Harap maklum karena cuma bisa Upload 2 Bab per hari. Terpenting Author bisa konsisten terus. Ikuti terus kisah Zavy. Dijamin seru. Lebih seru dari pada novel sebelumnya.
Saking takutnya, Vinna sampai pingsan, hilang kesadaran beberapa saat.Sementara Zavy berada dalam ancaman besar. Bukan hanya hartanya yang terancam, melainkan nyawanya juga pun ikut terancam, dan begitu pula dengan nyawa Vinna.“Aku kasih kalian satu juta dollar. Tapi biarkan kami pergi dari sini,” ucap Zavy, memaksakan diri untuk ikhlas keluar uang sebanyak itu demi keselamatan mereka berdua.Dinno, Miya, dan anggota geng lainnya semakin tertarik. Jika Zavy sudah menawarkan satu juta dollar, itu tandanya bakal ada jutaan dollar lain selain dari pada itu. Semua anggota geng motor Skysz tertawa penuh akan kemenangan. Niat awal membeli barang haram, mereka malah mendapat rezeki nomplok yang begitu berlimpah.Lagi, tawaran dari Zavy tidak begitu mereka pedulikan sebab mereka percaya kalau akan dapat lebih dari satu juta dollar. Mereka memperkirakan di dompet Zavy ada uang, ada ponsel, jam tangan, belum lagi barang di dalam mobil. Vinna pula, dengan segala macam aksesoris yang dia miliki
Sepuluh orang anggota mafia mengelilingi Zavy, memberikan kesan impulsif, aura intimidasi yang kuat. Siapa pun yang berada di dekat mereka pasti akan terkencing-kencing karena ketakutan.Namun, Zavy tetap santai. Sedikit pun bahunya tidak bergerak. Ekor matanya menangkap satu per satu wajah semua anggota mafia itu.Bagi Dinno, kehadiran Jo di sini sangat berarti. Dinno menjanjikan uang yang tak sedikit kalau berhasil memberikan bantuan padanya. Tidak hanya itu, Geng Motor Skysz berafiliasi dengan mafia terbesar di negeri ini. Itu artinya, ketika Skysz berada dalam ancaman, mereka bisa meminta bantuan mafia tersebut.“Jo, pria itu sudah membuat ku hancur. Lihatlah, belasan anak buahku babak belur. Cepat lakukan sesuatu!” Dinno yang masih saja tersandar di batang pohon terus saja memegangi perut dan dadanya.Jo pikir, Skysz berhadapan dengan geng motor lain atau sekelompok preman. Rupanya eh rupanya, cuma melawan satu orang saja. Jo malah mencemooh geram, “Parah! Kalian semua kalah melaw
Vinna terbangun saat di tengah perjalanan menuju rumah. Perlahan dia membuka kelopak matanya, mengerjap beberapa kali, lalu mengatur napas untuk memperbaiki kondisi pikirannya yang tadi sempat kacau.“Zavy, apa yang terjadi dengan kita? Apa kita sedang disandera lalu akan dibunuh?” tanya Vinna dengan nada yang lemah dan pasrah.“Tentu saja kita tidak sedang disandera apalagi dibunuh. Kita lagi di jalan menuju rumah. Anggap saja kau tadi habis bermimpi bertemu para penjahat.”Vinna ingat betul semua rangkaian kejadian sebelum dia tidak sadarkan diri. Tidak mungkin semua itu adalah mimpi atau khayalan belaka. Semua itu jelas nyata. “Aku menemani kau mengantarkan barang haram dari Paman Edward ke Distrik Berryls. Lalu kita diancam oleh penerima barang haram itu. Mereka geng motor, Skysz. Kita berdua hampir mati di sana. Aku masih ingat betul.”“Kau tertidur, Vinna. Bisa jadi kau habis bermimpi,” balas Zavy berusaha agar Vinna benar-benar lupa dan setidaknya merasa keliru atas kejadian ba
Keesokan paginya.Zavy bergegas menemui Edward setelah tadi dia mengantar Vinna ke kantor CPG. Di ruang kerja Edward, ada pembicaraan serius terkait pekerjaan kurir yang Zavy jalankan.Edward tersenyum miring. “Dua ribu dollar? Kau menagih upahmu? Okelah kalau begitu.” Edward membuka laci meja kerjanya lalu mengambil dua puluh lembar seratus dollar untuk diberikan kepada Zavy. “Akan ada tugas lagi, tapi nanti pekan depan saja. Kali ini aku kasih kau dua kali lipat dari biasanya.”Sebelum Edward melanjutkan kalimatnya, Zavy buru-buru menyela. “Apa Paman belum pernah merasakan hidup di penjara?” singgung Zavy dengan sangat dingin.Mendengar itu, Edward tercekat. “Apa maksud mu? Kenapa kau bicara seperti itu?”Zavy menjelaskan pada Edward bahwa dia sudah tahu apa barang yang dia bawa semalam menuju sebuah lokasi di pinggir kota. Edward sempat berkelit tentang tuduhan tersebut tapi Zavy justru membeberkan bukti berupa foto.“Dinno Skysz ditahan dipenjara karena tertangkap membawa narkoba
Sebuah kabar mengejutkan datang dari Villa Charlton, tempat di mana Luis Charlton menghabiskan hari-harinya yang pelik. Luis Charlton terjatuh di kamar mandi. Dia yang memang punya penyakit komplikasi tersebut lantas kambuh stroke-nya. Separuh badan tidak bisa digerakkan. Kepanikan di sana membuat para pelayan segera melarikan Luis Charlton ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan penanganan.Di IGD, Luis Charlton terkapar tak berdaya di atas ranjang perawatan. Dan yang menyedihkannya lagi adalah dia tergabung bersama pasien lain. Itu artinya dia tidak mendapatkan pelayanan maksimal yang semestinya dia dapatkan. Di ruangan yang cukup luas itu setidaknya ada dua puluh pasien lain beserta para keluarganya. Lantai agak kotor. Bising. Bahkan ada suara musik pula. Orang pada sibuk mengobrol. Tidak ada ketenangan di ruangan IGD itu bahkan di rumah sakit itu secara keseluruhan. Tergolong rumah sakit kelas C, di sana memang rata-rata untuk orang miskin dan paling tidak bagi orang yang ekonom
Pihak rumah sakit sudah membaca informasi pasien. Mereka tidak akan membiarkan pasien yang cukup kaya untuk pergi dari sini. Dengan kata lain mereka tidak menyetujui Luis Charlton dipindahkan ke RS Gloriston. Alasannya tentu saja mereka bakal dapat duit dari biaya yang dikeluarkan oleh Keluarga Charlton.Licik juga ternyata.Namun, Ferdy, Shane, dan Edward bersikukuh agar ayah mereka segera dipindahkan sekarang juga.Mereka tahu kalau nyawa Luis Charlton bisa tidak terselamatkan selagi berada di sini.Petugas administrasi menyilangkan tangan di dada. Sesuai perintah atasannya, dia tidak akan membiarkan pasien berduit itu pergi. “Bapak Luis Charlton sudah terdaftar sebagai pasien di sini. Sebentar lagi beliau akan kami pindahkan ke ruangan perawatan VIP. Mohon kepada pihak keluarga untuk tetap tenang dan silakan tunggu saja.”VIP?Omong kosong!Menangnya cuma ada AC dan TV 21 inch.Apanya VIP?!Yang diharapkan oleh Keluarga Charlton adalah peralatan lengkap, dokter profesional, dan pel
Sekitar sepuluh menit kemudian Zavy pun tiba di ruang tunggu tak jauh dari ruang IGD.Ferdy, Shane, dan Edward hingga saat ini sudah menganggap Zavy layaknya pahlawan sejati. Dalam hati mereka, tidak ada hal negatif meski hanya seujung jari. Intinya, persepsi mereka terhadap Zavy sudah terlampau bagus dan spesial.Hanya saja kepercayaan tiga kakak beradik itu tidak dibarengi oleh ibu dan anak di sana. Vinna sampai sekarang masih saja meng-underestimate suaminya sendiri. Sementara Melda, dia justru menganggap Zavy hanyalah menantu penipu dan sialan. Bagi Melda, kedatangan Zavy di sini hanya untuk meramaikan, bukan memberikan solusi.Melda seperti kegerahan saat melihat kehadiran Zavy di sana. Ingin rasanya dia menyorongkan tubuh Zavy ke dalam mobil ambulance di depan sana itu biar Zavy segera angkat kaki dari Keluarga Charlton.“Sudah cukup rebahan di kamarnya?” nyinyir Melda, pangkal alisnya semakin menukik ke bawah, matanya mulai berubah jahat.Padahal Zavy sibuk beres-beres di rumah
Zavy berjalan agak terburu-buru dan menghampiri semua anggota Keluarga Charlton yang masih menunggu di ruang tunggu dekat IGD. Lalu dia menyerahkan berkas tersebut kepada Ferdy. “Kakek boleh kita bawa pergi dari sini. Terus sudah ada kamar buat beliau di RS. Gloriston.”Tidak ada kesombongan sedikit pun di wajah Zavy kepada mereka. Justru dia malah menyuruh untuk segera bergegas.Untuk ke sekian kalinya Zavy menjadi pahlawan bagi mereka. Namun Vinna tetap cuek seperti sedia kala.***Selama dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Gloriston, Ferdy bertanya pada Zavy tentang bagaimana ceritanya dia bisa mengatasi problem tadi.“Kita cukup punya skill olah kata yang baik, Ayah. Komunikasi dan negosiasi adalah hal terpenting dalam menjalani hidup. Uang saja tidak cukup kalau orang itu bisu,” balas Zavy santai. “Kepercayaan diri. Keberanian. Selebihnya kembali aku katakan, percayalah pada takdir baik dan keberuntungan.”Ferdy, Shane, dan Edward terkesima mendengar kata-kata Zavy.Tadi mereka b
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua