grup Tanuwijaya, jauh di dalam hatinya, Sean memahami betapa pentingnya perusahaan itu.Sean pernah bercerita pada Tiffany, bagaimana orang tuanya sangat menghargai warisan ini ketika mereka masih hidup. Mereka ingin memperluas, memperkuat, dan memuliakan Grup Tanuwijaya sebagai warisan keluarga yang besar.Namun kini, Sanny terang-terangan menyatakan keinginannya untuk menghancurkan seluruh warisan Keluarga Tanuwijaya. Semua ini hanya karena Ronny yang begitu serakah ingin memiliki semuanya. Oleh karena itu, Sanny ingin menghancurkan semuanya.Logika itu sekilas tampaknya masuk akal. Namun, Grup Tanuwijaya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 440

    Mark hanya bisa menghela napas dalam hati, menyadari betapa berbeda pandangan Sean dan Sanny tentang masalah keluarga mereka. Dulu, Sean pernah memiliki pemikiran untuk membiarkan Grup Tanuwijaya "mati" sebagai penebus dosa atas tragedi yang menimpa orang tuanya.Namun seiring waktu, dia hanya berharap kebenaran dapat terungkap, Ronny menerima hukuman yang pantas, dan dia bisa meminta maaf di depan makam orang tuanya. Sementara itu, Sanny tetap ingin menghancurkan semuanya."Tentang kejadian orang tua kalian dulu ...."Ronny menutup matanya dan senyuman getir muncul di wajahnya. "Kalau aku bilang itu bukan perbuatanku, kalian pasti nggak akan percaya. Tapi, soal kejadian itu ...."Dia menghela napas panjang, lalu menatap Sanny dengan mata penuh kelelahan. "Sanny, 13 tahun yang lalu, kamu sudah mencoba menuduhku dengan berbagai alasan untuk menyeretku bersama orang tuamu ke dalam kehancuran.""Sekarang setelah 13 tahun berlalu, aku nggak nyangka kamu masih menyimpan dendam itu. Ya, aku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 441

    Suasana di rumah tua itu hening, begitu sunyi hingga hanya terdengar deru napas tegang dari semua orang.Lulu tiba-tiba berdiri dengan panik dan melindungi putra kesayangannya di belakang tubuhnya. "Nggak ada yang boleh menyentuh mata anakku!""Sean, kamu terlalu kejam! Dia cuma nyentuh istrimu yang bodoh itu! Tapi kamu berani minta mata anakku sebagai gantinya! Aku ...!""Paman."Dia mengangkat matanya dan menatap Ronny dengan dingin. "Aku memberimu pilihan.""Kalau kamu bersedia menyerahkan Grup Tanuwijaya kepadaku dan bersumpah nggak akan pernah lagi mencoba merebut kendali Grup Tanuwijaya, maka masalah ini akan selesai. Aku akan menyelamatkan mata Kakak.""Tapi kalau kamu memilih untuk mengorbankan mata Kakak, maka aku hanya akan menargetkan Grup Ronny yang kamu dirikan sendiri. Aku akan mundur dari persaingan untuk Grup Tanuwijaya.""Kalau Kak Sanny ingin menghancurkan Grup Tanuwijaya dan kamu ingin mempertahankannya, itu urusan kalian. Aku nggak akan ikut campur.""Sean!" Sanny me

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 447

    Zara sudah memberi tahu Julie apa yang terjadi saat Tiffany bertemu Sanny terakhir kali. Julie tidak ingin Tiffany berhadapan dengan Sanny. Namun, dia tidak bisa menghalangi Tiffany yang ingin melihat kondisi Sean.Julie yang memapah Tiffany mencebik dan mengingatkan, "Nanti kalau kamu bertemu Sanny, jangan anggap serius omongannya."Tiffany menyahut sembari mengangguk, "Iya, aku tahu."Sanny memang tidak menyukai Tiffany. Julie mendesah, lalu memapah Tiffany keluar. Kamar Sean terletak di lantai paling atas. Belasan pria kekar yang berpakaian hitam berdiri di depan pintu kamar Sean.Tiffany yang dipapah Julie berucap dengan lirih, "Sofyan, aku mau lihat Sean."Wajah Tiffany sangat pucat. Sofyan yang dilema memandang Tiffany sambil menjelaskan, "Nyonya, tapi Nona Sanny memerintahkan siapa pun nggak boleh masuk tanpa persetujuannya."Tiffany membalas, "Tapi, aku ini istri Sean."Julie menimpali seraya mengernyit, "Benar, Tiffany ini istri sah Sean. Kenapa kalian halangi dia lihat suami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 446

    Julie membantah, "Nggak! Jangan bicara sembarangan!"Tiffany menanggapi dengan ekspresi girang, "Kamu ini memang keras kepala. Kamu menjaganya semalaman, tapi bilang nggak suka dia lagi. Julie, kamu nggak jujur."Julie terdiam. Tiffany tersenyum. Tiba-tiba, dia merasa ada yang tidak beres. Tiffany bertanya, "Kamu bilang Mark pergi ke perusahaan?"Namun, Rika mengatakan Sean pergi pagi-pagi karena hendak membereskan urusan pekerjaan. Julie menyahut seraya mengernyit, "Iya, ada apa?"Tiffany bertanya lagi, "Kamu yakin Mark ditolak setelah mencari Sean, lalu Mark pergi ke perusahaan?""Iya," jawab Julie. Dia juga merasa ada yang tidak beres. Juli bertanya, "Ada apa, Tiff?"Jantung Tiffany berdegup kencang. Jika Sean tidak pergi ke perusahaan, kenapa dia membohonginya dan Rika?Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu memberi tahu Julie ucapan Rika. Dia berujar, "Aku mau tanya Kak Rika dulu."Rika memandang Tiffany dengan ekspresi panik sambil berkata, "Tuan Sean memang nggak langsung membe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 445

    Tiffany tidak tahu kapan tepatnya dia tertidur. Yang dia ingat hanyalah Sean memeluknya dengan erat, berbicara pelan di dekat telinganya untuk menyampaikan banyak kata-kata yang hangat dan menenangkan.Pada akhirnya, dia mencium lembut telinga Tiffany sambil berkata, "Terima kasih telah datang ke sisiku."Setelah itu, Tiffany pun terlelap. Dalam tidurnya, Tiffany bermimpi. Sebuah mimpi yang asing dan membuatnya merasa tidak nyaman.Di mimpinya, sekelompok pria menyeret seorang wanita ke sebuah ruangan. Tiffany tidak bisa bergerak dan bicara. Dia hanya terbaring di tempat tidur, tubuhnya kaku seperti batu.Dari ruangan di sebelah, terdengar suara tawa pria dan jeritan memilukan dari seorang wanita. Suara itu begitu menyayat hati dan membuat air matanya hampir mengalir tanpa sadar.Tiffany ingin bangkit dan berbicara, tetapi tubuhnya terasa seperti lumpuh total. Dia tidak mampu meminta tolong atau melakukan apa pun. Yang bisa dia lakukan hanyalah mendengar suara wanita itu berteriak deng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 444

    Sean berjalan mendekat dan menarik Tiffany ke dalam pelukannya. "Hatimu masih nggak nyaman?"Saat tangannya menyentuh Tiffany, tubuh gadis itu refleks menegang dan mencoba menghindar. Butuh beberapa detik sebelum dia menyadari bahwa yang menyentuhnya adalah Sean. Hatinya berdebar sejenak dan akhirnya dia merangkak masuk ke pelukan pria itu."Sayang ....""Aku tahu, apa yang terjadi hari ini sulit untuk kamu terima." Sean memejamkan matanya, suaranya penuh dengan ketulusan. "Kamu takut nggak? Darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darah yang sama dengan mereka."Tubuh Tiffany membeku sesaat, semua sendinya terasa kaku. Namun, dia segera menggelengkan kepala dengan mantap. "Aku tahu, kamu nggak seperti mereka."Sean menghela napas panjang, lalu memeluk Tiffany lebih erat. Dia tersenyum sinis terhadap dirinya sendiri. "Dulu, aku memang seperti mereka. Aku nggak peduli pada apa pun, nggak punya beban, dan siap mati bersama siapa saja. Tapi sekarang ...."Sean mengulurkan tangan untuk men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 443

    Mark tersentak saat wajahnya terhempas ke samping akibat pukulan Sean.Dengan tenang, dia mengangkat tangan untuk menyeka darah di sudut bibirnya. "Tiffany nggak mengalami sesuatu yang serius. Apa kamu harus marah sebesar ini?"Hari ini, Sean telah berhadapan dengan Sanny sepanjang hari di perusahaan.Sanny bersikeras ingin menghancurkan Grup Tanuwijaya, sementara Sean hanya ingin memastikan Ronny menerima hukuman atas perbuatannya. Namun, pertengkaran saudara itu tidak menghasilkan apa-apa.Oleh karena itu, Mark memutuskan untuk mengambil inisiatif. Dia menggunakan Tiffany sebagai umpan untuk menjebak Michael dan mencoba memecahkan konflik Keluarga Tanuwijaya yang kacau ini.Tentu saja, dia tidak pernah memberi tahu Sean tentang rencana itu. Namun, bahkan dengan caranya ini, Mark telah mengikuti Tiffany sejak dia keluar dari sekolah untuk memastikan dia tidak mengalami hal buruk."Apa yang akan kamu lakukan kalau yang ditekan Michael hari ini adalah Julie? Gimana kalau orang yang dita

