Share

44. Yang Penting Halal

Author: Tetiimulyati
last update Last Updated: 2025-02-20 16:02:55

Sudah satu minggu aku kembali ke rumah Ibu. Ya, aku memutuskan untuk kembali, selain karena kontrakan sudah habis dan aku tidak punya pekerjaan lagi. Aku pikir lebih baik pulang dulu ke rumah lama. Untuk menghemat juga lantaran tinggal di sini tidak perlu bayar. Aku hanya memikirkan untuk makan dan kebutuhan lainnya.

Uang dari Bu Widya aku gunakan untuk makan sehari-hari saja. Mungkin cukup untuk makan beberapa minggu dan biaya Delia masuk SMA ditambah tabungan selama aku bekerja di rumah Bu Widya.

Untuk kedepannya aku akan mencari pekerjaan lagi yang bisa sambil menjaga Alfan. Semoga saja bisa segera mendapatkan pekerjaan lagi. Perceraianku dengan Mas Haikal sedang dalam proses, mungkin bulan depan aku sudah resmi berpisah darinya. Setelah itu aku akan benar-benar terbebas dari pria itu. Pria yang selama ini pura-pura mencintaiku dibalik kata-kata manis penuh racun.

"Minggu depan acara perpisahan sekolah Kak, aku tidak punya baju yang pantas," rengek Delia sore ini.

"Coba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    45. Peluang

    "Mesin jahit itu mau diapain kak?" tanya Delia ketika aku membersihkan mesin jahit manual milik Ibu yang merupakan warisan dari nenek. "Untuk menjahit baju kamu, Dek." "Yakin kakak bisa?" Delia nampak meragukan aku. "In sha Allah. Mau memakai jasa penjahit, kakak sudah tidak ada uang lagi. Bismillah mudah-mudahan bisa." Delia mengangguk ragu. Aku juga sebenarnya ragu, tapi mau bagaimana mana lagi. Uang simpanan sisa sedikit untuk makan. Sampai saat ini aku belum ada lagi pekerjaan. Meski pun tidak pernah kursus menjahit, tapi aku rajin mengotak-atik mesin jahit warisan nenek ini. Untuk seragam sekolah aku dan Delia memang selalu ibu yang membuatnya dengan mesin ini. Aku juga beberapa kali membuat bajuku sendiri, meski tidak sebagus buatan butik tapi lumayan lah bisa sedikit menghemat. Bismillah saja, semoga hasilnya sesuai harapan. Selama dua hari aku mengotak-atik kain itu, akhirnya selesai juga. Satu set kebaya dan kain batik yang modelnya aku contek dari media sosial begitu

    Last Updated : 2025-02-20
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    46. Awal yang Baik

    "Ambil aja kak! Ini peluang, lho." Delia bersemangat agar aku menerima tawaran itu. Akhirnya dengan bismillah aku terima orderan Mamanya teman Delia. Sebanyak tiga set kebaya untuk seragam wisuda dan satu baju batik. Model dan warnanya beliau yang memilih. Karena tidak ada modal untuk membeli kain, akhirnya aku mengumpulkan dulu uang dari hasil buruh di kebun orang. Untuk makan sehari-hari aku terpaksa utang dulu ke warung depan. Alhamdulillah meski hampir tidak ada waktu untuk beristirahat, aku ada tambahan penghasilan. Pagi hingga sore hari aku bekerja di ladang orang dan malamnya aku mengerjakan jahitan pesanan temannya Delia. Alhamdulillah Alfan tidak rewel dan Delia juga membantu pekerjaan rumah. Meski cape tapi tidak aku rasa, mudah-mudahan pekerjaanku tidak mengecewakan. "Ini yang udah siap satu set, aku promosikan di sosial media, ya, Kak." Delia berinisiatif memproklamasikan hasil jahitanku. "Boleh. Mudah-mudahan ada yang suka," jawabku penuh harap. "Kakak berhe

    Last Updated : 2025-02-21
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    47. Tetangga

    "Aku antar, ya, kasihan anak kamu harus jalan kaki panas-panas begini." Suaranya terdengar semakin keras. Dia kira aku tidak menjawab karena aku tak mendengarnya. "Aku naik angkutan umum saja!" "Ini gratis, lho." "Nggak perduli!" Mobil bak tersebut berhenti, dan Andra turun lalu menghalangi jalanku. "Alfan mau nggak naik mobil Om Andra?" Setelah dia berjongkok lalu bertanya pada Alfan. Alfan menoleh ke arahku lalu mengangguk. "Ayok!" Tanpa permisi izin dulu padaku dia meraih tangan Alfan dan membawanya pergi. "Hey! Kamu bisa aku teriaki penculik lho," ucapku agak keras. "Baiklah, tetapi aku akan bilang kalau kamu telah menyiksa anak ini dengan membawanya berjalan di bawah sinar matahari." Dia berhenti sejenak lalu kembali melangkah. Menoleh ke arah Alfan sambil tersenyum. Kulihat Abang juga terlihat bahagia karena akan naik mobil. Aku menghela panjang, karena tidak mungkin lagi menolak melihat anakku begitu gembira. "Ayok, Bu!" Alfan memang sudah akrab dengan Andra, sewa

    Last Updated : 2025-02-21
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    48. Jalan sama Ayah

    Mulai sekarang aku harus membiasakan tutup mata tutup telinga. Setatus janda memang rentan digosipkan. Mungkin karena ulah beberapa orang yang punya status sama denganku sebelumnya, mereka berperilaku tidak baik sehingga mencoreng citra seorang janda. Padahal tidak sedikit para janda yang berjuang untuk menghidupi diri dan buah hatinya dengan cara yang halal. Tak jarang juga mereka yang bisa menjaga diri dari pergaulan bebas, tapi tetap saja status janda di masyarakat umum sudah dipandang sebelah mata. Begitu lah yang kurasakan saat ini. Meski tak enak hati, yang penting aku tidak berbuat macam-macam dan tidak merugikan orang lain. Aku harus siap dengan konsekuensinya sebagai orang tua tunggal. Biarlah mereka para tetanggaku memandang sebelah mata, aku hanya perlu menjaga diri tanpa harus terpengaruh oleh omongan miring mereka. Aku terus membuat baju-baju muslimah kalau ada waktu senggang dan uang untuk membeli kain. Baju yang ukurannya pas ditubuhku kadang untuk Delia. Setelah se

    Last Updated : 2025-02-22
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    49. Terkuak

    Menjelang Maghrib, Mas Haikal baru mengantarkan Alfan pulang. "Kamu tidak mengajakku mampir dulu, Ros?" tanyanya dengan wajah tanpa dosa. "Tidak usah Mas, istrimu mungkin sudah menunggumu," jawabku ketus. Aku meraih tangan Alfan untuk menjauh dari ayahnya. "Kamu nggak kangen sama, Mas?" Tambahnya lagi dengan suara lembut. Astaga, aku tidak boleh terjebak lagi dalam suasana seperti ini. "Aku tidak akan merindukan suami orang." Aku bersiap untuk berbalik, tapi tertahan oleh suaranya. "Mas bisa jadi suamimu lagi kalau kamu mau, lagipula Mas tidak merasa sudah menceraikanmu. Dulu kamu kan yang ngotot minta cerai. Sekarang bagaimana hidup jadi janda itu, enak nggak?" "Itu bukan urusanmu, Mas!" "Enak ya, bisa pergi dengan lelaki mana saja, antar jemput pake mobil. Bisa bebas berteman dengan siapa pun. Jadi seperti itu bebas yang kamu inginkan?" Mas Haikal sepertinya tadi mengorek informasi dari Alfan tentang siapa saja yang pernah pergi bersama kami. "Jangan sok tahu dan sok ngatur

    Last Updated : 2025-02-22
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    50. Mengawasi

    Pov Haikal Aku kira Rosa akan diam dan tidak berbuat apa-apa seperti yang sudah-sudah ketika aku menduakannya. Namun kali ini dia berontak, sial. Entah karena dia sudah terlalu sering menangis diam-diam, karena dia pikir aku tidak tahu. Atau karena kali ini aku bermain hati dengan Arumi, temannya sendiri. Tapi aku tidak boleh mundur, Arumi harus bisa aku kuasai. Tidak mengapa Rosa menggugat cerai aku, toh setelah aku rayu lagi dan aku serang dengan kata-kata manis pasti dia akan luluh lagi. Karena aku tahu kelemahan wanita itu tidak bisa menahan dari sanjungan dan kalimat yang menyentuh hatinya. Dan Rosa salah satunya. Selama ini Rosa sangat bergantung padaku, jadi mana bisa dia hidup sendiri tanpa aku. Apalagi sekarang dia sudah tidak punya rumah, sebentar lagi dia pasti akan mengemis kepadaku agar aku tak meninggalkannya. "Rosa pergi beberapa hari yang lalu, barang-barangnya diangkut menggunakan mobil bak. Katanya sih mau ngontrak, tapi entah dimana." Itu kata Ibu warung di seb

    Last Updated : 2025-02-23
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    51. Keliru

    POV Haikal Hingga beberapa hari aku menunggu kabar Rosa pulang, tapi tidak ada. Apakah dia nekad tinggal di kontrakan tanpa uang? Masa bodoh, itu ganjaran buat orang yang keras kepala seperti Rosa. Kehidupan rumah tanggaku bersama Arumi sangat jauh berbeda ketika dengan Rosa. Arumi sangat dominan dan mengatur segala sesuatunya. Mungkin karena dia merasa punya uang jadi dia berkuasa atas apapun termasuk hidupku. Hidupku tak sebebas dulu. Rosa memang membosankan tapi setidaknya aku mencintainya dan bisa mengusir bosan dengan bermain hati di luaran. Tapi Arumi? Dia sama-sama membosankan dengan segala aturannya dan aku tidak berkutik sama sekali. Ponselku sering kali diperiksa dan dia hapus semua kontak yang dia tidak kenal termasuk para wanita yang kerap aku goda ketika aku iseng. Pergi ke mana pun hampir tak bisa leluasa, tapi bukan Haikal namanya kalau tidak punya seribu alasan. Dari grup alumni Arumi aku tahu kalau Rosa sekarang bekerja di rumah salah satu teman SMA-nya. Pantas

    Last Updated : 2025-02-23
  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    52. Membaik

    Hari ini Amanda memberikan kabar baik, aku diminta menemui pemilik butik tempat dia bekerja. Besoknya aku ke sana dan bertemu langsung dengan pemilik butik tersebut. "Apakah Mbak membawa contoh hasil jahitan Mbak?" tanya wanita yang diperkirakan umurnya tidak jauh berbeda dariku itu. "Oh ini, ada." Aku menyerahkan baju hasil jahitanku. Sebelumnya Amanda sudah memberitahu perihal ini, jadi aku sudah mempersiapkannya sebelum berangkat tadi. Untuk beberapa saat wanita yang kuketahui bernama Sandra itu menelisik hasil pekerjaanku. Di tempat dudukku, aku menunggu dengan gelisah sambil berdoa di dalam hati mudah-mudahan dia suka dengan hasil pekerjaanku. "Lumayan bagus dan rapi. Untuk mengerjakan satu baju ini berapa lama?" tanyanya setelah beralih menatapku. "Dua hari, tapi kalau tidak banyak gangguan sehari juga bisa selesai." "Gangguan?" Sandra mengerutkan keningnya. "Saya punya anak kecil, jadi kalau misalkan dia rewel, otomatis saya tidak bisa bekerja," "Oke, bagaimana kalau s

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    69. Menuai Hasil

    Beberapa hari setelah itu aku pindah ke rumah yang tempo hari Mas Dika tunjukkan. Tempatnya tidak jauh dari sekolah Delia. Rumah lamaku, sekarang dijadikan sebagai tempat para penjahitku bekerja. Jadi aku masih harus sering ke sana untuk memantau pekerjaan mereka. Sementara Mas Dika juga masih bolak balik ke luar kota mengurusi tokonya. Meski hanya dua kali dalam seminggu. "Sayang, Mas ada ide nih. Tapi sepertinya kamu juga bakalan suka." Sore ini ketika kami berkumpul sambil menunggu adzan magrib, Mas Dika sepertinya berbicara agak serius. Aku pun menatapnya serius sebentar. "Ide apa, Mas?" tanyaku seraya menambahkan gula pada teh hangat yang baru saja kuseduh. "Bagiamana kalau uang yang tempo hari itu kita gunakan untuk membeli ruko di dekat pasar." "Ruko yang masih dalam proses pembangunan itu, Mas." "Iya, kebetulan tempatnya strategis, jadi bisa untuk mengembangkan usahamu. Siapa tahu kedepannya bisa menjadi butik yang besar." Aku berpikir sejenak, meski usahaku sekarang

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    68. Berita Mengejutkan

    Aku segera menggeser kursi yang sedang kududuki bermaksud hendak menyapanya. Lalu dengan isyarat aku mengajak Mas Dika untuk ikut berdiri. Meski terlihat bingung tapi Mas Dika akhirnya ikut berdiri dan mengikutiku melangkah mendekati lelaki itu. "Mas Rizal," sapaku. Merasa dipanggil namanya lelaki itu menoleh lalu terlihat sedikit bingung. Baru beberapa detik kemudian dia tersenyum. "Rosa!" serunya. "Iya, Mas. Maaf, mengganggu. Apa kabar Mas?" "Seperti yang kamu lihat Ros, alhamdulillah baik. Kamu sendiri?" "Alhamdulillah baik juga, Mas. Oh ya, kenalkan ini Mas Dika, suamiku." Aku menunjuk Mas Dika, lalu keduanya bersalaman. "Saya Rizal, mantan suaminya Arumi. Saya dan Rosa mungkin senasib." Mas Rizal tertawa kecil sambil mempersilahkan kami duduk. Awalnya aku menolak karena tak enak, tapi Mas Dika mengiyakan. Akhirnya kami bergabung ke meja Mas Rizal bersama wanita yang semula kusangka istrinya, tapi ternyata adiknya Mas Rizal. Sejak terjadi pengkhianatan itu, ba

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    67. Kejutan lagi

    Aku tersenyum lebar mendengarnya. Jadi selama ini dia tidak pernah membahas Mas Haikal bukan karena menjaga perasaannya? Tapi karena untuk lebih menjaga perasaanku. "Loh, kita mau kemana Mas?" Aku merasa heran ketika Mas Dika mengambil jalur lurus sementara untuk menuju rumahku seharusnya belok kiri. "Mas mau nunjukin sesuatu," "Apa?" "Kejutan dong," "Baiklah, kalau begitu aku tutup mata." "Ide bagus," ucapnya kemudian. Aku menutup mataku dengan kedua telapak tangan. Terlihat lucu memang, karena dia yang akan memberi kejutan tapi aku yang punya inisiatif untuk menutup mata. Aku masih menutup mataku ketika aku merasa mobil berhenti. "Bentar." Mas Dika terdengar membuka pintu di sebelahnya lalu berjalan memutar untuk membukakan pintu disebelahku. "Ayah, ini rumah siapa?" tanya Alfan ketika aku baru saja turun. "Rumah?" Aku bergumam. "Iya," jawab Mas Dika. Lalu aku merasa dia meraih tanganku yang menutupi mata. "Sudah, buka saja. Toh Alfan sudah ngomong kita sedang berada

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    66. Diam-diam suka

    "Ehem, kayaknya drama pelukannya diskip dulu, deh." Aku terkejut mendengar deheman Serly, lupa kalau kami sedang berada di rumah orang. "Makasih, ya, Ser. Karena kamu sudah bisa menjaga rahasia ini," kata Mas Dika." "Perjuangan banget, Mas. Aku sering hampir keceplosan ngomongin Mas Dika," kekeh Serly. Aku juga tak sadar ikut tertawa, begitupun Mas Dika dan Mas Helmi. "Oh ya, Mas. Berarti uang ini aku kembalikan sama Mas Dika ya?" Aku mengambil amplop yang sudah aku simpan di meja tadi lalu menyerahkannya pada Mas Dika. Tapi Mas Dika malah tertawa kecil membuat aku menautkan alis. Sementara tanganku masih terulur. "Baiklah, karena ini ijab qobulnya pinjaman, maka Mas akan terima uangnya." Akhirnya Mas Dika menerima amplop tersebut. "Terima kasih, Mas. Meski secara sembunyi-sembunyi tapi Mas Dika sudah sangat peduli sama aku. Sekarang utangku sudah lunas, ya." "Iya, sayang. Itulah enaknya punya penggemar rahasia," kekehnya lagi. "Apa pun namanya, aku sangat bersyukur diperte

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    65. Sebuah Rahasia

    "Yang ini 'kan?" tanya Mas Dika sambil memelankan laju mobil. "Iya." Kami bermaksud menemui Serly di rumah orang tuanya. Aku mendapat kabar kalau Serly baru tiba tadi pagi. Aku mengajak Mas Dika untuk menemuinya sekarang karena aku berniat mengembalikan uang Serly yang dulu aku gunakan untuk menebus surat tanah pada Arumi. Kebetulan jumlahnya baru terkumpul sekarang. Sebenarnya di awal pernikahan aku sudah membahas ini dengan Mas Dika dan beliau sudah berniat menambah uangnya agar cepat lunas katanya. Tapi aku menolak karena tidak ingin merepotkan dia. "Ya bukan merepotkan, dong. Mas kan suamimu. Kita selesaikan bersama masalah ini." "Aku mohon, tolong ridhoi aku, ya." Aku merajuk agar diizinkan untuk tidak menerima bantuannya. "Baiklah, terserah kamu saja." Seperti biasa, Mas Dika hanya mengiyakan tanpa protes lagi. "Paling juga satu bulan lagi jumlahnya akan genap," jawabku setelah menghitung dalam hati. "Oke, Mas ikut yang menurut kamu baik saja. Ternyata benar juga apa

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    64. Melindungi

    Mas Dika menatapku seakan bertanya siapa wanita yang berdiri tak jauh dari kami itu. "Arumi," bisikku pada Mas Dika, membuat lelaki itu mengangguk samar. Penampilan Arumi sangat jauh berbeda dengan dahulu sewaktu mengambil Mas Haikal dariku. Badannya terlihat agak kurus dan wajahnya penuh bintik hitam, sepertinya kurang terawat. Pakaiannya pun terlihat biasa saja, padahal dulu dia paling fashionable. Kami hanya diam menunggu reaksi wanita di hadapanku itu. Arumi berjalan perlahan mendekati kami dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Yang jelas dia tidak terlihat bersahabat atau pun baik-baik saja. "Hebat kamu Ros, setelah berhasil mengambil semua hartaku lewat Mas Haikal, sekarang kamu menikah dengan lelaki lain. Apakah aku harus bilang selamat atau justru menyebutmu payah?" Tanpa basa-basi dia langsung melontarkan kata-kata yang menurutku isinya fitnah semua. Mas Haikal hanya sekali mengajak Alfan jalan-jalan dan membelikan mainan serta makanan yang ternyata dijadikan alasan s

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    63. halal

    Berselang dua minggu setelahnya, hari pernikahanku dengan Mas Dika dilaksanakan secara sederhana di kediamanku. Hanya kerabat dekat dan teman-teman dekatku saja yang menghadiri. Satu minggu kemudian kami mengadakan resepsi di gedung. Ini karena keinginan Mamanya Mas Dika karena Mas Dika adalah anak pertama di keluarga mereka. Kata ibu mertuaku itu ini adalah pernikahan yang sudah lama ditunggu-tunggu maka mereka ingin mengadakan pesta yang cukup meriah. Orang tua Mas Dika sendiri merasa kaget ketika aku diperkenalkan kepada mereka. "Ini Rosa yang langganan kain, kan?" "I-iya, Bu." "Masya Allah, kalian kenal dimana?" pekiknya setelah dipastikan bahwa aku adalah langganan kain di toko mereka. Senyumnya terpancar. Saking seringnya berbelanja, aku memang sudah akrab dengan beliau. "Kami dipertemukan Allah dengan cara yang tidak disangka-sangka," jawab Mas Dika saat itu. Alhamdulillah keluarga Mas Dika mau menerimaku juga Alfan. Sedikitnya memang mereka kenal denganku karena Andra

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    62. Diterima

    Sejak dalam mobil hingga kami duduk berhadapan yang hanya terhalang meja kecil ini, aku maupun Mas Dika masih banyak diam. Entah apa yang lelaki itu pikirkan. Apakah mungkin sama dengan yang ada di dalam otakku? Kejadian tadi sebelum berangkat membuat aku benar-benar tak enak hati. Bagiamana tidak, kencan pertama kami harus diawali dengan perselisihan dengan mantan suamiku. Padahal ini bisa dibilang sebagai momen yang penting bagi kelangsungan hubungan aku dan Mas Dika. Selain merasa tidak enak hati, aku juga merasa malu ketika terpaksa aku harus mengatakan bahwa Mas Dika calon suamiku. Padahal diantara kami belum ada pembicaraan ke sana. "Mmm ... Mas, aku minta maaf atas kejadian tadi." "Ah iya, tidak apa-apa. Anggap saja itu tidak terjadi, kecuali satu hal." Mas Dika tersenyum penuh arti. "Apa itu?" "Kamu sungguh-sungguh dengan ucapanmu tadi?" tanyanya masih dalam senyuman. Aku menautkan alis, meski aku mengerti tapi aku takut salah faham. "Yang mana?" Akhirnya aku bertanya

  • Dilamar Bos Muda Usai Dikhianati Suami    61. Ingin Kembali

    Namun penampilannya sekarang tidak se-rapi beberapa bulan yang lalu ketika awal-awal dia bertemu Arumi. Sekarang bajunya lusuh dan rambutnya pun berantakan. "Mas Haikal?" gumamku. Lalu aku menoleh ke arah lelaki di sampingku yang nampak heran. "Ros! Aku mau ngomong sama kamu," ucap Mas Haikal sambil berjalan ke arahku. "Ngomong saja, Mas!" jawabku datar sebab punya firasat kalau kedatangan pria ini tidak punya maksud baik. Terlihat dari cara dia menatap Mas Dika. "Hanya berdua," lanjutnya sambil melirik sinis ke arah Mas Dika. "Aku tunggu di mobil, ya." Paham dengan apa yang dimaksud oleh Mas Haikal, akhirnya Mas Dika berjalan memutar ke belakang mobil lalu masuk dan duduk di belakang kemudi. "Ada apa?" tanyaku tanpa basa-basi pada Mas Haikal. "Aku mau minta maaf sama kamu Ros, bukankah dari dulu aku tidak pernah ada niat untuk menceraikan kamu? Jadi sampai kapan pun aku selalu sayang sama kamu." Aku membuang pandangan mendengar ucapan Mas Haikal. "Aku sudah memaafkanmu dari

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status