Dilihat dari ekspresi mereka, orang-orang dari Sekte Drakonas masih merasa tidak puas."Anak muda, bagaimana menurutmu?" kata Wayan yang menoleh dan menatap Luther kembali. Dia berusaha melawan pendapat banyak orang untuk menawarkan posisi wakil ketua, ini menunjukkan dia sangat menghargai Luther."Nggak peduli apa pun itu, aku nggak tertarik menjadi wakil ketua. Apalagi terlibat dengan Sekte Drakonas," tolak Luther secara langsung. Dia bahkan tidak tertarik menjadi raja Atlandia, apalagi hanya wakil ketua sekte."Oh?"Senyuman di wajah Wayan memudar dan berkata dengan ambigu, "Anak muda, kesempatan ini nggak akan datang lagi kalau kamu melewatkannya. Kamu yakin akan menolak tawaranku?""Yakin," kata Luther sambil menganggukkan kepala."Kalau begitu, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi," kata Wayan dengan ekspresi yang perlahan-lahan dingin. Usahanya untuk merekrut Luther malah ditolak begitu saja, ini jelas membuatnya malu."Huh! Benar-benar nggak tahu diri! Ketua merekrutmu karena
Melihat Tukul yang tergantung di dinding dengan kondisi yang tidak pasti dan Ega yang terluka parah hingga memuntahkan darah, semua orang bengong di tempat. Terutama para ahli dari Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken yang tercengang dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Para ahli itu tahu jelas kekuatan Tukul dan Ega. Meskipun keduanya bukan ahli tingkat master, kekuatan mereka tidak ada bedanya dengan ahli tingkat master. Pengalaman dan pelatihan selama bertahun-tahun membuat keduanya memiliki keunggulan yang luar biasa. Meskipun harus melawan ahli tingkat master yang biasa, mereka tetap memiliki peluang untuk menang.Setelah bekerja sama, kekuatan keduanya meningkat pesat. Mereka juga pernah mengalahkan seorang ahli tingkat master bersama-sama. Menurut para ahli itu, meskipun keduanya tidak bisa menang mutlak, setidaknya keduanya bisa memberikan perlawanan yang seimbang pada Luther.Namun, hanya dalam satu gerakan saja, keduanya sudah tergeletak di tanah. Yang satu terluka par
Ada orang yang bersedia membantunya, Wayan tentu saja merasa senang. Namun, kekuatan yang tadi ditunjukkan Luther bukan kekuatan seorang ahli tingkat master tahap awal, melainkan tingkat master tahap menengah."Kak Wayan, tenang saja. Anak ini memang hebat, tapi aku juga nggak lemah. Di seluruh wilayah barat daya ini, hanya kamu yang bisa mengalahkanku, yang lainnya tidak perlu diungkit," kata Arsen dengan penuh percaya diri.Wayan adalah ahli terkuat di barat daya ini. Arsen sudah melawan Wayan selama tiga kali dan tetap kalah, sehingga dia meremehkan siapa pun selain Wayan. Meskipun Luther sangat berbakat dan kuat, Luther masih terlalu muda menurutnya.Sementara itu, Arsen sudah mengasah kemampuannya selama puluhan tahun dan posisinya sebagai master stabil. Tidak mungkin seorang pemuda seperti Luther bisa menggoyahkan posisinya."Baiklah. Kalau kamu begitu bersemangat, aku akan membiarkanmu bermain-main dengan anak ini," kata Wayan sambil menganggukkan kepala, lalu tidak banyak berbi
"Hah?" Perubahan yang mendadak itu membuat semua orang kembali terkejut, Semuanya terjadi dengan begitu cepat, sehingga mereka tidak sempat bereaksi. Dari Luther melayangkan serangan hingga Arsen terluka parah dan kalah, semuanya terjadi dalam sekejap saja.Bagi sebagian besar para ahli, mereka hanya melihat kilatan cahaya sejenak di depan mereka dan ketua Sekte Ligiken sudah dipukul hingga tergantung di dinding. Semua proses itu benar-benar terjadi begitu tiba-tiba."Bagaimana ... mungkin?" Melihat Arsen yang sekarat, Khair langsung tertegun, matanya membelalak, dan ekspresi tidak percaya apa yang dilihatnya. Dia tidak menyangka gurunya akan kalah, apalagi dengan cara yang begitu tragis.Perlu diketahui, guru Khair adalah salah satu dari lima ahli utama di wilayah barat daya dan ahli tingkat master. Di seluruh barat daya ini, hanya Wayan, ketua Sekte Drakonas saja yang mampu menandinginya.Menurut Khair, gurunya harusnya bisa menang dengan mudah dalam pertarungan hari ini, tetapi hasi
Jika hal ini tersebar, bukankah orang-orang akan heboh?Jennie bersorak kegirangan. Seluruh matanya berbinar-binar. Dia memuji, "Bagus! Bagus sekali!"Berparas tampan, berprestasi meskipun masih muda, sangat kuat. Masa depan Luther tak terbatas. Tidak ada pria lain seunggul Luther di dunia ini. Jennie tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Dia tidak keberatan meskipun harus membatalkan pernikahan dengan Omri."Sial! Dia lagi-lagi menyombongkan diri!" gumam Toro dengan ekspresi masam. Tatapannya penuh kewaspadaan.Makin melihat kehebatan Luther, harapan Toro untuk membalas dendam menjadi makin kecil. Kini, Toro bahkan tidak berniat melawan Luther lagi. Dia hanya berharap Luther tidak mencari masalah dengannya."Sudah kubilang kalian boleh menyerangku 3 kali terlebih dahulu, tapi kalian malah nggak bisa menahan satu pun seranganku. Sepertinya Ketua Sekte Ligiken biasa-biasa saja," ejek Luther dengan nada datar.Begitu ucapan ini dilontarkan, para ahli bela diri Sekte Ligiken merasa malu.
"Turuti perkataan Tuan Wayan, lalu kita pergi dari sini," perintah Misandari. Orang-orang segera menyibukkan diri.Menurut kesepakatan, Wayan seharusnya mendapat 50% dari bagian harta karun. Namun, faktanya ada yang diam-diam menyembunyikan sebagian. Wayan tahu, tetapi hanya bisa berpura-pura bodoh.Kemampuan Luther telah menakuti semua orang. Tidak ada yang berani mengambil risiko ataupun memperburuk situasi. Jika seperti itu, mereka yang akan buntung.Lagi pula, masih ada banyak kelompok di istana ini. Jika kedua belah pihak terluka parah, kelompok lain yang akan untung.Dengan begitu, rombongan Misandari berjalan keluar dari kastil dengan membawa hasil berlimpah. Ahli bela diri Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken hanya bisa menatap dengan penuh waspada, tetapi tidak ada yang berani mengambil tindakan. Hanya Wayan yang pantas menjadi tandingan Luther."Aku nggak nyangka kita akan keluar semudah itu, bahkan membawa begitu banyak harta karun. Ini benar-benar keberuntungan kita," ucap Omri
Kebetulan, Kiral yang merupakan pelayan Misandari membawa sejumlah besar suplemen. Setelah beristirahat sejenak, mereka kembali melanjutkan perjalanan.Setelah perjalanan 3 hari, mereka akhirnya keluar dari Gurun Maut pada sore hari ketiga dan kembali ke desa.Selama 3 hari ini, mereka melewati hari-hari mereka dengan penuh waspada sehingga tidak tidur. Mereka khawatir ada bahaya yang terjadi. Begitu tiba di desa, semua orang pun menghela napas lega."Sudah sore. Kita istirahat di desa malam ini. Kalau ada yang punya urusan mendesak, kalian boleh pergi duluan. Aku pamit dulu," ucap Misandari di depan pintu masuk desa. Kemudian, dia membawa tim pengawalnya ke penginapan.Misi sudah berakhir sehingga sudah waktunya tim mereka dibubarkan. Mereka sama-sama untung karena mendapat harta karun. Kelak, mereka tidak akan saling mengganggu."Kak, ada yang ingin kubicarakan. Apa kamu punya waktu sebentar?" Ketika Luther hendak pergi, Jennie tiba-tiba memanggilnya. Penampilan wanita itu tampak mal
"Huh! Sok hebat!" maki Toro sambil memandang Luther yang berjalan menjauh. Bagaimana bisa Luther menolak wanita cantik yang berinisiatif melemparkan diri ke pelukannya?Menurut Toro, Luther hanya pria munafik. Tentunya, Toro tidak berani bersikap lancang karena kesenjangan kekuatannya dengan Luther sangat besar. Pada akhirnya, dia membawa para anggotanya pergi.Perjalanan Gurun Maut kali ini membuat timnya mengalami kerugian besar. Untungnya, mereka mendapat banyak harta karun. Asalkan dijual, mereka bisa hidup bergelimang harta."Kak, sepertinya kamu salah target. Kak Luther sama sekali nggak tertarik padamu," ejek murid Sekte Gauta.Jennie memang cantik, tetapi kepribadiannya terlalu buruk. Kalau berpacaran dengan wanita seperti ini, mereka bisa dikhianati kapan saja."Huh!" Senyuman Jennie seketika menghilang. Ekspresinya menjadi sangat dingin. Para pria selalu termakan triknya, tetapi Luther malah berbeda. Yang paling membuatnya marah adalah Luther sama sekali tidak peduli padanya.