Esok harinya Daniel yang sedang sarapan bersama Rosiana pun kembali bertanya pada kekasihnya, sebab dia kurang puas dengan jawaban sang kekasih tadi malam."Sayang, apa kau yakin tak mau ikut denganku ke L.A?" tanya Daniel."Tidak sayang, kau tahu sendiri aku ada kontrak kerja dengan Dewantara Corporation, jadi aku tak bisa menemani perjalanan bisnis ke L.A," jawab sang kekasih.Obrolan keduanya pun tak lepas dari pendengaran Anita. Sayangnya di apartemen itu Anita hanya dianggap pelayan oleh suami dan kekasih dari suaminya."Tuan Arga Dewantara ikut juga loh sayang," sahut Daniel. Rosiana menggeleng cepat."Walau beliau ikut, kan pekerjaan ku dengan timnya sayang, bukan dengan beliau langsung," Rosiana menjelaskan pada kekasihnya. Daniel pun tak bisa memaksa, lalu dia menitipkan Rosiana pada Anita, istri sahnya.Anita sama sekali tak keberatan. Dia juga tak cemburu melihat kemesraan mereka berdua. Karena pernikahannya ini tanpa didasari cinta dan usianya hanya dua tahun saja.******
Dua hari berikutnya suasana tegang benar-benar terjadi, karena kembali Daniel dihadapkan dengan pebisnis yang sangat dibencinya.Bila saat ini Arga tampak sangat santai untuk segera memaparkan proposalnya, berbeda dengan Daniel rasa benci terhadap Arga membuatnya menjadi tidak tenang.Dia bahkan tampak dengan jelas memberi tatapan tidak suka kepada Arga.Arga sebenarnya tahu perubahan sikap Daniel yang terkadang baik dan ramah menyapanya, namun di saat-saat tertentu sikap Daniel berubah dingin seperti ini."Kenapa ya kok dia bisa seperti itu?" Arga membatin.Jujur Arga jadi bingung harus bagaimana menghadapi pria tersebut. Tapi yang jelas apapun sikap yang ditunjukan oleh Daniel, Arga akan berusaha berpikir positif.Sepertinya lebih baik dia memilih untuk fokus pada tujuannya datang ke Amerika.Kesempatan pun diberikan kepada Arga untuk memaparkan proposalnya. Begitu juga dengan Daniel dan beberapa pengusaha lainnya.Selama 3 jam mereka melakukan diskusi di tempat itu sampai akhirnya
"Ma," panggil Daniel saat tiba di rumahnya. Dia melihat sang Mama turun dari lantai atas ditemani oleh Anita.Sejenak Daniel menatap takjub ke arah sang istri, sepertinya ada yang berbeda dengan Anita.Penampilannya, wajahnya semakin mendekat semakin terlihat aura cantiknya. Maira yang melihat sang anak terpesona ketika menatap Anita pun tersenyum penuh kemenangan, caranya untuk membuat Daniel jatuh hati pada Anita sepertinya tak lama lagi akan terwujud.Anita sudah menceritakan semua yang terjadi antara Daniel dan dirinya, termasuk Daniel yang sudah pernah menyentuhnya. Akan tetapi dirinya tahu butuh waktu untuk menyingkirkan Rosiana dari hidup sang anak semata wayang. Maira juga tadi mengatakan dia akan sangat bahagia apabila melihat Daniel dan Anita hidup bahagia sebagai suami istri."Sayang, kau sudah pulang?" tanya Maira pada sang anak membuat Lamunan Daniel seketika teralihkan ke arah sang mama."Daniel sudah sampai kemarin Ma," jawabnya.Sekilas Daniel menyesali perbuatannya
"Jadi kau tak berhasil membawa Anita pulang ke rumah ini?" Rosiana sedikit membentak Daniel.Rosiana yakin kalau kekasihnya sengaja tidak mengajak wanita miskin itu ke apartemennya."Mama lagi sakit. Dan Mama tidak mengizinkan nya ikut, tolong mengertilah," bujuk Daniel."Mengerti katamu? Bagaimana rasanya kalau kau yang di posisiku? Aku yang menikah dengan pria lain tanpa izin darimu huh?" tanyanya."Sudahlah, aku lelah. Aku mau istirahat!"Tanpa menunggu jawaban dari sang kekasih Daniel langsung masuk ke dalam kamarnya, rasanya tamparan dari wanita miskin itu masih sangat sakit di pipi Daniel, meskipun sakit tapi Daniel justru lebih merasakan sakit di dalam hatinya.Tadi dia sudah sempat hampir membalas untuk memukul balik Anita. Tapi sayangnya sang mama datang memergokinya sehingga keributan di rumah itu tak bisa terelakkan.Setelah pulang dari kediaman Krisnantara Daniel tidak langsung menuju ke apartemennya dia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya membuang amarahnya di tempa
Hari keberangkatan untuk bulan madu pun tiba. Dan saat ini mereka sudah ada di dalam mobil. Tapi bukan arah bandara yang dituju, melainkan arah apartemen Daniel."Ke–kenapa kita kesini?" Anita memberanikan diri untuk bertanya pada Daniel.Daniel tertawa kecil, "kau pikir aku sudi melakukan bulan madu denganmu huh? Jangan mimpi!" serunya.Anita masih dibuat bingung, pasalnya mereka sudah sepakat untuk berpura-pura di depan Maira kalau keduanya sudah bahagia. Dan sikap Daniel kemarin jauh lebih baik dari sekarang."Kalau kau berani mengadu pada Mama, maka aku tak segan-segan akan mematahkan tulangmu. Aku lebih baik menyusul kekasihku ke Yogyakarta daripada harus bulan madu denganmu. Soal foto pura-pura kau tenang saja anak buahku akan membuatkannya untukmu seolah kau benar-benar ke luar negeri!"Pria itu kembali tertawa sumbang. Dia yakin Anita pasti sangat kecewa atas kenyataan ini, tapi dirinya memang tak berniat berbulan madu.Anita memilih diam. Lalu setelah tiba di apartemen mewah
"Apa semuanya berjalan lancar?" tanya Arga pada para supermodel itu."Tentu saja Tuan. Semuanya lancar dan kami senang dengan kerjasama ini. Semoga ke depan akan ada lagi kerjasama lainnya antara Dewantara Corporation dan Agency kami," ucap Rosiana mewakili yang lainnya.Arga tersenyum, "semoga saja, kami juga sangat senang bisa bekerja sama dengan kalian semua. Orang asli Indonesia yang berhasil berkarir di Mancanegara," puji Arga sungguh-sungguh, namun hanya sekedar pujian biasa tak ada maksud lain sama sekali dari pujian itu."Sepertinya dia sudah mulai terpikat dengan pesonaku," Rosiana membatin. Wanita itu sungguh yakin dan percaya diri kalau Arga pasti akan jatuh dalam pelukannya.Tak ada pria setia di dunia ini bila dia memiliki banyak uang, bahkan Rosiana pun yakin kalau sang kekasih pasti juga bermain api di belakangnya secara Daniel punya segalanya seperti Arga.Tapi entahlah, dirinya justru lebih tertantang untuk memikat hati Arga ketimbang memperjuangkan cintanya bersama D
"Siapa itu?" tanya Arga."Tuan Daniel Krisnantara, Tuan," jawabnya."Uhuk uhuk uhk," Rosiana terbatuk. "Saya yang dicari karena ponsel saya ketinggalan di lokasi syuting," jawab Rosiana.Arga mengangguk, "ajak beliau bergabung untuk makan siang Nona," pinta Arga."Iya Tuan, saya permisi," pamitnya. Wanita itu bergegas menghampiri Daniel. "Sayaaaaaaang," panggil Daniel memanjangkan kata saat melihat wanitanya keluar dari dalam restoran."Ngapain sih datang?" pekiknya kesal. Rosiana enggan kalau ada Daniel di sini, dan ruang geraknya mendekati Arga semakin susah, pikir wanita itu."Bukannya senang disamperin kekasihnya, eh ini malah cemberut!" protes Daniel."Tapi aku lagi kerja sayang. Sekarang kau ke hotel dulu ya, nanti kalau sudah selesai aku akan menghubungimu lagi."Meski awalnya menolak namun akhirnya Daniel mau menuruti keinginan sang kekasih, padahal awalnya dia ingin sekali berangkat ke Yogyakarta di malam hari, tapi karena permasalahan dengan Anita membuatnya harus buru-buru
"Aku akan menghancurkan siapapun yang berani melakukan ini pada keluargaku. Aku tidak akan pernah mengampuni pelakunya!"Air mata kembali lolos membasahi wajah tampan seorang Arga Dewantara. Ia baru saja mendaratkan bokongnya di kursi kebesaran sambil menatap foto Maria saat hamil calon anak kembar mereka.Satu bulan telah berlalu Arga dan Maria kehilangan kedua anak kembarnya akibat mobil milik Maria di sabotase seseorang sehingga kecelakaan maut itu merenggut nyawa kedua calon anak mereka.Bahkan Maria sempat kritis, dan yang lebih buruk lagi rahim Maria harus diangkat karena kalau tidak bisa mengakibatkan Maria kehilangan nyawanya.Arga masih ingat betul bagaimana sang istri berjuang di ruang ICU sampai akhirnya Maria dinyatakan sembuh.Sejak pulang dari rumah sakit Maria jadi lebih memilih mengurung diri di dalam kamar, karena belum bisa menerima kenyataan kehilangan kedua calon anak kembar yang seharusnya akan terlahir ke dunia satu bulan berikutnya.Sejak kejadian naas itu sam
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu