Pada saat senja di dalam Restoran Molerin, Luther duduk di dekat jendela dan meminum teh dengan diam. Setelah pertarungan tingkat master itu, Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia menjadi gempar. Berbagai kekuatan mulai berusaha merekrutnya, termasuk beberapa organisasi dari negara asing. Dia tentu saja tidak memedulikan mereka karena dia sudah berjanji untuk makan malam dengan Bianca malam ini."Ting tong!"Pada saat ini, pintu restoran tiba-tiba terbuka. Bianca yang memiliki kulit putih dan wajah cantik memasuki restoran dengan mengenakan gaun panjang berwarna hitam. Hari ini, dia merias wajahnya, sehingga wajahnya terlihat makin memesona. Dengan kepribadiannya yang luar biasa, dia benar-benar terlihat sangat menawan. Meskipun sudah sering bertemu dengannya, Luther tetap terkesan dengan kecantikannya."Kenapa kamu melihatku seperti itu? Hari ini aku nggak cantik, ya?" Bianca sengaja berputar sekali di depan Luther dan memamerkan tubuhnya yang seksi."Tentu saja cantik, sangat cantik se
Bianca berbicara dengan ekspresi yang serius. Dengan kepribadian ayahnya, dia pasti tidak akan menyerahkan peta harta karun itu saat tahu semuanya ada campur tangan dari Harry. Dengan demikian, Harry pasti akan marah dan membahayakan ayahnya."Aku mengerti. Aku akan memerintahkan orang untuk diam-diam melindungi Paman Kevin," kata Luther berjanji.Bianca tersenyum lega. "Kata-katamu membuatku lega. Tentu saja, aku nggak akan pergi terlalu lama. Setelah perusahaan di Midyar stabil, aku akan segera kembali ke ibu kota. Kalau semuanya lancar, tiga atau lima hari lagi aku akan pulang.""Baik, aku akan menunggumu." Luther menganggukkan kepalanya. Setelah semua makanan disajikan, keduanya makan sambil mengobrol dan suasananya sangat nyaman."Ting tong!"Pada saat itu, pintu restoran terbuka lagi. Sekelompok pemuda pemudi yang berpakaian mewah masuk sambil tertawa dan mengobrol. Tanpa sadar, Luther melirik mereka sebentar. Saat akan mengalihkan pandangannya, dia tiba-tiba tertegun sejenak dan
"Sudah lama datang ke sini. Tapi karena terlalu sibuk, jadi nggak punya waktu untuk mengunjungi Jenderal Richard." Luther tertawa sekilas, lalu mengalihkan pembicaraan, "Oh ya, bagaimana kondisi kesehatanmu? Apakah masih ada bagian yang nggak nyaman?"Fisik dingin ini sangat langka dan susah diobati. Sebelumnya, Luther menggunakan ulat api untuk menekannya dan memperpanjang hidup Lufita selama 10 tahun. Begitu waktu 10 tahun tiba, Lufita akan mati jika tidak ada harta spiritual untuk menolongnya."Tubuhku baik-baik saja, aku sehat kok." Lufita tersenyum manis, lalu melanjutkan, "Tentu saja, semua ini berkat Kak Luther. Kalau nggak, aku pasti sudah mati sejak awal.""Nggak usah sungkan, aku hanya membantu orang. Ini memang sudah kewajibanku," jawab Luther."Lufita, siapa ini? Apa kamu nggak mau memperkenalkannya pada kami?" sela salah seorang wanita berpakaian merah yang berada di samping Lufita tiba-tiba."Oh ya, aku hampir lupa." Lufita segera bereaksi, "Kak Irish, ini adalah Kak Luth
"Bukan kedua-duanya," jawab Luther."Oh ya? Jangan-jangan kamu lulusan universitas di kampung?" tanya pria berhidung mancung itu lagi dengan senyuman sinis. Semua orang juga menunjukkan ekspresi seolah-olah sedang melihat lelucon."Aku nggak pernah kuliah," jawab Luther dengan terus terang."Apa? Nggak pernah kuliah?" Pria berhidung mancung itu menunjukkan ekspresi berlebihan. "Sobat, kamu nggak salah? Bagaimana kamu mau jadi dokter kalau nggak kuliah?""Aku belajar pengobatan tradisional. Karena melihat pengobatan tradisional sejak kecil, aku jadi bisa mengobati orang," ujar Luther dengan wajah tenang."Pengobatan tradisional?" Pria berhidung mancung terkejut sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Sobat, kamu ini nggak sedang bercanda, 'kan? Bukannya pengobatan tradisional itu cuma tipuan?""Haha .... Memangnya masih ada orang yang percaya pengobatan tradisional di zaman sekarang ini? Dasar idiot!""Nggak bisa bilang begitu. Paman-paman dan bibi-bibi yang lebih tua sangat percaya deng
Ketika melihat urin yang berserakan di lantai, semua orang di ruang privat sontak tertegun. Mereka memperlihatkan ekspresi terkejut yang berbeda-beda.Terutama pemuda berhidung mancung itu, dia hanya bisa membeku di tempat dengan wajah pucat. Dia sungguh tidak menyangka bahwa dirinya akan pipis di celana hanya karena 2 titik akupunkturnya ditekan. Yang paling memalukan adalah ada banyak orang di sekeliling."Ah!" Setelah termangu sesaat, pria berhidung mancung itu berteriak histeris sembari melarikan diri dengan menutupi selangkangannya.Setiap langkahnya pun meninggalkan jejak kaki yang dinodai oleh urin. Semua orang menatap dengan ekspresi aneh. Benar-benar memalukan!"Luther, tipu muslihat apa yang kamu mainkan! Kenapa Cosmo bisa sampai seperti itu!" bentak Irish seraya menggebrak meja. Berani sekali seorang dokter kampungan mempermainkan keturunan kaya seperti mereka, sungguh lancang!"Sudah kubilang ginjalnya lemah, tapi kalian nggak percaya dan ngotot meminta bukti. Nah, sekarang
Luther malas meladeni orang-orang yang selalu mengira diri sendiri benar.Melihatnya hanya diam, Irish pun meledek, "Kenapa diam saja? Sudah ketahuan berbohong, ya? Aku sudah sering bertemu penipu sepertimu. Kamu bisa menipu Lufita, tapi nggak akan bisa menipuku!""Kak Irish, Kak Luther benar-benar bukan penipu! Aku percaya padanya!" seru Lufita untuk membela Luther."Lufita, kamu terlalu polos, jadi mudah ditipu. Kamu harus berhati-hati pada orang yang asal-usulnya nggak jelas seperti ini," nasihat Irish yang sengaja melirik Luther. Jelas, ucapannya ini ditujukan untuk Luther.Menurut Irish, Luther tidak ada bedanya dengan para pria yang tergila-gila pada Lufita. Mereka terus menghalalkan segala cara untuk menyenangkan hati Lufita, berharap bisa menaikkan status sendiri. Untungnya, Lufita memiliki teman cerdas sepertinya sehingga tidak terjebak."Kak Irish, kamu sudah salah paham! Kak Luther ini orang baik lho!" seru Lufita sembari mengernyit. Dia baru mendapati bahwa teman-temannya i
Begitu melihat situasi ini, semua orang terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Luther akan kembali lagi. Bahkan, pria ini langsung menjatuhkan gelas di tangan Irish."Hei! Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila, ya?" Setelah tertegun sesaat, Irish sontak berdiri dan menggebrak meja. Ekspresinya dipenuhi kekesalan. Tangannya terasa perih, bahkan agak bengkak karena pukulan Luther."Kurang ajar! Beraninya kamu memukul Kak Irish! Sepertinya kamu sudah bosan hidup!" Orang lain yang berada di sana ikut menghardik dengan geram."Bocah, kalau kamu nggak memberi penjelasan, jangan harap bisa meninggalkan tempat ini!" ancam Nowy yang bangkit dengan perlahan, lalu mulai memancarkan auranya."Ada racun di anggur itu, aku sedang menyelamatkan kalian," jelas Luther dengan dingin."Ada racun?" Begitu ucapan ini dilontarkan, semuanya bertatapan dengan ragu. Mereka mengira pria ini ingin membalas dendam, tetapi ternyata menyelamatkan mereka?"Huh! Aku nggak akan percaya semudah itu! Gimana aku bisa
"Kak Irish? Omong kosong apa yang kamu katakan? Kak Luther yang sudah menolong kita!" pekik Lufita."Lufita, jangan mau dibohongi pria ini. Dia jelas-jelas punya niat jahat!" jelas Irish. Kemudian, wanita ini mulai menganalisis, "Dia yang menaruh racun di anggur kita! Dia pura-pura pergi, lalu muncul di saat-saat kritis sebagai pahlawan supaya kita percaya padanya. Aku nggak akan termakan trik seperti ini!"Begitu mendengar analisis ini, semua orang memperlihatkan ekspresi curiga. Memang benar ada kemungkinan seperti ini. Bagaimanapun, mereka lebih memercayai Irish daripada Luther yang masih asing ini."Hei, kamu sudah terlalu percaya diri. Aku bukan orang kurang kerjaan yang punya waktu untuk merekayasa adegan semacam itu," ujar Luther dengan tidak acuh. Dia berniat baik menolong orang-orang ini, tetapi malah difitnah. Dasar tidak tahu diri!"Huh! Masih nggak mau ngaku, ya? Oke, biar kutanya, kenapa kamu bisa bertemu pelayan itu dan memungut botol racunnya? Kamu mau bilang semua ini h