"Hah? Lagi-lagi?" Mendengar perkataan itu, Ivan langsung terperanjat. "Paman, peluru nggak punya mata, Paman jangan bertindak sembarangan!" Sialan, kalau dilanjutkan seperti ini, Ivan mungkin akan mati duluan gara-gara keluarganya sendiri sebelum dihabisi Luther.Lagi pula, pesilat tingkat sejati yang hebat sudah pasti bisa menghindari peluru. Mana mungkin bisa tertembak semudah itu?"Kakak, tenang dulu! Nyawa Ivan lebih penting!" teriak Billy buru-buru membujuknya. Dia benar-benar takut Juno akan bertindak gegabah. Tiba saatnya nanti, anaknya pasti akan jadi sasaran tembak."Tentu saja aku mengkhawatirkan keselamatan Ivan. Tapi kalau tidak membunuh bocah ini, mana mungkin Keluarga Caonata bisa terus berdikari kelak?" teriak Juno seraya mengernyit."Bocah ini kemampuannya hebat juga, kita harus mengundang ahli untuk menekannya," ujar Billy dengan suara rendah."Ahli? Dari mana cari ahli? Menurutku, sebaiknya kita serbu saja langsung dengan pisau, setidaknya nggak akan bisa salah membun
Sekelompok orang ini berpakaian serba hitam, dengan pengikat berwarna merah di kepala mereka. Bagian depan baju mereka bersulamkan tanda kirin. Jelas sekali, semua ini adalah orang dari Faksi Kirin."Kepung semuanya!" perintah Johan yang memimpin di depan setelah menendang beberapa orang yang menghalangi jalannya. Dia langsung mengepung semua anggota Keluarga Caonata. Dibandingkan dari segi perlengkapan dan kekuatan, Faksi Kirin yang merupakan gabungan antara elite dari keempat faksi besar lainnya jelas mengungguli Keluarga Caonata dari segi jumlah.Begitu kerumunan itu menghambur masuk, aura mereka terlihat sangat menakutkan. Seketika, situasi jadi tampak terkendali. Orang yang menyaksikan adegan tersebut juga buru-buru menyingkir."Siapa kalian ini? Beraninya kalian menerobos Keluarga Caonata!" bentak Juno saat melihat sekumpulan orang itu."Mereka adalah orang dari Faksi Kirin!" teriak salah seorang Keluarga Caonata."Apa? Faksi Kirin?" Semua orang terkejut mendengar hal tersebut. M
"Luther! Kamu jangan terlalu sombong!" Billy mendelikkan matanya dan memaki, "Memangnya kenapa kalau kamu ini ketua Faksi Kirin? Kamu kira kamu bisa berbuat apa pun sesuka hati? Jangan lupa, anakku adalah jenderal tinggi di Kavaleri Macan Harimau!""Benar!" Ivan berkata dengan wajah kesakitan, "Kavaleri Macan Harimau milikku ini berada di bawah kuasa Dewi Perang Hani. Kalau kamu berani membunuhku, sama saja dengan cari mati sendiri!""Bocah, berhenti sekarang juga!" Juno berkata dengan wajah masam, "Kalau kamu melepaskan Ivan, kami nggak akan memperpanjang masalah hari ini. Kalau kamu benar-benar mau berperang, Keluarga Caonata juga pasti nggak akan kalah!"Meski Faksi Kirin sangat berkuasa, Keluarga Caonata juga bukan keluarga lemah. Setelah puluhan tahun berdiri, Keluarga Caonata memiliki banyak sekutu yang bisa diminta bantuan. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa semua koneksi mereka akan langsung bergegas datang jika Keluarga Caonata berada dalam bahaya."Aku nggak peduli siapa
Johan menepuk-nepuk lengan bajunya, lalu berdiri di belakang Luther."Luther, hari ini adalah penobatan ayahku. Kuperingatkan kamu jangan macam-macam!" bentak Zeona. Dirinya yang sekarang tidak lagi seperti dulu. Sebagai Nyonya muda Keluarga Sunaryo, Zeona punya kuasa untuk mengerahkan sebagian besar sumber daya dan pasukan Keluarga Sunaryo. Ini adalah hal Istimewa yang diberikan Harry padanya, juga sebagai pertanda kenaikan status untuk Zeona."Memangnya kenapa kalau aku berbuat onar? Apa kalian bisa menghalangiku?" tanya Luther dengan ekspresi dingin."Kalau Keluarga Caonata nggak sanggup, bagaimana kalau ditambah dengan kami?" Tiba-tiba terdengar suara yang lantang dari luar. Semua orang menoleh ke arah suara itu dan melihat sekumpulan pesilat yang tampak bersemangat sedang berjalan masuk.Para pesilat ini mengenakan pakaian yang seragam, mereka semua bertubuh kekar dan kuat. Aura mereka yang kuat membuat semua orang munur tanpa sadar."Itu Keluarga Hutomo! Mereka adalah pesilat eli
