Di tempat berbeda tepatnya di apartemen milik Arabella terjadi keributan antara dirinya dan Eldon sang kekasih. Eldo menganggap kalau Arabella tak bersungguh-sungguh menjalankan misi awal mereka, bahkan dengan lancar Eldon menuduh sang kekasih menyukai Raja Dewantara.“Jadi sampai kapan aku harus menunggumu menyelesaikan misi kita? Sampai rambutku penuh uban huh? Berapa kali aku datang ke apartemen ini kau selalu menghindariku, apa ini artinya kau sudah berani menyingkirkan hatiku dan menempatkan Raja Dewantara sebagai penggantiku huh?” tuduhnya dengan suara menggelegar.Entah berapa kali sudah mereka bertengkar seperti ini, bahkan mereka terbiasa tidur di kamar yang berbeda bila sedang tidak akur.Eldon takut kalau kekasihnya malah jatuh hati pada Raja, sebab hingga detik ini dirinya tak diizinkan mengantarkannya ke tempat kerja atau pun menjemputnya.Alasan Arabela takut Raja mengetahui niat busuk mereka, padahal tuduhan dari kekasihnya ini benar adanya.Arabella tak bisa mencegah
Satu bulan berikutnya, maria datang ke kantor suaminya untuk membawakan makan siang, sekaligus dia diminta sang suami untuk menemani pria itu bekerja.Namun bukannya bekerja, justru waktu mereka habiskan untuk bermesraan seperti ABG yang sedang kasmaran.Setelah pergumulan panjang mereka, kini Maria baru saja membuka matanya.Tubuh keduanya masih berpeluh dan saling berpelukan di ranjang yang ukurannya sangat sempit di ruangan itu, namun rasanya cukup kalau sudah beristirahat seperti ini.Arga memeluk Maria dari belakang dan nampak sangat posesif sehingga wanita itu bahkan sangat sulit bergerak.Dia membalikkan tubuhnya untuk berhadap-hadapan dengan pria tampan sejuta pesona yang usianya lebih muda tiga tahun Maria.Arga sebenarnya tidak tertidur, dia hanya pura-pura tertidur pulas dan membiarkan Maria terus menatap wajahnya.Lalu setelah puas menatap wajah pria itu Maria pun mencoba membangunkan sang suami."Pa, ayo pulang sudah malam nih," ucap Maria merajuk.Lalu Maria tersentak ka
“Kalau seperti ini ceritanya, kami tidak ingin mengambil resiko berat, maka Papa akan carikan pengawal untuk Kia. Jadi kemanapun Kia pergi maka pengawal ini yang akan menemani hingga siapapun tidak akan ada yang bisa melukai Kia dan calon penerus keluarga ini,” tutur Arga dengan keputusannya.Saskia tidak akan pernah menolak apapun keputusan sang mertua, dirinya juga tak ingin kejadian tadi kembali terulang, beruntung si kembar dalam keadaan sehat.Maria berjalan mendekati sang menantu, lalu mengusap lembut punggung menantunya."Mama tahu Mama kandung Kia adalah audara kembar dari Mama Jenita, tapi kami tidak berani menjamin kalau dia tidak akan mengusik si kembar. Pengalaman buruk Mama jadikan pelajaran, bila perlu nanti biar Papa yang bicara pada rektor agar untuk beberapa mata kuliah bisa kau tempuh dengan cara kuliah online.""Iya Ma, Pa," jawab Kia cepat.Dia tak mau kedua mertuanya semakin mengkhawatirkan kondisinya saat ini. Seandainya diminta untuk cuti kuliah pun Kia akan mem
"Sayang, apa kau lagi sakit? Kata Mama tadi kamu tidak ikut makan malam, kenapa?" tanya Raja.Tadi saat dia baru saja tiba di rumah dan sang Mama mengatakan kalau Saskia belum sempat makan malam bersama kedua orang tuanya.Tentu saja Raja menjadi khawatir dan segera menuju ke lantai 2 untuk bisa melihat keadaan sang istri."Tidak lapar!" jawabnya ketus.Raja menghela nafas panjang, pengawalnya sudah sempat menyampaikan pada Raja kalau sang istri bertemu dengan mantan kekasih Raja di rumah sakit, wanita itu mengaku akan melakukan pemeriksaan, bahkan wanita itu juga bilang kalau Raja mengirim pesan untuknya.Padahal wanita itu tidak ada sama sekali menemuinya, bahkan Raja tidak tahu kalau wanita yang mengaku sebagai kekasihnya datang ke rumah sakit.“Apa kamu sedang cemburu?” tanya Raja.“Jangan ge-er ya,” sahut Kia tanpa menoleh ke arah Raja.Kriuk kriuk kriukKia memejamkan matanya, cacing di dalam perutnya sama sekali tak bisa diajak kompromi.Raja tersenyum, “seharusnya aku suka sih
Berhubung hari ini adalah hari minggu, jadi Raja lebih banyak menghabiskan waktu bersama sang istri di rumah saja."Kenapa sayang?" tanya Raja saat pria itu baru saja keluar dari dalam kamar mandi hendak melakukan jogging pagi.Namun dia melihat sang istri terus meringis seperti menahan sakit di kakinya.Perut Saskia memang sudah mulai membuncit, terlebih ada dua bayi kembar di dalamnya membuat perut sang istri tampak cukup besar untuk ukuran wanita yang masih hamil muda."Sakit sekali tulang-tulangku," jawabnya ketus.Sejak kejadian saat itu Saskia masih belum sepenuhnya memaafkan Raja, dia masih menganggap Raja bersalah."Sini biar aku pijitin," ucapnya mau beri tawaran.Saskia tentu saja tidak akan menolak tawaran dari suaminya, karena itu yang dia harapkan. Raja mengambil minyak hangat untuk dibalurkan ke tangan dan juga kaki sang istri.Setelahnya dia mulai memijat kaki dan tangan Kia secara bergantian, tampak Saskia sampai memejamkan mata saking enaknya pijatan sang suami.Tiga
"Mau dibuatin makan malam apa sayang?" tanya Saskia pada sang suami.Ternyata setelah mereka berkeliling di mall seharian perut keduanya menjadi lebih sering lapar."Apa saja boleh sayang asal kau yang masak," jawab Raja pada sang istri.Saskia pun tersenyum, meski dia belum sehebat sang Mama mertua dalam urusan dapur tapi setidaknya masakan yang dibuat oleh Kia sangat disukai sang suami.Dan kapanpun Raja memintanya untuk memasak, maka dengan senang hati Saskia akan melakukannya.Kebetulan malam ini kedua mertuanya sedang ada undangan makan malam dari klien bisnis Arga, sehingga mereka tidak mengizinkan para pelayan untuk masak makan malam, termasuk Raja yang kebetulan hari ini sangat manja dan hanya ingin makan malam buatan sang istri."Baiklah sayang kau mandi dulu ya aku biar buatkan makan malamnya dulu, nanti setelah makanannya jadi aku akan memberitahumu," ucap sang istri yang dibalas anggukan oleh Raja.Raja pun menuju ke dalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri.Saat i
"Awwwwww sakiiiiit," Saskia meringis nyaris menangis. Enam bulan telah berlalu kini Saskia harusnya melahirkan minggu depan.Tetapi perutnya tiba-tiba saja merasakan sakit yang luar biasa, Saskia belum pernah begini, dan sepertinya sang anak akan segera lahir ke dunia.Dokter memang mengatakan prediksinya kemungkinan satu minggu lagi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu janin itu akan lahir ke dunia mengingat usia kandungan Saskia sudah cukup untuk melahirkan."Pa, tolong siapkan mobil sepertinya Saskia akan melahirkan," titah sang istri pada Arga.Mereka baru saja selesai ngobrol di ruang tengah membahas mengenai rencana Kia saat melahirkan minggu depan."Sakit banget ya Sayang?" tanya Raja.Raja saja meringis melihat keringat dingin sang istri sudah membasahi wajahnya, ia bingung bagaimana harus menolong istrinya. "Jangan banyak bicara, cepat bawa ke rumah sakit," omel Maria pada sang anak.Raja merengkuh tubuh sang istri lalu membawanya ke halaman depan di mana san
"Ya Tuhan semoga istri dan anakku selamat," doanya lagi.Raja pun mendekati ranjang tempat persalinan. Jantung Raja berdetak sangat kencang ketika suster tersebut seolah mengatakan semua sudah siap."Bagaimana sust?" tanya seorang dokter yang masuk ke ruangan Saskia bersamaan dengan Raja."Sudah dok," ucapnya mantap, membuat detak jantung Raja semakin menggila.Yang Saskia rasakan tak jauh berbeda dari sang suami, banyak doa ia ucapkan di dalam hati agar semua proses persalinan kali ini berjalan dengan lancar."Baiklah, kita mulai ya. Yang menemani di sini hanya bisa satu orang saja ya," ucap dokter.Dalam hati Raja sangat berharap kalau Saskia akan memilih ditemani oleh sang mama. Raja bukannya tidak mau, namun merasa sangat kasihan pada sang istri yang kesakitan."Saya mau suami saya dok, biar dia tidak berani-berani sama saya," ungkap Saskia.Apa-apaan istrinya ini malah berkata demikian, apa dia tidak tahu kalau Raja begitu mencintainya bahkan melebihi dirinya sendiri."Mama tungg
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu