Share

51. Keliru

Penulis: Tetiimulyati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 18:44:50

POV Haikal

Hingga beberapa hari aku menunggu kabar Rosa pulang, tapi tidak ada. Apakah dia nekad tinggal di kontrakan tanpa uang? Masa bodoh, itu ganjaran buat orang yang keras kepala seperti Rosa.

Kehidupan rumah tanggaku bersama Arumi sangat jauh berbeda ketika dengan Rosa. Arumi sangat dominan dan mengatur segala sesuatunya. Mungkin karena dia merasa punya uang jadi dia berkuasa atas apapun termasuk hidupku.

Hidupku tak sebebas dulu. Rosa memang membosankan tapi setidaknya aku mencintainya dan bisa mengusir bosan dengan bermain hati di luaran.

Tapi Arumi? Dia sama-sama membosankan dengan segala aturannya dan aku tidak berkutik sama sekali. Ponselku sering kali diperiksa dan dia hapus semua kontak yang dia tidak kenal termasuk para wanita yang kerap aku goda ketika aku iseng.

Pergi ke mana pun hampir tak bisa leluasa, tapi bukan Haikal namanya kalau tidak punya seribu alasan.

Dari grup alumni Arumi aku tahu kalau Rosa sekarang bekerja di rumah salah satu teman SMA-nya. Pantas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    52. Membaik

    Hari ini Amanda memberikan kabar baik, aku diminta menemui pemilik butik tempat dia bekerja. Besoknya aku ke sana dan bertemu langsung dengan pemilik butik tersebut. "Apakah Mbak membawa contoh hasil jahitan Mbak?" tanya wanita yang diperkirakan umurnya tidak jauh berbeda dariku itu. "Oh ini, ada." Aku menyerahkan baju hasil jahitanku. Sebelumnya Amanda sudah memberitahu perihal ini, jadi aku sudah mempersiapkannya sebelum berangkat tadi. Untuk beberapa saat wanita yang kuketahui bernama Sandra itu menelisik hasil pekerjaanku. Di tempat dudukku, aku menunggu dengan gelisah sambil berdoa di dalam hati mudah-mudahan dia suka dengan hasil pekerjaanku. "Lumayan bagus dan rapi. Untuk mengerjakan satu baju ini berapa lama?" tanyanya setelah beralih menatapku. "Dua hari, tapi kalau tidak banyak gangguan sehari juga bisa selesai." "Gangguan?" Sandra mengerutkan keningnya. "Saya punya anak kecil, jadi kalau misalkan dia rewel, otomatis saya tidak bisa bekerja," "Oke, bagaimana kalau s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    53. Tuduhan Arumi

    Alfan nampak senang bisa makan lagi di sini. Beberapa kali aku pernah mengajaknya ke sini. Sejak punya penghasilan dari butik, sesekali aku mengajak Alfan dan Delia makan di tempat seperti ini. "Jadi, maksudnya kamu kerja apa?" Mas Dika mengulang lagi pertanyaannya. "Aku menjahit untuk Sandra Butik, lumayan lah buat mengganjal perut," jawabku seraya tersenyum tipis. "Wah, benarkah?" tanya Mas Dika kaget. Aku mengangguk, lucu juga melihat ekspresi dia yang kaget seperti itu. "Aku sering ke Sandra butik. Tapi, kok, belum pernah bertemu, ya, sebelum ini? Tadi juga kalau Alfan tidak memanggilku, Aku nggak bakalan pada kalian." "Aku cuma sebentar di butik, paling kalau ngambil bahan dan nganterin yang sudah selesai." Obrolan kami mengalir, meski ini pertemuan yang kedua kalinya tapi entah kenapa kami seperti yang sudah kenal lama. Mas Dika orangnya enak diajak ngobrol. Alfan juga asik berbicara apa saja. "Aku permisi pulang dulu, Mas. Terima kasih sudah ditraktir." Aku mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    54. Berkembang

    Yang namanya kesukaan, mau dicegah seketat apapun akan tetap saja suka. Begitu juga kebiasaan, mau kebiasaan baik maupun buruk, akan terus diulang dan terjadi lagi. Seperti halnya Mas Haikal, sudah menjadi kebiasaannya juga kesukaannya bermain dari satu hati ke hati yang lain. Meskipun Arumi memberi segala yang dia inginkan, tetap saja tidak bisa membuat Mas Haikal menetap. Aku bisa berpikiran seperti itu karena Arumi terus saja menerorku dengan pesan yang semua isinya menuduhku main belakang dengan Mas Haikal dan menguras uangnya. Sepertinya Mas Haikal sekarang sering meminta sejumlah uang kepada Arumi dengan alasan untuk biaya Alfan. Makanya Arumi menuduhku seperti itu. Ditambah lagi sekarang usahaku mulai menemui titik terang. Selain untuk menabung, aku juga memperhatikan kebutuhan Alfan dan Delia. Memberikan makanan dan pakaian yang layak. Aku ingin menunjukkan pada Mas Haikal, bahwa tanpa dia aku bisa hidup lebih baik. Mungkin ini yang menimbulkan kecurigaan pada Arumi.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    55. Akibat Perbuatan

