Beranda / Romansa / Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO / Bab 11. Menerima Tawaran Satya

Share

Bab 11. Menerima Tawaran Satya

Penulis: Putri Arhea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rika melangkah perlahan menuju ruang makan. Mentari pagi yang lembut menyinari langit, memberikan kehangatan pada rumah itu.

Ketika dia tiba di ruang makan, matanya langsung bertemu dengan wajah Dinda yang duduk di meja dengan sepiring pancake yang masih mengeluarkan uap. Dinda yang selalu terlihat energik dan ceria. Namun, kali ini ada keraguan yang tersemat di wajahnya, Dinda tampak sedang berpikir. “Ah, Dinda. Rasanya aku sulit meninggalkanmu,” batin Rika.

"Dinda!" sapanya sambil tersenyum. Pandangan Dinda melambat saat dia menoleh ke arah Rika, senyumnya terlihat ragu. "Tante Rika. Sudah bicara dengan papa?" tanyanya dengan tatapan sendu. Rika mengangguk dan duduk di kursi yang kosong di seberang Dinda. "Iya, Sayang. Wah, pancake wangi sekali," ujar Rika mencoba mencairkan suasana. Rika tahu Dinda sedang khawatir.

Dinda tersenyum tipis, tapi ekspresinya segera berubah serius. "Tante Rika, aku harus tanyakan sesuatu. Apakah, Tante sudah menyelesaikan pekerjaan menulis buku biografi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 12. Kedatangan Mantan Ibu Mertua

    Rika memasuki rumahnya dengan hati-hati, sambil melangkah dalam hati memikirkan kehadiran tiba-tiba mantan ibu mertuanya. Dia berharap kunjungan itu bukanlah awal dari masalah baru."Ibu, ada apa?" Rika mencoba tersenyum ramah sambil berjalan menuju ruang tamu, mencoba menahan rasa khawatirnya.“Dari mana saja, kamu? Bi Tina bilang, kamu menginap. Wah, baru berstatus janda langsung merasa bebas. Kamu tidur di hotel dengan laki-laki mana? Mentang-mentang mandul jadi bisa bebas!” maki ibu mertua dengan hinaan tanpa jeda, saat melihat Rika datang. Rika mengepalkan tangannya dengan mata membesar. “Maaf, itu bukan urusan ibu lagi. Aku bukan tanggung jawab Mas Andri lagi. Ibu harus ingat kalau kami sudah bercerai. Jadi, apapun yang aku lakukan, bukan menjadi urusan Mas Andri atau keluarganya lagi. Ada perlu apa, Ibu datang ke sini?” sahut Rika membalas ketus. Rika tidak mau lagi diam saat hinaan menghujamnya.“Wah, sombong sekali sekarang, kamu! Apa mentang-mentang bisa mencari uang, lanta

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 13. Mulai Ada Yang Berbeda

    Dengan cepat Rika menggeser layar ponsel untuk menjawab panggilan dari Andri, meski dalam hati dia merasa enggan berurusan lagi dengannya.“Halo, ada apa lagi, Mas?” tanya Rika ketus.“Rika, ibuku masih ada di sana?” tanyanya dengan tergesa.“Ibu, baru saja keluar dari rumahku. Coba kamu telepon saja ke ponselnya,” sahut Rika dengan nada malas.“Aduh, masalahnya ponsel ibu nggak aktif. Padahal aku mau bilang, kalau aku mau pergi bersama Riana. Tadi dia mengatakan mau ke rumahku, tapi Riana ada perlu dengan temannya dan minta aku antarkan,” jelas Andri. Rika mendengarkan dengan malas.“Kamu tunggu saja dulu ibumu, jarak dari rumahku ke rumah kontrakanmu tidak jauh. Kasihan dia, nanti sudah jauh-jauh tidak ada orang di rumahmu,” saran Rika. “Ah, nggak usah sok ngajarin deh, kamu. Ya udah, aku pikir ibu masih ada di sana,” ucapnya lalu memutus sambungan telpon.Rika membuang nafas kasar. “Huhh, dasar laki-laki nggak pernah berubah, benar-benar egois!” umpat Rika dengan mata menyipit. Ti

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 14. Saling Memendam

    Rika memasuki kamar dengan langkah gontai, tatapannya masih tergantung pada bayangan Satya dengan senyuman dan tatapan hangatnya. Dia duduk di pinggiran tempat tidur, menggenggam erat selimut yang terbentang di atasnya, mencoba menenangkan detak jantung yang berdebar kencang."Aduh, kenapa aku seperti ini?" gumam Rika pada dirinya sendiri sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku nggak boleh terlalu terbawa perasaan. Ini bukanlah cinta, ini hanya kebutuhan akan seseorang yang ada untukku."Dia mencoba meyakinkan hatinya sendiri bahwa perasaannya hanyalah kebutuhan akan kehangatan, kehadiran yang membuatnya merasa dihargai. Namun, dia berusaha keras untuk tidak terlalu larut dalam ilusi bahwa dirinya sepadan dengan sosok seperti Satya. Pria tampan, sukses, dan begitu menawan.Rika terdiam dalam lamunan yang kacau, membiarkan pikirannya melayang pada sosok Satya dan kerumitan perasaannya. Layar ponselnya tiba-tiba bergetar, memecah keheningan kamarnya. Dia menatap layar, wajahnya memancark

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 15. Permintaan Dinda

    Rika terduduk dengan pandangan kosong. Dia mencoba meredakan rasa sakit di hatinya. Satya, yang sudah pergi untuk bekerja pagi itu, tidak menyadari betapa sikapnya yang cuek telah mempengaruhi Rika. Dia mencoba bertahan tegar, berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan rasa sedih itu menghancurkan semangatnya.“Aku harus tetap kuat. Ini bukan kesalahannya, dia hanya berbeda dalam cara menunjukkan perhatian. Aku harus menjaga hatiku,” gumam Rika.Dengan tekad yang bulat, Rika bangkit dari kursi dan melangkah ke kamarnya. Dia mengambil laptopnya dan keluar menuju taman belakang. Matahari pagi yang hangat menyambutnya, menyinari setiap sudut taman yang indah.Rika duduk di bawah pohon rindang dengan laptop di pangkuannya. Dia membuka dokumen biografi yang sedang ditulisnya tentang Satya. Meskipun hatinya masih terluka, Rika ingin menyelesaikan proyek tulisan ini sebagai bentuk penghargaan pada sosok Satya yang begitu unik baginya.Karena asyiknya menulis, Rika tidak menyadari k

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 16. Apa Benar Kata Dinda?

    Ucapan Dinda sontak membuat Rika terperanjat. Tatapan mata sendu dan penuh harap tergambar jelas di wajahnya. Rika langsung memeluk Dinda dengan penuh cinta.“Kamu nggak usah khawatir, Sayang. Tante, nggak akan meninggalkan kamu apapun yang terjadi. Meski nanti, papamu menikah dengan wanita yang dicintainya. Tante, akan tetap menganggapmu sebagai anak, dan Tante akan selalu jadi mamamu,”ucap Rika meyakinkan.“Meski, Tante sudah bersuami lagi? Kalau nanti Tante punya anak … apakah, Tante masih tetap menyayangiku?” sorot mata Dinda penuh harap. “Tentu saja, Sayang. Kalau pun nanti, Tante punya suami, anak Tante akan jadi adikmu. Kamu juga harus bertanggung jawab menjaganya,” Rika membelai rambut Dinda, terlihat Dinda memaksakan senyumannya.“Sebenarnya aku ingin punya adik jika Tante dan papaku menikah. Kalau memang nggak bisa, ya sudah aku terima dengan ikhlas,” ucapnya lirih. Rika mengelus lembut rambut gadis yang ada di hadapannya. Dia bisa merasakan kerinduan kasih sayang seorang ib

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 17. Undangan Pernikahan

    “Nanti, aku akan bilang ke papa untuk menemani Tante datang ke pesta pernikahan mantan suami Tante. Pasti, papa mau kalau aku yang minta,” ucap Dinda yakin. Mata Rika membola sempurna. “Eh jangan, Sayang. Tante bisa datang sendiri kok,” tolak Rika cepat. Dia khawatir Satya menjadi tidak nyaman dengannya, karena permintaan Dinda.“Aku maunya, Tante datang ke sana sama papaku. Please…,” pinta Dinda dengan tatapan penuh harap. Hembusan nafas keluar dari mulut Rika, bukannya tidak mau ditemani laki-laki gagah dan tampan seperti Satya. Hanya saja, Rika malah takut Satya yang merasa terpaksa.“Tapi, Sayang—“ Dinda memotong ucapan Rika. “Pokoknya, Tante nggak boleh nolak!” Dinda mengerucutkan bibirnya. Rika menyerah, “Ya sudah, tapi Dinda harus janji. Nggak boleh memaksa papa. Jika papa punya urusan yang lebih penting dan nggak bisa menemani Tante, Dinda harus mengerti dan nggak boleh merengek apalagi ngambek. Bagaimana?”“Setuju!” teriaknya senang. Rika menghela nafas lega. “Biarlah, Dinda

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 18. Akhirnya Satya Setuju

    Satya, mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Mereka memilih sudut yang tenang dengan pemandangan yang indah. Satya tersenyum puas melihat suasana restoran yang elegan ini."Bagus ya, Pah. Pilihan Papa selalu oke banget," puji Dinda sambil memandang sekeliling. "Suka?" tanya Satya sambil tersenyum, "Aku senang kalau kalian suka."Setelah duduk, seorang pelayan dengan ramah mendekati meja mereka. "Selamat datang di Restoran XX. Ini daftar menu kami, silakan pilih menu yang ingin Anda pesan," ucap pelayan tersebut sembari menyerahkan daftar menu kepada mereka.Pelayan pergi meninggalkan mereka untuk memilih hidangan. Satya dan Rika mulai membuka daftar menu. "Hmm, rasanya semua enak ya," kata Dinda, sambil melihat daftar menu."Ssst, lihat harganya," bisik Rika sambil menunjuk pada kolom harga di daftar menu. Dinda melirik melihat angka-angka yang terpampang di sana. “Tenang aja, papaku yang traktir,” ucap Dinda bangga. "Duh, mahal juga ya. Ini restoran mewah," ucap Rika dengan mata te

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 19. Apakah Ini Cinta?

    Malam itu, langit Jakarta terhampar dengan gemerlap lampu kota yang membuat suasana semakin indah. Satya, dengan sopan, membuka pintu mobil untuk Dinda dan Rika. Setelah memastikan keduanya nyaman di dalam mobil, Satya masuk dan duduk di samping supir pribadinya.Dalam perjalanan pulang ke rumah, suasana hening terhanyut dalam kelelahan. Namun, pikiran Rika melayang. Penghinaan dari mantan suaminya, masih terngiang di benaknya.Di sebelahnya, Dinda tertidur pulas. Napasnya yang tenang dan wajahnya yang damai memberikan sedikit ketenangan bagi Rika. Namun, keheningan itu terputus ketika Satya tiba-tiba memulai percakapan. "Rika, apakah kamu baik-baik saja?"Rika mengangguk dengan senyum tipis "Saya baik-baik saja, Pak. Terima kasih atas makan malamnya. Maaf, kalau terjadi kekacauan," sesalnya berkata lirih. “Itu, bukan salahmu. Oh ya, Rika, kapan pernikahan mantan suamimu di langsungkan?"Rika menggigit bibirnya sejenak, "Minggu depan, Pak," sahutnya pelan. "Oke, mungkin kita bisa menc

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 54. Sandiwara Keluarga Andri

    Terdengar suara langkah kaki yang makin lama makin mendekat. Semua menatap ke ambang pintu, melihat siapa yang datang."Riana!" teriak Nia. Riana yang berdiri di ambang pintu menatap ke arah Raisa dan Maharani bergantian. "Aduh maaf aku datang ke sini nggak bilang-bilang Ibu, ternyata Ibu sedang ada tamu. Aku menunggu di dalam saja ya, " ujar Riana sambil tersenyum."Eh nggak apa-apa, ayo sini masuk. Ibu Maharani, kenalkan ini menantu saya Riana namanya. Dia baru menikah dengan Andri, satu bulan yang lalu." Nia memperkenalkan Riana kepada Maharani, dengan harapan akan mendukung ceritanya tentang kejelekan Rika. Raisa tersenyum menyeringai melihat sandiwara yang sudah diaturnya berhasil. Raisa memang sengaja menyuruh Nia untuk memperlengkap cerita, menjelekkan Rika dengan kedatangan Riana.Riana menghampiri Maharani dan Raisa sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya. Maharani berdiri dan menyambut uluran tangan dari Riana sambil memperkenalkan diri. "Riana sini duduklah dekat ibu." N

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 53. Maharani Mencari Informasi Soal Rika

    Keesokan paginya, sinar matahari mulai menerangi rumah mewah keluarga Mahendra. Nyonya Maharani duduk di meja makan, menikmati secangkir the setelah mereka sarapan bersama. "Sudah siap berangkat, Satya dan Papa?" tanya Nyonya Maharani, senyum tipis terukir di bibirnya.Satya mengangguk, "Ya, Ma. Aku akan berangkat sekarang. Sampai nanti." Satya mencium Dinda yang masih duduk di meja makan. Hari itu Satya dan Richard memang ada meeting pagi hari, jadi dia tidak mau terlambat karena terjebak kemacetan jalanan.Dengan senyum hangat, Nyonya Maharani melambaikan tangan pada Satya dan suaminya yang melangkah keluar rumah. Dinda pun berpamitan untuk berangkat ke sekolah.“Oma, aku juga berangkat sekolah dulu, ya,” ujar Dinda sambil menggendong tas sekolahnya. Rika membantu Dinda membetulkan tasnya dan melangkah keluar rumah bersama Dinda, karena hari itu Rika ada perlu bertemu orang penerbitan.“Iya, hati-hatilah.” Maharani tersenyum melepas kepergian cucunya. Begitu mereka pergi dan tak te

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 52. Rencana Raisa

    “Nggak, Sayang. Papamu nggak tahu, kalau Tante datang. Tante sengaja nggak memberitahunya karena Tante datang untuk menyapa Oma dan Opamu,” sahut Raisa lembut. Dinda mengernyitkan keningnya.“Bukankah, papaku nggak suka kalau Tante datang ke sini? Lalu, kenapa masih datang?” Dinda menajamkan tatapannya. Mendengar ucapan Dinda membuat Raisa kesal, namun terlihat jelas dia berusaha menguasai amarahnya.“Dinda, Sayang. Mungkin Tante Raisa ingin menyapa Oma, bukan bertemu papamu,” bela Maharani tidak mau suasana semakin memanas. Meski dia juga tidak suka Raisa datang, namun Maharani tidak mau kalau cucunya berkata tidak sopan. Dinda tertunduk merasa bersalah akan teguran omanya.“Baiklah, silahkan lanjutkan ngobrolnya. Aku juga mau kerjakan PR sekolahku bersama Tante Rika.” Dinda menatap Raisa kesal, lalu pergi menuju kamarnya.“Hemm, sepertinya Dinda tidak menyukaimu,” desis Maharani tajam. Raisa memaksakan senyumannya. “Iya, itu pasti karena hasutan Rika,” tuduhnya dengan tatapan sinis.

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 51. Raisa Menghasut

    “Halo, apa kabar, Tante?” sapanya ramah, dengan senyuman mengembang. "Raisa," ucapnya pelan, suaranya tersirat dengan rasa takut dan kekecewaan. Raisa tersenyum lembut, seperti biasa, seakan dia tidak membawa beban masa lalu yang rumit."Hai, Tante Maharani. Maaf datang tanpa pemberitahuan sebelumnya," katanya sopan sambil tersenyum menatap Maharani. Maharani hanya mengangguk pelan, dia mencoba menahan kecanggungan yang melanda hatinya. Kekesalannya pada Raisa akan kejadian masa lalu, muncul kembali."Nggak masalah. Silakan duduk," ucapnya singkat, mencoba menunjukkan kesopanan meski hatinya terusik oleh kehadiran Raisa. Dia ingat siapa Raisa, wanita yang pernah menolak Satya ketika Satya ingin menikahinya. Padahal saat itu mereka menjalin hubungan.Raisa duduk di hadapannya, menatap Maharani dengan penuh pengertian. "Terima kasih, Tante," ucapnya. "Aku tahu kehadiranku mungkin mengejutkan Tante. Tapi aku ingin bicara tentang Satya." Raisa berkata lantang.Maharani menegangkan dirinya

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 50. Diperhatikan Calon Mertua

    “Iya, Oma udah ketemu dengannya. Apakah dia benar-benar baik padamu, Sayang?” tanya oma penuh penekanan seakan ingin meyakinkan dirinya. "Iya, Oma. Tante Rika sangat membantu Dinda dalam tugas-tugas sekolah dan selalu mengawasiku," ungkap Dinda dengan bangga.Oma tersenyum lega. "Itu bagus. Oma senang kalau tante Rika selalu baik padamu." Namun, tatapan Oma tiba-tiba berubah menjadi serius. "Tapi, Dinda, apakah kamu tahu kalau tante Rika itu akan menjadi calon Mama Dinda?"Dinda terkejut mendengarnya. "Eh, Oma udah tahu?" Oma mengangguk perlahan. "Iya, Sayang. Papamu memberitahu kalau dia mencintai Rika. Dia ingin menikahinya."Dinda terdiam sejenak, kemudian, dia tersenyum cerah. "Dinda tahu, Oma. Bahkan, Dinda yang meminta Papa untuk menikah dengan tante Rika." Oma mengernyitkan keningnya terkejut mendengarnya. "Oh, benarkah? Kenapa, Sayang?""Dinda sangat menyayangi tante Rika, Oma. Dia selalu baik padaku dan selalu ada untukku. Dinda ingin tante Rika menjadi bagian dari keluarga k

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 49. Diberi Kesempatan

    "Kamu tahu, Satya, asal-usul Rika nggak jelas. Kita juga nggak tahu apakah dia benar-benar wanita yang baik-baik. Papa hanya ingin yang terbaik untukmu dan Dinda," ucap Richard dengan tatapan tajam. "Aku paham, Pap. Tapi aku yakin, Papa pasti sudah menyelidiki Rika, bukan?" Satya menekankan ucapannya. Papanya mengangguk pelan, "Tentu saja. Tapi itu bukanlah jaminan. Papa belum tahu siapa orang tuanya." "Bagiku, yang terpenting bukanlah dari mana asal Rika. Bagiku, yang penting adalah Rika mencintai dan menyayangi Dinda dengan tulus. Dan yang tak kalah pentingnya, aku mencintainya," ujar Satya dengan tegas. “Lalu, bagaimana jika suatu saat keluarganya muncul? Bagaimana kalau dia terlahir dari orang tua yang berbuat kriminal? Bukankah itu akan jadi masalah buat kita? Kamu harus berpikir jauh ke depan Satya!” bentak Richard mengingatkan. Satya tersenyum lembut, "Untukku, siapa pun orang tua Rika bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah aku akan menjalani hidup bersamanya. Aku p

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 48. Ternyata Orang Tua Satya Menyelidiki Rika

    "Rika," gumam Satya, suaranya lembut, "Tunggu sebentar di kamarmu, ya? Aku akan menemui papa dan mamaku terlebih dahulu."Rika mengangguk sopan, siap untuk menunggu. Namun, ketika ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba Satya menarik lengan ringan Rika, menahannya."Tunggu," ucapnya pelan, lalu memeluknya dengan lembut. Rika merasakan hangatnya pelukan itu, bagai sebuah perlindungan yang tidak pernah dirasakannya. Rika merasakan detak jantung Satya yang seiring dengan detaknya sendiri.Setelah sesaat, Satya melepas pelukannya perlahan-lahan, dengan senyum hangat di wajahnya. Rika tersenyum balas, matanya berbinar oleh kehangatan yang ia rasakan. "Aku akan menunggumu," ucapnya dengan lembut sebelum berbalik dan meninggalkan ruang kerja Satya.Satya mengamatinya sejenak, melihat langkahnya yang ringan menjauh. Kemudian, dengan langkah mantap, dia melangkah ke ruang keluarga di mana papa dan mamanya baru saja tiba.Dengan hati yang gelisah, Satya melangkah masuk ke ruang keluarga di mana pa

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 47. Kedatangan Orang Tua Satya

    Satya membuka pintu ruang kerjanya dengan langkah pasti, diikuti oleh Rika yang sedikit ragu. Ruangan itu tenang, hanya suara keributan dari luar yang terdengar samar-samar. Satya menoleh pada Rika dengan senyum hangat."Rika, tolong tutup pintu ruang kerja ini?" Rika menatap Satya dengan ekspresi ragu. Dia diam sejenak, seolah mempertimbangkan permintaan itu dengan serius. "Apakah kita seharusnya menutup pintu? Ini terasa sedikit aneh..." gumam Rika.Satya tersenyum, menangkap kebingungan Rika. Dia menghampiri pintu dan dengan lembut menutupnya. "Kita memang tidak biasa menutup pintu ini saat kita bicara pekerjaan, tapi terkadang privasi itu penting, bukan?"Rika mengangguk pelan, tetapi kebingungannya masih terlihat di wajahnya. Tiba-tiba, Satya berbalik dan tersenyum, membuat Rika terkejut. "Kenapa kaget, Rika? Apa yang kamu pikirkan?""Oh, nggak apa-apa. Aku hanya nggak nyangka pintu akan ditutup begitu tiba-tiba." Satya tersenyum lebih lebar lagi, melihat kebingungan Rika. "Aku m

  • Dikhianati Suami, Dicintai Duda CEO   Bab 46. Kenapa Nadine Bercerai?

    “Eh, maksud Papa juga melanjutkan ngobrol. Hemm, tapi urusan Papa bukan hanya ngobrol saja, kok. Hemm, itu urusan pekerjaan juga. Biografi Papa dan menanyakan perkembanganmu,” jawab Satya sedikit gugup. Rika mengulum senyum melihat kegugupan Satya.“Oh, gitu. Iya, aku ngerti kok, Papa.” Dinda tersenyum ceria sok mengerti, namun hal itu membuat Satya lega. “Oke, Papa ke kamar dulu,” pamitnya melempar senyum lega pada Rika dan Dinda. Anggukan kecil terlihat dari Rika dan Dinda. Satya bergegas keluar dari kamar Rika.“Astaga anak itu buat aku bingung saja. Lagi pula kenapa datang di saat seperti itu sih. Mengganggu saja. Lho, kok aku kesal pada Dinda sih! Aduh bisa gila kalau begini,” Satya membatin sambil melangkah menuju kamarnya.Satya segera memasuki kamarnya dengan langkah cepat, sorot matanya penuh ketegangan. Dia mengambil ponselnya dan segera mencari nomor Raisa. Setelah menemukannya, dia menekan nomor tersebut. Setelah beberapa kali dering, suara Raisa akhirnya terdengar di sebe

DMCA.com Protection Status