Share

Bab 96 - Menyudutkan

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 18:08:21

“Terima kasih. Saya akan berusaha bekerja dengan baik.”

Percakapan telepon Margaret dengan orang di seberang teleponnya itu pun berakhir. Dengan seulas senyuman merekah, ia pun menghampiri meja pantry, mengambil dua cangkir espresso yang baru selesai diseduh.

Baru saja Margaret hendak keluar dari ruangan pantry, ia dikagetkan dengan kehadiran Alicia di dalam ruangan tersebut.

“Astaga, Anya!” Margaret berteriak secara spontan, hampir menjatuhkan salah satu cangkir yang dibawanya.

Dengan cepat Margaret meletakkan kembali kedua cangkir kopi tersebut di atas meja pantry. Ia meringis pelan karena cairan kopi yang masih panas mengenai salah satu tangannya.

“Kenapa kamu tidak bisa bersuara sih?” protes Margaret seraya berjalan menuju ke wastafel untuk meredakan rasa perih pada tangannya dengan air yang mengalir.

Alicia tidak memberikan respon apa pun atas situasi yang dialami Margaret. Ia hanya member
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
Alicia gk mudah dikelabui, udah jujur aja Margaret
goodnovel comment avatar
Popy Try
moga aja setelah penjelasan margaret alicia gak marah sm rein tp malah jadi jatuh cinta
goodnovel comment avatar
Dwi Handayani
semoga habis ini alicia bisa berteman dan bersahabat dg baik sama margaret
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 97 - Tidak Seperti Yang Dikira

    “Bisakah kamu berjanji padaku untuk tidak memberitahu Tuan Scott, Anya?”Margaret kembali memohon. Melihat wajahnya yang memelas, Alicia pun mengangguk setuju. Namun, ia berkata, “Tapi, ada satu syarat.”Margaret menatap Alicia dengan cemas. “Sya-syarat apa?”Alicia tersenyum penuh arti, lalu menjawab, “Mulai hari ini bekerjalah untukku. Tidak ada lagi pengawasan dan kamu harus melakukan apa yang kuminta.”“Apa?” Margaret tampak terkejut.“Kenapa? Kamu tidak mau?” selidik Alicia, dapat melihat keengganan wanita itu.Margaret menggigit bibirnya dengan erat. “Bukan begitu. Aku hanya merasa ini tidak adil untukku. Kenapa aku harus melakukan perintahmu?” protesnya.Seringai kecil terukir di sudut bibir Alicia. Ia tahu jika persyaratannya terlalu memberatkan wanita itu. Namun, Alicia perlu membuktikan ketulusan dan kesetiaan wanita itu. Ia tidak ingin tertipu oleh harapan kosong yang diberikan wanita itu.“Tentu saja kamu harus melakukannya karena kamu harus menebus perbuatanmu," sahut Ali

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 98 - Memberikan Kesempatan Kedua

    “Anya?” Panggilan Margaret kembali menghentikan lamunan Alicia. Wanita itu menatapnya dengan khawatir. “Apa kamu mendengarku?” tanya wanita itu lagi. Alicia mengangguk pelan. “Mulai hari ini, laporkan saja sewajarnya kepada Owen. Jika ada yang aneh atau meragukan, bicarakan dulu padaku,” tegasnya. Margaret pun mengangguk pasrah. Meskipun ia merasa tidak nyaman dengan kesepakatan ini, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain. Selain itu, ia juga tidak merasa dirugikan. “Memangnya apa yang sudah Owen tawarkan padamu, Margaret?” selidik Alicia dengan penuh rasa ingin tahu. Ia yakin Margaret membutuhkan sesuatu hingga mau menerima tugas ini. Margaret menatap Alicia dengan ragu. “Aku … aku membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai rumah sakit ayahku, Anya,” akunya. “Hanya itu?” Alicia mengerutkan keningnya. “Tadi aku dengar kalau Owen menjanjikan sesuatu padamu.” Meskipun Alicia tahu uang adalah salah satu sumber kelemahan dari seorang manusia, tetapi ia merasa ada hal lain yang ditutup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 99 - Lawan yang Tidak Dapat Diremehkan

    Suasana tegang memenuhi ruangan kerja Reinhard saat ini. Terlihat dua sosok pria yang tengah beradu pandang dengan sorot mata yang saling menantang satu sama lain.Di satu sisi, Reinhard, dengan ekspresi dingin dan angkuh, duduk tegak di belakang meja kerjanya, tangannya terlipat di atas meja seolah menunjukkan superioritasnya sebagai pemilik tempat itu.Di sisi lain, Jason berdiri dengan senyum penuh percaya diri─satu tangannya dimasukkan ke saku celananya, sama sekali tidak terlihat terintimidasi oleh aura dingin yang dipancarkan Reinhard.Keduanya saling menatap dengan penuh tantangan selama hampir satu menit hingga akhirnya Reinhard angkat bicara. “Apa kamu sedang mempermainkanku, Direktur Hughes?”Jason hanya tersenyum lebih lebar dan mengangkat bahu. “Bukankah ini yang kamu harapkan? Aku hanya memenuhi ekspektasimu. Ada yang salah?” jawabnya santai.Mata Reinhard menyipit mendengar jawaban tersebut. Ia melirik sekilas dokumen kontrak perpanjangan kerja sama Divine dengan Helios

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 100 - Cukup Sampai Di Sini

    Suara kekehan kecil bergulir dari bibir Jason. Tidak terlihat sedikit pun rasa takut dari wajah pria itu meskipun Reinhard telah melayangkan ancamannya dengan jelas.“Aku tidak tahu hal apa yang kamu pikirkan sampai bersikap waspada seperti itu, Reinhard Hernandez. Tapi, sepertinya kita perlu menyelesaikan kesalahpahaman kita,” ucap Jason, berusaha mencairkan ketegangan di antara mereka.“Salah paham?” Reinhard menyeringai tipis. “Aku rasa tidak ada yang perlu kita selesaikan selain kamu menjelaskan maksud dari persyaratanmu tadi. Apakah tadi aku tidak mengatakannya dengan jelas atau kamu yang berpura-pura tidak mendengarnya?”Reinhard kembali mengingatkan Jason atas peringatan yang diberikannya kepada Jason saat menemui istrinya tadi. Ia tidak akan membiarkan Jason mendekati wanita itu meskipun harus mempertaruhkan kontrak bisnis mereka.“Sudah kuduga kalau kamu masih marah padaku karena Anya,” tukas Jason dengan acuh tak acuh terhadap sindiran yang ditujukan padanya.Sebelum Reinhar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 101 - Tidak Akan Pernah Tunduk

    Seulas senyuman penuh percaya diri yang melengkung di bibir Jason perlahan memudar. Ia tidak menyangka taktiknya untuk mengacaukan emosi Reinhard dengan menggunakan Anya sebagai alat tidak berjalan sesuai rencana.Dia tidak hanya gagal menembus pertahanan mental Reinhard, tetapi juga mulai merasakan kecaman dari keputusan Reinhard dalam situasi ini.Wajahnya berubah sedikit dingin. Meskipun ia berusaha menyembunyikannya, tetapi Reinhard dapat melihatnya dengan jelas.“Tidak perlu bersikap defensif seperti itu, Reinhard Hernandez. Aku datang dengan itikad baik,” Jason menjawab dengan nada tenang, meskipun nadanya kini lebih dingin.Reinhard tersenyum remeh. “Itikad baik?” ulangnya dengan penuh keraguan.“Jika itu benar, kita mungkin sudah mencapai kesepakatan sejak awal. Tapi tampaknya, itikad baikmu tidak sesuai dengan tindakanmu, Jason Hughes,” ucap Reinhard dengan nada sinis, matanya menatap tajam, seolah mengupas wajah Jason yang sebenarnya.Namun, Jason berusaha untuk memposisikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 102 - Memblokir

    “Laksanakan saja perintahku,” titah Reinhard seraya mengisyaratkan Owen untuk segera keluar dari ruangannya.Owen pun tidak lagi bertanya dan segera meninggalkan ruangan Reinhard dengan langkah cepat. Akan tetapi, ia kembali menghadap Reinhard dan bertanya, “Apa Anda ingin mengutus Eric Blunt dalam pekerjaan ini?”“Eric Blunt?” Satu alis Reinhard terangkat, lalu ia memahami siapa sosok yang dimaksud asistennya tersebut. “Apa dia masih berbuat ulah?”"Belakangan ini, dia masih bertemu dengan beberapa manajer perusahaan lain secara pribadi," terang Owen atas informasi pemantauan yang didapatkannya.“Ternyata dia masih berani bermain di belakangku,” gumam Reinhard seraya tersenyum sinis.Padahal sejak Reinhard mengetahui bahwa Eric Blunt melakukan penyalahgunaan wewenang untuk mendapatkan keuntungannya sendiri, ia meminta Owen untuk menyampaikan kepada direktur pengembangan bisnis Divine yang membawahi Eric untuk mengawasinya.Reinhard juga memerintah direktur divisi tersebut untuk mencab

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 103 - Waktu Janjian

    Reinhard meremas ponsel di tangannya dengan erat, mencoba untuk menenangkan kemarahannya sendiri. Ia berpikir untuk segera memperbaiki kesalahannya tersebut dan akhirnya memutuskan untuk menghubungi wanita itu melalui interkom kantornya.Setelah meminta nomor extention kepada operator kantornya, Reinhard pun menghubungi istrinya. Setelah beberapa detik, terdengar suara wanita itu di seberang teleponnya, “Halo?”Reinhard terdiam sejenak, berusaha mengendalikan perasaannya yang campur aduk. “Ini aku,” ucapnya.Ada jeda sejenak sebelum istrinya itu menjawab, suaranya terdengar dingin. “Apa kamu terlalu senggang sampai harus menghubungiku ke extention ini?”Reinhard menghela napas dalam-dalam sebelum akhirnya menjawab, “Aku tidak sesenggang itu, Istriku. Tapi, aku terpaksa melakukannya karena kamu memblokir nomorku.”Reinhard dapat mendengar dengusan sinis dari seberang interkomnya. Namun, ia tetap menaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 104 - Konfrontasi di Dalam Elevator

    Tepat setelah mengirimkan pesan tersebut, pintu elevator di hadapan Alicia terbuka. Ia pun bergegas masuk dan menekan tombol menuju ke lantai parkiran.Namun, elevator tersebut tidak langsung menuju ke lantai yang ditujunya dan berhenti di salah satu lantai di mana seseorang masuk ke dalam. Alicia tidak melihat siapa yang masuk karena terlalu fokus dengan ponsel di tangannya hingga akhirnya terdengar panggilan yang mengejutkannya.“Anya Hernandez?”Sontak, Alicia menoleh dan menemukan sosok yang paling dibencinya. Wajah Alicia menggelap seketika. ‘Berengsek! Beraninya tua bangka ini memunculkan wajahnya di depanku!’ geramnya di dalam hati.Seringai jahat terbit di sudut bibir seorang pria paruh baya saat ia melihat wajah kaget Alicia. Pria tersebut menatapnya dengan sorot mata yang dipenuhi gairah yang menjijikkan. Dia adalah Eric Blunt!“Apa aku harus memanggilmu Anya Stein?” lanjut pria paruh baya itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 313

    Alicia menatap langit-langit kamar, pikirannya tak henti-henti mengembara. Semakin Reinhard memintanya untuk melupakan pertanyaan itu, semakin besar rasa ingin tahunya."Kenapa Xavier tiba-tiba menanyakan kecelakaan itu?" gumamnya pelan.Alicia menghela napas panjang dan berbalik, memeluk bantalnya.Ia tahu Reinhard tidak akan menanyakan hal itu tanpa alasan. Pria itu mungkin menyembunyikan sesuatu darinya dan seperti biasanya, Alicia lagi-lagi merasa berkecil hati.“Ah, tidak! Apa yang aku pikirkan?” Alicia menggelengkan kepalanya dengan kuat, mencoba mengusir rasa khawatirnya yang berlebihan.“Aku harus percaya padanya. Xavier bertanya seperti itu, pasti karena ada sesuatu yang penting yang ingin dipastikannya saja.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Alicia. Ia pun memejamkan matanya kembali, mencoba untuk mencari potongan ingatan yang hilang di dalam memorinya tersebut.Namun, semakin ia mencoba, semakin kuat rasa sakit yang menghantamnya. Seolah ada dinding tebal yang mengha

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 312

    “Daripada membicarakan dia, ada hal penting yang ingin kutanyakan padamu,” ucap Reinhard, suaranya tiba-tiba menjadi lebih serius.“Hal apa?” tanya Alicia. Suaranya masih diselimuti kekhawatiran.Namun, Reinhard tidak langsung menjawab sehingga keheningan yang tercipta di antara mereka membuat rasa ingin tahu Alicia yang berada di ujung telepon tersebut semakin besar.“Xavier─”Sebelum Alicia sempat mendesaknya, Reinhard akhirnya bersuara. “Alicia, mengenai kecelakaanmu waktu itu, apa kamu bisa menceritakannya padaku?”“Kecelakaanku?” gumam Alicia yang diliputi kebingungan.“Maaf, aku bukan ingin memaksamu untuk mengingat kenangan buruk itu. Tapi …,” Reinhard menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “aku ingin tahu bagaimana kamu bisa tidak ada di dalam pesawat waktu itu?”“Kenapa kamu bertanya tentang hal ini?” tanya Alicia dengan bingung.“Aku hanya ingin tahu semuanya tentangmu, Sayang,” dalih Reinhard.Ia terpaksa berbohong. Ia tidak ingin Alicia mengetahui permasalahan rumi

