Share

Menemui Maria

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2023-05-15 09:37:32

"Kau mau ke mana? Aku ada perlu denganmu." 

Suara wanita tua yang Arga kenal sebagai tante dari Tuan Askara menghentikan langkah Arga yang hendak pulang ke kontrakannya.

Dahlia perlahan berjalan mendekat ke arahnya.

Merasa ada hal penting, Arga pun membalikkan tubuhnya lalu menatap wanita yang bahkan tak pernah meliriknya sama sekali–selama ini.

"Sa–saya mau pulang Nyonya," ucap Arga gugup. 

'Mau apa dia mendekatiku?' batin Arga bertanya saat wanita paruh baya itu semakin mendekat ke arahnya. 

Melihat wajah Dahlia yang terlihat tidak bersahabat, Arga merasa inilah wanita dengan peran antagonis nomor satu yang pernah ditemuinya.

“Aku tidak menyangka. Orang miskin sepertimu bisa memiliki wajah tampan yang begitu mempesona,” ucap Dahlia, setelah berada di depan Arga, “makanya, kau bisa menikahi keponakanku, hmm?” 

Ucapan wanita itu menjatuhkan harga diri Arga. Dia merasakan terhina begitu luar biasa.

Kalau saja Arga boleh memilih, dia pun tidak mau berada di posisi ini. 

Ia yakin pujian Dahlia hanya kalimat sarkasme belaka.

"Maaf Nyonya, saya harus segera pulang." Arga kini mencoba menghindar.

Pria itu pun yang hendak pergi.

Namun, Dahlia berhasil mencekal tangannya, hingga Arga terpaksa menghentikan niatnya.

"Ikut aku ke kamarku,” perintahnya, “aku membutuhkan bantuanmu."

Wanita itu tersenyum licik menatap ke arah Arga, hingga membuatnya merinding.

Pria itu tahu jelas bahwa Dahlia paling benci dengan orang miskin. Bahkan, tak ada satu pelayan pun di rumah ini yang diperlakukan baik olehnya.

Maka dari itu, Arga selalu menghindari untuk berkomunikasi dengan wanita ini.

"Tapi, Nyonya-" ucap Arga yang tentu saja dihadiahi tatapan tajam. 

Tak memiliki pilihan lain, Arga mengikuti wanita tua itu masuk ke dalam kamarnya.

"Apalagi maunya dia?" gumam Arga di dalam hati.

Brak!

Setelah tiba di dalam kamar itu, Dahlia menutup pintu kamarnya–membuat Arga semakin bingung. 

Apa kira-kira yang akan dilakukan wanita ini terhadapnya?

“Aku sangat mengerti, ini adalah pilihan yang sulit. Tapi, kalau kau lelaki yang punya harga diri, kau pasti akan menolak permintaan keponakanku. Atau jangan-jangan, kau sengaja melakukan ini, agar bisa menikahi Maria, ya?” ucap Dahlia mendadak, “padahal, kau tahu sendiri Maria mengalami gangguan mental.” 

Arga menatap wanita tua itu dengan bingung. 

Dahlia sepertinya berpikir hanya orang bodoh yang mau menikahi Maria. Jika Arga mau menerima tawaran dari keponakannya, pastilah hanya karena harta yang dimiliki keluarga ini.

Dahlia tampak tidak ikhlas harta kekayaan keluarga Askara akan jatuh ke keturunan pria miskin, seperti sopir pribadi sang keponakan.

"Maksud Anda apa Nyonya? Saya tidak mengerti," ucap Arga pada akhirnya.

Namun, Dahlia justru tertawa melihat Arga.

Pria itu bahkan sampai salah tingkah dibuatnya.

"Aku sudah tak bisa mengelak lagi dan menolak permintaan keponakanku untuk menikahkanmu dengan Maria! Tapi asal kamu tahu saja, aku pun sangat menginginkanmu menolak perintah itu," ucap Dahlia kasar. 

Hal ini tentu membuat Arga menjadi semakin salah tingkah. Apa wanita ini tak tahu kalau saja bisa, Arga pastilah menghindar.

Tapi, nyatanya Arga pun sudah terjebak dalam permainan atasannya. 

Mobil mewah pria itu sudah rusak akibat ulah Arga, dan ia diminta untuk mempertanggungjawabkannya.

"Apa maksud Anda, Nyonya?" tanya Arga–lagi.

“Jangan pura-pura bodoh di hadapanku, aku sungguh muak mendengarnya,” ucap Dahlia, semakin membuat perasaan Arga menjadi tak karuan.

Secara tiba-tiba, wanita itu mencengkram keras leher baju Arga. 

Pria itu jelas dapat melepaskan diri. Hanya saja, dia khawatir dapat melukai wanita tua di hadapannya ini.

"Nyonya saya mohon tolong hentikan ini!" ucap Arga sampai terbatuk karena lehernya perlahan tercekik.

"Hentikan?" ulang wanita itu. "Diamlah, Arga! Kau sudah dengan sengaja memanfaatkan keadaan, kau pikir aku akan membiarkanmu memanfaatkan keponakanku huh?" tanya Dahlia kejam.

Wanita itu lalu menekan milik Arga dengan keras, sampai Arga menjerit kesakitan. 

Dirinya terasa terbelah.

"Awwwww, sakit Nyonya,” rintihnya, “hentikan." 

Mata Arga sudah berkaca-kaca karena merasakan sakit yang luar biasa akibat serangan mendadak pada miliknya.

Dahlia tersenyum licik. “Kau mau berteriak? Kau mau bilang apa? Bahwa aku menyakitimu huh?” 

“Coba saja, kalau berani. Mana yang akan orang percaya, kata-kata pria miskin sepertimu, atau kata-kata tante dari pemilik di rumah ini? Aku bisa berteriak lebih kencang, dan hidupmu bisa berakhir saat ini juga!” ancam wanita itu.

Arga hanya dapat diam menahan sakit, hingga suara kencang Tuan Askara mengalihkan fokus keduanya.

“Di mana sopir itu!?” seru Tuan Askara dari depan kamar Dahlia.

Wanita itu lantas langsung menjauhi Arga. 

“Aku pastikan hidupmu hancur bila kau benar-benar menikahi keponakanku!” ancamnya lalu melepaskan Arga.

Arga tidak membalas ucapan Dahlia. 

Saat ini, pria itu hanya ingin cepat keluar dari dalam kamar sang nenek sihir segera.

*****

"Apa Anda memanggil saya Tuan?" tanya Arga begitu menghadap majikannya.

Tuan Askara segera memicingkan matanya–menatap ke arah Arga penuh curiga.

"Ngapain kau di dalam kamar tanteku, huh?" 

Pertanyaan Tuan Askara membuat Arga salah tingkah. Untungnya, Tuan Askara tidak sadar karena pria itu tiba-tiba memerintahnya, "Temui Maria sekarang, katakan padanya kau akan segera menikahinya." 

"Baik Tuan," jawab Arga cepat meski wajahnya sudah pucat pasi. 

Dari siksaan Dahlia, kini ia harus menemui Maria. Calon istrinya itu lagi-lagi mengurung diri di dalam perpustakaan.

Arga pun melangkah gontai menuju ke sana.

Tok Tok Tok!

Dia mengetuk pintu di perpustakaan tersebut. Lalu, tanpa menunggu jawaban dari dalam, Arga membuka pintu dan masuk lebih jauh ke dalam perpustakaan.

Dan benar saja, Maria sedang sibuk membaca buku di sana. 

Wanita itu hanya melirik sekilas ke arah Arga, lalu kembali fokus pada buku bacaannya.

"Selamat sore, Nona Maria. Maaf kalau saya mengganggu. Saya diperintahkan oleh Tuan Askara untuk menemui Anda,” ucap Arga.

“Saya minta maaf karena saya sama sekali tidak bisa menolak keinginan beliau. Saya sudah melakukan kesalahan dengan menabrakkan mobil mewah beliau, hingga menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, saya diminta untuk membayar kerugiannya dengan cara menikahi Anda. Saya minta maaf kalau dengan keputusan ini membuat Anda menjadi terganggu." 

Panjang lebar Arga menjelaskan permintaan maafnya pada Maria.

Namun, tak sedikit pun ia mendapat respon dari wanita itu.

"Astaga, aku seperti berbicara dengan patung, tapi aku tidak boleh menyerah," ucap Arga di dalam hati.

Namun, ia kembali teringat perintah atasannya.

Arga pun berkata, "Dua hari lagi saya akan menikahi anda Nona. Saya harap Anda tidak keberatan karena saya yakin Tuan Askara pasti sudah menceritakan semuanya pada Anda."

Lagi, Arga tidak mendapatkan respon apa pun.

"Sialan! Bagaimana mungkin aku bisa memiliki anak dari wanita ini? Aku seperti sedang berbicara dengan tembok." Hatinya berujar demikian.

Cukup lama, keduanya terdiam, hingga Arga benar-benar menyerah.

Perlahan, ia pun melangkah mundur. 

"Saya permisi dulu Nona," pamit Arga.

Arga lantas membalikkan tubuhnya berniat untuk keluar dari perpustakaan tersebut. 

Namun, suara Maria untuk pertama kalinya Arga dengar. 

Meski hanya satu kata, entah mengapa sudah membuat jantung Arga menjadi tidak karuan.

"Tunggu."

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Samsul Haris
penasaran tapi poin hbis
goodnovel comment avatar
MN Rohmadi
novel yang sangat bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Nikahi Aku Sekarang

    "Ikuti saja kemauan kakakku." Satu kalimat itu hampir membuat jantung Arga copot, tapi dia tak mau berlama-lama ada di sini. Arga sekarang yakin apa yang dikatakan beberapa pelayan selama ini mengenai Maria itu– benar adanya. Nona muda ini sangat menakutkan!"Baik Nona, kalau begitu saya permisi dulu," pamitnya lagi.Arga pun buru-buru keluar dari perpustakaan tersebut. Lalu, ia kembali menemui Tuan Askara untuk menceritakan semuanya.Setelah menekankan pada Tuan Askara kalau dirinya terpaksa akan menerima tawaran ini, Arga pun memilih kembali ke kontrakannya.Namun, matanya membulat sempurna ketika tiba di kontrakannya! Orang yang tadi dia temui di Mall, sedang menunggu kedatangannya."Apalagi sih maunya mereka?" gumam Arga kesal.Arga segera memarkirkan motor buntutnya di depan kontrakannya, lalu menghampiri orang-orang itu."Apalagi yang kalian inginkan?!" seru Arga dengan raut wajah masam.Seharian ini, dia sangat lelah. Ditambah dengan kedatangan orang-orang ini, tentunya ak

    Last Updated : 2023-05-15
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Aku Akan Menjagamu

    "Kau dengar sendiri kan apa yang dikatakan adikku? Kau bahkan sudah memintanya untuk menjadi istrimu, sekarang dengan gampangnya membatalkan semua yang sudah kami rencanakan," ujar Tuan Askara."Bukan begitu maksud saya, Tuan," ucap Arga berusaha menjelaskan diri."Ck!" Tuan Askara berdecak malas, "asal kau tahu saja, bahkan aku sudah mempersiapkan pernikahan kalian." "Tapi---"Arga tak melanjutkan ucapannya begitu melihat atasannya menatap tajam dirinya.Pandangan Arga lantas tertuju pada Maria yang berada di lantai dua. Netra pekat keduanya bertemu--saling tatap satu sama lain.Arga tak menyangka wanita ini bisa berbicara lantang. Dia pikir, Maria benar-benar tidak bisa berkomunikasi secara normal. Nyatanya, sekarang Maria paham apa yang sedang dia ributkan di bawah dengan Tuan Askara."Apa yang harus aku lakukan sekarang," gumam Arga di dalam hati.Dia benar-benar bimbang untuk mengambil keputusan."Aku tidak mau menerima uangmu ini karena aku yakin, uang ini tidak halal," tuduhn

    Last Updated : 2023-05-17
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Kontrak Pernikahan

    "Baiklah Tuan, saya siap menikah dengan Nona Maria," ucap Arga mantap.Semua ini dia lakukan hanya demi membantu Maria untuk bisa hidup normal seperti orang kebanyakan.Tuan Askara tersenyum puas."Bagus! Memang harusnya kau memenuhi keinginanku, karena selama ini aku sudah memperkerjakanmu di sini dengan sangat baik. Malam ini, kau akan menikah dengan Maria, tapi hanya dihadiri oleh beberapa orang saja." "Pernikahannya tertutup! Dan siang ini, kau harus ikut denganku ke kantor pengacaraku," ucap Tuan Askara panjang lebar."Ke kantor pengacara?" Arga dibuat bingung oleh permintaan bosnya ini."Tentu saja kau harus ikut denganku ke kantor Pak Bima, pengacaraku. Kita harus membuat kontrak pernikahan sebelum pernikahan itu benar-benar terjadi," ucap Tuan Askara dengan enteng.Hal ini jelas membuat Arga tersentak kaget. "Maksud Anda bagaimana, Tuan?" "Iyalah! Kau harus menandatangani surat kontrak pernikahan. Mana tahu, di tengah jalan kau mengingkarinya, atau ketika anakmu lahir, terny

    Last Updated : 2023-05-17
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Terpaksa Menikah

    "Enam?" tanya Pak Bima melihat berkasnya kembali.Dalam poin itu tertulis bahwa Arga baru boleh pergi dari kehidupan keluarga Askara setelah dirinya berhasil memberikan satu orang anak laki-laki.[ Bila anak pertama, kedua, dan ketiga perempuan, maka itu menjadi tanggung jawab Arga. ][ Karena Tuan Askara hanya menginginkan anak laki-laki, dan setelah yang diinginkan terwujud Arga beserta anak perempuannya, harus pergi dari kediaman Askara tanpa mengajak Maria.]Ini seakan Arga adalah sapi jantan yang harus siap membuahi demi keinginan majikannya!"Bagaimana Tuan?" tanya Pak Bima kepada Tuan Askara."Biarkan saja seperti itu Pak Bima. Dia tidak punya kesempatan untuk mengatakan kalau dirinya tidak setuju, semua sudah menjadi keputusan saya!" serunya.Pak Bima pun mengangguk. "Ya sudah, kalau seperti itu silahkan tanda tangani Arga," ucap Pak Bima dengan penuh wibawa.Sejujurnya, pengacara itu pun sangat kasihan pada sopir pribadi Tuan Askara ini. Siapa pun dapat melihat bahwa Arga pa

    Last Updated : 2023-05-17
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Kau Dipecat!

    "Nona tidurlah di ranjang. Saya akan tidur di sofa. Saya tidak akan memaksa Anda kalau Anda belum siap Nona," ucap Arga dengan tatapan keraguan.Setelah pernikahan ekpress itu, kini keduanya berada di dalam kamar dengan status pengantin baru.Maria lantas menatap lekat wajah Arga. 'Sepertinya, pria ini tidak jahat,' pikirnya. Perempuan itu pun tersenyum dan berucap pelan, "Terima kasih." Seketika Arga merasa iba dengan calon istrinya itu. Perlahan, ia pun tersenyum. "Anda jangan takut, Nona. Saya tidak akan menyakiti Anda. Saya akan menjaga Anda dengan sangat baik. Maaf kalau saya belum bisa membawa Anda pergi dari rumah ini karena Tuan Askara tidak mengizinkan kita pergi," ucap Arga.Maria mengangguk lemah, wanita itu pun memilih untuk masuk ke dalam selimut, sedang Arga menuju ke sofa. Tubuhnya sudah sangat lelah dengan drama hari ini.****Esok harinya, Arga yang sudah rapi bersiap untuk menjalankan aktivitasnya.Namun, dia dibuat kaget karena ada orang asing di rumah itu, dan s

    Last Updated : 2023-05-17
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Jangan Berharap

    Setelah menyelesaikan urusannya dengan pria yang "ternyata" merupakan Papa kandungnya, kini Arga pun kembali ke kediaman keluarga Askara. Rencananya, ia akan meminta izin kepada sang majikan, sekaligus kakak ipar tersebut untuk diizinkan pulang menemui kedua orang tuanya.Meski sudah melihat video pengakuan keduanya, Arga merasa harus bertemu langsung dengan kedua orang tua itu dan mendengarnya secara langsung mengenai rahasia ini.Entah mengapa, alam bawah sadar Arga masih menolak fakta yang ada. Namun, begitu tiba di kediaman keluarga Askara, ia justru disambut oleh sang kepala pelayan dengan wajah penuh rasa khawatir."Kau lagi ngapain sih di luaran sana? Kenapa lama sekali angkat telepon dari Nyonya? Beliau sampai lelah menghubungimu!""Aku tadi ada urusan, Bi. Lagi pula, aku sudah dipecat. Kira-kira disuruh ngapain ya, Bi?" tanya Arga.Ia tak habis pikir mengapa wanita super sombong itu masih membutuhkannya sampai memarahi mantan atasannya ini.Bukankah baru tadi pagi dirinya d

    Last Updated : 2023-05-19
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Pewaris Tunggal

    Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Kini, genap dua bulan sudah Arga menjadi suami dari Maria. Hanya saja, sampai detik ini, Arga belum berani menyentuh istrinya itu. Entah mengapa pria itu, khawatir dalam prosesnya akan menyakiti Maria. Jadi, Arga lebih memilih setiap hari dimaki-maki oleh Tuan Askara yang mulai menganggapnya "tidak mampu" memberi keturunan di keluarga itu.Dalam periode yang sama, Arga juga sudah sempat pulang ke kampung halamannya untuk mengonfirmasi pada kedua orangtua angkatnya mengenai jati diri Arga yang sebenarnya.Mereka pun menceritakan semua yang terjadi, sehingga Arga harus menerima fakta kalau dirinya memang benar-benar keturunan dari keluarga Dewantara.Namun, Arga tidak bisa melupakan jasa kedua orang tua angkatnya itu. Jadi, pria juga meminta pengertian Gavin Dewantara sebagai Papa Kandungnya untuk membiarkan pria itu tetap menganggap mereka sebagai orang tuanya juga. Dan hari ini .... Tuan Gavin Dewantara kembali ke Indonesia hanya untu

    Last Updated : 2023-05-20
  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Sisa Enam Bulan!

    "Kalau benar seperti yang dikatakan oleh istriku, maka aku tak segan-segan akan membunuhmu karena sudah mencoba mempermainkanku!" seru Tuan Askara penuh penekanan."Itu semua tidak benar Nyonya," jawab Arga.Ia sangat kesal pada wanita bermulut kejam ini, yang selalu menganggap orang miskin seperti penyakit yang bisa menular kepadanya."Mana mungkin ada maling ngaku, kau keenakan kan tinggal di tempat ini? Kau pikir kami tidak tahu rencana licikmu huh? Kau selalu saja membuat alasan agar tetap bisa berada di sini," ucap sang nyonya lagi.Arga mengepalkan tangan, menahan emosi. Ia benar-benar tak habis pikir apa sebenarnya maunya wanita ini. "Kalau memang Tuan dan Nyonya mengizinkan saya untuk tinggal di tempat lain, dengan senang hati akan saya lakukan agar saya tidak sampai minta makan di sini, bahkan asal anda tahu saja selama saya tinggal di sini dan menikahi Nona Maria." "Saya baru tiga kali minta makan di kediaman Anda. Selebihnya, saya selalu membeli makanan secara online, dan

    Last Updated : 2023-05-21

Latest chapter

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   TAMAT

    Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 293

    Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 292

    Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 291

    ****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 290

    Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 289

    "Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 288

    Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 287

    lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 286

    ****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu

DMCA.com Protection Status