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 442

    Tiffany tidak melihat apa pun.Namun, bau darah yang menyengat di udara dan jeritan menyayat hati dari Michael membuat jantungnya seperti diremas dan meninggalkan rasa sakit yang sulit diungkapkan.Sean mengeluarkan kain sutra hitam yang selalu disimpannya di sakunya. Dis menutupi mata Tiffany, lalu menggendongnya erat di pelukannya."Karena Paman sudah membuat pilihan, aku akan menepati janjiku."Setelah berkata demikian, Sean menghela napas panjang. "Mark, telepon Charles. Setelah selesai, temui aku."Wajah Mark memucat, tetapi dia mengangguk tanpa berkata apa-apa. Dengan Tiffany yang masih berada di pelukannya, Sean berjalan keluar dengan langkah cepat. Tiffany memejamkan matanya rapat-rapat, bahkan tidak berani membuka sedikit pun.Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, dia selalu merasa bahwa dia tidak seharusnya takut pada adegan berdarah apa pun. Namun, apa yang baru saja terjadi adalah sesuatu yang tidak bisa dia hadapi. Dia tidak berani melihatnya.Bahkan jika Michael adalah or

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 441

    Suasana di rumah tua itu hening, begitu sunyi hingga hanya terdengar deru napas tegang dari semua orang.Lulu tiba-tiba berdiri dengan panik dan melindungi putra kesayangannya di belakang tubuhnya. "Nggak ada yang boleh menyentuh mata anakku!""Sean, kamu terlalu kejam! Dia cuma nyentuh istrimu yang bodoh itu! Tapi kamu berani minta mata anakku sebagai gantinya! Aku ...!""Paman."Dia mengangkat matanya dan menatap Ronny dengan dingin. "Aku memberimu pilihan.""Kalau kamu bersedia menyerahkan Grup Tanuwijaya kepadaku dan bersumpah nggak akan pernah lagi mencoba merebut kendali Grup Tanuwijaya, maka masalah ini akan selesai. Aku akan menyelamatkan mata Kakak.""Tapi kalau kamu memilih untuk mengorbankan mata Kakak, maka aku hanya akan menargetkan Grup Ronny yang kamu dirikan sendiri. Aku akan mundur dari persaingan untuk Grup Tanuwijaya.""Kalau Kak Sanny ingin menghancurkan Grup Tanuwijaya dan kamu ingin mempertahankannya, itu urusan kalian. Aku nggak akan ikut campur.""Sean!" Sanny me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 440

    Mark hanya bisa menghela napas dalam hati, menyadari betapa berbeda pandangan Sean dan Sanny tentang masalah keluarga mereka. Dulu, Sean pernah memiliki pemikiran untuk membiarkan Grup Tanuwijaya "mati" sebagai penebus dosa atas tragedi yang menimpa orang tuanya.Namun seiring waktu, dia hanya berharap kebenaran dapat terungkap, Ronny menerima hukuman yang pantas, dan dia bisa meminta maaf di depan makam orang tuanya. Sementara itu, Sanny tetap ingin menghancurkan semuanya."Tentang kejadian orang tua kalian dulu ...."Ronny menutup matanya dan senyuman getir muncul di wajahnya. "Kalau aku bilang itu bukan perbuatanku, kalian pasti nggak akan percaya. Tapi, soal kejadian itu ...."Dia menghela napas panjang, lalu menatap Sanny dengan mata penuh kelelahan. "Sanny, 13 tahun yang lalu, kamu sudah mencoba menuduhku dengan berbagai alasan untuk menyeretku bersama orang tuamu ke dalam kehancuran.""Sekarang setelah 13 tahun berlalu, aku nggak nyangka kamu masih menyimpan dendam itu. Ya, aku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 439

    Ucapan Sanny membuat seisi ruangan menjadi sunyi senyap. Tidak ada satu pun yang mampu berkata-kata. Tiffany menatap Sanny dengan tatapan terkejut dan perasaan dingin menyelimuti hatinya.Tiffany memang tahu bahwa Ronny kemungkinan besar adalah dalang di balik penghancuran keluarga Sean, termasuk orang tua dan kakaknya. Dia juga tahu bahwa meskipun Sean tidak pernah terlibat dengan Grup Tanuwijaya, jauh di dalam hatinya, Sean memahami betapa pentingnya perusahaan itu.Sean pernah bercerita pada Tiffany, bagaimana orang tuanya sangat menghargai warisan ini ketika mereka masih hidup. Mereka ingin memperluas, memperkuat, dan memuliakan Grup Tanuwijaya sebagai warisan keluarga yang besar.Namun kini, Sanny terang-terangan menyatakan keinginannya untuk menghancurkan seluruh warisan Keluarga Tanuwijaya. Semua ini hanya karena Ronny yang begitu serakah ingin memiliki semuanya. Oleh karena itu, Sanny ingin menghancurkan semuanya.Logika itu sekilas tampaknya masuk akal. Namun, Grup Tanuwijaya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status