"Maukah kau memuaskanku bila aku membutuhkan belaian mu baby?" tanya Seyla."Tentu saja sayang, aku akan ada setiap kau membutuhkan pelukanku," ucapnya.Mereka pun menuju ke salah satu hotel yang berada tak jauh dari tempat hiburan malam tersebut.Sebetulnya mereka bisa saja melakukannya kamar yang biasa disediakan oleh pemilik klub malam itu, tapi Dandi takut kalau nanti anak buah James malah melihatnya di sana.Jadi dia lebih memilih untuk pergi ke hotel yang lain, tanpa Dandi ketahui anak buah James memang sudah mengikutinya untuk segera mendapatkan informasi mengenai semua kegiatan yang dilakukan pria itu.Anak buah James pun bertukar pesan dengan James.[Bos mereka sudah menuju ke hotel.][Pantau terus dan minta memasang kamera tersembunyi di kamar yang akan mereka sewa. Dandi harus membayar mahal karena berani menyakiti putri semata wayangku.][Baik Bos, kami akan segera melaksanakannya.]Setelah meyakini mobil yang ditumpangi oleh Dandi masuk ke dalam hotel, anak buah James suda
"Saya sudah mengajukan banding ke pengadilan atas semua ketidakadilan yang kami dapatkan. Mama saya meninggal karena ulahnya, saya hampir kecelakaan karena mobil saya di sabotase oleh menantu anda, lalu dia juga menyuruh seseorang yang tak lain tak bukan anak buah anda untuk membakar gudang Dewantara Corporation, kalau memang Anda menginginkan memberi hukuman padanya, sebaiknya Anda berikan bukti-bukti itu ke pengadilan langsung," ucap Arga.Arga bukan orang bodoh yang mau diajak bekerja sama begitu saja, terlebih dirinya masih benci atas sikap sang mafia yang awalnya sangat melindungi Dandi, hingga membuat keluarga Dewantara tidak bisa memenjarakan pria tersebut.Lalu sekarang ketika mereka sedang mengalami masalah, James berusaha mengajak Arga untuk ikut memojokkan Dandi. Arga tidak akan mau ikut campur dalam urusan keluarga mereka."Baiklah saya mengerti maksud Anda Tuan Arga, mungkin kalau saya di posisi anda, saya juga akan melakukan hal yang sama. Saya minta maaf atas kesalahan
"Tuan, saya dapat kabar ternyata Dandi sudah berhasil dibekuk polisi. Saya yakin, dia tak bisa lolos sekarang," ucap Nando.Saat ini mereka sedang menunggu klien bisnisnya untuk membahas mengenai proyek besar yang akan dijalankan."Tapi Dandi memegang rahasia penting James, aku yakin dia akan membongkar semuanya. Dan ini perkaranya justru akan menyulitkan mafia itu.""Iya ya, anda benar Tuan. Mari kita lihat sehebat apa dua kubu itu saling menjatuhkan," jawab Nando.Tak berselang lama, klien bisnis mereka pun datang, lalu mereka mulai membahas mengenai rencana kerjasama itu.***Rumah Siang ini Maria dibuat sedikit kaget saat melihat banyaknya orang membawa furniture untuk bayi laki-laki."Apa ini Bik?" tanya Maria pada sang kepala pelayan."Ini pesanan tuan muda, nyonya," jawab sang kepala pelayan.Mata Maria terbelalak saat sang pelayan mengatakan kalau semua itu adalah pesanan Arga yang akan ditaruh di kamar calon anak laki-laki.Semuanya berwarna Biru muda. Kamar itu dibuat mirip
"Wah keponakanku sudah lahir," ujar Tuan Askara bangga, "selamat ya Arga," imbuhnya lagi.Arga mendekati kakak iparnya, lalu mereka berpelukan, seperti yang Arga lakukan dengan sang papa."Terima kasih Kak. Raja juga akan menjadi anak kakak," kata Arga.Sejenak Tuan Askara mengingat masa kelamnya dulu, saat hanya menginginkan anak dari Arga dan Maria, tanpa memikirkan kondisi Maria. Dan hidupnya berubah seketika saat ketulusan Arga menjaga Maria membuat hidup Tuan Askara bersama sang mantan istri terguncang."Mari Tuan, kita antarkan dulu si kecil ke ruang bayi," ucap Suster.Arga pun mengganggu lalu kembali mendorong box bayi tersebut, hingga sampai di depan di ruang bayi.Arga ikut masuk ke ruangan tersebut dan saat ini ruangan di lantai itu khusus untuk Maria dan juga sang anak seorang, tidak ada pasien lain lagi di lantai yang sama dengan Maria.Setelah memastikan si kecil sudah masuk inkubator Arga pun keluar.Satu jam berikutnya Maria kini sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.
"Lelah sayang?" tanya Arga pada istrinya.Hari ini terjawab sudah kenapa sang istri memilih menggunakan dress, dan bermake up, meski natural.Ternyata banyak sekali klien bisnis Arga datang memberi selamat. Belum lagi karangan bunga ucapan selamat menjadi orang tua batu berjejer di kediamannya.Sungguh kehadiran Raja menjadi kebahagiaan untuk semua orang. "Sedikit kok, aku mau tidur tapi takut ada yang datang lagi," ucap Maria.Arga mengecup kening Maria, lalu bibirnya sekilas."Tidurlah sayang, nanti biar aku yang menemani. Toh Raja juga sudah terlelap," ucap Arga. Pria itu mengusap lembut pipi sang istri.Maria pun mengangguk, karena dirinya memang sudah sangat kelelahan.******Satu Minggu berlalu sejak kelahiran Raja, kini Arga sedikit disibukkan dengan urusan kantor yang selama beberapa hari yang sudah berlalu ia tinggalkan sejenak, hanya untuk menemani anak dan istrinya di rumah sakit.Tepat pukul 21.00 waktu setempat langkah panjangnya kini terus menapaki lantai di rumah mewah
"Jadi Papa sekarang ditangkap kek?" tanya Natali kepada sang kakek.Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga. Johanes sengaja mengajak cucu dan menantunya duduk di ruang keluarga.Dia ingin memberitahu kalau polisi sudah menangkap James."Iya benar Papamu sudah ditangkap dan dia tidak mungkin bisa mengelak lagi. Kakek yakin kalau Dandi sudah membongkar semuanya kepada polisi, bahkan tadi menurut pengawal kita Dandi yang hampir dibunuh oleh papamu juga ikut dibawa oleh Polisi," ucap Johanes.Entah kenapa Natali merasa kalau hidupnya sudah ada di ujung tanduk. Bisnis ilegal sang papa sudah menjadi incaran pihak kepolisian selama satu tahun belakangan ini.Semuanya telah lenyap."Brengsek orang itu! Natali menyesal telah menerima Perjodohan ini9 dia benar-benar membuat keluarga kita jatuh miskin. Dasar manusia tidak tahu terima kasih!" ucapnya penuh amarah.Natali tahu ketika bisnis sang papa sudah tumbang, maka tiang penyangga kesuksesan keluarganya pun akan meredup.Bahkan sang P
"Tak seharusnya kita terlibat dalam skandal seperti ini Nona," ucap tuan Jo.Dia menyesal telah terbawa hasrat sampai harus tidur dengan wanita licik yang umurnya seusia anaknya. "Tapi kau menikmatinya bukan?" Tak ada lagi bahasa sopan saat berucap. Seyla seakan sedang berbicara dengan pria seusianya."Itu semua karena anda yang memulainya," jawab Tuan Jo.Dengan tubuh yang masih polos Seyla turun dari ranjang. Tuan Jo memalingkan wajah, dia tak mau tergoda lagi."Ini akan menjadi rahasia kita berdua. Anggap saja ini sebagai balasan karena anda mau bekerja sama dengan saya."Wanita itu tanpa tahu malu kembali melepas kancing kemeja Tuan Jo yang sempat terpasang. "Tidur saja di sini denganku, aku tidak akan meminta apapun sebagai imbalan. Seperti kataku tadi, kita hanya bersenang-senang. Sebentar lagi kita akan melihat kehancuran Arga," ucapnya.Dengan lancangnya wanita itu melumat bibir pria yang seusia dengan papanya, lalu menyentuh bagian sensitif dari pria tersebut hingga membuat
Maria yang mendengar tangisan sang anak begitu kencang pun segera berlari ke dalam kamar sang anak, dan melihat sang suami kewalahan untuk meminta Raja diam."Kau apakan sih Raja? Perasaan tadi sudah anteng, malah nangis kayak gini!" protes Maria kesal pada suaminya."Nggak ngapa-ngapain loh Sayang, aku cuman tadi minta dia cepat tidur, karena aku ingin membuatkannya adik, eh Raja malah nangis," akunya jujur."Kali kau kencang ngomongnya, sampai dia kaget gini nih! Boro-boro Aku disuruh ke salon, katanya kau yang mau jagain Raja di rumah, baru ditinggal sampai dapur saja sudah nangis kejer seperti ini," balas Maria lagi.Maria mengambil sang anak dari pangkuan sang papa, lalu kembali duduk di kursi yang sering ia gunakan saat menyusui Raja.Maria kembali memberikan ASI pada Raja, dan tak berselang lama Raja pun mulai memejamkan matanya."Ah akhirnya Papa dan Mama sebentar lagi bisa buat adik untuk Raja," gumam Arga sambil tiduran di atas sofa yang ada di dalam kamar sang anak.Mungkin
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu