Joel memasang ekspresi terkejut yang berlebihan. Tidak masalah jika Luther bukan lulusan dari universitas bergengsi, tetapi dia bahkan tidak kuliah. Apa orang seperti itu layak untuk menjadi kekasih Bianca?"Bianca, ada apa ini? Jangan-jangan kamu sengaja mencari pria dengan acak untuk menemanimu, ya?" ujar Quinn dengan jengkel.Bagaimana mungkin seorang dokter dari klinik kecil memenuhi kualifikasi untuk makan di meja yang sama dengan mereka?"Nggak perlu bereaksi seperti itu. Luther ini hebat dalam teknik pengobatan dan seni bela diri. Kelak, kalian bakal tahu sendiri," kata Bianca sambil tersenyum bangga."Bianca, daripada pacaran dengan dokter miskin ini, lebih baik kamu denganku!" ujar Tyson yang duduk di sebelah, setengah bercanda.Sebelumnya, Tyson pernah mengejar Bianca, sayangnya dia ditolak dengan kejam oleh wanita itu. Sekarang, saat melihat Bianca menyukai seorang dokter, Tyson yang merasa dirinya 100 kali lebih baik mulai berniat mengejar Bianca lagi. Bagaimanapun, Keluarg
"Hei, bawa dia!" seru pria paruh baya itu.Mendengar perintah pria itu, kedua pengawal di belakang segera maju untuk menangkap Aquaria."Tunggu!" Pada saat ini, Joel tiba-tiba berdiri dan berkata dengan galak, "Aquaria ini teman sekelasku. Nggak peduli siapa pun kamu, cepat keluar dari sini sekarang! Kalau nggak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar!""Ya! Berani sekali kalian menangkap Aquaria di depan kami!" seru Tyson yang juga terbakar amarah.Aquaria adalah bintang ternama sekaligus ratu hiburan. Penampilannya juga sama memukaunya dengan Bianca. Jika ada kesempatan untuk menjadi pahlawan wanita cantik ini, para pria tentu tidak akan melewatkannya.Pria paruh baya itu memperingatkan dengan dingin, "Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kalian berdua. Sebaiknya kalian nggak usah ikut campur!""Huh! Kami tetap akan ikut campur! Kalau kalian nggak mau mati, cepat keluar dari sini!" ujar Joel."Nggak tahu diri! Seret mereka berdua pergi!" seru pria paruh baya itu dengan berang.
Seandainya tidak ada perlindungan dari senior, Aquaria mungkin sudah lama jatuh ke dalam perangkap.Usai mendengar perkataan itu, Joel merasa agak kesal sehingga memaki, "Bajingan-bajingan ini! Bisa-bisanya mereka memaksamu untuk melakukan hal kotor seperti itu. Sungguh nggak bermoral!"Tyson juga berkata dengan marah, "Hmph! Hanya sebuah perusahaan hiburan kecil, tapi beraninya begitu berlagak. Apa mereka berpikir bisa menguasai segalanya? Aquaria, jangan khawatir. Kami akan menangani masalah ini. Nggak peduli siapa pun bosmu, kami akan membuatnya menyesal!""Benar! Kami pasti akan membalas dendam untukmu!" timpal Joel. Beberapa orang mengiakan dengan semangat, seolah-olah siap untuk bertindak dengan tegas."Terima kasih semuanya," ucap Aquaria yang sangat terharu hingga menangis. Bianca bertanya secara tiba-tiba, "Oh iya, Aquaria, siapa nama bosmu?""Bosku bermarga Lambert, tapi aku nggak tahu namanya," jawab Aquaria. Bianca berkata dengan terkejut, "Bermarga Lambert?"Beberapa orang
Plak! Tamparan dari pria paruh baya itu hampir membuat Joel terjatuh. "Kamu ...," seru Joel yang menggertakkan giginya dengan raut wajah yang tampak sangat suram.Dipermalukan di depan umum seperti itu adalah aib besar. Namun, karena pihak lawan memiliki banyak orang dan dukungan dari Keluarga Lambert, Joel juga tidak berani melawan."Sobat, jadi orang harus bijak dalam bertindak. Kita mungkin akan bertemu lagi di masa depan. Kenapa harus bersikap begitu menekan?" ucap Tyson seraya mengernyit."Berengsek!" maki pria paruh baya itu. Dia sontak meraih sebotol anggur dan langsung menghantam kepala Tyson dengan keras. Dalam sekejap, kepala Tyson terluka dan darah pun mengalir, dengan anggur yang berceceran di sekitar.Melihat adegan ini, Quinn langsung memaki, "Kurang ajar! Apa kamu tahu siapa yang telah kamu pukul? Dia adalah Tuan Muda Keluarga Tudor!""Aku nggak peduli dia berasal dari keluarga mana pun. Kalau berani mengusik Keluarga Lambert, siapa pun harus mati!" Pria paruh baya itu m
Pria paruh baya membentak, "Aku peringatkan kamu, kalau kamu berani bela mereka, aku patahkan kakimu!""Kamu boleh bawa orang lain, tapi nggak boleh bawa dia," ujar Luther yang berdiri di depan Bianca. Ekspresinya tampak acuh tak acuh.Pria paruh baya mencibir, lalu menyahut, "Kalau aku bersikeras mau bawa dia, kamu mau apa?""Aku akan hajar kamu," jawab Luther sembari tersenyum.Pria paruh baya pun murka dan memberi perintah, "Dasar bocah yang nggak tahu diri. Kamu cari mati, ya? Pengawal, hajar dia! Aku yang tanggung jawab kalau dia mati!""Siap!" seru para pengawal yang beraksi setelah mendapatkan perintah. Mereka langsung mengayunkan pisau sambil menatap Luther.Luther menggebrak meja, lalu garpu di meja melambung. Kemudian, Luther mengibaskan tangannya dan garpu-garpu itu langsung memelesat dan menusuk lutut para pengawal. Dalam sekejap, sekelompok pengawal yang tadinya masih bersikap arogan pun tumbang."Ha?" ujar pria paruh baya. Ekspresinya berubah drastis saat melihat kejadian
Luther berucap, "Tenang saja. Aku akan tanggung jawab sendiri dan nggak akan melibatkan kalian berdua. Tapi, kalau kalian takut, kalian boleh pergi dulu dan anggap saja aku nggak lihat apa-apa."Perkataan Luther yang sederhana membuat Joel dan Tyson sangat malu. Terutama ketika melihat tatapan 3 wanita cantik, Joel dan Tyson merasa sangat terhina. Rasanya benar-benar memalukan diremehkan oleh seorang dokter kampungan."Bocah sialan! Kamu pasti celaka! Kalian semua juga pasti celaka!" teriak pria paruh bayu yang segera bangkit dari lantai. Ekspresinya tampak sangat garang."Siapa yang celaka? Coba kamu ulangi lagi," bentak Luther. Setelah itu, dia menampar pria paruh baya lagi."Kamu ...," ucap pria paruh baya. Sebelum menyelesaikan perkataannya, Luther menamparnya lagi.Pria paruh baya itu mendengkus, lalu akhirnya pingsan karena tidak bisa bertahan lagi. Quinn dan beberapa orang lainnya terperangah. Tidak ada yang menyangka ternyata Luther begitu nekat.Jelas-jelas Luther tahu pria it
Quinn berkata dengan terkejut, "Aquaria, kamu bisa selamat kali ini. Kalau Tyson berhasil membujuk Tuan Arnold, aku yakin kamu pasti bisa terbebas dari masalah ini!""Baguslah kalau begitu. Terima kasih, Tyson!" ucap Aquaria dengan senang sambil membungkuk. "Nggak usah sungkan. Kita semua adalah teman. Ini hanya bantuan kecil," timpal Tyson sembari melambaikan tangannya."Sudah, sudah. Karena masalahnya sudah diatasi, ayo kita pergi ke bar," ajak Joel. Dia menelepon supirnya, lalu meminta teman-temannya untuk naik ke mobil.Ketika mesin mobil mereka baru saja menyala, tiba-tiba ada belasan mobil hitam yang mengepung restoran. Setelah pintu mobil dibuka, terlihat ada banyak preman yang memegang tongkat. Mereka menyerbu masuk ke dalam restoran dengan niat membunuh yang dahsyat."Astaga! Orang-orang yang tadi itu bukan utusan Keluarga Lambert, 'kan?" tanya Joel dengan gugup.Untung saja, mereka keluar tepat waktu. Jika terlambat 2 menit saja, mereka tidak akan bisa kabur."Bianca, pacar
Ariana merasa sangat sedih saat melihat sorot mata Luther yang tampak dingin, tetapi dia berpura-pura untuk terlihat tenang."Luther, aku melakukan ini bukan untuk membuatmu berterima kasih padaku. Aku hanya nggak ingin sesuatu terjadi padamu," jelas Ariana."Apa pun yang terjadi padaku, sepertinya nggak ada hubungannya denganmu," timpal Luther dengan ekspresi muram."Aku tahu kamu membenciku, aku juga berhutang sesuatu padamu. Tapi, ke depannya aku akan berusaha untuk menebus semuanya," ucap Ariana."Menebus?" Luther berkata sambil mencibir, "Ariana, aku rasa kamu sudah terlalu tinggi menilai dirimu sendiri. Menurutmu, apa aku akan memedulikan semua ini?""Lalu, apa yang kamu pedulikan? Atau nggak, apa kamu memerlukan bantuan?" tanya Ariana."Maaf, aku nggak membutuhkan apa pun. Aku hanya ingin kamu menjauh dariku," timpal Luther."Apa kamu sebenci itu padaku?" tanya Ariana lagi sambil mengernyit. Hatinya bagaikan ditusuk oleh ribuan jarum, membuatnya merasa sangat sakit."Tentu saja.
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban