"Hah?"Melihat Barney yang terjatuh dengan wajah mengenai lantai, para tamu di bawah panggung langsung tertegun sejenak dan heran. Tak ada yang menyangka Barney yang tadi masih terlihat begitu gagah dan angkuh, tiba-tiba jatuh dengan begitu tragis.Reputasi Barney memang buruk, tetapi tidak ada seorang pun yang meragukan kekuatannya. Bisa menjadi jenderal tingkat empat dan dijuluki Raja Setan, jelas Barney tidak bisa diremehkan. Dengan kemampuan Barney, melawan sepuluh atau ratusan orang sendirian pun bukan masalah. Namun, seorang jenderal yang tangguh dan terkenal malah terjatuh sampai begitu menyedihkan. Kejadian ini memang sangat memalukan. Citra tangguh dan menakutkan yang biasa ditunjukkannya pun semuanya menghilang."Apa yang terjadi? Kenapa Barney bisa tiba-tiba terjatuh?" Mata Alarik membelalak karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Gerakan kedua orang itu terlalu cepat, sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas."Kecelakaan ... pasti hanya kecelakaan!" Sarisha menari
Luther sudah cukup berbaik hati tidak menyakiti Barney karena dia ingin Barney menyerah. Tak disangka, Barney begitu tidak menghargainya dan tampaknya terus menyerangnya dengan ganas. Sepertinya jika dia tidak memberi Barney sedikit pelajaran, Barney benar-benar tidak menyadari perbedaan mereka. Dengan pemikiran ini, Luther tidak menahan dirinya lagi dan langsung meninju Barney dengan dahsyat."Boom!" Terdengar suara ledakan.Bayangan tinju Barney yang tadi terasa begitu kuat langsung hancur dengan satu pukulan Luther. Gelombang energi dari pukulan itu langsung membuat Barney terbang hingga beberapa meter, lalu terjatuh ke lantai dengan kuat dan tak bisa bangkit lagi."Puft!" Begitu mendarat di lantai, Barney menyemburkan darah dan wajahnya langsung menjadi pucat. Tulang di seluruh tubuhnya terasa sangat sakit seolah-olah telah hancur."Apa?" Melihat adegan itu, seluruh ruangan menjadi gempar. Mata mereka membelalak dan ekspresinya terlihat tidak percaya. Saat Barney menggunakan jurusn
"Hah?" Bahkan Barney yang melancarkan tembakan tadi pun merasa dia hanya mengedipkan mata sekilas. Namun, Luther yang berada di sepuluh meter sudah langsung muncul di hadapannya dengan kecepatan yang menakjubkan."Kamu ... cari mati!" Terdengar suara dengan nada dingin.Ekspresi Barney berubah dan mencoba untuk menembak lagi, tetapi sebelum sempat menarik pelatuknya, Luther sudah meraih pergelangan tangannya dan meremasnya dengan kuat."Krak!" Terdengar suara retakan. Pergelangan tangan Barney langsung patah hingga jari yang memegang pistol pun menjadi lemas."Argh!" Setelah tertegun sejenak, Barney langsung menjerit kesakitan. Namun sebelum jeritannya selesai, Luther sudah memukul perutnya dengan keras."Puft!" Barney menyemburkan darah dan langsung terbang puluhan meter, lalu menabrak ke dinding dengan keras dan menimbulkan beberapa retakan di dindingnya. Setelah menempel di dinding selama satu detik, tubuhnya perlahan-lahan meluncur ke bawah. Kepalanya terangkat, darah mengalir dar
Ketakutan akan kematian telah menyelimuti seluruh hatinya. Barney memohon dengan suara seraknya, "Jangan bunuh aku ... jangan .... Masalah hari ini hanya salah paham."Ketika kematian sudah dekat, status maupun martabat tidak lagi penting. Asalkan selamat, dia rela mengorbankan apa saja. Barney memiliki kehidupan indah dan masih banyak kekayaan yang belum dinikmatinya, dia tidak perlu mempertaruhkan nyawanya seperti ini."Tuan Barney, jangan takut. Dia nggak akan berani macam-macam, dia cuma menakutimu!" hibur Sarisha."Menakuti?" Bibir Barney pun berkedut. Dia ingin sekali memaki wanita ini. Dadanya diinjak hingga hampir remuk, tetapi Sarisha masih mengatakan Luther hanya menakutinya?"Tuan Barney, bertahan sedikit. Aku sudah menyuruh orang. Setelah mereka datang, Luther nggak mungkin bisa lolos!" seru Sarisha untuk menyemangati.'Dasar jalang sialan! Sebaiknya kamu diam!' umpat Barney dalam hati. Nyawanya sudah terancam, tetapi Sarisha masih melontarkan kata-kata yang memprovokasi Lu
Barney menarik napas dalam-dalam. Sekujur tubuhnya berkeringat dingin, jantungnya berdetak kencang, seolah-olah dirinya baru keluar dari gerbang neraka.Barney tidak menyangka pecundang yang berada di sisi Bianca akan sekuat dan seberani ini. Pria ini sama sekali tidak takut pada Keluarga Angelo. Apakah dia memang tidak tahu kehebatan keluarga mereka atau terlalu percaya diri?"Tuan Barney, kamu baik-baik saja?" Saat ini, Alarik dan Sarisha menghampiri sembari menanyakan kondisi Barney dengan penuh perhatian. Lagi pula, tujuan mereka menghina Luther adalah untuk memenangkan hatinya. Jika bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bergabung dengan kalangan atas dan menjadi orang kepercayaan Barney, mereka yang akan untung besar!"Tuan Barney, sebenarnya kamu nggak perlu takut padanya. Lawan saja, aku yakin dia nggak akan berani macam-macam padamu!" ujar Sarisha sambil mendongak menatap Luther dengan angkuh. Menurutnya, Luther hanya berani mengancam. Bagaimanapun, tidak ada orang waras yang
Intinya, kejadian ini sungguh konyol.Alarik dan Sarisha bertatapan dengan ekspresi heran. Mereka tidak menduga Barney yang mereka sanjung dengan susah payah akan sepengecut ini. Hanya karena ancaman seorang pecundang, dia ketakutan sampai meminta maaf di depan umum. Tornado Hitam apanya? Barney ini jelas sangat lemah!Bianca hanya menatap dan tersenyum tanpa berbicara. Kekasihnya ini memang hebat, Luther tidak mungkin membiarkan pria cabul seperti Barney bertindak semena-mena."Lalu, gimana kamu akan ganti rugi?" tanya Luther."Sebut saja harga yang kamu mau," sahut Barney."Kulihat Keluarga Angelo kaya raya. Kalau begitu, beri aku 7 triliun," ujar Luther dengan tidak acuh."Apa? Tujuh triliun? Pergi merampok saja sana!" pekik Sarisha yang tidak bisa menahan diri."Luther! Kamu sudah kelewatan!" tegur Alarik dengan ekspresi masam. Apakah pria ini gila? Bukan hanya menghajar Barney, tetapi juga meminta ganti rugi, bahkan jumlahnya begitu besar."Kenapa? Terlalu sedikit, ya? Kalau begit
Plak! Tamparan mendadak ini membuat kepala Barney terasa sangat pusing. Dia pun tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Sementara itu, orang lainnya kebingungan dengan situasi yang terjadi. Valda bukan datang untuk membantu Barney? Kenapa dia langsung menampar keponakannya begitu saja?"Paman, kenapa menamparku?" tanya Barney dengan ekspresi sedih sambil memegang pipinya yang perih. Di mata orang luar, dia adalah Tornado Hitam yang hebat. Di mata Valda, dia sama saja dengan seekor tikus. Bagaimanapun, Barney bisa mencapai posisi ini berkat bantuan pamannya."Huh! Memangnya kamu nggak tahu kenapa aku menamparmu? Sudah kubilang, kamu boleh melakukan apa pun di luar karena ada Keluarga Angelo yang akan membereskannya untukmu. Tapi, ada satu hal yang nggak boleh, yaitu kalah dalam pertarungan!""Keluarga Angelo nggak pernah membina pengecut. Kamu seorang jenderal, masa bisa kalah dari seorang pecundang? Buat malu saja! Jadi, kamu rasa dirimu pantas ditampar atau nggak!" bentak Valda."Aku ...."
"Entahlah, aku nggak ingat," sahut Luther dengan tidak acuh."Kamu tahu siapa aku?" tanya Valda lagi."Aku baru tahu tadi, Tuan Kelima Keluarga Angelo, seorang jenderal besar," jawab Luther."Kalau begitu, kenapa nggak takut?" Valda merasa agak heran. Orang biasa akan ketakutan hingga lemas, tetapi bocah ini masih begitu tenang seperti tidak menghormatinya. Apakah dia memang tak kenal takut atau terlalu percaya diri?"Kenapa harus takut? Midyar adalah tempat yang memiliki hukum. Keponakanmu menantangku dan menerima kekalahannya. Semua orang di sini bisa bersaksi. Keluarga besar seperti kalian nggak mungkin menindasku hanya karena kalian berkuasa, 'kan?" timpal Luther."Hehe ... pintar sekali berdalih." Valda memicingkan mata dan berucap, "Tapi, yang kamu katakan benar. Barney kalah karena dia nggak punya kemampuan, kami nggak akan menindasmu. Tapi, kami juga nggak akan melepaskanmu begitu saja karena sudah menghajar anggota Keluarga Angelo.""Jadi, apa rencanamu, Tuan Valda?" tanya Lut