Keesokan harinya, di Grup Warsono. Luther datang seperti biasa untuk melaporkan diri di perusahaan. Sebagai Kepala Departemen Keamanan, pekerjaannya sehari-hari bisa dikatakan sangat santai. Pagi-pagi datang untuk absensi, memerintahkan timnya untuk melakukan patroli, dan kemudian dia hanya bersantai. Dia bebas melakukan apa pun yang dia inginkan, karena tidak ada yang mengawasinya.Tok, tok, tok ....Luther baru saja duduk di kantornya ketika dia mendengar ketukan pintu. Tak disangka, orang yang datang adalah Wakil Direktur Perusahaan, Herbert."Luther, kamu ada waktu? Apa kita bisa bicara?" Herbert masuk ke ruangan sambil tersenyum."Ternyata Pak Herbert, apa ada yang mau disampaikan?" Luther tetap duduk di tempatnya."Pak Luther, aku meminta bantuan temanku untuk membawakan daun teh premium untukmu. Mudah-mudahan kamu suka." Herbert meletakkan kotak teh yang dibungkus dengan rapi di atas meja."Teh premium? Harganya pasti sangat mahal, 'kan?" Luther mengernyitkan kening."Nggak sebe
"Memangnya kenapa kalau aku menindas kalian? Apa aku nggak berhak?" tanya si wanita berambut merah. Dia berdiri sambil berkacak pinggang dan berekspresi sangat galak.Namun, Ariana malah memperingatkan, "Biar kuberi tahu, aku sudah menelepon polisi. Kalian sebaiknya jangan macam-macam!" Sejak terjadi kecelakaan barusan, Ariana telah meminta Roselyn untuk menelepon beberapa kali."Menelepon polisi?" Mendengar itu, si wanita berambut merah tertawa terbahak-bahak, bahkan tampak sangat bangga. Beberapa anak muda di belakangnya juga tertawa dengan nada meremehkan. Jelas, merasa sangat percaya diri."Kamu kira menelepon polisi bisa membuatku takut? Percayalah, aku bisa melempar kalian ke sungai dan nggak akan ada yang bisa melakukan apa pun terhadapku!" ucap si wanita berambut merah seraya tersenyum dingin."Apa kamu kira, kamu bisa mengabaikan hukum begitu saja?" tanya Ariana sembari mengernyit."Hukum? Hmph ... kata-kataku adalah hukum! Sekarang, cepat beri aku kompensasi sebanyak 20 milia
Beberapa orang segera berteriak, mereka jelas menganggap remeh Luther. "Segera berlutut dan minta maaf. Kalau nggak, aku akan mematahkan tangan dan kaki kalian!" kata Luther dengan nada yang dingin."Huh, masih saja sesombong ini?"Pada saat itu, seorang pria melangkah maju. Dia mengulurkan jarinya dan menusuk dada Luther dengan keras, lalu berteriak, "Bocah! Apa kamu tahu siapa kami? Berani-beraninya sombong di depan kami, apa kamu percaya kalau aku ...."Begitu mengatakan perkataan itu, wajah pria itu ditampar dengan keras.Plak!Terdengar suara tamparan yang nyaring. Pria itu langsung terlempar ke udara dan kepalanya menabrak jendela mobil, lalu setengah badannya langsung masuk ke dalam mobil."Kamu berani memukul orangku? Cari mati!"Melihat adegan itu, wanita berambut merah langsung marah. seketika. Dia segera melangkah maju, tubuhnya meluncur dengan kecepatan yang luar biasa. Begitu mendekat, dia tiba-tiba meninju ke arah Luther. Pukulannya sangat kuat dan penuh dengan kekuatan h
"Argh!" Melani yang kedua lututnya telah hancur, merintih kesakitan. Dia berbaring di tanah dan kesakitan hingga berguling-guling."Hah?"Melihat adegan ini, semua orang terkejut. Tidak ada yang menyangka setelah Melani mengungkap identitasnya, Luther malah masih berani menyakiti Melani dan sama sekali tidak menghormatinya. Perlu diketahui, wanita di depan mereka ini adalah putri Keluarga Oscario.Biasanya, ke mana pun Melani pergi, dia akan dihormati orang-orang dan tidak ada yang berani menyentuhnya. Namun, orang ini malah berani menghancurkan kedua kaki putri Keluarga Oscario di depan umum. Sungguh kejam dan gila!"Luther! Kamu gila, ya? Apa kamu tahu apa yang sudah kamu lakukan?"Setelah terkejut sejenak, Roselyn langsung melompat bangun dengan wajahnya yang pucat karena ketakutan."Kamu ... malah berani melukai Nona Melani? Kamu dan seluruh keluargamu pasti mati!""Benar! Keluarga Oscario pasti tidak akan melepaskanmu. Kali ini, tidak peduli kalian membayar berapa banyak pun tidak
"Kak! Ibuku baru saja menelepon, katanya ada orang yang melihat Malcolm makan di Restoran Peach. Dia dan Bibi sudah pergi ke sana dan meminta kita juga ikut untuk menangkap pencuri itu!" kata Roselyn."Malcolm? Penipu itu masih berani muncul?" Ariana mengernyitkan alisnya dengan marah.Beberapa waktu yang lalu, area bangunan yang mangkrak itu hampir membuat keluarga Ariana bangkrut dan akhirnya Luther yang menanggung semuanya. Semua hal itu tentu saja membuatnya merasa sangat kesal kepada Malcolm."Luther! Jangan diam saja, segera ambil mobil. Hari ini kita harus mengambil kembali semua uang yang Malcolm tipu!" kata Roselyn dengan marah dan kesal."Area bangunan yang mangkrak itu sudah kubeli, kalian tidak rugi. Kenapa begitu bersemangat?" Luther merasa bingung."Hei! Apa yang kamu katakan? Semua orang juga tahu penipu seperti Malcolm ini harus dihukum untuk menegakkan keadilan!" kata Roselyn dengan tegas."Benarkah?"Luther tersenyum dan tahu apa yang terjadi, tetapi tidak membeberka
"Penipu! Kembalikan uang kami!" Begitu masuk, Helen langsung mencaci maki dan ekspresinya sangat marah. Untuk terlihat lebih berkuasa, dia sengaja mengundang beberapa wanita kasar yang berpostur besar untuk mendukungnya."Kenapa kalian bisa datang ke sini?" Ekspresi Malcolm berubah dan tiba-tiba merasa gelisah. Tak disangka, hanya makan saja malah dicari orang."Huh! Kalau kami nggak datang, bagaimana bisa menangkap penipu seperti kamu ini?" tanya Herlina dengan mata yang memelotot."Benar! Kamu telah menipu uang kami, tapi masih berani makan dan minum dengan santai di sini. Tak tahu malu!" Helen meletakkan tangannya di pinggang."Kak Malcolm, siapa sekelompok wanita kasar ini? Apa aku harus mengusir mereka untukmu?"Ekspresi beberapa teman Malcolm itu terlihat tidak ramah. Saat ini, Malcolm adalah dewa rezeki mereka, tentu saja mereka harus bersikap baik kepadanya.Malcolm terlihat seolah-olah teringat sesuatu dan buru-buru berkata, "Nggak perlu, aku kenal mereka semua. Kalian pulang
Helen dan Herlina datang dengan marah. Mereka bertekad untuk mengumpulkan utang dan bahkan sudah bersiap untuk menggunakan kekerasan jika diperlukan. Asalkan Malcolm berani berbuat curang, mereka juga siap membalasnya dengan kekerasan. Namun, mereka tidak menyangka Malcolm bukan hanya mengakui kesalahannya, dia juga berjanji ingin mengganti kerugian mereka. Dalam sekejap, keduanya merasa ragu. Apakah Malcolm benar-benar tidak bersalah?"Malcolm, kalau kamu adalah korban, kenapa kamu punya banyak uang untuk bayar utang?" tanya Helen dengan curiga."Aku memang nggak punya uang, tapi aku bisa pinjam dari orang lain."Malcolm menghela napas dan berkata, "Aku juga punya sedikit koneksi di ibu kota provinsi, kenal banyak teman. Kalian juga lihat orang-orang tadi, 'kan? Aku traktir mereka makan juga untuk meminjam uang untuk membayar kerugian kalian."Mendengar perkataan itu, keduanya akhirnya merasa tersentuh. Utang memang harus dibayar, sikap orang ini benar-benar bagus. Sepertinya, mereka
"Nah, si idiot sudah datang." Begitu ucapan Helen dilontarkan, terlihat 3 orang memasuki Restoran Peach. Mereka tidak lain adalah Luther, Ariana, dan Roselyn."Malcom!" Begitu masuk, Roselyn langsung melirik ke sekeliling dan menemukan Malcom yang berada di ruang privat. Jadi, dia langsung menyerbu maju dengan marah."Roselyn, dengarkan penjelasanku dulu ...," ucap Malcolm sembari tersenyum meminta maaf. Ketika dia hendak berbicara, Roselyn sontak melayangkan tamparan kepadanya.Malcolm pun terperangah dibuatnya. Dia memegang pipinya dan tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Di sisi lain, Herlina segera menegur, "Roselyn, kenapa kamu menampar orang sembarangan?""Ibu, kenapa kamu masih membelanya? Bukannya penipu ini memang pantas dihajar?" sahut Roselyn dengan kesal. Tidak masalah kalau Malcolm hanya mempermainkan perasaannya, tetapi pria ini malah menipu uangnya juga. Benar-benar kurang ajar!"Kamu sudah salah paham! Malcolm bukan penipu!" seru Herlina sambil buru-buru menarik Roselyn."
Begitu suara Nabel terdengar, suara tepuk tangan yang meriah langsung memenuhi seluruh arena. Pertarungan yang dinanti-nantikan akhirnya tiba.Kemenangan dan kekalahan kali ini bukan hanya memengaruhi reputasi seseorang, tetapi juga berdampak besar pada keadaan di dunia persilatan.Jika Hasta yang menang, berarti Sekte Pedang akan menjadi sekte terkuat di dunia. Pada saat yang sama, Organisasi Mondial dan Sekte Sihir akan turun derajat.Sebaliknya, jika Luther yang menang, hasilnya akan lebih menakjubkan. Bagaimanapun, Luther yang tidak bergabung dengan sekte mana pun justru berhasil mengalahkan para genius dari sekte besar. Jika kabar ini tersebar, dunia persilatan akan gempar.Ketika saat itu tiba, seluruh sekte akan berlomba-lomba untuk merekrut Luther. Persaingan sengit pun akan terjadi."Dokter Luther! Semangat!""Kalahkan Hasta! Kamu harus berhasil!"Greta dan Roselia bangkit untuk memberi Luther dukungan. Sebelumnya, Hasta mengalahkan Adam dan membuat Organisasi Mondial kehilang
"Berhenti! Berhenti! Paman! Aku mengaku kalah!"Pedang berada tepat di depan leher Charlotte. Charlotte langsung mengangkat kedua tangannya untuk menyerah. Dia tidak berharap dirinya bisa menang dan hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menguji kemampuan Luther serta kemampuannya. Ternyata, kesenjangan di antara keduanya masih begitu besar."Kamu sangat hebat. Mungkin beberapa tahun lagi, aku bukan lawanmu." Luther tersenyum dan menyimpan Pedang Cakrawala. Dia bukan ingin bersikap rendah hati, melainkan benar-benar kagum dengan potensi Charlotte.Api foniks yang menghitam memiliki kekuatan korosif yang luar biasa. Energi sejati Luther sekalipun tidak dapat menahannya. Dengan kata lain, api itu adalah musuh besar para pesilat.Hanya saja, Charlotte belum terlalu lama memasuki dunia seni bela diri. Jika dihitung-hitung, paling-paling baru dua tahun. Itu sebabnya, dia belum bisa menggunakan kemampuan garis keturunan foniks secara maksimal. Jika berlatih dengan giat, masa depannya
Bam! Cahaya emas memancarkan energi yang sangat menakutkan. Seketika, tanah bergetar dan angin kencang berembus.Luther beserta pedangnya terhempas beberapa meter. Setelah mendarat, dia terdorong dua langkah sebelum menstabilkan tubuhnya.Ketika mendongak, Luther mendapati entah sejak kapan muncul zirah emas di permukaan tubuh Charlotte. Zirah emas memancarkan cahaya terang, membuat sosok Charlotte sangat menyilaukan.Ternyata itu adalah senjata ajaib. Sekte Sihir sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Mereka memiliki banyak harta karun. Sebagai Wanita Suci Sekte Sihir, wajar jika Charlotte memiliki beberapa senjata ajaib sebagai perlindungan diri.Luther sama sekali tidak terkejut. Hanya saja, dia cukup takjub dengan kemampuan senjata ajaib itu. Bukan hanya dapat melindungi penggunanya, tetapi juga dapat menyerang.Tadi pedang Luther mengenai senjata ajaib itu, tetapi tidak menimbulkan kerusakan apa pun. Bahkan, kekuatannya diserap oleh senjata ajaib itu dan menyerangnya balik. Dengan ka
Menghadapi bulu hitam yang memenuhi langit meluncur ke arahnya, Luther mengangkat tangannya. Sebuah perisai cahaya putih pun tiba-tiba muncul dan membentuk tembok di depannya. Bulu hitam itu menabrak di tembok cahaya itu dan menimbulkan riak kecil, tetapi tidak dapat menembus pertahanannya.Namun, api hitam pada bulu-bulu hitam itu langsung menyebar ke seluruh tembok dan segera membakar energi di dalamnya. Hanya dalam beberapa saat saja, tembok pelindung di depan Luther sudah bolong dan meninggalkan sebuah lubang besar.Melihat pemandangan itu, Luther terkejut. Perlu diketahui, energi sejatinya jauh lebih kuat daripada ahli tingkat master biasanya. Bukan hanya memiliki kekuatan serangan yang luar biasa, pertahanannya juga sangat kokoh.Namun, Luther tidak menyangka energi senjatanya ini malah tidak sanggup menahan api foniks milik Charlotte. Kelihatan jelas, betapa hebatnya kekuatan garis keturunan lawannya ini. Dia tidak berani meremehkan dan kembali mengayunkan tangannya lagi saat ap
Gerakan Charlotte sangat cepat dan langkahnya sangat lincah. Dalam sekejap, dia terus memelesat dan sulit untuk ditebak, sehingga semua orang tidak bisa menangkap keberadaannya.Sementara itu, Luther hanya berdiri dengan tenang dan tidak menunjukkan gerakan yang berlebihan."Telapak Bunga Gugur!" Setelah mendekat, Charlotte melayangkan puluhan telapak secara bertubi-tubi. Bayangan telapak hitam itu langsung meluncur ke berbagai titik vital di tubuh Luther.Kekuatan Charlotte sangat spesial dan tekniknya memiliki efek racun, sehingga orang yang terkena serangannya akan langsung kehilangan nyawa. Namun, Luther memiliki tubuh yang kebal terhadap segala racun, sehingga serangannya tidak berguna.Menghadapi bayangan telapak hitam yang mendekat, Luther tidak menghindar dan tiba-tiba melayangkan serangan telapak tangannya.Boom!Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang dan menghantam telapak tangan hitam itu dengan kekuatan yang dahsyat.Bang bang bang bang bang.Bayangan telapak hitam yang dil
Suasana di seluruh arena tiba-tiba menjadi hening. Semua orang tercengang sambil melihat pemandangan itu dan bahkan tidak berani menarik napas.Yusril yang berada di kursi utama pun langsung berdiri dengan emosi dan ekspresinya terlihat cemas. Namun, dia juga tidak berani berbicara karena khawatir akan mengejutkan Hasta dan membunuh Adam dengan tidak sengaja.Sebagai harapan untuk masa depan Organisasi Mondial, Yusril sudah mencurahkan semua perhatian dan berbagai sumber daya untuk membina Adam. Jika Adam tewas di sini, ini akan menjadi pukulan yang sangat besar bagi seluruh Organisasi Mondial.Dibandingkan dengan Yusril yang panik, Logan dan Friscia malah diam-diam bersorak di dalam hati. Mereka berharap Hasta akan menusuk Adam sampai mati. Dengan begitu, keadaan Organisasi Mondial tidak akan pulih dalam waktu sepuluh tahun ini.Tes tes tes.Tubuh Adam tetap paku. Melihat Pedang Merak yang begitu dekat, seluruh tubuhnya merinding dan keringatnya menetes dari keningnya. Dia tahu dia su
"Dulu dia hanya punya tujuh pedang. Tak disangka, dia sudah menjadi tuan bagi dua pedang ilahi lagi hanya dalam waktu satu tahun saja. Anak ini jauh lebih hebat daripada aku saat masih muda," kata Logan sambil mengelus dagunya dengan ekspresi terkejut dan puas. Dia sudah yakin pada kemampuan Hasta sejak awal, tetapi penampilan Hasta ini sudah jauh melampaui perkiraannya.Perlu diketahui, makin banyak pedang yang dimiliki Hasta, makin besar kekuatan tempurnya. Dia sudah berhasil menjadi peringkat pertama di Peringkat Genius hanya dengan tujuh pedang, sekarang kekuatannya tentu saja lebih meningkat lagi karena sudah memiliki sembilan pedang."Dia memang genius terhebat!" puji Atha yang tidak bisa menahan dirinya lagi dengan kagum. Bisa diakui sembilan pedang ilahi sebagai tuan dan mengendalikannya dengan sempurna, bakat dan kultivasi yang begitu luar biasa ini sudah jauh melampaui para kandidat yang seusianya. Jika dibandingkan dengan generasi mereka, para pemuda generasi kini jelas lebi
Dibandingkan pedang kedua berwarna hijau, pedang ketiga milik Hasta dua kali lipat lebih kuat. Disertai dengan naga api, pedang itu meluncur dengan kekuatan yang menghancurkan dunia.Melihat pedang panjang berapi yang meluncur turun, jantung Adam yang energi sudah kacau langsung berdebar dan tiba-tiba merasa berbahaya."Argh!" Adam tiba-tiba berteriak dengan marah. Dengan mempertaruhkan risiko serangan balik, dia kembali memancarkan energi astral yang luar biasa kuat. Bayangan dewa di belakangnya langsung berubah menjadi wujud dengan tiga kepala dan enam lengan. Ini adalah wujud sempurna dari Teknik Empat Dewa yang sudah dikerahkannya dengan seluruh tenaganya, tanpa menahan diri sedikit pun.Adam mengendalikan bayangan dewa untuk menggunakan dua lengannya terlebih dahulu untuk memukul pedang panjang berapi itu dengan keras.Bang!Seiring dengan suara ledakan, pedang panjang berapi itu langsung menembus telapak tangan bayangan dewa dan terus melaju ke arah Adam. Namun, kecepatannya berk
Begitu mendengar pertarungan dimulai, suasana menjadi makin gempar. Sebagian besar mendukung Adam, sebagian besar lagi mendukung Hasta. Keduanya sama-sama genius yang punya reputasi besar. Tentu banyak yang menantikan pertarungan ini.Meskipun urutan Adam di Peringkat Genius lebih rendah, sebagai Ketua Muda Organisasi Mondial, reputasi dan prestisenya justru lebih tinggi daripada Hasta. Adapun siapa yang lebih kuat, semua akan terbukti setelah pertarungan ini berakhir."Hasta, aku sudah lama menunggu hari ini." Mata Adam yang menatap Hasta dipenuhi semangat bertarung. "Banyak orang bilang aku kalah darimu. Aku nggak bisa terima. Hari ini, aku mau bersaing denganmu. Kira-kira lebih hebat pedangmu atau Teknik Pedang Dewaku?""Waktu kamu mengatakan ini, kamu sudah ditakdirkan untuk kalah. Ini karena kamu nggak punya keyakinan untuk mengalahkanku," timpal Hasta dengan tidak acuh."Huh! Nggak usah basa-basi lagi. Hari ini, akan kutunjukkan kehebatan Teknik Empat Dewaku kepadamu!" Tubuh Adam