Menghadapi kepungan dari tiga keluarga besar, bahkan Penguasa Dunia Mafia pun hanya bisa pasrah menerima ajalnya. Kali ini, dia pasti mati!" ujar Nikhil sambil tersenyum sinis. Diam-diam, dia merasa senang."Sudah kubilang, jadi orang itu harus rendah hati. Kalau sesombong ini, pantas saja dia mati!" timpal Parnika yang juga tampak senang. Karena persepsi buruknya terhadap Luther, Parnika merasa benci terhadap Luther sehingga dia ingin Luther tertimpa sial."Kelihatannya dia nggak bisa selamat lagi," Viola menggelengkan kepalanya. Dia hanya bisa menyaksikan kejadian sebesar ini dari jauh. Dia bahkan tidak berhak untuk mendekat sama sekali."Bocah! Kamu sudah dikepung sekarang! Kusarankan sebaiknya kamu menyerah saja!" Juno berdiri dengan kedua tangan yang diletakkan di punggungnya. Wajahnya telah kembali tenang seperti sebelumnya."Luther, kuberi kesempatan sekali lagi. Segera lepaskan Ivan, atau kamu akan mati!" ancam Zeona yang merasa dirinya sudah pasti akan menang."Luther, nggak u
Setelah terdengar suara ledakan yang besar, gunung buatan yang tingginya belasan meter itu pun langsung hancur menjadi abu. Bahkan kolam di bawahnya juga terbelah dua, air di kolam seakan-akan terbelah sekilas. Ini adalah pemandangan yang sangat mengejutkan.Semua orang terdiam melihat adegan ini dan membelalakkan mata mereka dengan tak percaya. Hanya dengan sebuah tebasan yang dilayangkan dari belasan meter jauhnya, Luther bisa menghancurkan gunung buatan dan membelah kolam. Apakah pria ini benar-benar manusia?"Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Bocah ini benar-benar master?""Tunggu! Aku ingat sekarang! Belakangan ini memang ada reputasi seorang master muda yang sangat terkenal. Jangan-jangan, ini orangnya?""Astaga! Monster seperti apa ini? Baru usia 20-an saja sudah mencapai master? Ini sungguh menakutkan!"Setelah keheningan sesaat, suasana kembali menjadi riuh. Rasa kaget, panik, takut, dan hormat bercampur aduk menjadi satu. Terutama Nikhil, Parnika, dan Viola yang semakin terteg
"Aku keberatan! Memangnya kenapa kalau master? Apa kamu bisa berbuat sesuka hatimu?" Seiring dengan terdengarnya suara tersebut, muncul seorang pria paruh baya bertubuh kekar yang berjalan keluar. Ada beberapa lencana bintang di pundak pria itu, wajahnya juga tampak serius. Dia melangkah dengan tegap dan berwibawa.Kehadirannya membawa aura yang sangat mengintimidasi, membuat semua orang tidak berani menatapnya. Tidak hanya itu, pria itu bahkan diikuti oleh pasukan tentara elite yang bersenjata lengkap. Tentara-tentara itu mengenakan helm, zirah, dan membawa pedang. Sekujur tubuh mereka memancarkan aura membunuh yang sangat kuat. Dilihat sekilas saja sudah bisa tahu bahwa mereka ini adalah pasukan yang telah berpengalaman dalam medan perang."Jenderal Ewan!" Setelah melihat orang yang datang, Ivan langsung tampak gembira. Tatapannya yang penuh dengan keputusasaan tadi, kini kembali berbinar penuh harapan."Dia sudah datang! Tokoh besar akhirnya datang juga!" seru Billy dengan kegiranga
Sementara itu, Ewan adalah jenderal yang memegang alih atas ratusan ribu pasukan. Baik itu seorang master atau sejenisnya, dia bisa menghancurkannya dengan mudah. Inilah kekuatan militer sesungguhnya!"Luther, kamu dengar itu? Kemampuan yang kamu banggakan itu nggak ada apa-apanya di hadapan Jenderal Ewan. Kalau nggak mau mati ditembak, sebaiknya kamu cepat menyerah!" ejek Ivan. Melihat ada Ewan dan Kavaleri Harimau Macan yang mendukungnya, tentu saja Ivan tidak takut apa pun. Memangnya kenapa kalau seorang master? Apakah dia berani bertentangan dengan seorang jenderal?"Ewan, kuperingatkan sekali lagi, bawa orangmu dan pergi dari sini. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak menghargai Keluarga Devano," ujar Luther dengan dingin."Hm?" Ewan mengerutkan alisnya. "Seorang pesilat sepertimu berani mengancamku? Kamu sudah bosan hidup?""Aku sedang memberimu kesempatan. Kalau aku benar-benar turun tangan, kamu nggak sempat menyesalinya lagi," kata Luther memperingatkan."Turun tangan?" Ewan