"Charlotte?" Luther tak kuasa tertegun melihat gadis berambut putih yang muncul mendadak itu. Dari ekspresinya, dia tampak sangat terkejut.Gadis ini tidak lain adalah murid Luther satu-satunya, Charlotte. Mereka sudah lama tidak bertemu dan malah bertemu di sini.Jika dibandingkan dengan dulu, perubahan Charlotte tampak cukup besar. Selain makin cantik, aura gadis ini juga menjadi makin misterius. Setiap gerak-geriknya membuat lawan bicaranya merasa tertekan. Jelas, Charlotte yang sekarang bukan lagi yang dulu karena telah membangkitkan garis keturunannya."Paman, gimana? Kamu pasti terkejut, 'kan?" tanya Charlotte sambil tersenyum."Dasar kamu ini. Kenapa nggak pernah menghubungiku untuk memberi kabar?" balas Luther sambil pura-pura memasang ekspresi jengkel. Kemudian, dia mengetuk kepala Charlotte dengan ringan.Tindakan ini sontak membuat ekspresi para petinggi Sekte Sihir menjadi garang. Mereka seolah-olah ingin melahap Luther hidup-hidup. Berani sekali bocah ini mengetuk kepala W
"Apa? Guru?" Orang-orang terkesiap mendengar jawaban ini, terutama Asira, Caraka, dan Yudas. Mereka tidak menduga bahwa Luther dan Charlotte memiliki hubungan seperti itu. Guru dari Wanita Suci Sekte Sihir. Jika identitas seperti ini tersebar, bukankah dunia akan gempar?"Mana mungkin? Dia nggak mungkin punya hubungan dengan Wanita Suci Sekte Sihir!" seru Yudas dengan mata terbelalak. Entah kenapa, dia merasa semua ini sangat mengerikan. Tubuhnya bahkan mulai gemetaran saking takutnya. Julia jelas-jelas mengatakan Luther hanya orang biasa, bagaimana mungkin dia sehebat itu?"Kalau kamu ingin membunuh guruku, berarti kamu ingin membunuhku," ujar Charlotte sambil maju dengan perlahan. Dia melirik ketiga orang itu dengan dingin, lalu meneruskan, "Kalian tahu hukuman dari mencelakai Wanita Suci Sekte Sihir?""Wanita Suci, tolong ampuni kami!" Caraka adalah orang pertama yang bereaksi. Dia segera bersujud dan memohon ampun."Wanita Suci, aku sudah tahu salah! Tolong maafkan aku untuk kali i
"Paman, kamu saja yang memutuskan harus bagaimana menangani orang ini," kata Charlotte sambil menunjuk Yudas yang berlutut di lantai dengan dagunya dan tatapan yang meremehkan.Pada saat itu, Yudas tiba-tiba tersadar kembali dan berkata dengan panik, "Luther ... jangan bunuh aku. Aku sudah tahu kesalahanku, aku nggak akan mengulanginya lagi. Aku jamin kelak nggak akan melawanmu lagi, tolong ampuni aku."Luther mendengus. "Ampuni kamu? Kalian terus-menerus berusaha mencelakaiku dengan berbagai trik yang kejam. Sekarang kamu masih berani memohonku untuk mengampunimu? Menurutmu, mungkinkah?"Yudas berlutut di lantai dan langsung merangkak ke hadapan Luther, lalu memegang ujung celananya dan berkata sambil menangis, "Kak Luther! Tuan Luther! Semua ini nggak ada hubungannya denganku, aku nggak pernah berniat untuk mencelakaimu. Semua ini adalah ide Julia si wanita gila itu, aku hanya mengikuti perintah saja. Tolong Tuan maafkan aku dan lepaskan aku ya?"Luther menyipitkan mata. "Julia? Coba
"Oh? Sampai butuh ahli sebanyak itu dari Sekte Sihir yang turun tangan? Sepertinya bisnis ini nggak mudah," kata Luther dengan terkejut.Ada beberapa pesilat ulung tingkat master di belakang Charlotte, yang lainnya adalah ahli bela diri tingkat semi-master ataupun tingkat sejati tahap sempurna. Tim sekuat ini sangat langka dan cukup untuk menandingi Empat Keluarga Kerajaan."Memang nggak mudah karena orang yang memberikan bisnis ini adalah ...."Charlotte baru saja hendak melanjutkan perkataannya, tiba-tiba muncul seseorang di belakangnya yang menyela, "Wanita Suci, ini adalah rahasia penting Sekte Sihir, nggak boleh beri tahu orang luar!""Eh?"Charlotte langsung menoleh untuk menatapnya hingga orang tua itu terkejut dan merinding. "Aku katakan sekali lagi. Dia adalah guruku, bukan orang luar. Sebaiknya kamu perhatikan kata-katamu.""Hamba mohon maaf." Orang tua itu segera menundukkan kepala dengan ketakutan.Luther menggelengkan kepala. "Charlotte, sudahlah. Kalau ini adalah rahasia,
"Hah?" Melihat Yudas yang begitu emosional, ekspresi Lemar terlihat bingung. Apakah anak ini sudah gegar otak? Omong kosong apa ini?"Ayah, jangan diam saja, cepat sampaikan perintah ini. Kalau nggak, Keluarga Suratman akan dalam bahaya besar!" kata Yudas dengan sangat cemas. Dia ingat dengan jelas semua perkataan Luther semalam. Meskipun berhasil lolos, bukan berarti dia sudah benar-benar aman. Jika dia masih bersekutu dengan Keluarga Ghanim, mereka hanya akan berakhir mati.Perlu diketahui, Luther bukan hanya seorang ahli bela diri tingkat master, tetapi juga guru dari wanita suci Sekte Sihir. Hanya dengan satu kata dari Luther, Keluarga Suratman akan musnah. Jangankan keluarga bangsawan, mungkin Empat Keluarga Kerajaan pun akan tunduk di hadapan sekte kejahatan terbaik di dunia."Dokter, bukankah kamu bilang putraku baik-baik saja? Kenapa dia bicara omong kosong seperti ini begitu bangun?" tanya Lemar sambil menoleh ke arah dokter.Mendengar pertanyaan itu, dokter itu terdiam.Yudas
Yudas tidak peduli lagi dan langsung berterus terang."Kak Yudas, aku tahu kamu kesulitan, tapi seorang pria sejati agak kesulitan sedikit nggak masalah, 'kan? Apa kamu tega gadis lemah sepertiku ini menghadapinya sendiri?" Julia cemberut karena tidak puas dengan sikap pria di depannya ini."Sudahlah, aku malas memperdebatkan masa lalu denganmu lagi. Mulai sekarang, kamu jangan datang mencariku lagi. Mengenai pernikahan kita, aku umumkan akan batal sekarang juga!" kata Yudas dengan ekspresi dingin.Mata Julia membelalak karena tidak percaya apa yang didengarnya. "Pernikahan dibatalkan? Kak Yudas, omong kosong apa ini?""Nggak mengerti ya? Aku katakan sekali lagi, aku ingin membatalkan pernikahan kita!" kata Yudas dengan kuat."Membatalkan pernikahan?" Julia benar-benar bingung. Dia tidak menyangka pria di depannya ini akan mengatakan kata-kata seperti ini. Sebelumnya, pria ini selalu patuh dengannya dan berusaha menyenangkan hatinya, kenapa tiba-tiba berubah drastis hanya dalam semalam
Di ruang rapat Keluarga Ghanim. Begitu pulang ke rumah, Julia langsung menceritakan semua penderitaan yang dialaminya di rumah sakit kepada orang tuanya."Ayah, Ibu, Yudas benar-benar sangat menyebalkan! Bukan hanya ingin membatalkan pernikahan, dia juga ingin putus hubungan dengan Keluarga Ghanim. Aku hanya tanya beberapa hal saja, dia malah memukulku. Lihat saja wajahku sudah dipukul sampai begini. Aku nggak peduli, kali ini kalian harus membelaku!" kata Julia sambil melampiaskan semua amarah di hatinya, kelihatan jelas dia sangat marah dengan kejadian tadi. Dia adalah putri keluarga bangsawan, tentu saja dia tidak bisa menerima amarah ini karena sekarang dia dipukul orang dan juga pernikahannya dibatalkan.Giotto menggenggam tangan Julia dan berkata dengan heran, "Julia, kamu tenang dulu. Sikap Yudas biasanya dewasa dan stabil, bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal seperti ini? Kalian berdua sedang bertengkar ya?"Julia cemberut. "Aku nggak tahu. Aku dengar semalam dia terluka, j
Flanna menganggukkan kepala. "Julia, kamu pergi mengaturnya, aku akan bertemu dengan nyonya besar Keluarga Fabiano untuk mencari tahu situasi mereka.""Nggak masalah!" jawab Julia dengan cepat."Tunggu sebentar .... Bagaimana dengan Luther? Apa kita masih perlu menghabisinya?" tanya Giotto secara tiba-tiba.Julia mendengus. "Tentu saja! Orang ini sudah memanfaatkan kekuasaan orang lain untuk menindas orang, sampai kita dan Keluarga Suratman menjadi musuh. Aku harus membalas perbuatannya ini!""Untuk menghindari kecurigaan, nggak boleh kita sendiri yang turun tangan. Kita harus meminta orang lain yang melakukannya," kata Flanna untuk mengingatkan mereka.Julia menyipitkan mata dan berkata dengan nada dingin, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku punya cara untuk menghadapi pria berengsek ini."....Saat ini, sebuah mobil sedan perlahan-lahan berhenti di depan gerbang Perusahaan Farmasi Chuwardi. Begitu pintu mobil terbuka, Luther dan Charlotte keluar dari mobil itu."