Dokter Nova terpancang di depan toko perhiasan, menyaksikan sepasang suami istri sedang mondar mandir di dalamnya, sibuk mencari apa yang mereka cari. Dia pikir, tadinya dia yang akan memilih-milih perhiasan dari Zavy, tapi nyatanya dia cukup menjadi penonton semata. Zavy jelas tidak berbohong. Dia bilang pada Dokter Nova untuk pergi ke toko perhiasan. Hanya pergi, bukan membelikan sesuatu.Di dalam toko, wajah Vinna berbinar bahagia. “Suamiku, serius ini aku terserah pilih yang mana?” Vinna sengaja membesarkan volume suaranya supaya wanita di luar sana mendengar.“Terserah pilih yang mana saja.”Sengaja Vinna berdiri di dekat pintu lalu berbicara dengan pegawai toko. “Apa ya yang rekomen?”“Kalung Glor. Ada sembilan berlian di sana. Kami hanya menyediakan sepuluh stok. Jadi hanya orang tertentu saja yang bisa memilikinya,” ucap wanita penjaga toko.“Kalung Glor? Waw! Aku pernah baca tentang Kalung Glor di media sosial. Dipakai oleh satu artis terkenal dan juga satu crazy rich. Hm ka
Ketika mengambil barang itu, Vinna terbungkam seribu bahasa. Dengan mata kepalanya sendiri barusan dia menyaksikan suaminya baru saja mengeluarkan uang sebesar tiga ratus tujuh puluh ribu dollar.Pada saat pembelian dua mobil, Zavy punya alasan untuk menghindari pertanyaan, dan sekarang apa kira-kira alasan Zavy untuk mengalihkan perhatian Vinna terhadap dirinya.Sebelum itu dia dan Vinna berjalan menghampiri Dokter Nova yang masih saja tertegun. Zavy bertanya, “Dokter pasti bawa mobil sendiri. Apa ada yang perlu kita bicarakan lagi?”Dokter Nova tak berekspresi. “Tidak ada. Baiklah. Aku permisi.” Wanita itu berjalan cepat tanpa mempedulikan apa pun di sekitarnya. Jangan sampai ada ejekan dan sindiran lagi yang masuk ke telinganya.Rencana Zavy berhasil.***Di dalam mobil selama perjalanan pulang Vinna terus mencecar beragam pertanyaan pada Zavy terkait tiga ratus tujuh puluh ribu dollar yang baru saja Zavy keluarkan. Terang saja hal itu sangat mengejutkan dirinya. Bagaimana ceritany
Atas desakan Ferdy, Andrew, dan juga Vinna, akhirnya Melda berhenti memberikan tugas rumah kepada Zavy. Lagi pula Zavy memang tak pantas melakukannya. Bagaimana pun, dia punya harga diri yang harus dijaga.Pagi hari itu semua orang pada sibuk bekerja. Hanya tersisa Zavy dan Melda di rumah. Biasanya kalau pagi seperti ini Zavy sibuk membenamkan diri di kamar, menikmati secangkir kopi, dan berada di depan laptop, mengerjakan sesuatu yang besar dan hingga saat ini masih dia rahasiakan.Namun pagi hari ini secara tidak sengaja dia menguping sebuah pembicaraan Melda dengan seseorang melalui sambungan telepon. Secara, Melda kalau ngomong suaranya memang besar. Zavy mendengar jelas percakapan Melda yang sedang duduk sambil menyelonjorkan kaki di ruang keluarga.Seharusnya Melda sibuk memasak tapi karena ada hal penting yang mesti dia bahas, dia pesan makanan melalui aplikasi saja hari ini.“APA? BU RATNA MELARIKAN UANG ARISAN KITA?” Beberapa detik lamanya Melda mendengarkan suara seorang wa
“Beri aku sedikit waktu. Bisa jadi nanti ketemu di toko yang agennya. Harganya pasti lebih murah dari itu, Bu. Mungkin bisa empat puluh dollar atau bahkan tiga puluh dollar saja.”“Tidak perlu!” Melda makin memberengut kesal. Sudah kena tipu tiga ribu dollar, plus lima puluh ribu dollar lagi uang nya dilarikan. Mulut yang cerewet kalau tidak dibarengi dengan akal yang cerdas ya ini akibatnya. Melda rugi banyak. Dia tahan mengambil uang tabungannya untuk itu semua. Kalau nanti dia dapat arisan seratus ribu dollar tersebut, dia berencana beli mobil baru. Tapi rencananya sirna.“Pergilah dari sini, Zavy! Aku tidak mau kau jadi pelampiasan! Sebelum tanganku menamparmu, lebih baik kau pergi dari sini! Enyahlah” perintah Melda. Namun, Zavy belum beranjak dari sana. “Ada banyak motif penipuan di zaman sekarang, Bu. Sebesar apa pun masalahnya, pasti ada jalan keluar. Yakinlah!” Zavy memastikan kalau Melda adalah orang selanjutnya yang mesti percaya pada dirinya. Target sudah terkunci.Jika
Zavy berusaha melenyapkan kecemasan yang ada di wajah ibu mertuanya. Dia pun berkata dengan pasti, “Ibu tenang saja. Aku pastikan tersangka bernama Ratna itu akan segera tertangkap dan uang ibu lima puluh ribu dollar itu akan kembali.”“Sekalian tiga ribu dollar nya jangan lupa, Zavy! Aku tidak sudi pakai tas palsu,” ketus Melda diiringi isak tangis yang begitu menyedihkan.Kehilangan lima puluh ribu dollar tentu merupakan musibah besar. Walaupun orang itu memang kaya sekalipun. Dan untuk Keluarga Chartlon yang baru saja keluar dari kubangan masalah, tentu uang sebanyak itu sangat berharga. Melda tentu tidak mau menjadi sasaran omelan oleh keluarganya. Terutama oleh Luis Charlton yang baru saja sembuh dari sakit. Cap menantu payah dari Luis Charlton jangan sampai menyelusup masuk ke telinganya.“Ya, tiga ribu dollar itu juga. Yang penting tas palsu itu tetap terjaga. Jangan sampai ada lecet sedikit pun,” balas Zavy sambil mengunggah senyum hangat supaya ibu mertuanya berhenti menyimpa
Malam hari ketika sedang santai di ruang keluarga. Melda membanggakan Zavy di hadapan suami dan kedua anaknya. Tidak pernah Melda sebangga ini kepada Zavy, membuat orang di sana lantas bingung menggelengkan kepala.“Zavy benar-benar menantu yang luar biasa!” puji Melda berseri-seriFerdy dan Andrew saling tukar pandang. Mereka tahunya kalau Melda adalah orang yang paling keras menolak kehadiran Zavy di lingkungan Keluarga Charlton tapi sekarang malah berbalik.Lalu Ferdy mengernyitkan dahi dan memampang wajah heran. “Istriku, ada angin apa kau bicara seperti itu?”“Kau tidak perlu banyak tanya, suamiku. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membanggakan Zavy. Benar apa kata Vinna, kalau saja waktu muda aku bertemu Zavy, aku lebih memilih pria bernama Zavy dari pada Ferdy. Haha.” Melda bicara dengan antusias yang amat tinggi. Seolah ini adalah hari yang paling bahagia seumur hidupnya.Jika saja Zavy tidak mengulurkan bantuan, entah bagaimana cara dia untuk mengembalikan uang lebih dar
Hal barusan membuat Zavy sangat penasaran. Ketika dia mengawasi wajah Andrew dan berharap ada omongan dari iparnya, Andrew malah menunduk saja lalu beringsut pelan-pelan juga pergi dari ruang keluarga. Dia melenggang menuju kamar tidurnya yang ada di atas. Andrew tak banyak bunyi.Tinggal lah di sana Zavy dan Vinna saja.Vinna masih terpekur dengan pandangan tertunduk. Dia pun masih saja diam.Kemudian Zavy berusaha memecah keheningan. “Vinna, kenapa tiba-tiba bubar begitu saja? Beberapa menit yang lalu kita tersenyum dan tertawa. Beberapa saat yang lalu kita senang dan aman saja. Tapi kenapa tiba-tiba Ibu dan Andrew pergi setelah panggilan telepon barusan?” cecar Zavy dengan nada yang penuh rasa penasaran. Dia berharap Vinna buka suara.Namun, Vinna masih bergeming. Pas Vinna mendongakkan wajahnya sedikit ke atas, tampak guratan halus di keningnya, sebuah pertanda bahwa ada sesuatu yang terpendam dan menggelisahkannya. Helaan napas itu terdengar tak enak.Zavy bisa merasakannya. Past
Akhirnya Vinna memasrahkan urusan ini kepada suaminya. Dia pun bercerita :“Ayahku punya selingkuhan.”Zavy tidak heran. Biasa saja. Hal semacam ini sudah sangat sering terjadi. Tapi, dia tidak bisa diam ketika kasus semacam ini terjadi di lingkungan keluarganya. Sebagai lelaki, Zavy memaklumi hal tersebut meskipun dia sendiri mengutuknya dan tidak akan pernah sekali pun melakukannya sampai kapan pun.Vinna rasa setelah dia mengungkapkannya suaminya akan ada perubahan di ekspresi wajahnya. Kurang ajar, Zavy malah santai dan tidak ada respons signifikan. Marah misalnya. Dia menoleh seraya bertanya dengan dingin, “Kau biasa saja? Serius?”“Aku sedang berpikir. Apa alasan ayah mu berselingkuh? Padahal ibu mu cantik dan bohai. Apa mungkin bosan?”“Zavy, aku serius. Jangan bercanda!” geram Vinna, pangkal alisnya agak menukik.Memang agak susah mengajak cewek jutek bercanda.Segera, Zavy pasang mode serius. “Oke. Baiklah. Sudah berapa lama?”“Aku tidak tahu pasti sudah berapa lama. Tapi kec
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua