Share

Bab 5

Penulis: Cryptica Scintilla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tolong bawakan makanan ini kepada Quen, bagaimanapun dia sedang hamil. Tidak baik menyiksanya begitu." Berenice menyerahkan sandwich yang ia buat beserta satu gelas jus.

"Mama, tidak perlu sebaik ini pada wanita yang tidak tahu diuntung itu. Memang apa kurangnya saya sebagai laki-laki?" Edward memakan sosis yang ada didepannya.

"Cepatlah, jika kamu ingin anak di kandungannya segera pergi, maka turuti saja perintah Mama." Edward mengambil piring dan gelas yang telah disiapkan Mamanya.

Dari semalam, Quen tidak diizinkan untuk keluar dan juga tidak diberi makan. Tidak ada yang bisa ia lakukan di dalam kamar selain mendesain pakaian agar pikirannya terfokus tidak pada makanan. Ia teringat perkataan Lyden untuk merubah sudut pandanganya mengenai pernikahannya dengan Edward.

Quen mendengar seorang membuka pintu kamarnya. Meskipun ia telah mencoba untuk menahan lapar, tetap saja tidak bisa. Ia mendapati Edward membawa makanan serta jus untuknya. Tanpa pikir panjang Quen langsung mengambilnya.

Edward terpesona dengan desain-desain yang dibuat oleh Quen. Timbul perasaan ingin memiliki semua desain itu. Dengan tipu rayunya, ia mencoba membujuk Quen.

"Sayang, maafkan perkataan kasar saya semalam, saya hanya khawatir soal kesehatanmu saja. Maaf karna saya terlalu egois dan hanya memikirkan tentang pekerjaan." Edward bersimpuh dikaki Quen yang sedang duduk di meja riasnya. Ia tersedak ketika melihat Edward melakukan hal itu. Edward dengan buru-buru memberikan jus.

"Apakah kamu tidak masalah atas kehamilan ini?" tanya Quen dengan wajah penuh harap.

Ketamakan Edward terhadap desain-desain cantik buatan istrinya membuatnya mengalah kali ini. Ia sangat tahu bahkan perancang busana yang ia pekerjakan juga belum tentu mendesain seindah ini.

"Tentu saja. Apakah kamu mau memaafkan kecerobohan saya kemarin? Saya janji tidak akan terulang lagi." Quen merasa sangat bahagia karna akhirnya suaminya mengakui kesalahannya.

Ia sangat yakin bahwa suaminya tetap yang terbaik. Quen berpikir suatu saat Edward pasti akan menjadi papa terbaik untuk anaknya.

"Apakah rancangan-rancangan ini digunakan untuk acara selanjutnya?" Edward memunguti beberapa gambar rancangan yang tercecer di lantai. Ia sangat terkesima melihat gaun-gaun pesta yang indah. Quen hanya mengangguk dan menikmati makanannya.

"Apakah kamu bisa menjelaskan konsep apa yang kamu gunakan?" tanya Edward.

"Ini adalah gaun-gaun yang akan dipergunakan untuk pesta musim panas, berbahan dasar sutra pilihan yang digabungkan dengan rajutan. Saya pribadi memilih warna-warna lembut namun terkesan elegan," terang Quen.

Edward merasa yakin, dengan semua rancangan ini akan menarik banyak inverstor. Demi kesuksesan yang ia impikan. Ia tidak apa-apa jika harus mengalah sekarang.

"Apakah ada kemungkinan penggunaan bahan lain juga?" tanya Edward mendalam.

"Kemungkinan, saya akan mempelajari detail lebih lanjut. Apakah kamu suka dengan rancangan ini?" Quen sangat berharap suatu saat nanti ia mempunyai satu set koleksi gaun dari berbagai musim.

"Saya sangat menyukai terobosan baru yang kamu buat. Terima kasih sayang telah selalu mendukungku." Edward berhasil membuat luluh Quen kembali.

Sebenarnya Quen sangat merindukan kehanyatan dari suaminya. Bagaimanapun ia adalah orang yang percaya dan yakin akan mimpinya meski berulang kali gagal. Membangun suatu bisnis bukanlah hal mudah. Saat usahanya sedang merangkak, Quen harus merasakan pengkhianatan dari teman dekatnya.

Ia harus merelakan semua uangnya di bawa kabur oleh teman yang ia percaya mengelola keuangan. Ia kembali mengumpulkan pundi-pundi dari hasil menjadi penjaga kedai kopi. Karna tidak mau jatuh ke lubang yang sama lagi. Selain bekerja, ia juga mengambil kursus keuangan.

"Kalau begitu, saya ke butik dulu. Jangan terlalu capek bekerja. Jika lapar minta Mama saja untuk membuatkannya." Edward meninggalkan Quen sendirian di kamar.

Quen merasa lebih tenang sekarang. Ia sadar, memang seharusnya ia lebih terbuka terhadap suaminya. Ia membawa piring dan gelasnya ke dapur.

"Seharusnya kamu memanggil Mama untuk mengambilnya." Berenice dengan segera mengambil piring dan gelas dari tangan Quen.

Quen merasa kehamilannya membawa perubahan yang drastis. Mertuanya mulai baik dan murah senyum. Kebahagiaan ini yang ia inginkan dari dulu.

"Jika kamu perlu sesuatu, jangan sungkan untuk memanggil Mama." Senyuman Berenice membuat hati Quen merasakan kasih sayang yang selama ini ia cari.

Ia kembali menuju ruang kerjanya dengan perasaan bahagia. Ia mulai menyiapkan beberapa kain untuk di potong, meletakkanya pada patung-patung yang berjajar. Senyuman itu kembali lagi.

Waktu ke waktu keadaan rumah semakin membaik. Rancangan gaun yang akan di pamerkan pun sudah mendekati selesai dalam pengerjakannya. Quen terbiasa mengerjakannya sendirian. Ia selalu mengandalkan diri sendiri untuk mencapai cita-citanya.

Ia membayangkan kehidupan yang indah bersama keluarga kecilnya. Mengerjakan sesuatu hal yang ia inginkan dan berlibur bersama. Sungguh menyenangkan.

Quen mendadak merasakan kram pada bagian perutnya. Ia mendudukan diri pada lantai. Bulir-bulir keringat sebiji jagung mulai bercucuran. Ia mengerang dan memegangi perutnya. Ia merasakan seperti dililit oleh tali yang kencang.

"Dimana saya?" Akhirnya Quen siuman. Ia melihat suami dan mertuanya bersedih.

"Sayang, saya harus memberitahu kenyataan pahit ini. Dengan berat hati, kami menyetujui saran dokter untuk melakukan operasi laparotomi. Demi keselamatanmu," terang Edward.

Quen tidak menyangka ia harus mengalami semua ini. Ia hanya terdiam dengan tatapan mata kosong. Terbaring lemah tak berdaya setelah operasinya. Quen didiagnosis mengalami kehamilan ektopik, yaitu kehamilan diluar kandungan dan sangat berisiko jika di pertahankan.

Tanpa sadar, tetes demi tetes air mengalir dari matanya. Saat ia merasakan apa arti sempurna dihidupnya. Ia harus kehilangan harapan menjadi ibu. Harapan yang paling diidam-idamkan.

"Maaf Tuan, Nyonya. Boleh keluar. Biarkan pasien beristirahat." Seorang suster cantik mempersilahkan Berenice dan Edward untuk keluar.

"Dia begitu polos sampai mudah diperdaya," kata Berenice.

"Mama, harus mengatur agar Quen tetap berada di rumah sakit sampai fashion show yang akan di adakan dua minggu lagi berlangsung. Saya tidak mau ada dia, orang-orang akan mengenali saya sebagai perancang busana hebat. Saya telah mencium karir saya yang cemerlang." Edward menyeringai, pada akhirnya rencana yang mamanya buat untuk menyingkirkan mimpi Quen telah berhasil.

"Bahkan, jika kamu mau. Quen bisa tinggal disana selamanya." Berenice tertawa terbahak diikuti oleh anaknya, Edward.

Mereka berjalan di koridor rumah sakit. Karna asyik tertawa Edward. 'Bruk!' Edward hampir saja naik pitam. Ia melihat ke arah orang tersebut dan memegangi bahunya.

"Vincecio? Vinn apakah benar itu kamu?" tanyanya dengan senyum yang memperlihatkan baris gigi tapinya.

"Edward! Long time no see. Bagaimana kabarmu?" Seorang yang disebutkan bernama Vinn merangkulnya erat.

Mereka berbincang cukup lama, Edward tidak lupa meminta nomor teleponnya. Vinn berpamitan untuk menjaga neneknya. Sedangkan Edward pergi ke arah dimana mobilny terparkir. Ia dan mamanya pulang begitu saja.

Edward mengkemasi semua rancangan gaun yang di buat oleh Quen, ia akan membawanya ke butik untuk disempurnakan. Tidak bisa dipungkiri, matanya tertuju pada satu gaun dengan perpaduan warna ungu dan silver. Manik-manik kecil yang menghiasai bagian di bawah leher terlihat begitu anggun.

Rajutan-rajutan halus pada bagian tangan dan bahu membuat gaun itu semakin terlihat menarik.

"Ini akan menjadi gaun masterpiece saya," gumam Edward.

Ia mengambilnya dari patung, meraba kehalusan dari bahan yang digunakan. Quen memang selalu detail dalam urusan rancangan. Edward mencium gaun itu dengan lembut. Sedangkan Berenice kembali ke dapur. Ia seperti mencari sesuatu. Satu botol kecil akhirnya ditemukannya.

"Dasar wanita bodoh, hanya diberikan perhatian sedikit saja, dia kira saya benar-benar peduli." Berenice tertawa sambil mengangkat botol kecil tepat di depan wajahnya. Ia tidak menyangka begitu mudah menantunya itu untuk di tipu.

Di rumah sakit, suster yang merawat Quen panik. Quen kembali mengalami pendarahan hebat. Badannya mulai melemah, detak jantungnya melambat. Darah terus keluar dari rahimnnya. Ia mulai kehilangan kesadarannya.

"Kita butuh donor darah. Secepatnya!"

"Tapi Dok, golongan darahnya langka..."

Bab terkait

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 6

    "Dok, bagaimana keadaan sahabat saya?" tanya seorang wanita dengan setelan rapi, sedangkan wanita lainnya terlihat harap cemas. "Untung saja kalian datang tepat waktu untuk mengambil keputusan. Jika tidak, saya tidak tahu hal apa yang akan terjadi selanjutnya." Kedua wanita yang merupakan sahabat Quen tersebut adalah Sarah Staphanny dan Micheline Gourge. Mereka dulunya berkuliah dikampus yang sama dan memutuskan untuk tinggal bersama. Sarah yang merupakan putri dari orang yang cukup penting dikota ini. Mereka berbincang dengan dokter yang menanganin Quen soal apa yang sebenarnya terjadi. Wajah Sarah terlihat merah padam. Tangannya menggengam kuat. Ia hanya tak habis pikir bagaimana bisa suami Quen meninggalkan Quen seorang diri. Dokter bergegas pergi setelah dirasa penjelasannya cukup. "Berkali-kali saya bilang, seharusnya dia mencari tahu siapa lelaki itu," ucap Sarah jengkel. "Quen bukanlah lagi anak kecil. Dia pasti mempunyai pertimbangan akan keputusannya dulu. Sudahlah. Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 7

    "Apa? Kamu akan kembali ke rumahnya? Apakah cinta benar-benar membuatmu kehilangan akal?" Sarah mendelik ke arah Quen."Apakah ada pilihan lain?" tanya Quen.Michelle merasa iba dengan keadaan yang harus dihadapi sahabatnya. Tidak tega rasanya jika ia harus memberitahukan kebenaran soal Edward."Apa yang kamu harapkan dari lelaki yang bahkan tidak pernah ada ketika kamu butuh. Hampir dua bulan kamu dirawat disini, apakah pernah dia datang?" Sarah memalingkan mukanya. Bagaimanapun ia tetap merasa kasihan dengan Quen."Terima kasih karna selalu ada. Namun ... apakah mungkin saya harus meninggalkan Bhlyte Callie begitu saja? Tapi bolehkah saya meminta pertolongan lagi?" tanya Quen.Ia terlihat begitu menyedihkan karna sesuatu yang sudah ia bangun. Quen menghabiskan semua yang ia punya untuk brandnya. "Katakanlah." Michelle menatap Quen dengan seksama.Quen memberitahu apa keinginannya kepada Sarah dan Michelle. Ia yakin hanya mereka berdua yang bersedia membantu tanpa pamrih.***"Quen,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 8

    "Selangkah lagi, apa yang saya cita-citakan akan tercapai." Edward merapikan dasi yang sedang ia kenakan."Mama yakin kamu pasti bisa mendapatkan yang kamu inginkan, Nak." Berenice menepuk pundak Edward penuh kasih sayang.Berenice menggandeng Edward menuju Altar pernikahannya bersama Jeanne Fredh Diomore, putri dari pemilik ribuan perusahaan yang bergerak dibilang kemediaan. Namun, orang tua Jeanne juga memiliki pertambangan di luar negeri."Mr. Fredhor sangat pandai dalam memilih menantu," bisik salah seorang tamu yang hadir."Tidak hanya tampan, dengar-dengar dia juga seorang desainer yang karyanya luar biasa."Para tamu yang hadir sangat mengagumi Edward. Selain parasnya, pencapai-pencapaian yang ia miliki juga membuat banyak orang terpukau. Itu juga yang menjadi alasan Fredhor menjodohkan Jeanne dengannya.Gemuruh riuh saat janji suci diucapkan oleh Edward untuk Jeanne. Kebahagiaan tak terkira dirasakan oleh kedua pembelai. Bahkan tamu yang hadir memandang kagum akan ketampanan da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 9

    "Quen, hari ini kami akan mengundang kolega, tolonglah jaga sikap!" Jeanne memandang Quen sinis."Baik." Quen mengambil kertas yang berisi catatan apa yang harus dimasak.Segalanya telah dipersiapkan didapur. Edward dan Jeanne mengundang kurang lebih 20 orang koleganya sebagai bentuk penghargaan atas kesuksesan Blhyte Callie di acara fashion show. Selain itu, Edward sengaja mengundang untuk bekerja sama agar dapat membuat fashion shownya sendiri.Sekitar 30 menit acara dimulai, namun Quen sama sekali belum mempersiapkan apapun di meja makan. Itu membuat Jeanne menjadi geram."Cepatlah! Bergunalah sedikit saja. Ingat kamu hanya menumpang di rumah ini!" bentak Jeanne.Quen dengan segera menyiapkan piring-piring dan perlengkapan lainnya. Peluhnya menetes deras. Ia kembali teringat perkataan dari seorang nenek yang ia temui di rumah sakit. Dalam hidup ada yang harus diperjuangkan, jika tidak itu bukan hidup. Dengan tekat yang kuat dalam hatinya, Quen mencoba menerima semua kenyataan dan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 10

    "Tuan, kenapa anda tampak begitu muram hari ini? Apakah karna pengaruh harga saham yang menurun?" tanya seorang lelaki kurus tinggi kepada seorang yang sedang memainkan penanya."Tidak ... ada seorang wanita yang sangat menarik untuk saya ... namun ... Sudahlah lupakan." Vinn meletakkan pena yang ia pegang.Sepulang dari makan malam yang diadakan oleh Edward, ia merasakan ada hal yang salah pada dirinya. Entah bagaimana seorang pelayan telah membuatnya jatuh hati. Wanita itu sangat sederhana namun membuat kesan yang tidak semua wanita bisa berikan."Tuan, jika boleh saya tahu ada apakah gerangan?" lanjut sekretaris pribadi Vinn.Ia adalah Vincecio Leaman, seorang anak dari pembisnis terkemuka. Merupakan pewaris tunggal dari perusahaan papanya yang bergerak di bidak lokomotif. Tidak hanya itu, mamanya juga seorang kolektor permata yang memiliki ratusan toko pertama diseluruh dunia."Carilah informasi soal wanita yang bekerja di rumah Edward." Vinn bangun dari tempat duduknya menuju ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 11. Kesadaran diri

    "Apakah mungkin saya bisa bertahan dirumah ini dengan segala perlakuan yang sangat tidak pantas?" bisik Quen kepada dirinya.Kedudukannya di rumah The Barclay tidak berubah sama sekali. Ia tetap dianggap sebagai pembantu. Meskipun ia telah melakukan banyak hal namun, tetap saja tidak ada harganya dimata suaminya."Bagaimana manapun saya harus mulai mengubah diri saya. Mencintai diri sendiri lebih baik," ucap Quen lagi.Ia menyelinap keluar rumah untuk ke toko bunga milik Lyden. Sudah lama sekali ia tidak berkunjung kesana. Quen merasa sangat rindu dengan Lyden."Quen!" pekik Lyden yang melihat Quen dari menuju ke arahnya.Quen langsung memeluk Lyden. Tidak ada kata-kata yang mampu ia ucapkan. Melihat mata Lyden saja sudah berhasil membuatnya menjatuhkan bulir-bulir hangat."Are you okay, Honey? Apakah si nenek durjana itu masih memperlakukanmu tidak pantas?" Lyden menggandeng Quen untuk masuk ke dalam toko. "Tidak ... tapi ... Edward menikah lagi dengan putri dari salah satu investorn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 12. Masa Lalu

    "Bagaimana dengan proposal penawaran dari saya? Apakah kami tertarik mendanai fashion show yang akan saya adakan, Vinn?" Edward mengundang Vinn untuk bertemu di kafe dekat dengan butiknya."Saya akan mempelajari kembali proposal yang kamu tawarkan. Sudah lama sekali kita tidak berjumpa. Saya sangat tertarik bagaimana kamu bisa membangun butik sebesar ini sekarang?" Vinn mengambil proposal kerjasama yang diberikan kepadanya.Vinn dan Edward adalah sahabat lama yang cukup dekat. Mereka saling mengenal sejak sekolah menengah atas. Edward adalah orang yang paling tulus berteman dengan Vinn. Ia tidak pernah peduli dengan seberapa banyak uang yang dimiliki Vinn.Edward tertawa mendengar pertanyaan Vinn. "Apakah kamu pernah melihat seorang wanita lusuh ketika datang ke rumah saya?" Vinn hanya mengangguk. Ia hanya melihat seorang wanita lusuh yaitu pembantu dari keluarga Barclay."Ini rahasia antara kita berdua, dia adalah desainer yang sebenarnya. Kamu pasti masih ingat dengan baik bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 13. Penasaran

    "Bagaimana? Sudahkah kamu mendapatkan informasi mengenai wanita yang berada di rumah Edward?" tanya Vinn kepada seorang yang dengan setia berdiri disampingnya."Tuan, saya mohon maaf. Tidak banyak informasi yang saya dapatkan soal wanita tersebut. Dia seperti bukan orang sembarangan." Lelaki itu bernama Marcho Adolyn; tangan kanan sekaligus sekretaris pribadi Vinn.Ia menyerahkan berkas yang ia dapatkan mengenai wanita yang membuat boss sekaligus sahabatnya itu tertarik. Banyak pertanyaan timbul dalam benaknya. Selama ia mengenal Vinn tidak pernah sama sekali ada ketertarikan terhadap seorang wanita."Tuan, saya mohon maaf sebelumnya. Jika boleh saya tahu kenapa tuan sangat ingin mengetahui tentang wanita ini?" tanya Marcho dengan ragu."Apakah kamu ingat ketika nenek sakit, beliau menceritakan tentang seorang wanita yang sangat baik kepadanya. Iya, dia adalah Quen," terang Vinn. Hanya sedikit informasi yang didapat soal Quen. Bahkan, Marcho sudah mencari tahu dan rela membayar berap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 51. Sang Penyelamat

    "Makanlah ini." Seorang wanita muda memberikan satu roti kepada remaja yang sedang mengais makanan di tong sampah."Tidak, Mama melarang untuk menerima pemberian dari orang tidak dikenal," ujar remaja. Ia masih tetap fokus kepada tong sampah yang ada di depannya."Kamu menolak makanan bersih dan memakan sampah yang justru tidak tahu siapa yang telah membuangnya. Kamu sungguh aneh," hardik wanita tersebut.Keadaanya keluarganya yang sangat miskin membuat ia sering menahan lapar. Papanya hanyalah seorang pengangguran yang kerjaannya hanya menyiksa mamanya. Ia terpaksa harus bekerja paruh waktu sebagai pengantar koran untuk membantu perekonomian keluarganya."Ta-tapi ... ""Sudah terima saja, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya wanita tersebut dengan senyum tipis."Saya selesai mengantar koran dan merasa lapar. Dari semalam di rumah tidak ada makanan. Tidak ada pilihan lain," ujarnya. Ia membuka dengan cepat bungkus roti yang diberikan."Bagaimana jika kamu bekerja dengan saya? Saya lu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab. 50 Diduga Tersangka

    "Apakah ini benar rumah Berenice Barclay?" tanya seorang polisi yang bertugas kepada security yang berada di depan rumah Berenice."Benar, Ada yang bisa saya bantu?"Seorang pria dengan seragam dengan senjata lengkap berhasil membuat security tersebut bergidik takut. Dengan cepat ia berlari ke dalam rumah padahal polisi yang ada di depannya belum sempat menjawab pertanyaan."Nyonya ... Nyonya ada polisi datang mencari," ujarnya dengan napas yang tidak beraturan."Polisi?" tanya Thomas yang sedang meminum kopi di meja tamu bersama dengan Berenice."Benar, Tuan. Apa yang harus saya lakukan?""Biarkan saja masuk!" bentak Thomas.Berenice terlihat pucat begitu mendengar ada polisi yang datang. Berarti susat itu tidak main-main. Ia dengan segera mengkemasi semua berkas-berkas dan menaruhnya kembali ke tempat penyimpanan tersembunyi di bawah keramik.Beberapa polisi muncul di depan pintu. Thomas dengan senyum lebar mempersilakan mereka masuk dan duduk."Tanpa basa-basi, kami ingin menanyaka

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 49. Babak Baru

    "Tuan, laporan terbaru terkait saham Berenice yang mengalami penurunan yang signifikan ditambah beberapa pegawainya melakukan unjuk rasa kenaikan gaji," ucap asisten Vinn."Ini sudah waktunya dia menerima karmanya."Vinn membaca semua data-data informasi yang diberikan mengenai Berenice dengan seksama. Ia mencari cara agar bisa membalikkan keadaan dan menenggelamkan Barclay. Meskipun ini terlalu jahat."Satu informasi penting lagi. Sepertinya Mr. Robert yang juga merupakan salah satu investor dari Tuan Edward merencanakan hal buruk kepada Blhyte Callie. Mr. Robert tidak pernah mau bekerjasama dengan butik kecil tanpa adanya kepentingan besar yang dicari. Sepertinya beliau sengaja menerbangkan Edward lalu mengambul alih semuanya. Saya merasa keanehan ini setelah menemukan beberapa fakta.""Fakta apa saja itu?" Vinn menutup berkas yang ada di meja kerjanya dan justru tertarik dengan perkataan asistennya tersebut.Vinn belum pernah bertemu dengan investor lain dari bisnis yang dijalankan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 48. Surat Ancaman

    "Siapa sebenarnya pengirim dari surat-surat ini?" tanya Berenice geram.Kali ini, surat ancaman telah diterima oleh Berenice. Jika ia tidak menyerahkan diri ke polisi, hal buruk akan terjadi selanjutnya."Damien! Kamu saudah tidak ada! Kamu pikir saya takut? Kamu begitu lucu. Jika saya bisa membuatmu ke neraka sebelumnya, sekarang saya juga bisa melakukannya lagi!" Berenice terbahak dalam kamarnya. Pelayannya mendengar namun takut untuk melihat. Mereka merasa bahwa majikannya lama-lama akan kehilangan kewarasannya."Ada apa dengan Nyonya? Saya khawatir jika beliau kenapa-kenapa. Apakah kita perlu untuk menanyakan?" tanya seorang wanita yang tubuhnya kurus."Jika kamu mau dipecat. Silakan saja. Saya mending diam di sini," saut lainnya.Thomas yang baru saja keluar dari kamarnya dibuat heran karna para pelayan berdiri tepat di depan kamar Berenice. Ia dengan segera menghampiri para pelayan tersebut."Ada apa ini? Kenapa kalian malah berdiri di sini?" tanya Thomas."Tuan, maafkan kami.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   bab 47. Ubah Rencana

    "Hellena, bisakah engkau menambah beberapa hidangan untuk makan malam nanti?" tanya Quen dengan suara lembutnya."Tentu, Nyonya. Apakah anda akan mengundang seseorang?" selidik Hellena.Emily memoton pembicaraan begitu saja. "Kak Quen ingin mengundang sahabatnya untuk makan bersama. Bukankah sudah lama mereka tidak main ke rumah?""Saya kira anda ... ""Apa? Mengajak lelaki untuk diperkenalkan denganmu?" goda Quen.Pipi tembam Hellena tiba-tiba berubah seperti tomat. Bahkan ia lupa kapan terakhir merasakan yang namanya cinta."Mungkin sudah waktunya untukmu mencari kekasih, Hellena. Bagaimana dengan kencan buta?" tanya Quen dengan raut wajah masih menggoda."Nyonya, apakah mungkin ada lelaki yang bersedia dengan saya yang tidak menarik ini? Badan gemuk, tidak begitu cantik." Hellena menundukkan kepalanya.Ia merasa begitu sedih. Apalagi pekerjaannya hanya seorang asisten rumah tangga. Mana mungkin ada lelaki yang mau hidup bersama dengannya."Apa yang kamu katanya? Kamu cantik, hanya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 46. Mundur

    "Kak Quen ... apa yang kakak pikirkan?" tanya Emily.Quen terlihat begitu tidak fokus dalam mengerjakan rancangan terakhirnya. Ia teringat akan perkataan Jeanne soal balas dendam. Apakah sekarang ini adalah ulahnya."Tidak, tidak ada.""Kakak tidak perlu berbohong. Pasti sekarang sedang memikirkan soal Edward, benar?" desak Emily."Tidak seluruhnya benar. Hanya saja, saya memikirkan soal salah satu teman saya, mantan istri Edward juga. Cuma, saya merasa dia tidak akan seberani itu untuk melakukan tindakan pengancaman. Terlebih kepada Berenice juga."Kembali terngiang saat Vinn menceritakan semua isi surat yang ditujukan kepada Edward. Sangat mustahil jika Jeanne mengetahui dengan detail kejadian-kejadian yang dialami oleh orang tua kandung Edward."Tapi ini sungguh aneh, jika bukan saksi mata, mata mungkin seseorang bisa menceritakan sesuatu dengan detail. Tapi saya setuju dengan keputusan Kak Vinn untuk mundur. Lagian yang kita butuhkan hanyalah saham dari Blhyte Callie dan sekarang

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 45. Kejujuran

    "Vinn ... bisakah kita bertemu? Ada yang ingin saya ceritakan," ucap Edward saat menelpon Vinn.Edward mengajak Vinn untuk bertemu di kafe biasa. Mendengar suara Edward yang seperti kacau membuatnya tidak enak untuk menolak ajakan tersebut."Tolong batalkan semua meeting hari ini. Saya harus menemui Edward," ujar Vinn kepada asistennya."Bagaimana dengan janji makan malam bersama Nyonya Quen? Apakah harus saya batalkan juga?" tanyanya dengan sopan."Kecuali itu, cukup sulit mengajaknya untuk makan malam di luar. Kamu harus memastikan private restoran dengan suasana romantis. Saya ingin membuatnya terkesan.""Baik, Tuan.""Untuk hari ini, saya ingin mengendarai sendiri. Kamu tolong urus soal makan malam nanti saja."Vinn bangun dari tempat duduknya. Ia bergegas menuju garasi mobil. Seharusnya pagi ini, ia rapat dengan tim yang mengurus soal semua rancangan busana Quen. Tapi sepertinya ada hal yang mendesak yang ingin disampaikan oleh Edward.Vinn sangat sederhana. Meskipun ia mampu mem

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 44. Ketakutan Berenice

    "Edward! tolong Mama," pekik Berenice saat berada di apartemen Edward."Kenapa Mama? Ini masih pagi sudah membuat kegaduhan!" Edward membuka pintu kamarnya dengan malas.Berenice memikirkan bagaimana cara untuk memberitahu Edward tanpa menceritakan isi dari suratnya. Apa jadinya jika semua rahasia lamanya diketahui oleh Edward. Itu akan membuat anaknya membenci karna telah memisahkannya dengan ayah kandungnya."Begini, beberapa hari ini, Mama mendapatkan surat dari orang tidak dikenal, berisi ancaman-ancaman. Firasat Mama berkata bahwa surat-surat tersebut berasal dari Quen.""Mama! Cukup menuduh Quen, saya sudah muak dengan semua ini. Apakah kurang pengorbanannya? Dia adalah orang baik dan rela berkorban untuk saya! Cukup dengan semua keburukan yang Mama tuduhkan kepadanya. Hal yang paling saya sesalkan adalah menceraikan Quen! Jika kedatangan Mama hanya untuk menjelekannya, lebih baik Mama pulang sekarang! Saya tidak ada waktu untuk mendengarkan semua hasutan Mama lagi," bantah Edwa

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Billionaire   Bab 43. Rencana busuk Mr. Robert

    "Bedebah, siapa yang mengirim surat-surat ini? Damien! Lihat saja, saya pasti akan menemukan dalang dari kedua surat ini!" bentak Berenice dengan penuh kekesalan.Berenice kembali membuka surat dengan tanda mawar yang khas. Ia mencoba menerka-nerka kali ini apalagi yang akan ditulis oleh bedebah itu dari nereka.Teruntuk Bery Tersayang.Sudah dua hari dari surat pertama saya kirim, tidakkah kamu merindukan belaian hangat dari saya? Bukankah dulu kamu begitu menyukainya.Saya tahu kamu sangat ingin mencari tahu, bagaimana surat-surat ini sampai ke rumah indahmu, rumah yang kamu bangun dari asuransi saya dan istri saya yang telah kamu korbankan. Saya tidak menyangka, kamu tetap bisa tertidur nyaman. Bertahun-tahun saya menunggu kehancuranmu tapi ternyata saya salah. Perkiraan saya terlalu jauh meleset. Bagaimana saya bisa tenang di neraka ini melihat seorang yang seharusnya berada di bui justru masih terbebas? Dulu, kamu mempermainkan istri saya dengan begitu licik, mengambil semua uangn

DMCA.com Protection Status