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 311

    Siapa lagi yang bisa mengubah suasana hati Reinhard secepat ini jika bukan istri tercintanya, Alicia Lorenzo?Ternyata, wanita itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya tanpa ia sadari.Reinhard bergegas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya dengan penuh antusias.[Kamu lagi apa, Suamiku?][Kamu lagi sibuk?][Sesibuk-sibuknya kamu, jangan sampai lupa makan. Aku tidak ingin kamu sakit.][Kamu tidak rindu aku?][Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja.]Ketegangan yang dirasakan Reinhard seketika menguap saat membaca pesan singkat beruntun dari istrinya tersebut. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan nomor kontak wanita pujaannya itu dan melakukan panggilan video.Baru dering pertama, panggilan tersebut langsung terhubung. Akan tetapi, Alicia tidak menyalakan kameranya sehingga Reinhard tidak dapat melihat wajahnya.“Halo,” sahut Alicia di seberang teleponnya.“Sayang, kameramu belum on,” ucap Reinhard mengingatkan.“Aku memang sengaja,” timpal Alicia, t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 310

    Di ruang kerjanya yang berada di kantor pusat Divine, Reinhard duduk bersandar di kursinya, mendengarkan laporan dari Owen dan Ethan Millano, salah satu anggota tim khusus yang ia tempatkan di Nexus."Seperti yang Anda duga, proyek kerja sama ini memang mencurigakan," ujar Ethan dengan nada serius.Pria bertubuh kurus dan berpenampilan necis itu kembali melanjutkan, “Saya sudah menelusurinya dan sejak awal Tuan Muda Nicklah yang menerima kerja sama ini. Tapi, beliau tidak tahu kalau perusahaan rekanan ini sangat bermasalah.”Reinhard, yang sejak tadi bersandar di kursinya, menyipitkan mata. “Teruskan.”Ethan mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Owen, yang kemudian meneruskannya kepada Reinhard. “Perusahaan rekanan ini, Vega Tech, sebenarnya hanya sebuah perusahaan cangkang. Tidak ada proyek besar yang pernah mereka tangani sebelumnya, dan sumber pendanaan mereka juga tidak jelas.”Reinhard membuka dokumen itu dan meneliti setiap lembarannya. Dahinya berkerut saat me

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 309

    “Nexus, ya?” Liliana tiba-tiba ikut menimpali. “Tadi Tante juga sempat lihat beritanya di TV. Sepertinya lagi jadi trending topic.”Mendengar hal tersebut, Alicia segera mengambil remote televisi dan mencari saluran berita yang sedang tayang. Amora, Liliana, dan Winny ikut memperhatikan layar dengan penuh rasa ingin tahu.Tak lama, sebuah berita bisnis muncul di layar. Seorang reporter sedang berbicara dengan latar belakang gedung tinggi yang memiliki logo Nexus di bagian depannya.“… pengambilalihan mendadak ini mengundang banyak spekulasi di antara para pebisnis. Walaupun Reinhard Xavier Hernandez tidak membuat pernyataan secara langsung, tetapi kehadirannya di Nexus memicu asumsi mengenai perubahan kepemilikan perusahaan tersebut.”Alicia terpaku menatap layar televisi tersebut. Wajah Reinhard disorot oleh kamera media. Pria itu berjalan keluar dari gedung Nexus dengan pengawalan ketat dan mengabaikan semua pertanyaan dari para wartawan.“Kamu beruntung dapat pria hebat, Alicia,” p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 308

    “Nenek, bagaimana keadaanmu?”Suara riang Amora terdengar memenuhi ruangan saat ia masuk bersama ibu mertuanya, Liliana Ritter.Alicia dan neneknya langsung menoleh bersamaan. Melihat kedatangan mereka, Alicia segera bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Amora dan menuntun langkahnya menuju tempat duduknya tadi.“Terima kasih, Alicia,” ucap Amora seraya tersenyum kecil dan menatap adik iparnya dengan seksama.Ia kemudian terkekeh kecil. "Kalau dipikir-pikir, kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Sudah tahu bagaimana merawat orang lain."Alicia terkejut dengan pujian itu. "Ka-Kak Amora?" Wajahnya langsung memerah.Amora tersenyum penuh arti. Ia ingat betul, dulu saat ia masih mengandung Ryuji, Alicia hampir tak pernah menunjukkan kepedulian seperti ini."Memangnya dulu aku seburuk itu sampai Kakak harus menggodaku begitu?" gerutu Alicia, pura-pura kesal."Aku memujimu, Alicia," sahut Amora seraya memutar bola matanya.Liliana Ritter, yang sejak tadi meletakkan barang bawaannya di

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 307

    Reinhard menghentikan langkahnya sejenak di dekat parkiran mobil setelah berada di luar rumah terlantar tersebut. Ia menoleh sekilas ke arah bangunan yang kini bergema oleh jeritan putus asa Edwin.Owen, yang berdiri di sampingnya, melirik ekspresi dingin Reinhard sekilas sebelum akhirnya bertanya dengan hati-hati, “Tuan Muda, apa Anda percaya dengan ucapan Edwin tadi?”Reinhard menghela napas pelan, tatapannya masih terpaku pada rumah itu. "Percaya atau tidak, dia pantas mendapatkan semua ini."Owen meneguk salivanya dengan kasar, lalu mengangguk pelan. Ia dapat memahami kebencian Reinhard terhadap Edwin, mengingat semua hal yang dilakukan pria itu pada Alicia selama tiga tahun ini.Owen melirik darah Edwin yang masih menempel pada telapak tangan tuan mudanya tersebut. Ia pun memberikan sapu tangannya kepada Reinhard dan kembali bertanya, “Apa Anda tidak ingin menanyakannya langsung kepada Nyonya mengenai masalah ini, Tuan Muda?”Reinhard menerima sapu tangan itu tanpa berkata apa-ap

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 306 - Interogasi Part 2

    “Jangan … jangan lakukan itu … aku benar-benar tidak tahu apa-apa ….”Edwin tergagap, suaranya gemetar, hampir tak terdengar. Matanya terpaku pada kilatan tajam ujung pisau yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan ia alami jika bilah itu merobek kulitnya.Seketika, Edwin tersentak ketika mata pisau menyentuh pipinya. Darah pun mengalir dari goresan tipis yang diberikan Reinhard pada wajahnya tersebut.Suara ringisan terdengar dari bibir Edwin tatkala pisau tersebut menyayat kulit wajahnya.. Air matanya pun perlahan mengalir. “Su-sudah kubilang … itu hanya kecelakaan. Waktu itu … aku terlalu mabuk dan aku─”Ucapan Edwin terhenti karena mata pisau tersebut telah beralih dan menancap di punggung tangannya. Suara erangan kesakitan lolos dari bibirnya, tubuhnya menegang sementara darah segar mulai merembes dari luka tersebut.Edwin berniat menarik tangannya, tetapi Reinhard malah menekan ujungnya semakin kuat. “Aarggh!” teriak Edwin.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 305 - Interogasi Part 1

    “Aku juga bisa membuat seolah-olah kamu melarikan diri dari persidangan. Dengan begitu, polisi tidak akan mencurigai apa pun,” lanjut Reinhard dengan nada santai. "Bagaimana? Tidak ada lagi yang perlu kamu cemaskan, bukan?" Edwin menggeram, napasnya memburu karena kemarahan yang meluap-luap. “Kau …!” Tanpa berpikir panjang, Edwin mencoba menerjang ke arah Reinhard, tetapi sebelum sempat menyentuhnya, Owen sudah lebih dulu bertindak. Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Edwin, membuatnya terhuyung ke belakang. Rasa sakit menyebar dari rahangnya hingga ke kepala. Sebelum Edwin sempat bereaksi, tangan kuat Owen segera mencengkeram kerah bajunya, lalu menariknya ke tepi kolam. “Lepaskan aku!” teriak Edwin, memberontak histeris. Owen menghempaskan tubuh Edwin dengan kuat hingga wajah pria itu menghantam besi di pinggiran kolam. Darah pun mengucur deras dari hidungnya. Reinhard telah berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke tepi kolam. “Owen, cukup,” cegahnya saat melihat a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status