Share

146. PERHATIAN REYHAN

Penulis: Allina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi hari berikutnya. Setelah bangun, Elaine duduk di ranjang, meregangkan tubuhnya.

“Selamat pagi suamiku.” Elaine tersenyum menyapa Reyhan dan dirinya terlihat sangat segar dibandingkan kemarin.

Malah Reyhan yang tidak bisa tidur semalaman, lingkaran hitam di matanya terlihat jelas.

“Sayang, kamu mau makan apa?” Reyhan tersenyum bertanya.

Elaine cemberut dan menjawab, “Makan apa saja yang bisa aku makan.” Dia memegang pipinya dan berpikir dengan tak berdaya, sepertinya suaminya ini hanya bisa mendiskusikan makanan dan minuman.

Reyhan berjalan keluar dari ruangan, tidak lama kemudian kembali lagi. Dia membawa sebuah kotak makanan di tangannya. Karena Elaine sedang hamil muda jadi ada tambahan susu lagi.

Menu kali ini lebih menarik daripada kemarin, ada bubur dengan soup kare ikan dan susu. Seperti biasa Reyhan akan bertugas menjadi suami yang baik dalam merawat Elaine. Dia menyuapi istrinya dengan sabar, walau sesekali Elaine sering bilang dia ingin muntah.

Itu wajar ketika hamil mud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   147. BUKAN PUTRI KANDUNG

    Dia bangkit dari ranjang dengan malas, begitu membuka selimut, dia baru menyadari kalau tubuhnya sudah tidak berbalut sehelai benang pun. Elaine sontak menjerit.Reyhan yang masih membersihkan dirinya di kamar mandi juga kaget dengan teriakan Elaine, untung saja pintu kamar dalam keadaan dikunci. Jika tidak, mungkin pelayan atau Kaesha akan berbondong-bondong untuk masuk.Reyhan keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya sudah duduk di ranjang dalam keadaan panik.“Apa yang terjadi?” tanya Reyhan.Elaine menutupi tubuhnya dengan selimut lagi, kini mendekapnya dengan sangat erat.“Kamu masih bertanya padaku? Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kamu lakukan padaku semalam?” Elaine bertanya sembari membuka lebar matanya memandang pria tak berdosa di depannya.Setelah mendengar, sudut bibir Reyhan terangkat sebuah senyuman.Reyhan tidak memperdulikan ekspresi Elaine yang canggung, dia lalu mengulurkan tangan menarik kursi, duduk di samping ranjang dan menatapnya dengan tatapan

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   148. KEHADIRAN ALLESIA

    “Aku dengar istrimu sedang hamil, apakah kamu bahagia dengan pernikahanmu?”“Iya, dia sedang hamil. Tentu saja aku bahagia, jika tidak bahagia tidak mungkin aku menikahinya.” Reyhan lalu menarik tangannya dari genggaman Allesia.Allesia merasa canggung, tersenyum sembari merapikan rambutnya yang panjang.“Aku turut bahagia mendengarnya.”“Seharusnya memang begitu,” ucap Reyhan lirih. Tapi mampu membuat hati Allesia bagaikan jatuh ke dasar bumi.“Tapi, bolehkah aku menemui putriku setiap kali aku merindukannya?” ungkap Allesia lagi.Lama Reyhan terdiam, hatinya bimbang untuk mengiyakan, karena kini ada hati yang harus dia jaga, yaitu hati istrinya.“Rey, tolong katakan bahwa Kaesha masihlah putriku. Anak yang aku lahirkan 5 tahun yang lalu, darah daging kita, buah cinta kita!” Air mata Allesia tidak terbendung lagi, jatuh bagaikan hujan yang membasahi wajahnya.Reyhan tersenyum sinis, “Buah cinta kita? Aku lupa, apa ada cinta diantara kita?”“Seandainya ada, tapi itu empat tahun lalu,

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   149. MENGHARGAI SESEORANG

    Elaine kaget mendengar pernyataan Kaesha.Karena sudah lama tidak mendengar jawaban dari mamanya, Kaesha pun paham bahwa hal itu tidak seharusnya ditanyakan.“Mama, Kaesha minta maaf. Kaesha janji nggak akan nanya lagi soal mama Allesia. Mama jangan marah ya?”“Tapi, kenapa kamu tidak ingin dia datang ke sini? Bukankah dia ibu kandung kamu, Sayang?”“Tidak, Ma! Kaesha tidak mau mengenalnya, jika itu akan menyakiti Mama.” Kaesha langsung memeluk Elaine dengan erat. Tidak terasa air mata sudah jatuh mengenai kepala Kaesha.Kaesha merasakannya, dia mendongakkan kepala dan berkata, “Mama, kenapa menangis?” tangan mungilnya menghapus air mata di wajah Elaine.“Tidak apa-apa, Sayang! Apa kita sudah bisa turun?” Elaine tidak ingin berlama-lama larut ke dalam kesedihannya.Mereka lalu turun untuk sarapan, di meja makan sudah ada Reyhan yang berpakaian rapi dan siap untuk berangkat ke kantor.“Ada apa?” tanya Reyhan, karena melihat anak dan istrinya tidak seceria sebelumnya.“Tidak apa-apa!” E

