Share

#27 Batal

Ben sedang berkutat dengan software AutoCAD, sibuk menyusun bangunan sesuai sketsa, ketika suara nyaring dari ponsel memecah konsentrasi. Manik matanya bergulir ke arah layar ponsel yang menyala-nyala di bawah layar iMac-nya. Wajah pria itu berubah malas melihat sebaris nama yang tertera.

Pada awalnya dia memutuskan untuk membiarkan panggilan tersebut. Tetapi si penelepon sama sekali tidak peduli dengan penolakannya. Dengan keras kepala mengulang panggilan seolah tahu Ben sengaja tidak menggubrisnya.

Mau tak mau, akhirnya Ben memutuskan untuk menekan tombol hijau tanpa berkata apa-apa. Hingga suara di seberang lebih dulu terdengar. “Ben, nanti malam kamu diundang dinner ke rumahku.”

“Nggak bisa,” jawabnya langsung dan singkat.

“Tapi Mami aku udah siapin semuanya.” Suara gadis itu memelas di ujung sana. Namun, sama sekali tidak berpengaruh pada Ben.

“Nggak bisa. Aku lembur.” Seenaknya saja ingin mengacaukan jadwal orang, keluh Ben dalam hati. Dia jelas lebih memilih bertemu Cantika
Lunetha Lu

Hai, hai ... terima kasih untuk kamu yang sudah baca, terutama menambahkan cerita ini ke library. Jangan lupa follow @lunetha_lu di medsos buat liat keseruan tokoh lainnya ya!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status