    Dengan Mas Dika sendiri, komunikasiku dengannya timbul tenggelam. Kartu nama yang pernah dia berikan dulu ternyata tidak aku temukan, entah terselip di mana. Akhirnya karena aku tak juga ada menghubungi, Mas Dika yang duluan mengirim pesan. Katanya dia mendapatkan nomorku dari Sandra Butik. Entah benar atau salah, aku tidak terlalu mengorek informasi. Mas Dika pernah beberapa kali berkunjung ke rumah sewaktu dia berada di kota ini. Karena setahuku dia punya usaha toko di luar kota. Para tetanggaku sudah tidak ada yang berkomentar miring lagi denganku, mungkin mereka bosan karena nyinyiran mereka tidak pernah aku ladeni. Atau mungkin mereka lebih bisa menghargai aku melihat usahaku yang mengalami kemajuan. Maklumlah, kadang status sosial bisa mempengaruhi bagaimana kita diperlakukan oleh lingkungan sekitar. Itu masih berlaku di mana-mana. Aku yakin. Tak jarang mereka sering menyanjungnya karena ada maunya. Hanya teman-temanku yang tulus membantuku dulu ketika aku terpuruk dan be

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    56. Teror lagi

    Kemudian aku bercerita tentang Arumi yang terus menerus menerorku dengan mengirimkan pesan tuduhan dan fitnahan itu, meski berkali-kali aku blokir nomornya tapi dia selalu datang dengan nomor baru. "Tindakan kamu udah bener, daripada diladeni yang ada kita mengotori mulut dan jempol kita kan? Mending diemin aja, kalau perlu blokir nomornya. Orang seperti Arumi itu maunya cari ribut, kalau kita terpancing itu artinya dia yang menang." Serly berkata sambil melihat kami secara bergantian. "Setuju, yang penting kamu nggak salah Ros. Biarkan saja, sebenarnya Arumi itu panik juga. Bagaimana tidak, gara-gara Haikal dia kehilangan hidupnya yang dulu. Suami dengan harta bawaannya, pabrik roti lalu sisa kekayaannya sekarang dikuras juga sama Haikal, gimana nggak frustasi?" imbuh Haris. Kalau dipikir, perkataan Haris ada benarnya juga. Secara tidak langsung Arumi sudah mengeluh lantaran pengeluaran yang deras demi memenuhi permintaan Mas Haikal. Sepertinya Arumi baru sadar kalau sebenarnya ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    57. Tak Disangka

    Setelah panggilan berakhir aku memasukkan kembali ponsel pada tas lalu segera berangkat, karena khawatir Andra sudah menunggu. Biasanya pemuda itu suka ngomel-ngomel seperti ibu-ibu kalau aku telat. Benar saja, ketika aku sampai di cafe Diamond, Andra sudah berada di sana. Raut wajahnya terlihat serius, tidak seperti biasanya yang terlihat santai dan apa adanya. Kali ini sikap Andra sedikit terlihat kaku. Aku pun sempat mengerutkan kening. Jangan-jangan Andra mau melamarku. Tidak bisa, ini tidak boleh terjadi. Meskipun terlihat dewasa namun usia Andra jauh lebih muda dariku. Hari ini benar-benar penuh dengan teka-teki. Dua lelaki yang dekat denganku tiba-tiba memintaku untuk bertemu dengannya. "Beliau? Beliau siapa Ndra?" "Kita lihat saja nanti, ya, kalau aku kasih tahu sekarang bukan kejutan dong, namanya." Andra terkekeh. Aku mencebik mendengar Andra berkata seperti itu. Pake acara kejutan segala, tidak lucu. Tapi serius, aku gelisah, jantungku deg-degan. Sambil menunggu s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    58. salah tingkah

    "Mas Dika bohong kan soal calon Mas itu?" "Tidak!" "Lalu mana orangnya?" "Dia diajak duluan sama kamu dan sekarang ada di sini," ucap mas Dika dan matanya tak lepas menatapku Jadi? Apa yang terjadi sebenarnya. Apakah ada permainan di antara mereka, sengaja membuatku sok seperti ini. Kenapa kakak beradik ini seperti sekongkol. Apa ini kebetulan atau ini rencanaMu, Ya Allah. Aku melebarkan mata saat mendengar ucapan Mas Dika. Apakah yang dimaksud calon istrinya itu adalah aku? "Jujur ya, aku masih bingung, maksudnya apa semua ini?" Aku menatap dua lelaki di hadapanku secara bergantian. Andra tersenyum ke arahku lalu beralih menatap Mas Dika kakaknya. Sementara Mas Dika meremas jari-jarinya yang bertaut di atas meja. "Kamu yang jelaskan, Mas? Jangan Andra terus, kan yang punya niat Mas Dika." Andra menaikturunkan alisnya sambil menatap Mas Dika, sedangkan lelaki yang diajak bicara itu nampak ragu. Ia menatapku sebentar lalu mengalihkan pandangannya lagi. "Oke, jadi begini Ros,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    59. Canggung

    "Saat itu dalam hati aku berdo'a pada Allah kalau aku kelak ingin istri seperti kamu yang bisa menjaga diri dan dan menjaga kehormatan suaminya. Tapi sepertinya Allah malah memberikan kamu untukku," ucapnya penuh percaya diri. Sontak aku menunduk karena tiba-tiba pipiku terasa menghangat. Apakah ini pertanda aku sudah siap untuk membuka kembali hatiku? Drrttt ... drrttt ... ponselku bergetar dan nama Andra tertera di sana, aku yakin Mas Dika pun melihatnya karena aku meletakkan ponsel di atas meja. "Aku dan Alfan sudah sampai di rumah kamu. Sengaja aku tinggalkan kalian biar Mas Dika yang mengantar kamu pulang." Kalimat itu meluncur dari mulut Andra setelah dia menjawab salamku. "Kamu ... " "Udah, jangan protes! Berikan ponselnya ke Mas Dika!" Jawabnya tegas. Aku menjauhkan ponsel dari telingaku lalu memberikannya pada Mas Dika. Pria itu pun keheranan. "Siapa?" tanya Mas Dika tanpa suara. "Andra," jawabku dengan tanpa suara juga. Mas Dika lalu berbicara dengan Andra, dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27

Bab terbaru

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    69. Menuai Hasil

    Beberapa hari setelah itu aku pindah ke rumah yang tempo hari Mas Dika tunjukkan. Tempatnya tidak jauh dari sekolah Delia. Rumah lamaku, sekarang dijadikan sebagai tempat para penjahitku bekerja. Jadi aku masih harus sering ke sana untuk memantau pekerjaan mereka. Sementara Mas Dika juga masih bolak balik ke luar kota mengurusi tokonya. Meski hanya dua kali dalam seminggu. "Sayang, Mas ada ide nih. Tapi sepertinya kamu juga bakalan suka." Sore ini ketika kami berkumpul sambil menunggu adzan magrib, Mas Dika sepertinya berbicara agak serius. Aku pun menatapnya serius sebentar. "Ide apa, Mas?" tanyaku seraya menambahkan gula pada teh hangat yang baru saja kuseduh. "Bagiamana kalau uang yang tempo hari itu kita gunakan untuk membeli ruko di dekat pasar." "Ruko yang masih dalam proses pembangunan itu, Mas." "Iya, kebetulan tempatnya strategis, jadi bisa untuk mengembangkan usahamu. Siapa tahu kedepannya bisa menjadi butik yang besar." Aku berpikir sejenak, meski usahaku sekarang

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    68. Berita Mengejutkan

    Aku segera menggeser kursi yang sedang kududuki bermaksud hendak menyapanya. Lalu dengan isyarat aku mengajak Mas Dika untuk ikut berdiri. Meski terlihat bingung tapi Mas Dika akhirnya ikut berdiri dan mengikutiku melangkah mendekati lelaki itu. "Mas Rizal," sapaku. Merasa dipanggil namanya lelaki itu menoleh lalu terlihat sedikit bingung. Baru beberapa detik kemudian dia tersenyum. "Rosa!" serunya. "Iya, Mas. Maaf, mengganggu. Apa kabar Mas?" "Seperti yang kamu lihat Ros, alhamdulillah baik. Kamu sendiri?" "Alhamdulillah baik juga, Mas. Oh ya, kenalkan ini Mas Dika, suamiku." Aku menunjuk Mas Dika, lalu keduanya bersalaman. "Saya Rizal, mantan suaminya Arumi. Saya dan Rosa mungkin senasib." Mas Rizal tertawa kecil sambil mempersilahkan kami duduk. Awalnya aku menolak karena tak enak, tapi Mas Dika mengiyakan. Akhirnya kami bergabung ke meja Mas Rizal bersama wanita yang semula kusangka istrinya, tapi ternyata adiknya Mas Rizal. Sejak terjadi pengkhianatan itu, ba

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    67. Kejutan lagi

    Aku tersenyum lebar mendengarnya. Jadi selama ini dia tidak pernah membahas Mas Haikal bukan karena menjaga perasaannya? Tapi karena untuk lebih menjaga perasaanku. "Loh, kita mau kemana Mas?" Aku merasa heran ketika Mas Dika mengambil jalur lurus sementara untuk menuju rumahku seharusnya belok kiri. "Mas mau nunjukin sesuatu," "Apa?" "Kejutan dong," "Baiklah, kalau begitu aku tutup mata." "Ide bagus," ucapnya kemudian. Aku menutup mataku dengan kedua telapak tangan. Terlihat lucu memang, karena dia yang akan memberi kejutan tapi aku yang punya inisiatif untuk menutup mata. Aku masih menutup mataku ketika aku merasa mobil berhenti. "Bentar." Mas Dika terdengar membuka pintu di sebelahnya lalu berjalan memutar untuk membukakan pintu disebelahku. "Ayah, ini rumah siapa?" tanya Alfan ketika aku baru saja turun. "Rumah?" Aku bergumam. "Iya," jawab Mas Dika. Lalu aku merasa dia meraih tanganku yang menutupi mata. "Sudah, buka saja. Toh Alfan sudah ngomong kita sedang berada

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    66. Diam-diam suka

    "Ehem, kayaknya drama pelukannya diskip dulu, deh." Aku terkejut mendengar deheman Serly, lupa kalau kami sedang berada di rumah orang. "Makasih, ya, Ser. Karena kamu sudah bisa menjaga rahasia ini," kata Mas Dika." "Perjuangan banget, Mas. Aku sering hampir keceplosan ngomongin Mas Dika," kekeh Serly. Aku juga tak sadar ikut tertawa, begitupun Mas Dika dan Mas Helmi. "Oh ya, Mas. Berarti uang ini aku kembalikan sama Mas Dika ya?" Aku mengambil amplop yang sudah aku simpan di meja tadi lalu menyerahkannya pada Mas Dika. Tapi Mas Dika malah tertawa kecil membuat aku menautkan alis. Sementara tanganku masih terulur. "Baiklah, karena ini ijab qobulnya pinjaman, maka Mas akan terima uangnya." Akhirnya Mas Dika menerima amplop tersebut. "Terima kasih, Mas. Meski secara sembunyi-sembunyi tapi Mas Dika sudah sangat peduli sama aku. Sekarang utangku sudah lunas, ya." "Iya, sayang. Itulah enaknya punya penggemar rahasia," kekehnya lagi. "Apa pun namanya, aku sangat bersyukur diperte

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    65. Sebuah Rahasia

    "Yang ini 'kan?" tanya Mas Dika sambil memelankan laju mobil. "Iya." Kami bermaksud menemui Serly di rumah orang tuanya. Aku mendapat kabar kalau Serly baru tiba tadi pagi. Aku mengajak Mas Dika untuk menemuinya sekarang karena aku berniat mengembalikan uang Serly yang dulu aku gunakan untuk menebus surat tanah pada Arumi. Kebetulan jumlahnya baru terkumpul sekarang. Sebenarnya di awal pernikahan aku sudah membahas ini dengan Mas Dika dan beliau sudah berniat menambah uangnya agar cepat lunas katanya. Tapi aku menolak karena tidak ingin merepotkan dia. "Ya bukan merepotkan, dong. Mas kan suamimu. Kita selesaikan bersama masalah ini." "Aku mohon, tolong ridhoi aku, ya." Aku merajuk agar diizinkan untuk tidak menerima bantuannya. "Baiklah, terserah kamu saja." Seperti biasa, Mas Dika hanya mengiyakan tanpa protes lagi. "Paling juga satu bulan lagi jumlahnya akan genap," jawabku setelah menghitung dalam hati. "Oke, Mas ikut yang menurut kamu baik saja. Ternyata benar juga apa

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    64. Melindungi

    Mas Dika menatapku seakan bertanya siapa wanita yang berdiri tak jauh dari kami itu. "Arumi," bisikku pada Mas Dika, membuat lelaki itu mengangguk samar. Penampilan Arumi sangat jauh berbeda dengan dahulu sewaktu mengambil Mas Haikal dariku. Badannya terlihat agak kurus dan wajahnya penuh bintik hitam, sepertinya kurang terawat. Pakaiannya pun terlihat biasa saja, padahal dulu dia paling fashionable. Kami hanya diam menunggu reaksi wanita di hadapanku itu. Arumi berjalan perlahan mendekati kami dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Yang jelas dia tidak terlihat bersahabat atau pun baik-baik saja. "Hebat kamu Ros, setelah berhasil mengambil semua hartaku lewat Mas Haikal, sekarang kamu menikah dengan lelaki lain. Apakah aku harus bilang selamat atau justru menyebutmu payah?" Tanpa basa-basi dia langsung melontarkan kata-kata yang menurutku isinya fitnah semua. Mas Haikal hanya sekali mengajak Alfan jalan-jalan dan membelikan mainan serta makanan yang ternyata dijadikan alasan s

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    63. halal

    Berselang dua minggu setelahnya, hari pernikahanku dengan Mas Dika dilaksanakan secara sederhana di kediamanku. Hanya kerabat dekat dan teman-teman dekatku saja yang menghadiri. Satu minggu kemudian kami mengadakan resepsi di gedung. Ini karena keinginan Mamanya Mas Dika karena Mas Dika adalah anak pertama di keluarga mereka. Kata ibu mertuaku itu ini adalah pernikahan yang sudah lama ditunggu-tunggu maka mereka ingin mengadakan pesta yang cukup meriah. Orang tua Mas Dika sendiri merasa kaget ketika aku diperkenalkan kepada mereka. "Ini Rosa yang langganan kain, kan?" "I-iya, Bu." "Masya Allah, kalian kenal dimana?" pekiknya setelah dipastikan bahwa aku adalah langganan kain di toko mereka. Senyumnya terpancar. Saking seringnya berbelanja, aku memang sudah akrab dengan beliau. "Kami dipertemukan Allah dengan cara yang tidak disangka-sangka," jawab Mas Dika saat itu. Alhamdulillah keluarga Mas Dika mau menerimaku juga Alfan. Sedikitnya memang mereka kenal denganku karena Andra

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    62. Diterima

    Sejak dalam mobil hingga kami duduk berhadapan yang hanya terhalang meja kecil ini, aku maupun Mas Dika masih banyak diam. Entah apa yang lelaki itu pikirkan. Apakah mungkin sama dengan yang ada di dalam otakku? Kejadian tadi sebelum berangkat membuat aku benar-benar tak enak hati. Bagiamana tidak, kencan pertama kami harus diawali dengan perselisihan dengan mantan suamiku. Padahal ini bisa dibilang sebagai momen yang penting bagi kelangsungan hubungan aku dan Mas Dika. Selain merasa tidak enak hati, aku juga merasa malu ketika terpaksa aku harus mengatakan bahwa Mas Dika calon suamiku. Padahal diantara kami belum ada pembicaraan ke sana. "Mmm ... Mas, aku minta maaf atas kejadian tadi." "Ah iya, tidak apa-apa. Anggap saja itu tidak terjadi, kecuali satu hal." Mas Dika tersenyum penuh arti. "Apa itu?" "Kamu sungguh-sungguh dengan ucapanmu tadi?" tanyanya masih dalam senyuman. Aku menautkan alis, meski aku mengerti tapi aku takut salah faham. "Yang mana?" Akhirnya aku bertanya

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    61. Ingin Kembali

    Namun penampilannya sekarang tidak se-rapi beberapa bulan yang lalu ketika awal-awal dia bertemu Arumi. Sekarang bajunya lusuh dan rambutnya pun berantakan. "Mas Haikal?" gumamku. Lalu aku menoleh ke arah lelaki di sampingku yang nampak heran. "Ros! Aku mau ngomong sama kamu," ucap Mas Haikal sambil berjalan ke arahku. "Ngomong saja, Mas!" jawabku datar sebab punya firasat kalau kedatangan pria ini tidak punya maksud baik. Terlihat dari cara dia menatap Mas Dika. "Hanya berdua," lanjutnya sambil melirik sinis ke arah Mas Dika. "Aku tunggu di mobil, ya." Paham dengan apa yang dimaksud oleh Mas Haikal, akhirnya Mas Dika berjalan memutar ke belakang mobil lalu masuk dan duduk di belakang kemudi. "Ada apa?" tanyaku tanpa basa-basi pada Mas Haikal. "Aku mau minta maaf sama kamu Ros, bukankah dari dulu aku tidak pernah ada niat untuk menceraikan kamu? Jadi sampai kapan pun aku selalu sayang sama kamu." Aku membuang pandangan mendengar ucapan Mas Haikal. "Aku sudah memaafkanmu dari

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status