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   150. PERTEMUAN ELAINE DAN ALESSIA

    Allesia akhirnya keluar juga dengan perasaan kecewa, dia diusir secara terang-terangan seperti ini tentu saja sakit hati.Pada saat Allesia akan berjalan keluar tiba-tiba dia berpapasan dengan Elaine.“Elaine?” Allesia menyapa dengan sopan dan ditambah dengan ekspresi kaget yang sengaja dibuat-buat.Ketika Elaine melihatnya, ada rasa bingung yang sulit ditutupi di matanya. Dia tidak menyangka Allesia begitu nekad untuk datang menemui Reyhan sampai ke perusahaan.Bagaimana dia bisa melindungi miliknya jika musuh bisa mengejar sampai ke lorong gua sekalipun.“Baiklah, aku sedang ada urusan, Elaine masuklah!”Elaine sungguh tak berdaya mendengar ucapan Allesia, siapa di sini yang menjadi pemeran utama? Kenapa dia berbicara seolah-olah dia lah istri Reyhan, sedangkan dirinya dianggap sebagai tamu.Setelah mengatakannya, Allesia masuk ke dalam lift dengan tergesa-gesa. Elaine melihat kedua pintu lift sudah tertutup, namun dia sendiri masih mematung di sana.Elaine datang ke depan ruang kan

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   151. CINTA TANPA ALASAN

    “Nyonya Elaine, urusan pribadimu tolong jangan sangkut pautkan dengan pekerjaan. Aku pikir aku tidak memiliki masalah dalam pekerjaan. Bagaimana bisa kamu sembarangan memecat orang.”“Aku tidak tahu pekerjaanmu sebagus apa, yang aku tahu jika pikiranmu saja sudah kotor dan buruk bagaimana bisa kamu melakukan pekerjaanmu dengan baik.”“Semua yang orang lakukan di dunia ini berasal dari pikiran, kamu bahkan berani membicarakan keluarga bos di belakang. Suatu saat kamu juga bisa membocorkan rahasia perusahaan kepada pesaing bisnis. Bukan begitu, suamiku?” tanya Elaine.Reyhan merangkul Elaine dengan lebih erat, Reyhan tahu Elaine bukanlah orang yang tega melakukan ini. Reyhan yakin ada sesuatu yang telah dilakukan Mawar kepada istrinya, mungkin itu telah menyentuh hati Elaine yang paling dalam.Telapak tangan Reyhan yang hangat menggenggam tangannya, berkata dengan nada yang tenang dan berat, “Aku akan memberitahukan bagian personalia dan keuangan untuk menghitung gaji dan kompensasi unt

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   152. KEMBALIKAN MILIKKU!

    Pagi ini karena ada rapat penting, Reyhan tidak bisa mengantar Kaesha ke sekolah seperti biasa. Reyhan sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Reyhan dan Elaine memang sepakat tidak boleh menyerahkan Kaesha kepada supir, jadi salah satu harus ada yang ikut mengantarnya.Jadi hari ini yang mengantar Kaesha adalah Elaine, mereka tiba di taman kanak 15 menit sebelum jam pelajaran berlangsung. Dari kejauhan di gerbang sekolah, Elaine melihat kehadiran Allesia di sana.Elaine menatap ke arah Allesia, dia seperti bunga mawar yang tenang. Bersinar di antara matahari pagi yang menyinari wajahnya. Sepasang matanya terus menatap Kaesha yang semakin menjauh dari gerbang sekolah.Ekspresinya begitu tenang bagaikan air, tersenyum lembut tapi tatapannya tidak terlihat memiliki cinta untuk seorang anak. Senyuman yang lembut itu bagaikan mendapatkan alat untuk mencapai tujuannya.Elaine tidak bergerak dan hanya berdiri di sana. Orang-orang datang dan pergi silih berganti untuk mengantarkan putra

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   153. HILANGNYA REYHAN

    Setelah beberapa lama berjalan sendiri, Elaine akhirnya memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Bagaimanapun juga kini dia sedang mengandung, jadi tidak boleh setres dan capek.Jika Allesia bisa memanfaatkan Kaesha untuk merebut kembali Reyhan, bahkan dia juga bisa menggunakan anak yang masih dalam kandungan untuk mempertahankan Reyhan. Terkesan jahat dan licik, tapi apa boleh buat, segala sesuatu memang harus diperjuangkan.Tiba-tiba handphone di tasnya berdering, mengetahui bahwa nama yang tertera di sana adalah My Lovely Husband, itu artinya yang menelepon adalah Reyhan.“Hallo.” Suara sapaan dari seberang sana terdengar, seiring dengan jari Elaine yang menekan tombol hijau pada layar handphonenya.“Apa kamu sudah tidak sibuk?” tanya Elaine sembari mengerutkan dahinya.“Rapatnya sudah selesai, apa sudah akan pulang dari taman?” tanya Reyhan.“Mengapa kamu tahu aku sedang di taman?”“Karena cinta bisa menembus mata bathin,” terdengar menggelikan karena Reyhan tidak bisa bersikap r

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   154. MANISNYA UCAPAN ALLESIA

    “Tunggu, Nyonya Elaine. Apa tadi kamu bilang, Allesia? Ada apa, tolong ceritakan kepadaku?”“Farzan, maaf aku tidak bisa menceritakannya sekarang. Aku butuh alamatnya sekarang.”“Tunggu, aku akan mencari informasi itu.”Dengan kemampuan yang dia miliki, Farzan melacak keberadaan Reyhan melalui jaringan ponsel. Seperti seorang hacker, cara kerja Farzan sangat cepat.Tidak butuh waktu lama, Farzan lalu mengirimkan alamat kedai mie ayam dekat rumah sakit ibu dan anak pada Elaine melalui pesan chat.Tanpa berpikir panjang, Elaine lalu pergi ke tempat itu dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di sana dia langsung menemukan mobil Reyhan.Mereka duduk berdua di dekat jendela, karena Reyhan memang paling suka duduk di dekat jendela. Elaine melihat Allesia dari kejauhan, wajahnya terlihat cukup tenang.Tapi hati Elaine berdetak sangat kencang, melihat suaminya duduk berdua bersama dengan mantan istrinya, wanita mana yang bisa menerima keadaan seperti ini.Jika Allesia adalah wanita lain, mungki

Bab terbaru

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   BAB 177. EXTRA CHAPTER

    Elaine merasa dia sudah berusaha adil pada kedua anaknya. Tapi entahlah namanya pemikiran orang dia tidak bisa menebak.Elaine mengerucutkan bibirnya, “Bagaimana bisa aku begitu menyayangi anak itu, aku memarahinya satu kali maka dia akan membalas 10 kali. Anak itu begitu pandai berbicara, dia pantas menjadi penerusmu.”“Abi ingin menjadi seorang pengacara, menegakkan keadilan.” Elaine tersenyum.Tahun ini Kaesha sudah berusia 17 tahun dan Abimanyu 11 tahun. Saat itu Reyhan datang ke kamar putrinya, dengan canggung berkata, “Bagaimana dengan sekolahmu?”“Papa.” Kaesha tidak lantas menjawab, lantaran kaget dengan sosok papanya yang masuk ke kamar. Perasaan campur aduk kini memenuhi seluruh ruangan.Reyhan tidak akan secanggung ini jika bertemu dengan Abimanyu atau sekedar mengobrol dengannya, mungkin karena Abimanyu adalah laki-laki sedangkan Kaesha adalah seorang putri yang sudah remaja. Sangat tidak baik jika dia memberikan kesan yang buruk.“Sekolah, baik Pa.”“Tahun depan kamu suda

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   176. ENDING 2 (AKHIR KEBAHAGIAAN)

    Reyhan diberitahukan seperti itu, tidak kalah paniknya dengan Elaine. Dia berlari keluar dan memanggil sopir untuk menyiapkan mobil. Setibanya di rumah sakit, Elaine didorong menggunakan brangkar. Dokter dan perawat lalu masuk melihat kondisi Elaine. Dokter mencium cairan itu dan berkata dengan gugup, “Nyonya, jangan bergerak, cairan ketuban pecah. Aku akan segera perintahkan untuk mempersiapkan ruang persalinan dan dokter kandungan yang akan menanganimu.” Setelah mendengar itu, wajah Elaine menjadi pucat. Cairan ketuban pecah itu artinya anak akan segera lahir, tapi kandungannya baru berusia 7 bulan. “Dokter, tolong lakukan yang terbaik!” Elaine memegang perutnya dengan cemas dan bibirnya bergetar hebat. Reyhan pernah mendampingi Allesia melahirkan tapi dia tidak pernah menghadapi hal seperti ketuban pecah dan lain sebagainya. Karena dia merasakan ada keanehan, dia lalu bertanya pada dokter, “Apa yang terjadi, Dok?” “Istri anda akan dibawa ke ruang persalinan karena air ketubann

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   175. ENDING 1

    “Maaf Tuan, tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul di depan mobil. Untung saja saya cepat menginjak rem, kalau tidak hasilnya akan parah sekali.” Supir sudah berkeringat dingin karenanya.“Turun dan lihat kondisinya. Jangan menunda waktu dan cepat bereskan.” Reyhan berbicara sembari melirik jam tangannya. Sama sekali tidak ada maksud untuk ikut turun dari mobil.Supir buru-buru mengangguk, mendorong pintunya dan turun dari mobil. Di depan mobil Mercedes hitam, seorang wanita duduk dengan sangat lemah. Kulit kakinya tergores membuat dia terus saja menangis kesakitan.Ketika perempuan itu mendengar ada orang yang mendekatinya, dia langsung menatapnya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Alhasil, rencananya gagal, yang keluar bukanlah CEO yang tadi bersamanya.“Nona, apakah tidak apa-apa?” Supir berjalan menghampirinya, lalu melihat perempuan itu dari ujung kaki ke ujung rambut. Ketika tidak menemukan luka serius pada tubuhnya, kecuali kaki yang tergores sedikit, supir itu ba

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   174. TIDAK BERHASIL

    “Hallo, Nona Elaine. Aku Audi putri kedua dari Pak Walikota. Maaf dari tadi aku belum sempat menyapa.” Audi memegang tangan Elaine.“Tuan Reyhan, apa kabar?” Audi tidak lupa menyapa Reyhan, dibandingkan dengan Andin, Audi jauh lebih agresif dan terlihat berterus terang.“Nona Elaine, sekarang kamu sudah bergabung dengan wanita kelas atas. Mari aku perkenalkan teman-temanku. Kamu pasti bisa menyesuaikan diri dengan mereka.” Dengan cepat Audi menarik tangan Elaine agar menjauh dari Reyhan.Selang waktu berjalan, Reyhan sudah menghabiskan wine yang ada di gelas. Tiba-tiba seorang pelayan datang lagi menghampirinya, dan mengatakan bahwa Elaine sedang menunggunya di lantai atas dan meminta untuk ke sana.“Tunggu, untuk apa istri saya ke atas? Ini rumah pribadi, bukan hotel yang bisa dia masuk sesuka hati.”“Nona kedua mengatakan kalau Nyonya Elaine merasa tidak nyaman pada perutnya. Dia lalu membawa Nyonya Elaine beristirahat di kamarnya.”Reyhan merasa ini cukup masuk akal, tapi sebelum i

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   173. BERTEMU DENGAN TEMAN KULIAH

    “Ceritanya sangat panjang, bahkan aku saja tidak tahu harus menceritakannya darimana.” “Ya Tuhan! Sungguh dia bahkan tidak mengundangku dalam pernikahan kalian. Apa dia sudah tidak menganggapku sebagai teman lagi?” Dania dari tadi begitu banyak pertanyaan dan Elaine tidak bisa menjawab semuanya. Dia dan Reyhan bisa dibilang memang sudah menikah, tapi pesta pernikahan dan acara lainnya bahkan belum diadakan sama sekali. “Apakah kalian menikah secara diam-diam?” Dania sungguh orang yang tidak bisa mengontrol ucapannya. “Bisa dibilang seperti itu, dan aku rasa itu juga cukup baik.” Dari ucapan Elaine, Dania bisa menyimpulkan bahwa wanita di hadapannya ini adalah wanita sederhana juga cantik. Reyhan menatap mereka dengan dingin, hatinya sudah dibakar oleh perasaan cemburu terhadap Dania yang jelas-jelas tidak sebanding dengan dirinya dilihat dari sisi manapun. Ketika Dania merasakan tatapan Reyhan, dia lalu berkata padanya, “Reyhan, kamu tidak mengundangku di hari pernikahanmu. Diam

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   172. ROBOT BARBIE

    Di dalam sebuah ruangan, ada boneka barbie besar seukuran dirinya. Boneka itu bisa bergerak dan memberi hormat, bagaikan robot tapi sangat mirip dengan manusia sungguhan.Hanya saja ketika tahu bahwa tangan Kaesha sedang memegang remote untuk menggerakkannya, Elaine tersenyum padanya.“Nyonya, apakah ada yang bisa dibantu?” Betapa terkejutnya Elaine, ternyata robot itu bisa berbicara.“Di mana kalian mendapatkan robot seperti ini?” tanya Elaine penasaran.“Robot barbie ini didatangkan langsung dari German oleh papa. Papa sudah memesannya selama satu tahun, dan bertepatan dengan hari ulang tahun Kaesha, robot itupun selesai dirakit. Jadi papa menjadikannya sebagai hadiah untuk Kaesha.”Elaine sungguh tercengang mendengarnya, apakah mereka benar-benar tidak memiliki tempat lagi untuk menyimpan uang. Hanya ulang tahun seorang anak kecil berusia 6 tahun, apakah perlu menghamburkan uang seperti ini?Apakah putranya nanti juga akan dimanjakan hingga ke atas langit ke tujuh seperti ini? Ya t

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   171. KELUARGA YANG DIDAMBAKAN

    Hanya ada lampu berwarna orange di dalam kamar, cahaya lampunya sedikit redup. Kaesha berbaring di atas ranjang, tubuhnya terbungkus dengan selimut kartun. Wajah putih kecilnya mengerut, menangis terisak, kedua tangannya tidak berhenti melambai.“Mama, mama!”Elaine duduk di samping ranjang, mengangkat tubuh Kaesha yang berat dan membawanya ke dalam pelukan, menghibur dengan ringan, “Jangan takut, ada mama di sini.”Mendapatkan pelukan yang hangat, Kaesha mulai merasa tenang, tapi masih ada butir air mata di wajahnya. Elaine dengan lembut menyeka bekas air mata di pipinya.“Apakah dia mimpi buruk lagi?” Reyhan berdiri di depan pintu, rambutnya masih basah setelah mandi. Dengan lembut bertanya.“Iya.” Elaine mengangguk.Dia terus saja memanggil mamanya, Elaine juga tidak tahu mama yang dimaksud di sini apakah dirinya atau Allesia.Reyhan melihat ada sorot kekecewaan dalam wajah Elaine, dia lalu berkata, “Kaesha dari kecil selalu bermimpi dan memanggil mama, sudah lama semenjak kehadira

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   170. KEHARMONISAN YANG DIDAMBA

    Roy kembali merangkul tubuh Elaine dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, segala doa dia panjatkan untuk menantunya di dalam hati.“Nyonya, maaf, hanya ini yang bisa kami berikan untukmu.” Suara salah seorang perwakilan pelayan yang juga sedang membawa kue di tangannya.Tidak heran jika Elaine begitu dihormati dan disegani oleh para pelayannya, karena memang karakter Elaine yang baik hati dan tidak sombong.Dia tidak pernah sekalipun memandang rendah mereka, justru Elaine selalu mengajari mereka cara menghormati orang lain dari prilakunya.“Makanan sudah siap kan? Ayoo kita makan bersama.” Roy mengarahkan mereka untuk masuk, dia juga mulai belajar memperlakukan pelayan dengan baik.Dia hampir seharian ini sudah mendengar langsung dari para pelayan di rumah Reyhan, bagaimana Elaine memperlakukan mereka selama ini.Jika dulu dia mendengar semua itu, dia pasti akan menganggap Elaine wanita rendahan yang berasal dari kalangan pelayan. Karena bagi Roy, pelayan hanyalah orang yang di

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   169. SAAT BAHAGIA

    Elaine juga kaget dan langsung melihat Reyhan yang sudah memeluk tubuhnya, “Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi? Elaine, apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku menunggumu di sini?” Elaine yang menghadapi tatapan mata perhatian dari Reyhan, luka dihatinya seperti terkoyak lagi. Namun dia hanya berpura-pura menyembunyikan perasaannya. “Kenapa kamu ada di sini? Apakah kamu sudah sembuh?” “Tidak peduli dengan rasa sakitku, aku hanya ingin bersamamu dan merindukanmu.” Reyhan menarik Elaine ke atas, setelah menutup pintu apartemen, dia pun memeluk Elaine dengan sangat erat, seperti Elaine akan menghilang dari hidupnya. “Apakah kamu tahu, bagaimana aku melewati hari-hari tanpamu? Setiap hari aku lalui dengan rasa takut. Berjanjilah ini adalah pertama kalinya dan juga terakhir kalinya kamu tidak ada di sisiku. Kalau tidak, aku pasti akan hancur.” Elaine bersandar di dada Reyhan yang hangat, dia bahkan bisa merasakan detak jantung Reyhan. Air mata kembali mengalir, hari-hari terakhir ta

DMCA.com Protection Status