Sebagian besar yang ada di tempat ini adalah pesilat tingkat sejati. Namun, ada juga beberapa master yang bersembunyi di antara kerumunan. Ditambah lagi dengan Roman dan pasukan elite Pengawal Arktika, formasi penyergapan ini memang tidak main-main."Gerald, kamu kira cuma ini? Jangan begitu naif." Roman terkekeh-kekeh sambil menggeleng dan meneruskan, "Demi berjaga-jaga, aku sudah membuat persiapan matang. Yang kamu lihat ini baru pasukan garda depan, masih ada banyak ahli bela diri di belakang. Sehebat apa pun kamu, aku yakin kamu nggak bakal selamat hari ini!"Menurut Roman, semua orang ini sudah cukup untuk membunuh Luther. Satu-satunya hal yang ditakutkan oleh Roman adalah Luther mengirim pasukan bantuan. Itu sebabnya, dia membuat persiapan sematang ini."Roman, apa mungkin Keluarga Luandi juga antek Paviliun Lingga?" tanya Luther."Menjadi bawahan Paviliun Lingga adalah kehormatan bagiku. Sebenarnya kamu bisa berpura-pura mati dan hidup seperti orang biasa, tapi kamu malah mencar
"Kalau kamu mau cari mati, silakan coba saja," kata Luther dengan tanpa ekspresi dan tatapan yang dingin."Huh! Dasar nggak tahu diri. Hari ini aku akan membuatmu merasakan kehebatan Empat Tinju Ilahi," teriak Wuslan dengan marah. Namun saat dia hendak bertindak, tiba-tiba terdengar suara lain lagi."Tunggu sebentar!"Di dalam Sekte Halilintar, seorang pria tua berambut putih yang mengenakan pakaian mewah dan memiliki aura ilahi melangkah maju dua langkah dan berkata dengan lantang, "Pak Wuslan, kemampuanmu memang bagus, tapi kamu masih bukan saingan Gerald. Air di sini sangat dalam, kamu nggak bisa mengendalikannya. Biar aku saja yang mengurusnya."Membunuh Gerald adalah perintah rahasia dari Paviliun Lingga. Siapa pun yang bisa berhasil menjalankan misi itu akan mendapat hadiah besar. Kesempatan langka seperti ini tidak boleh dilewatkan begitu saja.Wuslan mengernyitkan alis dan berkata dengan kesal, "Pak Cahyo, apa kata-katamu ini nggak meremehkanku? Sekte Empat Simbol kami sudah me
"Apa yang terjadi? Di mana Pak Wuslan? Kenapa tiba-tiba menghilang?""Aneh. Tadi dia masih ada di sini, dalam sekejap mata langsung nggak ada.""Apa dia melarikan diri? Mungkinkah Pak Wuslan punya kemampuan khusus?"Semua orang melihat sekeliling dan saling berbicara, sama sekali tidak menyadari betapa berbahaya situasinya. Mereka hanya merasa aneh, bagaimana mungkin Wuslan yang tadi masih terlihat begitu gagah malah tiba-tiba menghilang?"Di mana Pak Wuslan? Ke mana Pak Wuslan pergi?""Guru! Guru!"Para murid dan tetua dari Sekte Empat Simbol mulai mencari-cari. Namun, tidak peduli seberapa keras mereka memanggil, tetap tidak ada jawaban.Di antara berbagai sekte, hanya ada beberapa orang yang menyadari kebenarannya."Nggak perlu cari lagi, guru kalian sudah mati," kata Cahyo dengan nada muram. Orang lain mungkin tidak tahu, tetapi dia yang merupakan seorang master bisa melihatnya dengan sangat jelas. Setelah kedua tinju tadi bertabrakan, tubuh Wuslan menggembung dan langsung meledak
Serangan jarum beracun dan pisau terbang yang terus-menerus menghujani Luther. Dalam sekejap, Luther menjadi target semua orang."Susun formasi!" Saat sudah hampir dekat dengan Luther, Cahyo tiba-tiba berteriak. Beberapa ahli dari Sekte Halilintar segera menyebar dan mengepung Luther. Entah sejak kapan, ada selembar jimat emas di tangan mereka masing-masing."Pedang emas, serang!" Setelah memberi perintah itu, Cahyo langsung melempar jimat emas di tangan mereka. Para ahli Sekte Halilintar juga segera melakukan hal yang sama. Lima lembar jimat emas pun menyerang Luther dari berbagai arah.Setelah itu, pemandangan yang aneh pun terjadi. Jimat yang awalnya terlihat ringan tiba-tiba bersinar terang dan langsung berubah menjadi lima pedang emas raksasa yang menyerang dengan ganas setelah dilempar dari tangan para ahli dari Sekte Halilintar. Pedang emas ini bisa memotong besi dengan mudah dan memancarkan aura dingin penuh dengan kekuatan membunuh yang mengerikan. Bahkan seorang master pun ti
Melihat lima pedang api raksasa yang turun dari langit, Luther tetap tidak menghindar. Dia hanya perlahan-lahan mengangkat tangannya dan menepuk ke atas."Duar!" Sebuah gelombang energi yang kuat menyembur dari telapak tangannya dan segera menelan pedang api raksasa itu."Bum bum bum!" Terdengar suara ledakan dari lima pedang api raksasa itu seolah-olah meledak secara bersamaan dan berubah menjadi kembang api yang berhambur ke segala arah."Apa? Kenapa bisa seperti ini?" kata Cahyo dengan terkejut.Para ahli dari Sekte Halilintar pun saling memandang dengan ekspresi kaget. Daya ledak dan rusak dari pedang api jauh melebihi pedang emas dan serangan tadi juga menggunakan seluruh tenaga mereka tanpa ragu-ragu. Menurut perkiraan mereka, Gerald juga pasti akan terluka parah meskipun bisa menahan serangan ini. Namun hasilnya, bukan hanya tidak terluka, Gerald bisa menghancurkan serangan mereka dengan mudah dan hanya menggunakan satu gerakan saja."Terus ubah formasi!" Meskipun terkejut, Cahy
Sebelumnya, para murid dari Sekte Kosmos masih merasa tidak puas, tetapi mereka akhirnya memahami perbedaan kedua sekte ini setelah melihat teknik dari para ahli Sekte Halilintar yang tak terduga tadi. Harus diakui, kekuatan Sekte Halilintar memang sesuai dengan reputasinya."Pak Cahyo, Formasi Lima Arah Kematian dari Sekte Halilintar ini benar-benar membuka mataku. Sepertinya tanpa bantuan dari kami, kalian pun sudah bisa membunuh Gerald," kata Martina yang mendekat sambil tersenyum dan memberi hormat pada Cahyo. Awalnya, dia masih berpikir untuk merebut reputasi, tetapi dia mengurungkan niatnya yang tidak realistis itu setelah melihat pemimpin Sekte Empat Simbol terbunuh.Cahyo meletakkan kedua tangan di punggungnya dan berkata sambil mengangkat kepalanya, "Gerald memang sangat hebat. Kalau nggak menggunakan Formasi Lima Arah Kematian, kami benar-benar nggak bisa menandinginya. Tentu saja, dia juga bisa bangga bisa mati di bawah Formasi Lima Arah Kematian."Pedang emas dan pedang api
"Bum bum bum bum ...." Terdengar suara ledakan yang beruntun.Kekuatan guntur yang kuat langsung tertelan, pisau angin satu per satu hancur, dan hujan es langsung mencair saat menghadapi bayangan telapak tangan raksasa Luther. Semua serangan dari Sekte Halilintar langsung hancur. Bahkan senjata rahasia dari Sekte Kosmos pun terpental dan berdenting saat jatuh ke tanah."Apa?" Melihat serangan Formasi Lima Arah Kematian tidak berguna, Cahyo langsung bengong. Kedua kakinya yang lemas langsung terjatuh duduk di tanah dan ekspresinya terlihat ketakutan.Para ahli dari Sekte Halilintar pun gemetar dan wajah mereka pucat pasi. Serangan intens tadi sudah menguras seluruh kekuatan mereka, sekarang mereka sudah tak bertenaga dan sama sekali tidak bisa melawan lagi. Mereka hanya bisa menunggu mati terbunuh saja."Cepat! Cepat lari!" teriak Martina dan langsung melarikan diri. Saat ini, dia bisa merasakan situasinya sangat berbahaya. Jika terkena serangan bayangan telapak tangan Luther, mungkin m
Senjata milik Roman adalah sebuah pedang yang bernama Pedang Iblis dan merupakan salah satu dari tiga pedang terkenal di dunia. Pedang ini bukan hanya bisa meningkatkan daya serang, juga memiliki dua jenis elemen yaitu dingin yang menyengat dan api yang membara. Setiap elemen ini memiliki daya hancur yang luar biasa. Makin kuat penggunanya, makin besar kekuatan yang dikeluarkannya."Klang!"Saat Roman melangkah maju, Pedang Iblis sudah keluar dari sarungnya dan sebuah gelombang api yang panas langsung menyelimuti seluruh pedangnya. Api itu bergemuruh dan membakar semua tanaman di sekitarnya hingga hangus."Ombak Api Pertama!" Roman menggerakkan pergelangan tangannya, lalu mengayunkan pedangnya yang berapi ke arah kepala Luther."Boom!" Terdengar suara ledakan.Pedang api itu tiba-tiba membesar dan membentuk sebuah cahaya pedang yang sangat besar. Cahaya pedang itu memiliki panjang sekitar sepuluh meter serta lebar tiga meter, diselimuti api yang berkobar, dan mengeluarkan kekuatan yang
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat