Misandari memegang mutiara spiritual dengan kedua tangannya dan menatapnya dengan tajam. Dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi gembiranya.Dalam pandangan Misandari, ular putih kecil itu sedang berenang di dalam mutiara itu. Jika diperhatikan dengan cermat, dia menyadari ular kecil itu memiliki dua tanduk di kepala dan cakar tajam di perutnya. Ini jelas menunjukkan ular kecil itu akan berubah menjadi naga. Justru karena inilah dia yakin ini adalah sumber energi naga."Setelah berusaha keras selama beberapa hari, akhirnya semuanya nggak sia-sia." Melihat Misandari yang begitu gembira, Luther tersenyum lega.Sepertinya, reaksi dari Mutiara Sudama tidak salah, memang ada harta langka yang bersembunyi di sini. Jika tidak ada bantuan dari Mutiara Sudama, mereka mungkin tidak akan pernah menemukan sumber energi naga yang bersembunyi di dalam mutiara spiritual ini."Nona Misandari, mutiara apa ini? Indah sekali," kata Jennie sambil mendekat dengan tersenyum dan ekspresi penasaran.Jennie tid
Omri berpikir bisa mendapatkan sesuatu secara gratis, mereka sudah seharusnya senang. Jika masih memiliki keinginan lain, berarti tidak tahu diri."Aku berharap memang begitu," kata Misandari dengan ekspresi tenang. Ketamakan Jennie sudah membuatnya merasa sangat tidak senang. Ada orang yang makin keterlaluan jika kamu makin mengalah."Sudahlah. Kalau Nona Misandari nggak bersedia, aku juga nggak akan memaksa"Setelah menatap Misandari dengan tatapan ambigu, Jennie mengalihkan pandangannya ke cairan spiritual yang dikendalikan Luther dan berkata, "Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, aku akan mendapat setengah dari harta-harta di sini. Termasuk cairan spiritual ini, aku juga ingin setengah."Mendengar perkataan itu, Toro dan yang lainnya tidak puas dan membantah, "Hei! Apa kamu nggak terlalu serakah? Kamu hanya ikut dari belakang saja, nggak berbuat apa-apa dan menanggung risiko apa pun. Apa hakmu langsung meminta setengahnya?"Mina juga ikut menambahkan, "Benar sekali! Kalau Nona Mis
"Kalian nggak perlu bertengkar lagi, kalian nggak akan bisa membawa keluar satu pun harta dari sini lagi!" Seiring suara tawa dingin, banyak ahli bela diri yang tiba-tiba menyerbu masuk dari luar dan segera menutupi jalan keluarnya.Ahli-ahli itu adalah para elite dari Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken. Di antara mereka, ada beberapa wajah yang sudah tidak asing lagi dan yang paling mencolok adalah Gino dan Khair.Yang terpenting adalah bukan hanya jumlah dari kedua sekte itu menjadi berlipat ganda, bahkan ada banyak ahli di dalamnya. Hampir semua penanggung jawab, pelindung, dan tetua sekte yang bisa datang telah berkumpul di sana. Bisa dibilang, lebih dari 80% ahli dari Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken telah berkumpul di sana."Nona Misandari, kita bertemu lagi," kata Khair sambil tersenyum dingin dan tatapan yang serakah.Setelah masuk ke istana, mereka sudah melihat tumpukan harta di lantai. Terutama harta berharga di ruangan makam dan kolam yang dipenuhi cairan spiritual. Bagi mere
Seorang pria tua berpakaian hijau dari kubu Sekte Drakonas mendengus. Orang ini bernama Tukul, seorang tetua dari Sekte Drakonas yang sudah mencapai tingkat semi-master. Dengan pengalaman dan kekuatan tempurnya, dia bahkan sanggup menghadapi seorang ahli tingkat master yang sebenarnya."Apa yang dikatakan Tetua Tukul memang benar, kalian sama sekali nggak layak bernegosiasi dengan kami," kata Gino dengan dingin. Sekarang mereka bertekad untuk mendapatkan harta itu, bagaimana mungkin mereka akan berbagi harta itu dengan yang lainnya."Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken memang hebat, tapi kami juga nggak lemah. Kalau benar-benar harus bertarung, siapa yang akan menang masih belum pasti," kata Misandari dengan dingin. Dia tidak ingin memulai pertarungan, tetapi dia juga tidak akan segan jika lawannya terus mendesak."Huh! Benar-benar nggak tahu diri! Kalian ini hanya sekumpulan pecundang, mana mungkin sebanding dengan kami," kata Tukul dengan sangat meremehkan. Sekelompok anak kecil pun ber
"Bahkan ketua Sekte Drakonas, Wayan, pun sudah datang. Sepertinya hari ini kita memang ditakdirkan untuk pulang dengan tangan kosong.""Haeh .... Semua ini benar-benar takdir.""Awalnya aku pikir kita bisa keluar dari sana dengan bertarung mati-matian, sekarang hanya bisa menyerah saja."Semua orang menggelengkan kepala dan menghela napas panjang. Semua itu wajar karena reputasi Wayan terlalu menakutkan. Dia adalah ahli nomor satu di wilayah barat daya dengan posisi yang tak tergoyahkan. Meskipun Luther adalah master muda, dia tetap tidak sanggup melawan ahli top seperti Wayan. Bagaimanapun juga, ada perbedaan besar juga antara sesama master."Ketua Sekte Drakonas?"Luther mengernyitkan alis. "Oh ... aku ingat sekarang. Ternyata kamu adalah ahli nomor satu di barat daya yang disebut ahli top itu, 'kan?"Dilihat dari aura yang dikeluarkan Wayan, Luther memperkirakan Wayan adalah tingkat master tahap akhir. Dengan kekuatan seperti ini, Wayan memang pantas menjadi penguasa di wilayah ini.
Dilihat dari ekspresi mereka, orang-orang dari Sekte Drakonas masih merasa tidak puas."Anak muda, bagaimana menurutmu?" kata Wayan yang menoleh dan menatap Luther kembali. Dia berusaha melawan pendapat banyak orang untuk menawarkan posisi wakil ketua, ini menunjukkan dia sangat menghargai Luther."Nggak peduli apa pun itu, aku nggak tertarik menjadi wakil ketua. Apalagi terlibat dengan Sekte Drakonas," tolak Luther secara langsung. Dia bahkan tidak tertarik menjadi raja Atlandia, apalagi hanya wakil ketua sekte."Oh?"Senyuman di wajah Wayan memudar dan berkata dengan ambigu, "Anak muda, kesempatan ini nggak akan datang lagi kalau kamu melewatkannya. Kamu yakin akan menolak tawaranku?""Yakin," kata Luther sambil menganggukkan kepala."Kalau begitu, nggak ada yang perlu dibicarakan lagi," kata Wayan dengan ekspresi yang perlahan-lahan dingin. Usahanya untuk merekrut Luther malah ditolak begitu saja, ini jelas membuatnya malu."Huh! Benar-benar nggak tahu diri! Ketua merekrutmu karena
Melihat Tukul yang tergantung di dinding dengan kondisi yang tidak pasti dan Ega yang terluka parah hingga memuntahkan darah, semua orang bengong di tempat. Terutama para ahli dari Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken yang tercengang dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Para ahli itu tahu jelas kekuatan Tukul dan Ega. Meskipun keduanya bukan ahli tingkat master, kekuatan mereka tidak ada bedanya dengan ahli tingkat master. Pengalaman dan pelatihan selama bertahun-tahun membuat keduanya memiliki keunggulan yang luar biasa. Meskipun harus melawan ahli tingkat master yang biasa, mereka tetap memiliki peluang untuk menang.Setelah bekerja sama, kekuatan keduanya meningkat pesat. Mereka juga pernah mengalahkan seorang ahli tingkat master bersama-sama. Menurut para ahli itu, meskipun keduanya tidak bisa menang mutlak, setidaknya keduanya bisa memberikan perlawanan yang seimbang pada Luther.Namun, hanya dalam satu gerakan saja, keduanya sudah tergeletak di tanah. Yang satu terluka par
Ada orang yang bersedia membantunya, Wayan tentu saja merasa senang. Namun, kekuatan yang tadi ditunjukkan Luther bukan kekuatan seorang ahli tingkat master tahap awal, melainkan tingkat master tahap menengah."Kak Wayan, tenang saja. Anak ini memang hebat, tapi aku juga nggak lemah. Di seluruh wilayah barat daya ini, hanya kamu yang bisa mengalahkanku, yang lainnya tidak perlu diungkit," kata Arsen dengan penuh percaya diri.Wayan adalah ahli terkuat di barat daya ini. Arsen sudah melawan Wayan selama tiga kali dan tetap kalah, sehingga dia meremehkan siapa pun selain Wayan. Meskipun Luther sangat berbakat dan kuat, Luther masih terlalu muda menurutnya.Sementara itu, Arsen sudah mengasah kemampuannya selama puluhan tahun dan posisinya sebagai master stabil. Tidak mungkin seorang pemuda seperti Luther bisa menggoyahkan posisinya."Baiklah. Kalau kamu begitu bersemangat, aku akan membiarkanmu bermain-main dengan anak ini," kata Wayan sambil menganggukkan kepala, lalu tidak banyak berbi