"Mereka sudah datang!"Begitu mendengar kata-kata Elsa, tiba-tiba muncul bayangan hitam yang berkelompok di sekitar restoran. Mereka berdiri di atas atap, di persimpangan jalan, di atas lampu jalan, dan bersembunyi di antara pepohonan. Mereka bergerak dengan ringan dan tidak bersuara. Mereka menempati posisi mereka dengan hati-hati dan menghalangi semua pintu keluar masuk.Jika dilihat dari udara, bayangan hitam itu sudah membentuk lingkaran besar dengan tanpa sadar dan mengelilingi Luther dan yang lainnya. Mereka semua adalah pembunuh yang datang setelah melihat suar sinyal itu. Mereka hanya membutuhkan waktu dua menit dari muncul sampai membentuk lingkaran pengepungan, ini menunjukan betapa terlatihnya mereka."Sialan! Ternyata begitu banyak pembunuh yang datang. Sepertinya malam ini akan ada pertempuran sengit," kata Elio sambil perlahan-lahan mengeluarkan pedangnya dan menatap bayangan di sekeliling dengan waspada.Pembunuh yang terlihat sudah ada puluhan orang, entah berapa banyak
Setelah mendengar perintah dari Singa Jantan, puluhan langsung menyerang dengan tanpa ragu-ragu. Mereka berputar dan melompat dengan sangat cepat dan gesit, sehingga sulit untuk ditangkap. Pola gerakan mereka yang tidak teratur itu dirancang khusus untuk menghindari serangan. Setelah pelatihan keras, gerakan ini seolah-olah sudah menjadi naluri mereka."Saudara-saudaraku, ayo serang!" Saat para pembunuh itu bergerak, para ahli yang bersembunyi di sekitar juga mengeluarkan senjata mereka dan maju."Ayo lawan mereka!" teriak Ozias sambil menghunuskan pedang dari kipasnya dan maju.Elsa dan yang lainnya juga mengikuti Ozias dan membentuk formasi serangan sederhana untuk saling mendukung.Serangan mendadak ini sempat membuat para pembunuh itu kacau sebentar, tetapi mereka segera mengendalikan keadaannya. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, lalu menyerang lawan mereka dari depan dan belakang.Pertarungan antara kedua belah pihak segera meledak. Hanya ada dua orang yang tetap diam dan menga
Kekuatan Singa Jantan sudah mencapai tingkat master tahap akhir, setara dengan para ketua sekte besar di Negara Drago. Tebasan pedangnya sangat kuat dan mengerikan hingga membuat orang ketakutan.Dalam sekejap, Ozias dan yang lainnya terkejut. Mereka khawatir Luther akan terbunuh oleh tebasan pedang itu jika Luther tidak bisa menahan serangan Singa Jantan.Swish!Melihat cahaya pedang raksasa mengarah padanya, Luther langsung mengangkat tangannya untuk melayangkan pedangnya ke atas. Sebuah cahaya pedang putih yang tebal segera memelesat dengan cepat dan menghantam cahaya pedang merah itu.Cahaya pedang putih milik Luther hanya sekitar satu meter, sedangkan cahaya pedang merah milik Singa Jantan sepanjang puluhan meter. Pertarungan antara keduanya terlihat tidak seimbang, seolah-olah Luther tidak ada peluang untuk menang. Namun, saat kedua cahaya pedang itu bertabrakan, cahaya pedang putih milik Luther menembus cahaya pedang merah milik Singa Jantan dengan mudah.Boom!Terdengar suara l
Saat ini, Singa Jantan dan pedangnya sudah berubah menjadi tornado pedang yang mengerikan. Baik orang ataupun benda yang dilewati tornado itu semuanya hancur menjadi serpihan dan tidak ada yang tersisa.Kedua belah pihak yang tadinya sedang bertarung terpaksa berhenti dan berlarian ketakutan. Serangan ini tidak membedakan kawan dan musuh. Siapa pun yang terkena serangan itu akan langsung mati, sehingga tidak ada yang berani mendekat.Wosh wosh wosh.Tornado pedang itu berputar dengan makin cepat dan besar mengarah pada Luther dengan kekuatan yang menghancurkan."Eh?" Luther mengernyitkan alis dengan terkejut.Serangan Singa Jantan ini sudah melampaui kekuatan serangan di tingkat kultivasinya. Jika digunakan dalam medan perang, pasti akan menjadi senjata yang mengerikan. Meskipun bertarung satu lawan satu dengan master tingkat kultivasi yang sama, hanya beberapa orang yang mampu menahan serangan ini. Harus diakui, Singa Jantan ini memang hebat."Jurus Tebasan Salib!" Menghadapi tornado
"Roar!" Singa Jantan tiba-tiba mengaum, sehingga suaranya bergema ke segala arah dan memekakkan telinga. Yang paling mengejutkan adalah suara yang keluar dari mulutnya bukan suara manusia, melainkan suara binatang buas.Setelah itu, pemandangan yang mengerikan pun terjadi. Tubuh Singa Jantan tiba-tiba membesar, otot-ototnya menonjol, pakaiannya tersobek menjadi compang-camping, dan sepatunya pecah."Roar!" Singa Jantan kembali mengaum. Keempat kakinya menginjak tanah, punggungnya menonjol, dan mulai tumbuh rambut yang tebal dan keras di permukaan kulitnya. Dalam sekejap, rambut hitam itu pun memenuhi seluruh tubuhnya, sehingga dia terlihat seperti beruang hitam raksasa.Bukan hanya itu, wajah Singa Jantan juga berubah drastis saat rambut hitam itu tumbuh. Bagian bawah matanya mulai menonjol dengan cepat dan giginya juga berubah menjadi tajam. Bahkan kedua tangan dan kakinya juga tumbuh cakar."Roar!" Saat mengaum untuk ketiga kalinya, Singa Jantan sudah sepenuhnya berubah menjadi seeko
Luther merasa dirinya sudah cukup berpengalaman dan juga tahu ada makhluk seperti manusia serigala dan vampir di dunia barat.Namun, Luther tidak pernah melihat sesuatu seperti Singa Jantan yang langsung berubah menjadi monster dan kekuatannya meningkat berkali-kali lipat. Sepertinya, organisasi pembunuh misterius memiliki latar belakang yang sangat kuat. Jika tidak, mereka tidak mungkin mampu melatih begitu banyak ahli."Roar!" Tubuh Singa Jantan yang terpental mundur kembali membesar dan sekarang sudah seukuran gajah besar. Dia dikelilingi asap hitam yang penuh dengan aura membunuh.Boom!Singa Jantan mengentakkan keempat kakinya dan langsung memelesat ke arah Luther. Kecepatannya yang luar biasa itu sangat mengejutkan semua orang."Jurus Tebasan Angin!" Luther mengayunkan pedangnya dengan satu tangan dan melayangkan lima tebasan secara beruntun. Lima cahaya pedang berkumpul dan membentuk jaring besar yang mengarah pada Singa Jantan.Boom!Terdengar suara ledakan yang keras.Singa Ja
Swish swish swish!Tiga Jarum Beku yang tajam dengan aura yang sangat dingin memecah keheningan malam dan memelesat ke tiga titik tubuh Luther yaitu atas, tengah dan bawah."Eh?" Luther mengernyitkan alis dan segera mengangkat pedangnya untuk menangkis. Saat bersentuhan dengan kabut es, pedangnya langsung membeku dan hawa dingin yang kuat pun menjalar ke lengannya dengan cepat. Dalam sekejap, lengannya sudah ditutupi dengan lapisan es."Jarum Beku?" Ekspresi Luther menjadi muram dan segera mengerahkan energi sejati di tubuhnya. Dalam sekejap, kabut es di sekitarnya langsung menyebar dan muncul retakan di lapisan es yang menutupi tangannya. Setelah menggoyangkan badannya, lapisan es di tangannya langsung jatuh dan kondisinya kembali seperti semula.Untungnya, Luther tidak langsung terkena serangan itu. Jika tidak, semua fungsi tubuhnya akan segera rusak begitu Jarum Beku masuk ke tubuhnya. Meskipun kuat, dia juga akan terluka parah. Jika kekuatannya kurang, dia akan langsung mati dan be
"Tinju Macan, 'kan? Aku juga bisa!" kata Luther sambil mendengus. Dia tidak mengeluarkan pedangnya, melainkan mengangkat tinjunya. Dia mengumpulkan energi sejatinya dan menghantam ke harimau emas raksasa di udara."Roar!" Seiring dengan terdengarnya suara mengaum yang memekakkan telinga, seekor harimau putih raksasa memelesat keluar dari tubuh Luther dan menerjang harimau emas dengan ganas.Kedua harimau itu memiliki ukuran tubuh yang sama dan sama-sama terlihat mengerikan. Dalam sekejap, keduanya pun akhirnya bertabrakan dengan keras.Boom!Terdengar ledakan keras, lalu bumi pun bergetar karena energi menyebar ke segala arah. Cahaya putih dan emas berkobar bersamaan dan masing-masing menguasai separuh langit.Gelombang angin yang sangat kuat berpusat pada titik benturan menyebar ke segala arah. Semua tempat yang dilewati pun hancur berkeping-keping. Sisa-sisa dari pertarungan sebelumnya langsung tersapu bersih dan tanah dalam radius ratusan meter menjadi licin.Saat debu dan kabut men
Teriakan pertempuran dan benturan senjata terus menggema di bawah bayangan lampu jalan. Lima sosok bertarung dengan sengit, darah berceceran ke mana-mana. Di sekitar mereka, situasi sudah sangat kacau.Setelah bertarung selama hampir setengah jam, suara pertempuran mulai mereda. Kelima sosok itu satu per satu jatuh ke dalam genangan darah. Di bawah cahaya redup lampu jalan, terlihat tiga pembunuh berbaju hitam telah tewas.Satu orang lehernya patah, satu orang dadanya tertusuk, dan satu lagi mengalami luka parah hingga kehabisan darah.Sementara itu, kondisi Gema dan Loki juga tidak jauh lebih baik. Loki berlumuran darah, tubuhnya dipenuhi luka, dan beberapa cederanya begitu dalam hingga memperlihatkan tulangnya.Gema juga mengalami luka serius. Dada dan perutnya terkena sabetan pedang, lengan kanannya terpotong, membuatnya tampak sangat mengenaskan."Uhuk ... uhuk, uhuk ...." Setelah berhasil menumbangkan pembunuh terakhir, Loki terduduk lemas di tanah, terengah-engah sambil memuntahk
"Gema, dengarkan saranku, situasi di Atlandia sangat rumit. Kamu nggak akan mampu memegang kendali. Lebih baik cepat pergi dari sini!"Melihat Gema terdiam, Loki tidak bisa menahan rasa cemasnya. Bagaimanapun, mereka adalah saudara seperjuangan. Dia tentu tidak ingin Gema mati."Apa yang kamu katakan memang masuk akal. Aku nggak takut mereka bertindak terang-terangan, yang aku takutkan adalah mereka bermain licik di belakang."Setelah ragu sejenak, Gema akhirnya mengangguk. "Loki, antar aku ke hotel. Aku akan berkemas.""Begini baru benar!" Loki menghela napas panjang. "Seperti kata pepatah, selama gunung hijau masih ada, nggak perlu khawatir kehabisan kayu bakar. Selama kita masih hidup, segalanya bisa diatasi.""Terima kasih, Sobat. Nanti kalau ada kesempatan, aku akan mentraktirmu minum," ucap Gema tersenyum. Kalau bukan karena Loki terus membujuknya, dia mungkin masih akan menganggap enteng situasi ini. Kalau sampai terjadi sesuatu, menyesal pun tidak ada gunanya.Setelah kembali k
"Tuan-tuan, aku sudah menghargai kalian dan teh pun sudah habis. Aku masih ada urusan lain, jadi nggak bisa menemani kalian lagi. Aku pamit," kata Gema. Melihat ketiga orang itu tidak menjawab, dia juga tidak banyak berbicara lagi. Setelah memberi hormat, dia langsung bangkit dan pergi.Saat pintu ruangan itu terbuka, ekspresi Loland menjadi muram dan segera meraih pedangnya. Namun, sebelum dia sempat bertindak, Weker menggenggam lengannya dan menggelengkan kepala.Gema sempat berhenti sejenak di ambang pintu karena merasa ada sesuatu yang tidak beres, lalu langsung melangkah pergi.Melihat Gema berjalan keluar dengan selamat, Loki yang kini sedang berjaga di luar pintu akhirnya menghela napas lega.Namun, saat melihat ekspresi ketiga orang yang berada di dalam ruangan itu terlihat muram, Loki kembali merasa gelisah. Kelihatan jelas, pembicaraan mereka tadi tidak berjalan dengan baik. Untung saja tidak terjadi sesuatu, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada pi
Gema kembali mengambil secangkir teh dan meminumnya, "Selera tuan-tuan memang unik. Tapi, aku ini orangnya penakut, nggak tahan ditakut-takuti. Jadi, mohon tuan-tuan kelak jangan bercanda seperti ini lagi."Weker tersenyum dan menganggukkan kepala. "Tentu saja. Ini pertama kalinya kita bertemu, jadi Tuan Loland hanya ingin mencairkan suasana. Kalau ada hal yang nggak berkenan, aku mewakili Tuan Loland minta maaf padamu. Jangan dimasukkan ke hati."Mendengar perkataan itu, ekspresi Gema akhirnya menjadi lebih ramah. Dia sudah berani menghadiri jamuan berbahaya ini, dia tentu saja tidak takut diintimidasi. Jika mereka berbicara baik-baik dengannya, dia tidak keberatan mengungkapkan sedikit informasi.Namun, sikap ketiga orang itu begitu sombong. Begitu membuka mulut, mereka langsung mengintimidasi, memerintah, dan sama sekali tidak menghargainya sama sekali. Hal ini tentu saja membuatnya merasa sangat kesal. Namun, demi menjaga harga dirinya, dia tidak langsung menunjukkan amarahnya."Ng
"Ini .... Ada beberapa hal yang nggak bisa dikatakan, tapi aku yakin kamu pasti mengerti," kata Trisno dengan serius."Aku ini bodoh, jadi nggak tahu apa yang Tuan Trisno maksud. Mohon Tuan Trisno memakluminya," jawab Gema dengan tenang."Kamu!" teriak Trisno yang mulai marah. Melihat sikap Gema saat masuk, dia mengira Gema menyadari situasinya dan pandai membaca keadaan. Namun, dia tidak menyangka Gema malah berpura-pura bodoh, jelas tidak menghargainya."Sudahlah, Trisno. Biar aku saja yang bertanya."Loland mengambil alih pembicaraan dan bertanya dengan terus terang, "Gema, 'kan? Kami nggak akan bertele-tele lagi denganmu. Kami sudah tahu maksud kedatanganmu ke sini, sekarang kami hanya ingin tahu informasi apa saja yang sudah kamu dapatkan.""Informasi tentang apa yang dimaksud Tuan Loland?" tanya Gema lagi.Bang!Loland tiba-tiba memukul meja dan berkata dengan ekspresi muram, "Anak muda, jangan berpura-pura bodoh denganku, kesabaranku ada batasnya. Kalau kamu nggak menjawab denga
Setelah membuat keputusan, Gema tidak ragu-ragu lagi. Dia segera meminta sopirnya untuk berbalik arah dan langsung menuju lokasi pertemuan.Tempat pertemuan berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari istana. Perjalanan kembali hanya memakan waktu sekitar 10 menit.Saat Gema dan Loki melangkah masuk ke restoran, mereka langsung menyadari bahwa tempat itu kosong. Selain beberapa pegawai penyambut tamu, tidak ada satu pun pelanggan.Jelas sekali, restoran ini telah dikosongkan."Silakan, Jenderal Loland sudah menunggu di lantai atas."Begitu memasuki ruangan, pemilik restoran sendiri yang menyambut mereka dan mengantar Gema serta Loki ke ruang privat di lantai dua.Saat ini, di dalam ruangan, Loland, Weker, serta Trisno sedang menikmati teh dengan santai.Mereka bertiga mengobrol dengan akrab dan penuh semangat. Namun, begitu Gema dan Loki memasuki ruangan, mereka segera menghentikan pembicaraan dan mengalihkan perhatian mereka kepada Gema.Ketiganya sangat penasaran, siapa sebenarnya
"Apa? Siapa itu?" tanya Trisno segera."Jangan-jangan wakil jenderal yang masuk saat siang tadi?"Loland mengerutkan alisnya. "Aku sudah menyelidiki orang itu. Nggak punya latar belakang, nggak punya dukungan, cuma orang biasa. Jadi, nggak ada yang perlu dikhawatirkan.""Bukan dia, tapi ada hubungannya dengannya." Weker tiba-tiba merendahkan suara. "Masih ingat apa yang dikatakan Pangeran Huston siang tadi? Saat memanggil wakil jenderal itu, Pangeran Huston secara khusus menyebut Keluarga Paliama.""Keluarga Paliama?" Trisno menunjukkan ekspresi terkejut. "Maksudmu Keluarga Paliama dari Midyar sudah bertemu dengan Raja?""Itu belum. Tapi menurut informasiku, seseorang bernama Gema mengobrol dengan Pangeran Huston selama 4 jam hari ini. Mereka berbincang dan tertawa seperti sahabat. Bahkan, Pangeran Huston secara khusus mengundangnya untuk makan malam di istana."Wajah Weker sedikit muram. "Semuanya, coba pikirkan baik-baik. Pada saat genting seperti ini, Keluarga Paliama mengirim seseo
Setelah berbicara sejenak di aula pertemuan, Huston mengundang Gema untuk mulai berkeliling di Kediaman Raja Atlandia. Kediaman itu sangat luas dan memiliki berbagai fasilitas, orang yang tidak mengenal tempat itu akan sangat mudah tersesat.Gema yang merasa dirinya sudah melihat banyak hal pun tetap merasa sangat terkejut saat diajak untuk melihat keadaan Kediaman Raja Atlandia yang sebenarnya. Berbeda dengan kemewahan dari rumah orang kaya baru, kediaman ini bisa dibilang mewah dan berwibawa. Setiap sudut yang terlihat memancarkan aura yang sangat kuat.Yang membuat Gema paling terkesan adalah ada aula pahlawan dengan sembilan lantai di dalam kediaman itu dan terlihat seperti sebuah pagoda kuno dari luar. Isi di dalamnya adalah makam simbolis untuk puluhan ribu para pahlawan yang gugur di medan perang dan memenuhi seluruh ruangan.Para pahlawan itu memiliki batu peringatan dengan catatan jelas kehidupan mereka agar generasi berikutnya bisa mengenangnya. Keluarga Paliama juga memiliki
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota