"Aku yang akan memasangnya," sambar Dandi dengan mengaitkan pengait kalung bertahta berlian itu. Setelah terpasang Natali meraba liontin kalung itu. Ia terus tersenyum bahagia."Kau sungguh tambah cantik," puji Dandi dengan mengecup punggung tangan istrinya. Natali yang melihat itu hanya tersenyum malu."Kalau bukan karena merayakan kemenanganku dan Seyla, mungkin aku tak pernah terpikir memberikan istriku hadiah seperti ini," ucap Dandi di dalam hati.Hubungannya dengan sang sekretaris masih berjalan dengan sempurna dia berusaha menutupi semua kedekatannya dengan wanita itu.Dandi berusaha agar keluarga Johanes tidak mengetahui apa yang ia lakukan, pria itu juga lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemen sang sekretaris, bila sang istri larut dengan pekerjaannya ia risih berada di rumah hanya dengan Tuan Johana saja.Dan kemarin Tuan Johanes mengatakan Dandi akan mengambil alih perusahaan Pusat apabila Natali berhasil mengandung keturunan Johanes.Tentu saja hal itu membuatnya be
"Dokter apa ada jalan lain yang bisa kami tempuh? Setidaknya kami bisa memiliki keturunan, tidak mungkin kami menikah tanpa memiliki keturunan. Lalu bagaimana dengan kondisi saya?" tanya Natali kepada dokter."Kalau kondisi anda baik-baik saja nyonya, tidak ada masalah sama sekali. Ini murni karena Tuan yang mengalami mandul permanen, misalnya pun dilakukan operasi rasanya akan sangat sulit untuk bisa memiliki keturunan," jawab dokter.Sungguh ini adalah hal yang paling berat dalam hidup seorang Natali, dia awalnya tidak ingin sama sekali memiliki anak dalam waktu dekat, tapi nyatanya sekarang Tuhan mengejutkannya dengan hal yang lain."Apa yang harus aku katakan pada keluargaku? Apa mungkin mereka mau menerima kenyataan ini? Sedangkan aku adalah anak tunggal di keluarga Johanes, aku rasa mereka akan sangat sulit menerima fakta kalau aku dan suamiku tidak bisa memberikan keturunan di keluarga Johanes," batin Natali pilu."Mungkin ada alternatif lain dokter yang bisa kami tempuh dok? M
Saat pria itu menutup kencang pintu mobilnya, tiba-tiba seorang wanita cantik dan seksi menabraknya lalu wanita itu menyapa Dandi ramah, tampak jelas kalau mereka saling mengenal satu sama lain."Apa kabarmu Dandi?" sapanya. "Kenapa dia boleh kenal dengan banyak wanita, sedangkan aku dibatasi. Siapa wanita ini?" giliran Natali yang kesal."Kabar Aku baik! Maaf sedang ada urusan, aku pulang dulu," ucap Dandi membalas pertanyaan dari Margaret.Margaret melihat jelas kalau Dandi terlihat sedang muram, entah apa yang terjadi dengan pria tersebut membuat hatinya tergelitik ingin mengetahui penyebab Dandi yang selalu ceria menjadi seperti sekarang."Hei kau kenapa kok seperti ini sih?" tanya Margaret karena merasa Dandi tidak seperti biasanya."Tidak apa-apa, aku hanya butuh istirahat, aku duluan ya," balas Dandi lalu melirik ke arah sang istri dan hampir saja ia lupa kalau di antara mereka ada Natali yang kini sedang menatap ke arah Dandi. Bahkan Natali sudah menurunkan kaca mobilnya."Aku
"Kakek akan mendukung segala usaha kalian, yang penting kalian bisa segera memberi keturunan untuk keluarga ini," ucap Tuan Johanes pada Dandi dan Natali.Satu bulan sudah berlalu kini Dandi dan Natali akhirnya memutuskan untuk segera memeriksakan dirinya ke luar negeri.Pria itu masih yakin kalau dia bisa memiliki keturunan, dia tidak mau dikatakan mandul.Sedangkan Natali merasa, sebagai istri dia akan mencoba memberi kesempatan pada suaminya untuk menjalani pengobatan, meskipun dia ragu perjalanannya kali ini akan membuahkan hasil.Sebab hasil lab yang dibacakan oleh dokter tempo hari sudah sangat jelas mengatakan kalau Dandi mengalami kemandulan permanen, itu artinya tidak akan pernah bisa memiliki keturunan dengan jalan apapun.Tapi akan sangat jahat sekali dia sebagai seorang wanita apabila tidak memberi kesempatan pada suaminya untuk membuktikan kalau hasil itu adalah salah.Dan mereka kini sudah berada di ruang keluarga untuk membahas mengenai keberangkatan Dandi dan juga sang
"Ini tidak mungkin dokter, tolong periksa sekali lagi. Saya tidak mungkin madul," ucap Dandi.Satu bulan berlalu Dandi sudah menjalani semua terapi dan pengobatan di Amerika, dan hari ini keluar hasil akhirnya.Dia bahkan sudah menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan hasil terbaik, sedangkan sang istri sudah sangat yakin kalau usaha yang mereka lakukan saat ini pasti sia-sia.Sebab hasil tes pertama dokter sudah mengatakan terapi yang akan dijalani kemungkinan berhasil sangat tipis, dan sejak saat itu pula Natali tidak berani berharap banyak.Dan ternyata dugaannya benar, sang suami dinyatakan mandul permanen, artinya usaha apapun yang dilakukan untuk memiliki keturunan tidak akan pernah berhasil."Maaf Tuan, tapi ini hasilnya akurat, anda memang dinyatakan mandul."Dandi keluar dari ruangan dokter tanpa pamit, dia marah. Dia yakin ini salah.Natali menyusul langkah panjang sang suami dengan terseok, sampai akhirnya Natali berhasil menghentikan langkah Dandi. "Kau tak bisa bersika
Hari ini James dan Elisa kembali ke Jerman. James ada kunjungan bisnis di negara kelahirannya.Ketika mereka baru tiba dan menuju ke meja makan, Elisa menyadari tak ada sang menantu di sana."Di mana Dandi? Kenapa dia tidak ikut makan malam bersama kita?" tanya Elisa."Dia sedang menyelesaikan urusan Papa," jawab James."Harusnya Papa mencari orang yang benar-benar setia menjadi kaki tangan Papa, tapi bukan dipungut untuk dijadikan menantu. Seharusnya Natali menikah dengan pria yang kedudukannya sama seperti kita!" seru Elisa kesal."Sudahlah Ma, jangan mulai lagi," pinta sang suami.Sampai detik ini Elisa belum menyetujui pernikahan sang anak dengan Dandi. Pria yang dianggapnya dari kalangan rendahan. Dandi memang sedang menjalankan tugas dari James, tapi harusnya dia punya waktu luang dan beristirahat di rumah.Namun sejak kejadian itu, Natali dan Dandi sudah pisah ranjang. Dandi memilih tinggal di apartemennya ketimbang bersama keluarga Johanes. Terlebih Johanes sudah mengurus soa
"Maukah kau memuaskanku bila aku membutuhkan belaian mu baby?" tanya Seyla."Tentu saja sayang, aku akan ada setiap kau membutuhkan pelukanku," ucapnya.Mereka pun menuju ke salah satu hotel yang berada tak jauh dari tempat hiburan malam tersebut.Sebetulnya mereka bisa saja melakukannya kamar yang biasa disediakan oleh pemilik klub malam itu, tapi Dandi takut kalau nanti anak buah James malah melihatnya di sana.Jadi dia lebih memilih untuk pergi ke hotel yang lain, tanpa Dandi ketahui anak buah James memang sudah mengikutinya untuk segera mendapatkan informasi mengenai semua kegiatan yang dilakukan pria itu.Anak buah James pun bertukar pesan dengan James.[Bos mereka sudah menuju ke hotel.][Pantau terus dan minta memasang kamera tersembunyi di kamar yang akan mereka sewa. Dandi harus membayar mahal karena berani menyakiti putri semata wayangku.][Baik Bos, kami akan segera melaksanakannya.]Setelah meyakini mobil yang ditumpangi oleh Dandi masuk ke dalam hotel, anak buah James suda
"Saya sudah mengajukan banding ke pengadilan atas semua ketidakadilan yang kami dapatkan. Mama saya meninggal karena ulahnya, saya hampir kecelakaan karena mobil saya di sabotase oleh menantu anda, lalu dia juga menyuruh seseorang yang tak lain tak bukan anak buah anda untuk membakar gudang Dewantara Corporation, kalau memang Anda menginginkan memberi hukuman padanya, sebaiknya Anda berikan bukti-bukti itu ke pengadilan langsung," ucap Arga.Arga bukan orang bodoh yang mau diajak bekerja sama begitu saja, terlebih dirinya masih benci atas sikap sang mafia yang awalnya sangat melindungi Dandi, hingga membuat keluarga Dewantara tidak bisa memenjarakan pria tersebut.Lalu sekarang ketika mereka sedang mengalami masalah, James berusaha mengajak Arga untuk ikut memojokkan Dandi. Arga tidak akan mau ikut campur dalam urusan keluarga mereka."Baiklah saya mengerti maksud Anda Tuan Arga, mungkin kalau saya di posisi anda, saya juga akan melakukan hal yang sama. Saya minta maaf atas kesalahan
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu