"Sudah sejauh mana rencana kita kau jalankan?" tanya Dandi.Malam ini di kediaman Johanes Dandi kedatangan orang yang akan membantunya membuat kekacauan di perusahaan Dewantara Corporation.Dandi sudah menyiapkan dana besar untuk bisa mewujudkan keinginannya tersebut, hubungannya dengan Natali yang semakin membaik secara otomatis membawa dampak baik pula kepada pria tersebut, dia bebas melakukan apapun di rumah dan di kantor tanpa ada yang mencurigai.Mereka saat ini sedang berbicara di ruang kerja yang ada di kediaman keluarga Johanes, rencana ini tak diketahui oleh siapapun termasuk Johanes dan Natali."Semua sudah berjalan lancar Tuan. Anda tak perlu khawatirkan itu, besok saya akan langsung melakukan penandatanganan kontrak kerjasama ini bersama pimpinan Dewantara Corporation," jawabnya penuh keyakinan."Baguuus! Aku sudah tak sabar menunggu hari itu tiba. Aku harap semua rencana buruk kita berjalan dengan baik. Kau harus bisa meyakinkan Arga, kalau kau adalah klien bisnis terbaik
"Sayang ayo dong pilih gaunnya," bujuk Arga.Pernikahan Pedro tinggal satu hari lagi dan Arga baru bisa mengantarkan sang istri ke butik langganan mereka, untuk mencari gaun.Tapi sejak tiba di butik itu Maria tak kunjung menentukan pilihannya"Arga aku sungguh tak percaya diri menggunakan ini," ucap Maria frustasi.Segala jenis gaun yang dikenakan oleh Maria sungguh membuat wanita itu merasa malu untuk tampil di depan publik.Kehamilan yang begitu besar ditambah berat badan yang semakin hari semakin naik membuatnya benar-benar rendah diri. Ia tak pernah percaya diri jika diajak ke tempat umum oleh sang suami, dan Maria merasa tidak pantas berdampingan dengan suaminya tersebut.Padahal bagi Arga ia justru bangga bergandengan dengan sang istri, apalagi di dalam perut istrinya ada jagoannya keturunan Dewantara yang merupakan hadiah terindah untuk kehidupan rumah tangga mereka."Kenapa bisa begitu sayang?" tanya sang suami.Rasanya akan lebih baik bagi Arga untuk pura-pura bodoh. Terkada
"Sepertinya cintamu bertepuk sebelah tangan?" Kalimat itu Tentu saja sangat menampar bagi sang wanita Bagaimana mungkin ada orang yang bisa mengetahui kalau dirinya menyukai Arga"Siapa kau?" tanya Seyla."Kau tak perlu tahu siapa aku, tapi kau wajib bekerja sama denganku bila ingin balas dendam pada Arga," ucap Dandi."Maksudmu?" tanya Seyla."Kau pasti tahu maksudku, kalau kau ingin bekerja sama denganku untuk menghancurkan Arga, aku tunggu kedatanganmu di resto Aleta, besok jam makan siang," ucap Dandi. "Temui aku di sana," imbuhnya lagi.Dandi langsung pergi dari hadapan wanita itu, dan dia yakin Seyla pasti akan menemuinya.Dandi datang ke pernikahan Pedro atas undangan yang diterima istrinya. Dia melihat kebahagiaan Arga dengan Maria dan Dandi tidak menyukainya.Sampai mati pun ia tidak akan pernah membiarkan Arga dan mantan Papa tirinya berbahagia, apa yang dialami sang Mama sekarang harus dibayar mahal oleh keluarga Dewantara.Kali ini dia tidak boleh gagal untuk membuat kekac
Di perusahaan, Seyla telah mulai melakukan rencananya. Dia akan melaksanakan perintah Dandi melalui Tuan Jo. "Sebentar lagi Arga, kau akan berlutut di depanku dan minta aku untuk menerima cintamu. Bersenang-senanglah di Inggris, karena begitu kau kembali, kejutan besar sedang menunggumu," gumam Seyla tersenyum bahagia.Ia telah memerintahkan orangnya untuk mengirimkan kerja sama yang menggiurkan agar dirinya bisa terikat kerjasama dengan Arga Dewantara melalui Tuan Jo. Seyla sengaja bergerak disaat Arga masih melakukan perjalanan bisnis, setidaknya dia tidak akan terusik dengan seabrek aktifitas peninjauan proyek bersama Arga."Nona, dokumen yang anda ajukan sudah diterima oleh perusahaan Dewantara Corporation. Kita hanya perlu menunggu sebentar lagi," lapor sekretaris Seyla sangat sopan."Baiklah, sekarang kau atur jadwal meeting dengan Tuan Jo siang ini!" sahut Seyla sangat dingin.Sekretaris itu menganggukkan kepalanya dan segera mengaturnya. Kemudian berbalik untuk kembali ke mej
Hari ini Arga dan sang istri akan kembali ke Jerman, mereka sudah berada di lobby dan mobil sudah menunggu di sana untuk mengantarkan keduanya ke bandara."Apa tidak ada lagi yang ketinggalan sayang?" tanya Arga pada sang istri."Tidak ada, semuanya sudah aku masukan ke dalam koper, kita langsung ke bandara biar tidak terlambat," jawab Maria, sang suami pun mengangguk.Lalu sopir membukakan pintu untuk Arga dan juga Maria, setelah memastikan kedua tamunya duduk dengan nyaman, sang sopir tersebut memutar setengah badan mobil untuk bisa duduk di belakang kemudi."Kita langsung menuju bandara Tuan, atau ada lagi yang ingin anda cari sebelum menuju ke bandara?" tanya sopir pada Arga."Kita langsung ke bandara saja Pak, kami sudah membeli oleh-oleh dua hari yang lalu," jawab Arga.Lalu sopir pun mengangguk, mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian kota, sampai akhirnya mereka tiba di bandara Internasional di kota itu."Ini buat bapak, terima kasih sudah menemani kami selama d
Sore harinya, Natali baru saja akan ke dapur untuk mengambil minum. Saat ia berjalan ke arah dapur, Natali sangat terkejut saat ada seseorang yang memeluknya dari belakang."Aku kira siapa," ucap Natali saat melihat ke belakang ternyata suaminya yang memeluknya.Hubungannya dengan Dandi memang jauh lebih baik dari sebelumnya, semua itu karena pengaruh dari sang kakek Johanes yang meminta Dandi untuk tetap sabar menghadapi Natali. Sang kakek juga mengatakan kalau semua keturunannya sebenarnya sama saja, tergantung kitanya sendiri bagaimana memperlakukannya sebagai seorang pasangan."Apa kau membutuhkan sesuatu yang membuatmu turun ke sini?" tanya Dandi yang masih melingkarkan tangannya di perut istrinya.Dandi tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ketika sang istri sudah berusaha mulai mengakrabkan diri dengannya, meskipun sampai detik ini Natali belum juga sepenuhnya melepas Jericho sang kekasih.Ternyata kemarahan Natali sangat lama dan kadang membuat Dandi sedikit frustasi ak
"Aku yang akan memasangnya," sambar Dandi dengan mengaitkan pengait kalung bertahta berlian itu. Setelah terpasang Natali meraba liontin kalung itu. Ia terus tersenyum bahagia."Kau sungguh tambah cantik," puji Dandi dengan mengecup punggung tangan istrinya. Natali yang melihat itu hanya tersenyum malu."Kalau bukan karena merayakan kemenanganku dan Seyla, mungkin aku tak pernah terpikir memberikan istriku hadiah seperti ini," ucap Dandi di dalam hati.Hubungannya dengan sang sekretaris masih berjalan dengan sempurna dia berusaha menutupi semua kedekatannya dengan wanita itu.Dandi berusaha agar keluarga Johanes tidak mengetahui apa yang ia lakukan, pria itu juga lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemen sang sekretaris, bila sang istri larut dengan pekerjaannya ia risih berada di rumah hanya dengan Tuan Johana saja.Dan kemarin Tuan Johanes mengatakan Dandi akan mengambil alih perusahaan Pusat apabila Natali berhasil mengandung keturunan Johanes.Tentu saja hal itu membuatnya be
"Dokter apa ada jalan lain yang bisa kami tempuh? Setidaknya kami bisa memiliki keturunan, tidak mungkin kami menikah tanpa memiliki keturunan. Lalu bagaimana dengan kondisi saya?" tanya Natali kepada dokter."Kalau kondisi anda baik-baik saja nyonya, tidak ada masalah sama sekali. Ini murni karena Tuan yang mengalami mandul permanen, misalnya pun dilakukan operasi rasanya akan sangat sulit untuk bisa memiliki keturunan," jawab dokter.Sungguh ini adalah hal yang paling berat dalam hidup seorang Natali, dia awalnya tidak ingin sama sekali memiliki anak dalam waktu dekat, tapi nyatanya sekarang Tuhan mengejutkannya dengan hal yang lain."Apa yang harus aku katakan pada keluargaku? Apa mungkin mereka mau menerima kenyataan ini? Sedangkan aku adalah anak tunggal di keluarga Johanes, aku rasa mereka akan sangat sulit menerima fakta kalau aku dan suamiku tidak bisa memberikan keturunan di keluarga Johanes," batin Natali pilu."Mungkin ada alternatif lain dokter yang bisa kami tempuh dok? M
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu